Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Potensi Manusia (Jasmani dan Rohani)
dalam Pengembangan IPTEKS". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok yang
telah diberikan oleh Bapak Suma K. Saleh, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) yang mengedepankan nilai-nilai moral
dan etika yang tinggi serta menyeimbangkan antara kepentingan manusia dan lingkungan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca untuk terus
mengembangkan IPTEKS yang sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini dan
Terima Kasih,
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) dalam
kehidupan manusia saat ini. Dalam perkembangannya, IPTEKS tidak hanya memberikan
manfaat yang besar bagi manusia, tetapi juga berdampak pada lingkungan dan
pengembangan IPTEKS harus dilandasi oleh nilai-nilai moral dan etika yang tinggi serta
menjunjung tinggi kepentingan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
paradigma pengembangan IPTEKS yang berlandaskan pada ajaran Islam yang rahmatan lil
'alamin. Dalam konteks ini, makalah ini dianggap penting untuk membahas dan
IPTEKS. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif
Sehingga dapat memberikan inspirasi dan arahan bagi para pembaca dalam
B. Rumusan Masalah
IPTEKS?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau mengetahui. `Ilm
menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Misalnya: `alam (bendera), `ulmat (bibir sumbing), a`lam
(gunung-gunung), `alamat (alamat), dan sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas
tentang segala sesuatu. Ilmu atau sains memiliki arti lebih spesifik yaitu usaha mencari
keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuan atau juga dapat dikatakan ilmu adalah
sebagai pengetahuan yang ilmiah. Menurut Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa
mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi adalah ilmu tentang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah dikuasai peradaban
modern tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian meniru-niru dalam gaya
hidup tanpa diseleksi terlebih dulu terhadap segala dampak negatif dimasa mendatang
atau krisis multidimensional yang diakibatkannya. Islam tidak menghambat kemajuan ilmu
2
pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik
Dalam pandangan islam, menurut hukum asalnya segala sesuaru itu mubah termasuk
segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak yang haram kecuali jika
terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti karena silam bukan ilmu agama yang sempit.
canggih seperti televisi video alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya
serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang
tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi
Produk iptek ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan dengan baik dan
tepat dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala digunakannya untuk
Islam tidak menghambat kemajuan iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkandengan
analisis-analisis yang teliti, obyektif dan tidak bertentangan dengan dasar al-Qur’an.
Dalam berbagai literature, khususnya dibidang filsafat dan antropologi dijumpai berbagai
bahwa manusia adalah makhluk yang historis. Hakikat manusia itu sendiri adalah suatu
sejarah, suatu peristiwa yang semata-mata datum. Hakikat manusia hanya dilihat dalam
lanjut mengatakan, bahwa apa yang kita peroleh dari pengamatan kita atas
3
dorongan-dorongan dan orientasi yang dimiliki manusia.Lebih lanjut, Sastraprateja
Keenam masalah tersebut tampak merupakan rangkaian kegiatan yang tidak bisa
ditinggalkan oleh manusia, yang secara umum dapat dikatakan bahwa dalam
beresksistensinya manusia tidak bisa melepaskan dari ketergantungannya pada orang lain.
Manusia yang baru lahir dari perut ibunya masih sangat lemah, tidak berdaya dan tidak
mengetahui apa-apa. Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan
tulus dan menjadi khalifah-Nya dimuka bumi, anak tersebut membutuhkan perawatan,
bimbingan dan pengembangan segenap potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus
dikembangkan segala potensinya kearah yang positif melalui suatu upaya yang disebut
sebagai al-Tarbiyah, al-Ta’dib, al-Ta’lim atau yang kita kenal dengan “pendidikan”.
4
1. Aspek Pedagogis
Dalam hal ini manusia dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo
Educondum’ yaitu makhluk yang harus didik. Inilah yang membedakannya dengan
makhluk yang lain. Jadi disini pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa
pendidikan sama sekali, manusia tidak dapat menjadi manusia yang sebenarnya.
2. Aspek Psikologis
rohaniah. Didalam kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan
Aspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak dan
4. Aspek Filosofis
Aspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk
Manusia sebagai makhluk paedagogik membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.
Sehingga dengan potensi tersebut mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan
Fitrah manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui pendidikan. Oleh
karena itu pendidikan Islam bertugas membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
muslim. Potensi dasar tersebut atau lebih dikenal dengan istilah fitrah harus terpelihara dan
5
D. DAMPAK PENGEMBANGAN IPTEK
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
dampak positif dan negatif. Penilaian positif maupun negatif ini bersifat subyektif,
tergantung kepada siapa yang menilainya. Yang dinilai negatif oleh bangsa Indonesia
Dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan, misalnya,
terbang telah membuat manusia dapat pergi ke seluruh dunia dalam waktu
singkat. Perjalanan haji yang dulu dilakukan selama beberapa minggu melalui laut kini,
dengan makin lancarnya transportasi udara, dapat dilakukan hanya dalam waktu delapan
jam saja. Kemajuan di bidang televisi satelit telah memungkinkan kita melihat Olimpiade
Atlanta langsung tanpa harus keluar rumah. Penemuan telepon genggam telah
memungkinkan kita untuk menghubungi seseorang di mana saja ia berada atau dari mana
saja kita berada. Kemajuan di bidang penyimpanan data telah memungkinkan kita memiliki
seluruh jilid Ensiklopedia Britanica dalam satu keping Compact Disk yang beratnya kurang
dari satu ons. Kemajuan di bidang komputer telah menciptakan jaringan internet yang
memungkinkan kita mendapatkan informasi dari perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus
keluar dari kamar. Kemajuan di bidang komunikasi juga telah membuat perdagangan
internasional menjadi semakin mudah dan cepat. Sekarang ini, lewat bursa saham, orang
Singkat kata, kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi ini telah membuat
dunia terasa kecil dan batas antar negara menjadi hilang. Inilah yang disebut sebagai
globalisasi, suatu proses di mana orang tidak lagi berfikir hanya sebagai warga kampung,
6
Dari sisi positifnya, proses ini membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam
solusi. Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan
Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia bekerja atau mencari
ilmu.
Dari sudut jati diri bangsa, proses ini dapat dianggap membawa dampak negatif. Hal ini
karena inovasi-inovasi di bidang iptek itu kebanyakan terjadi di negara lain yang
mempunyai nilai-nilai sosial, politik, dan budaya yang belum tentu sama dengan nilai
bangsa kita. Kendati teknologinya itu sendiri dapat dianggap sebagai netral atau bebas
nilai, penerapan dan pembawa ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat dikatakan
selalu bebas nilai. Sebagai contoh, kemajuan teknologi parabola telah memungkinkan kita
melihat siaran televisi Perancis tanpa ada sensor. Adegan seks dan pamer dada wanita,
yang di RCTI tidak mungkin keluar, dapat dilihat anak-anak tanpa terpotong sensor lewat
parabola itu. Banjirnya film asing di TV nasional juga dapat mempengaruhi nilai budaya
para pemirsanya. Telenovela dan film Barat yang amat populer di TV swasta kita, secara
kehidupan suami istri itu adalah hal yang biasa, bahwa kekerasan merupakan salah satu
pemecahan masalah. Film detektif bahkan dapat menjadi 'guru' bagi para maling.
Globalisasi cara berfikir, yang menjadi salah satu dampak kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi, dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional
mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut
nilai sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Sebagai bangsa yang sedang membangun
7
jati-dirinya, proses globalisasi ini jelas merupakan tantangan yang harus diatasi dalam
Pada dasarnya sikap orang terhadap masalah globalisasi ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga:
1) lari dari kenyataan dan bersembunyi atau menutup diri dari arus globalisasi
Pilihan pertama dilakukan apabila orang tersebut merasa lemah dan tidak kuat untuk
dan negatif kemajuan iptek dan globalisasi, ia melihat bahwa 'mudharat' globalisasi tersebut
tersebut dan tidak mau bersentuhan dengannya. Dalam kasus bangsa, pemerintah
menutup masuknya informasi dari luar tanpa pandang bulu karena takut kalau-kalau
rakyatnya akan terpengaruh oleh nilai-nilai dari luar yang mungkin akan berdampak negatif.
Pilihan ke dua dilakukan bila orang tersebut merasa bingung. Di satu pihak, ia mengetahui
dampak positifnya kemajuan teknologi komunikasi itu tetapi, di lain fihak, ia juga
mengetahui dampak negatif dari globalisasi tersebut. Ia tidak dapat memutuskan apakah
itu. Akibatnya, ia membiarkan saja kemajuan teknologi itu melanda bangsanya dan
berpura-pura yakin, atau berharap, bahwa globalisasi itu tidak membawa dampak negatif
bagi masyarakatnya.
Pilihan ke tiga dilakukan oleh orang yang tidak bingung. Ia menyadari akan dampak positif
dan negatif dari kemajuan iptek yang masuk ke negaranya, termasuk dampak globalisasi
8
milah mana dampak positif dari kemajuan iptek dan globalisasi itu bagi dirinya dan mana
dampak negatifnya. Dengan mengetahui di bidang mana kemajuan iptek dan globalisasi
itu akan membawa dampak negatif, ia mempersiapkan diri agar tidak terpengaruh oleh
Menurut Jalaluddin, ada tiga potensi yang dimiliki oleh manusia, yaitu:
2. Jasmani (fisik), mencakup konstitusi biokimia yang secara materi teramu dalam
tubuh
1. Qalb, merupakan suatu unsur yang halus, berasal dari alam ketuhanan, berfungsi
untuk merasa, mengetahui, mengenal, diberi beban, disiksa, dicaci, yang pada
2. Ruh, yaitu sesuatu yang halus yang berfungsi untuk mengetahui tentang sesuatu
dan merasa, ruh juga memiliki kekuatan yang pada hakikatnya tidak bisa diketahui
4. Aql, yaitu pengetahuan tentang hakikat segala keadaan, maka akal ibarat sifat-sifat
Menurut Jalaluddin dan Usman Said, secara garis besar manusia memiliki empat potensi
dasar, yaitu :
9
1. Hidayah al-ghariziyyah (naluri), kecenderungan manusia untuk memenuhi kebutuhan
biologisnya
3. Hidayah al-aqliyyah (akal), yaitu bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat
kekhalifahannya di dunia. Dari potensi-potensi dasar tersebut, menunjukkan pada kita akan
pentingnya pendidikan untuk mengembangkan dan mengolah sampai di mana titik optimal
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut al-Qur’an, ilmu adalah rangkaian keterangan teratur dari Allah (Q.S. Al-
Rahman : 1-13).
1. Umat Islam adalah umat yang terbaik jika mengamalkan amar ma’ruf, nahi munkar,
kepemimpinan
Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf tidak
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek membuat
orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam usahanya memecahkan persoalan, ia
akan melihat ke seluruh dunia guna menemukan solusi. Dalam mencari pekerjaan atau
ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan atau lembaga pendidikan di
kampungnya, kotanya, propinsinya, atau negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini
11
dapat menjadi kemungkinan tempat ia bekerja atau mencari ilmu. Dampak negatifnya
adalah adanya globalisasi cara berfikir, yang dapat membuat orang tidak lagi mengacu
membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain,
B. Saran
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan tak akan bernilai ibadah dan tak akan
IPTEK yang didasari etika Islam akan memberikan orientasi dan arah yang jelas, serta
bagi manusia dan alam. Orang yang melandaskan ilmunya dengan keimanan,
semata, tetapi juga merupakan refleksi dari ibadah kepada Allah. Ia menjadi sarana
peningkatan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah. Oleh karena itu, kita harus
12
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Anggun Sri, Nur Fadiyah, and Syifa Azhari. "Paradigma Pengembangan
13