Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SAINS

Disusun oleh:
1. Zayyan Hisyam Pradana ( 19012010177 )
2. Nahdiyya Sinta Alifia ( 19012010196 )
3. Topan Dewa Perdana ( 19012010199 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSTITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2019

iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah Tuhan yang Maha Kuasa penyusun dapat
menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam dengan penuh kelancaran. Kami ucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Ahmad Zawawi, Mpd, MM selaku dosen mata kuliah PAI yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Orangtua kami yang selalu mendoakan dan mendukung dalam proses belajar kami.
3. Teman-teman yang telah membantu guna memberikan kelancaran dalam penyelesaian
tugas ini.

Makalah yang telah kami susun berjudul Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi dalam agama
Islam yang di dalamnya terdapat Konsep IPTEKS dalam Islam, Integrasi Iman dan Ilmu,
Keutamaan orang dalam berilmu, Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, demi kesempurnaan makalah ini penyusun menerima kritik dan saran
dari pembaca agar penyusunan makalah jauh lebih baik kedepannya.

Surabaya, 31 Agustus 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................ i
Kata Pengantar.............................................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1 Konsep IPTEKS dalam Islam..................................................................... 2
2.2 Integrasi iman, dan ilmu............................................................................. 2
2.3 Keutamaan orang dalan berilmu................................................................. 3
2.4 Tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam........................................... 4
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................ 6
Kesimpulan....................................................................................................... 6
Saran................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 7

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan IPTEK pada zaman ini semakin pesat. Perkembangan IPTEK merupakan
hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan
IPTEK. Manusia modern sudah terlalu bergantung kepada produk-produk IPTEK. Keperluan
hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja,
alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan semua aspek
kehidupan manusia tidak terlepas dari produk IPTEK.

Kita mengakui bahwa IPTEK memang telah mengambil peranan penting dalam
pembangunan dan memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Dengan IPTEK
dalam Islam, kita perlu mengembangkan potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan
tetap berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber
daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana konsep IPTEKS dalam Islam?

1.2.2 Bagaimana integrasi iman, dan ilmu?

1.2.3 Apa saja keutamaan orang dalam berilmu?

1.2.4 Bagaimana tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui konsep IPTEKS dalam Islam

1.3.2 Untuk mengetahui integrasi iman, dan ilmu

1.3.3 Untuk mengetahui keutamaan orang dalam berilmu

1.3.4 Untuk mengetahui tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam

iii
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Konsep IPTEKS dalam Islam

a. Definisi IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sains)

Menurut Mansoer,Hamdan,dkk.,(2004:94) ”Pengetahuan adalah segala sesuatu yang


diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, dan filsafat, sedangkan ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, diorganisasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi
sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang
secara ilmiah”.

IPTEKS meliputi:

b. Pengetahuan ialah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui pancaindera, intuisi, firasat
atau yang lainnya.

c. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah dikelompokkan dan diinterpretasi sehingga
menghasilkan pengatahuan yang objektif.

d. teknologi merupakan suatu cara, proses, alat, mesin, kegiatan ataupun gagasan yang dibuat
untuk mempermudah berbagai kegiatan manusia.

Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh
dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan
tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang
bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber
dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia. Sedangkan dalam ajaran islam wahyu
dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya
karena hakikat agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.

2.2 Integrasi iman, dan ilmu

Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul
islam. Didalamnya terkandung tiga unsur pokok,yaitu akidah, syari’ah, dan akhlak, dengan kata

iii
lain iman, ilmu, dan amal salih. Ketiga inti ajaran yaitu Iman, Ilmu dan Ikhsan terintegrasi dalam
Dinul Islam.

Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di atas
iman dan ilmu yang benar. Pencarian dan pengembangan IPTEKS yang lepas atau tidak
menggunakan keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah, serta tidak akan
menghasilkan kemaslahatan atau kebaikan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan bisa
menjadi malapetaka bagi lingkungannya

Dalam (QS 14 Ibrahim: 24-25) yang memiliki arti : “Tidakkah kamu perhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (Dinul Islam) seperti sebatang
pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya (menjulang) ke langit.
Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.”

Jadi kesimpulan dari arti ayat Q.S Ibrahim 24-25 adalah menggambarkan keutuhan antara Iman,
Ilmu, dan Amal. Ketiga tersebut tidak dapat dipisahkan antar satu sama lain. Iman diartikan
dengan akar dari sebuah pohon yang menopak tegaknya ajara islam. Imu diartikan sebagai
batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan sedangkan
amal ibarat buah dari pohon itu identic dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan
di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.

2.3 Keutamaan orang dalam berilmu

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidak
dibangun atas dasar nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas
dasar iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, akan memberikann jaminan kemaslahatan bagi
kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya. Allah berjanji dalam (QS 58 Al-
Mujadalah :11)

Menurut Al –Ghazali makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang
paling mulia pada diri manusia adalah hatinnya. Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan,
membersihkan, dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah SWT
melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang
sangat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang, oleh karena itu para pendidik akan

iii
selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al-Ghazali memberikan argumentasi yang kuat, baik
berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, maupun argumentasi secara rasional.

Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan Allah, karena itu umat Islam diwajibkan
menuntut ilmu sepanjang hayatnya. (Al-Hadits) , Orang yang beriman dan berilmu dijamin oleh
Allah akan ditinggikan derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu itu lebih utama daripada
ibadahnya orang bodoh. (QS. Al Mujadalah :11)

Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah mereka yang lebih
tinggi ilmunya (Q.S. Al Baqoroh : 247), Orang yang berilmu merupakan salah satu pilar dalam
tegaknya kehidupan dunia (Al-Hadits) , Orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang
berilmu (Q.S. Al Fatir : 28) , Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah karena ilmunya
(Q.S. Al Baqoroh : 30-32) , Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan atas dasar iman
dan ilmu yang benar (Al-Hadits) , Sejarah menunjukkan bahwa bahwa bangsa yang memimpin
peradaban adalah yang lebih unggul dalam penguasaan dan penerapan IPTEK.

2.4 Tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan

Terdapat 2 fungsi utama manusia di dunia yaitu “Abdun” (hamba Allah) dan sebagai
khalifah Allah di muka bumi. Esensi dari ”Abdun” adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan pendapat tentang khalifah adalah tanggung
jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan
alam.

Menjadi sebagai khalifah/wakil Allah dimuka bumi, ia memiliki tanggung jawab untuk
menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal. Manusia diberi kebebasan
untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya, serta memanfaatkannya dengan sebesar-
besarnya. Orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup atau para ilmuwan dan
intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber daya alam ini. Akan tetapi para ilmuwan harus
sadar bahwa potensi sumber daya alam akan terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh sebab itu tanggung jawab ke khalifahan
banyak bertumpuh kepada para ilmuwan dan cendikiawan bagi mereka yang tidak memiliki ilmu
pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi alam ini secara berlebihan, hanya sekedar

iii
kebutuhan primer bukan untuk kepuasan nafsu. Karena mereka tidak memiliki kemampuan dan
kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran alam ini, demikian juga mereka tidak
akan sanggup menjaga keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis.

Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan


untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai
makhluk psikofisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan
ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalamm konteks ketaatan terhadap perintah beribadah
maupun ketaatan terhadap sunnahtullah”hukum alam” di alam ini.

iii
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang Allah karuniakan akal sebagai alat untuk
berfikir. Dengan akal manusia mampu menyerap ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi,
serta manghasilkan karya seni, sehingga dapat menciptakan peradaban di muka bumi.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra intuisi
dan firasat. Jadi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni dalam islam sangat mempengaruhi
bagi kemajuan agama islam. Serta dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT,
manusia diberikan derajat yang lebih tinggi dan manusia juga memiliki tanggung jawab
terhadap Allah yaitu beribadah kepada Allah dan menjaga keindahan dan keaslian alam.

3.2 Saran

a. Pengembangan IPTEKS dalam Islam sebaiknya sesuai dengan syariat Islam yang ada dan
berlaku. Agar tidak menimbulkan seseuatu yang tidak diinginkan apabila tidak sesuai dengan
syariat yang berlaku di agama Islam.

b. IPTEKS dalam Islam diharapkan mampu menopang kemajuan kehidupan umat islam,
sehingga tidak dijadikan sesuatu yang dapat memberikan dampak negatif. Orang cerdas akan
memanfaatkan IPTEKS dengan semaksimal mungkin sehingga informasi yang mereka peroleh
tidak sembarangan asalnya, karena ia selektif dan cermat.

c. Ada bagusnya jika seseorang yang memiliki intelektual yang tinggi memanfaatkan itu dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan syariat Islam.

d. Sebagai makhluk ciptaan Allah maka wajib bagi kita untuk taat terhadap apa yang
diberlakukan Allah kepada kita yaitu mengerjakan yang ma’ruf (baik/mendatangkan manfaat)
dan menjauhkan dari yang munkar (buruk).

iii
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi,Azra. 1996. Pendidikan Islam.Bandung : Mizan

Mansur,Hamdan,dkk.2004.Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi


Umum.Jakarta:Direktorat perguruan tinggi agama islam departemen agama RI.

Nasution, Harun. 1995. Islam Rasional. Bandung : Mizan.

Widagdo.2001.Desain dan Kebudayaan.Jakarta: Dirjen dikti depdiknas RI.

iii

Anda mungkin juga menyukai