Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

tentang

“KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM”

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Minda Fiola Nika (2214070148)


2. Sani Novera (2214070153)
3. Melza Yusri Mardoni (2214070134)

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Nini

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN IMAM BONJOL PADANG

1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penyusun
untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di
dalam agama Islam yang kaffah dengan taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah
SAW dan para sahabatnya hingga hari kiamat.

Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan
penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penyususn dan semua pihak yang membacanya.

Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materil.
Semua pihak yang telah berjasa dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah
Yang Maha Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya. Amin.

Padang, Februari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... .................................... i

DAFTAR ISI .................................................... .................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................... .................................... iii

A. Latar Belakang ................................................... .................... ................ iii


B. Rumusan Masalah .................................................... .................................... iii
C. Tujuan Masalah .................................................... .................................... iii

BAB II PEMBAHASAN .................................................... .................................... 1

A. Hakikat Ilmu .................................................... .................................... 1

B. Hakikat Pendidikan Islam .................................................... .................................... 3

C. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam ...................................... .................................... 8

D. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam ...................................................................... 11

E. Tujuan Ilmu Pendidikan Islam ................................... ............................................. 14

F. Fungsi ilmu pendidikan islam ................................................................................. 15

G. Manfaat Kajian Ilmu Pendidikan Islam ....................................................................... 16

BAB III PENUTUP .................................................... .................................... 17

A. Kesimpulan .................................................... .................................... 17


B. Saran .................................................... .................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................... .................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam dengan segala kesempurnaannya telah memberi petunjuk tentang seluruh aspek
kehidupan, termasuk aspek pendidikan, sebagai salah satu aspek terpenting bagi manusia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi akan ilmu Pengetahuan. Orang-orang yang beriman
serta berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Karena iman tanpa ilmu akan sia-sia
dan ilmu tanpa iman akan tersesat. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya
pendidikan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan kian dan terus berkembang, sehingga
muncul berbagai klasifikasi ilmu itu sendiri. Diantaranya adalah Ilmu Pendidikan Islam.
Suatu cabang ilmu yang menarik untuk dikaji. Ilmu yang membahas tentang pendidikan dari
sudut pandang ajaran Agama Islam. Namun sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Ilmu
Pendidikan Islam itu? Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi penyusun untuk menyususn
makalah ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam?
3. Bagaimana konsep dasar Ilmu Pendidikan Islam?
4. Apa saja ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam?
5. Apa saja tujuan Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Fungsi Serta Manfaatnya?

C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui apa itu ilmu?
2. untuk mengetahui apa itu pendidikan Islam?
3. untuk mengetahui Bagaimana konsep dasar Ilmu Pendidikan Islam?
4.untuk mengetahui ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam
5. untuk mengetahui tujuan, Fugsi, Serta Mnafaat Kajian Ilmu Pendidikan Islam

Iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat ilmu

Apa yang dimaksud dengan ilmu? Ilmu merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
pengetahuan sains. Sebenarnya penggunaan istilah ilmu ini masih sangat membingungkan. Kata
“ilmu” berasal dari Bahasa Arab, “alima ya‟lamu” yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia artinya pengetahuan. Sedangkan kata ilmu itu sendiri seringkali disandingkan dengan
kata pengetahuan, menjadi kata majemuk “ilmu pengetahuan” sebagai istilah yang merujuk
kepada kata sains, padahal sesungguhnya ilmu adalah bagian dari pengetahuan1

Untuk mengetahui hakikat ilmu, perlu diketahui terlebih dahulu tentang macam-macam
pengetahuan. Ahmad Tafsir membagi pengetahuan manusia menjadi tiga macam, yaitu
pengetahuan sains (ilmu atau ilmu pengetahuan), pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik.2
Sains atau ilmu atau ilmu pengetahuan dikatakan sebagai kesimpulan sesuatu yang didapatkan
seseorang melalui panca indera, baik dengan melihat, mendengar, mengucap, menyentuh,
mencium, merasa, dan sebagainya.3 Dengan kata lain ilmu merupakan pengetahuan inderawi
dengan dasar penalaran yang bersifat logis. Sederhananya, ilmu itu haruslah logis dan empiris.
Jika hanya menggunakan penalaran logis yang tidak empiris, maka disebut dengan filsafat. Jika
hanya empiris tetapi tidak logis, maka disebut takhayul. Jika hanya mengandalkan rasa atau
keyakinan semata, maka hal itulah yang disebut dengan pengetahuan mistik.

Ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan metode tertentu
yang akhirnya metode itu menghasilkan pengetahuan ilmiah. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan

1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 5.
2
Ibid, h. 7.
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 4.

1
dari proses yang telah memenuhi persyaratan- persyaratan keilmiahan. Ilmu dalam pengertian di
atas adalah pengertian ilmu dalam konteks ilmu pengetahuan ilmiah.

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang dapat diandalkan dan berguna bagi kita dalam
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol gejala-gejala alam. Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata
“science”, yang secara etimologis berasal dari kata latin “scinre”, artinya “to know”. Namun, pengertian
science ini sering salah diartikan, dan direduksi berkaitan dengan ilmu alam semata padahal tidak
demikian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Pendapat lain menerangkan bahwa ilmu merupakan pengetahuan
yang mengembangkan dan melaksanakan aturan-aturan mainnya dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhannya.4 Melalui pendapat tersebut dipahami bahwa ilmu merupakan pengembangan dari
pengetahuan yang memiliki aturan tertentu dan dapat diuji kebenarannya karena berkaitan dengan
penafsiran suatu hal yang pada umumnya berlaku secara umum.

Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (obyek/ lapangan), yang
merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal atau kejadian itu5. Berdasarkan pengertian
yang telah diuraikan, maka ilmu menunjukan perkembangan pengetahuan manusia yang telah tersusun
secara lebih terstruktur dan dapat diuji kebenarannya oleh semua orang. Pada akhirnya alam semesta
dapat diterjemahkan oleh manusia menggunakan cara-cara yang lebih sesuai dengan dinamika alam apa
adanya. Berdasarkan kajian-kajian yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu sebagai bagian dari
pengetahuan memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari pengetahuan lain, yaitu: logis, sistematis,
universal dan empiris. Logis menunjukan bahwa ilmu dapat dijangkau dan diterima oleh nalar
manusia. Karena sifatnya dapat teramati oleh indera manusia atau dapat dijangkau oleh alat-alat
yang mampu membantu indera manusia dalam menafsirkan gejala alam. Sistematis
menunjukkan pada sebuah hal yang runut, memiliki tahapan-tahapan yang jelas dalam
memahaminya. Universal, bersifat menyeluruh yang berarti ilmu pengetahuan berlaku secara
umum. Sedangkan empiris menunjukan bahwa semua orang dapat mengalami ilmu pengetahuan
itu atau dapat mengembangkan ilmu tersebut. Cerita tentang tanaman padi kita tadi yang tiba-tiba

4
Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2009), h.
35
5
Ibid, h. 14.

2
mengering secara tidak terprediksikan, pada akhirnya dapat dijelaskan secara lebih ilmiah oleh
keilmuan. Fenomena tersebut dapat dijelaskan oleh biologi misalnya, karena padi yang tiba-tiba
mengering sebelum masanya dapat terjadi karena adanya fenomena pemanasan global yang
menyebabkan musim menjadi tidak menentu dan meningkatnya suhu bumi sehingga menjadi
lebih panas akibat kerusakan ozon. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab yang lebih
ilmiah dan berlaku secara umum untuk menjelaskan faktor penyebab fenomena padi kita.

Ilmu merupakan hasil dari peradaban manusia yang semata-mata membantu memudahkan
pekerjaan manusia. Dalam hal ini pekerjaan manusia bukan hanya aspek praktis semata
melainkan ilmu berhasil menerjemahkan alam semesta yang berlaku secara umum. Sehingga
setiap orang dapat memahami gejala-gejala alam secara serentak dan ilmu itu juga dapat
digunakan oleh semua orang tanpa batas apapun. Maka, di akhir pembahasan mengenai hakikat
ilmu ini dapatlah kita mengutip pernyataan berikut ini, “Ilmu itu ibarat bis kota, memang tidak
senyaman Mercy Tiger, tapi rutenya jelas dan jadwalnya dapat dipercaya. Jelas bukan
tunggangannya Nabi yang diberkahi wahyu atau seniman besar yang penuh ilham, namun
kendaraan orang-orang biasa seperti kita”6

B. HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Pengertian pendidikan akan sangat beragam, bergantung pada sudut pandang yang
digunakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan7. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara8.

6
ibid, h.56
7
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
8
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3
Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, “paedagogie” yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada negara9. Menurut Hasan Langgulung, pendidikan adalah suatu proses
yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku
tertentu pada anak-anak atau orangorang yang sedang di didik10. Menurut Muhibbin Syah,
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
alam melalui kegiatan pengajaran (Muhibbin Syah, 2008:1)11. . Pendidikan secara terminologi
dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang
diajukan kepada semua anak didik secara formal maupun non formal dengan tujuan membentuk
anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu sebagai
bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara formal, pendidikan adalah pengajaran12.

Di dalam konteks keislaman, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan sebagai arti
pendidikan, diantaranya tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib.

1. Tarbiyah

Kata al-Tarbiyah dalam bahasa Arab, Rabba, yarbu, tarbiyah: memiliki makna “tumbuh”
“berkembang”, tumbuh (nasya‟a) dan menjadi besar atau dewasa (tara‟ra‟a). Artinya, pendidikan
(tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara
fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Qurtubi seperti yang dikutip oleh sahrodi mengatakan
bahwa "Rabb" merupakan suatu gambaran yang diberikan kepada suatu perbandingan antara
Allah sebagai pendidik dan manusia sebagai peserta didik. Allah mengetahui dengan baik
kebutuhan-kebutuhan mereka yang dididik, sebab ia adalah pencipta mereka. Disamping itu
pemeliharaan Allah tidak terbatas pada kelompok tertentu. Ia memperhatikan segala ciptaan-
Nya. Karena itulah Ia disebut Rabb al-'Alamin.

Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:

 Rabaa-yarbuu yang bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.

9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 1
10
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1986), h. 32
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2008), h. 1.
12
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h. 53.

4
 Rabiya-yarbaa yang bermakna nasya-a, tara‟ra-a, artinya tumbuh.
 Rabba-yarubbu yang bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama
„alaihi, wa ra‟aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin,
menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).

Tarbiyah merupakan proses penyampian sesuatu batas kesempurnaan yang dilakukan


secara setahap demi setahap. Tarbiyah sebagai proses menumbuhkan sesuatu secara setahap dan
dilakukan sesuai pada batas kemampuan. Menurut pengertian tersebut, tarbiyah diperuntukkan
khusus bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian tarbiyah yang
dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan memenuhi segala yang
dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya. Kata tarbiyah secara semantik tidak khusus
ditunjukkan kepada manusia, tetapi dapat dipakai untuk spesies lain, hewan dan tumbuhan
misalnya. Kata tarbiyah mengandung arti mengasuh, menanggung, memberi makan,
mengembangkan, memelihara, membuat, menjadikan bertambah pertumbuhan, membesarkan,
memproduksi hasil-hasil yang sudah matang, dan menjinakkan13

Jadi lafadz “tarbiyah” dalam Alquran dimaksudkan sebagai proses pendidikan. Namun
makna pendidikan (tarbiyah) dalam Alquran tidak terbatas pada aspek kognitif berupa
pengetahuan untuk selalu berbuat baik kepada orang tua akan tetapi pendidikan juga meliputi
aspek afektif yang direalisasikan sebagai apresiasi atau sikap respek terhadap keduanya dengan
cara menghormati mereka. Lebih dari itu konsep tarbiyah bisa juga sebagai tindakan untuk
berbakti bahkan sampai kepedulian untuk mendoakannya supaya mereka mendapatkan rahmat
dari Allah yang maha kuasa. Pada ayat kedua dikatakan bahwa pendidikan itu ialah mengasuh.
Selain mendidik, mengasuh juga hendak memberikan perlindungan dan rasa aman. Jadi term
tarbiyah dalam Alquran tidak sekedar merupakan upaya pendidikan pada umumnya term itu
menembus aspek etika religius.

1. Ta‟lim

13
Ramayulis, Op.Cit. h. 2.

5
Al-Ta'lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata 'allama. Istilah
tarbiyah diterjemahkan dengan pendidikan, sedangkan ta'lim diterjemahkan dengan
pengajaran.Pendidikan di dalam Islam sering pula disebut dengan istilah ta‟lim. Ta‟lim bertujuan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keahlian berpikir yang sifatnya mengacu pada domain
kognitif saja14. Ta‟lim secara bahasa berarti pengajaran (mashdar dari a‟lama-yu‟alimu-
ta‟liman), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian,
pengetahuan dan ketrampilan.

Ta‟lim merupakan proses pemberian pengatahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab,


sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima
hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya (ketrampilan). Mengacu
pada definisi ini, ta‟lim, berarti adalah usaha terus menerus manusia sejak lahir hingga mati
untuk menuju mengetahui apa yang sebelumnya mereka tidak tahu.

2. Ta‟dib

Sebagian para ahli berpendapat bahwa sebenarnya kata ta‟dib inilah yang paling tepat untuk
menunjukkan arti pendidikan perspektif islam15. Hal ini karena konsep ta‟dib meliputi aspek
material dan spiritual seseorang16. Ta‟dib, merupakan bentuk mashdar dari kata addaba-
yuaddibu-ta‟diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah, ta‟dib
diartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan
akhlak atau budi pekerti pelajar. Ta‟dib merupakan pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala
sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan
dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaanNya.

Ta‟dib merupakan pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan

14
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2014),
4
15
Ramayulis Op Cit 2
16
Heri Gunawan, Op.Cit. h 6.6
6
keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaanNya. Fakta bahwa pendidikan Nabi
Muhammad saw dijadikan Allah sebagai pendidik yang terbaik didukung oleh Al-Qur‟an yang
menunjukkan kedudukan Rasulullah SAW yang mulia, suri tauladan yang baik serta hadits yang
menyatakan bahwa Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Pengertian pendidikan
dalam arti kata tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi
penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari
unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal
memelihara dan mendidik anak.

Selanjutnya jika kata pendidikan dikaitkan dengan kata Islam, maka akan memberikan
warna tersendiri dalam pemaknaannya. Ramayulis mengemukakan bahwa Pendidikan Islam
adalah suatu proses edukatif yang yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau
kepribadian17.

Pendidikan Islam menurut Muzayin Arifin adalah sistem pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita–cita
Islam, karena nilai–nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya18. .
Kemudian menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama
Islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat kelak19

Menurut Muhaimin, istilah “pendidikan Islam” dapat dikatakan sebagai pendidikan


menurut Islam atau pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan, dan
diajarkan dalam nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu, al-
Qur‟an dan as-sunah. Dalam pengertian ini, pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan

17
Ramayulis, Op.Cit. 4.
18
Muzayin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner,
Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal. 10.
19
Zakiah Daradjat, et.all, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit. hal. 117
7
teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber
dasar tersebut20

Pendidikan Islam merupakan sebuah proses dalam membentuk manusiamanusia muslim


yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan
tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT baik kepada Tuhannya, sesama manusia,
sesama makhluk lainnya. Dengan istilah lain, manusia muslim yang telah mendapatkan
Pendidikan.

Islam itu harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana
diharapkan oleh citacita Islam. Pengertian Pendidikan Islam dengan sendirinya bermuara pada
pengertian sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
hamba Allah. Oleh karena Islam memberi pedoman seluruh aspek kehidupan manusia muslim
baik duniawi maupun ukhrawi. Islam sebagai agama bersifat universal berisi ajaran-ajaran yang
dapat membimbing manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk itu, Islam
mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan
dengan sesama manusia. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan Islam berfungsi untuk
menghasilkan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah di dunia dan di akhirat.
Berbeda dengan pendidikan Barat yang bertitik tolak dari filsafat fragmatisme, yaitu yang
mengukur kebenaran menurut kepentingan waktu, tempat, dan situasi. Fungsi pendidikan
tidaklah sampai untuk menciptakan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah di
dunia dan di akhirat, akan tetapi terbatas pada kehidupan dunia semata21

C. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Menurut Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan
berdasarkan ajaran Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah kumpulan teori tentang
bumi. Isi ilmu alam adalah kumpulan teori tentang alam. Maka ilmu pendidikan adalah ilmu
yang berisi tentang teori-teori pendidikan. Kemudian penambahan kata “Islam” di belakangnya

20
Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hal. 29.
21
Ramayulis, Op.Cit. h. 10
8
memberikan corak tersendiri yang mengandung makna Islami yakni sesuai dengan ketentuan
atau ajaran-ajaran umat islam22. Secara esensial memang benar bahwa isi ilmu adalah teori,
tetapi sebenarnya secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Isi lainnya adalah
penjelasan terntang teori itu dan terkadang ada juga data yang mendukung penjelasan itu.
Dengan demikian isi ilmu secara lengkap adalah teori, penjelasan teori, dan data yang
mendukung penjelasan tersebut. Maka ilmu pendidikan Islam berisi teori pendidikan Islam,
penjelasan teori tersebut, dan data yang mendukung penjelasan itu.

Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam. Apa yang dimaksud dengan
Islam? Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan berpedoman
kepada sumber hukumnya yaitu Al-Qur‟an dan Hadits serta akal. Jika demikian, maka ilmu
pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan pada Al-Qur‟an, Hadits, dan akal.
Penggunaan dasar hokum ini pun harus berurutan, Al-Qur‟an, lalu Hadits, dan barulah akal. Bila
tidak ada atau kurang jelas di dalam Al-Qur‟an, maka harus dicari di dalam hadits, jika masih
belum ada atau belum jelas, maka boleh menggunakan akal (pemikiran), tetapi tentu saja tidak
boleh bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Oleh karenanya, teori dalam ilmu pendidikan
Islam haruslah dilengkapi dengan ayatayat Al-Qur‟an, Hadits, serta argument akal yang
menjamin teori23

Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan informasi pengetahuan yang


sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam serta uji coba dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pandangan tersebut dapat dipahami bahwa secara epistemologis,
pengembangan pendidikan Islam akan berkaitan secara langsung dengan sumber ilmu
pengetahuan dan metodologi pengembangannya. Sumber ilmu pengetahuan dalam Islam adalah
seluruh firman Allah yang bersifat qauliyah, yakni mukjizat Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang
shahih, juga firman Allah yang bersifat kauniyah, yaitu semua ciptaan-Nya yang diyakini sebagai
tanda-tanda kebesarannya24

22
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2007), 12.
23
Ibid
24
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (CV. Pustaka Setia: Bandung, 2010), 29.
9
Ilmu pendidikan Islam merupakan sebuah studi tentang proses pendidikan yang berdasarkan
nilai-nilai filosofis ajaran Islam dengan sebagai dasarnya adalah sumber hukum Islam yakni Al-
Quran dan Sunnah. Dengan kata lain, ilmu pendidikan Islam merupakan ilmu pendidikan yang
berdasarkan Islam atau ilmu pendidikan yang berkarakter Islam. Moh. Roqib menjelaskan, Ilmu
pendidikan Islam merupakan sekumpulan teori kependidikan yang berdasarkan konsep dasar
agama Islam yang berasal dari hasil telaah secara mendalam terhadap Al-Quran, hadits, serta
teori-teori dari bidang keilmuan lain yang selanjutnya diramu secara integratif oleh para pemikir
dan tokoh intelektual Islam sehingga menjadi suatu kontruksi teori-teori pendidikan baru yang
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ilmu pendidikan
Islam merupakan suatu kajian keilmuan yang di dalamnya berisi sekumpulan teori dan data yang
telah terintegrasi yang telah mengalami didialogkan dan dijelaskan dengan perspektif Islam.

Teori-teori dan konsep dalam ilmu pendidikan Islam tidak hanya harus dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik-ilmiah, namun juga harus bisa dipraktekkan atau
diaplikasikan secara operasional dalam pendidikan. Oleh karena itu ilmu pendidikan Islam tidak
hanya berkutat pada tataran teoritis, namun juga pada tataran praktis25

Sebagai konsep pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman, maka tujuan
pendidikan islam tidak lepas dari tuntunan yang berasal dari AlQuran dan sunnah. Tujuan itulah
sasaran yang ingin kita capai. Menurut Imam AlGhazali, tujuan pendidikan Islam adalah
membentuk insan paripurna baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan ditujukan untuk
menjadikan manusia semakin dekat dengan Allah SWT. Menurut Al-Ghazali, tujuan dari belajar
atau mencari ilmu adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah. Selanjutnya, buah dari ilmu yang
dipelajari tersebut akan membawa kedekatan kepada Allah dan meraih kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.

Menurut Al-Ghazali, manusia akan sampai kepada tingkat kesempurnaan apabila ia


menguasai sifat-sifat keutamaan melalui ilmu yang dipelajari. Keutamaan itulah yang pada
akhirnya akan membahagiakan di dunia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. sehingga
menjadi bahagia di akhrat kelak. Sedangkan menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan Islam harus

25
M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (LKIS: Yogyakarta. 2009).
10
diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah
perkembangannya yang sempurna meliputi fisik, intelektual, dan budi pekerti26

Pendidikan Islam merupakan bagian penting dari dinamika pendidikan di Indonesia,


mengingat agama Islam merupakan agama mayoritas di negara ini dan bahkan di tingkat
Internasional. Islam menaruh perhatian yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Sejak zaman
Rasulullah SAW sampai saat ini, pendidikan Islam telah mengalami dinamika dan
perkembangan yang sangat pesat. Secara umum, Pendidikan Islam adalah usaha sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan
mengimani ajaran agama islam yang disertai dengan tuntunan saling menghormati penganut
agama lain dalam konteks kerukunan antar umat beragama guna mewujudkan kesatuan dan
persatuan bangsa.

D. Ruang lingkup ilmu pendidikan islam


Ruang lingkup ilmu pendidikan islam meliputi
1. Teori-teori dan konsep-konsep yang diperlukan bagi perumusan desain pendidikan Islam
dengan berbagai aspeknya: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan
sebagainya. Teori-teori dan konsep-konsep tersebut dibangun dari hasil kajian yang ilmiah
dan mendalam terhadap sumber ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan al-Sunnah,
serta dari berbagai disiplin ilmu yang relevan: sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, budaya,
politik, hukum, etika, manajemen, teknologi canggih, dan sebagainya
2. Teori dan konsep yang diperlukan untuk kepentingan praktik pendidikan, yaitu
memengaruhi peserta didik agar mengalami perubahan, peningkatan, dan kemajuan, baik dari
segi wawasan, keterampilan, mental spiritual, sikap, pola pikir, dan kepribadiannya. Berbagai
komponen keterampilan terapan yang diperlukan dalam praktik pendidikan, berupa praktik
padagogis, didaktik, dan metodik didasarkan pada teori-teori dan konsep- konsep yang
terdapat dalam Ilmu Pendidikan Islam27

26
Ahmad Mujib, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam, (Dari:
http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html, Diakses pada
tanggal 21 September 2017
27
Abuddin Nata, ilmu pendidikan islam dengan pendekatan multidispliner, jakarta; rajawali pers , 2010, hal. 22

11
3. Para pendidik
Para pendidik adalah guru, ustaz, ulama, ayah, dan ibu dalam keluarga, tokoh
masyarakat, dan siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat
menjadi pendidik dan melakukan upaya untuk mendidik secara formal maupun nonformal.

Para pendidik melakukan beberapa hal yang penting dalam kaitannya dengan pendidikan,
sebagaimana dijelaskan oleh Nur Uhbiyati (2005: 14-16) yaitu sebagai berikut:
Perbuatan mendidik artinya adalah:
1. perbuatan memberikan teladan
2. perbuatan memberikan pembinaan
3. perbuatan mengarahkan dan menuntun ke arah yang dijadikan tujuan dalam pendidikan
Islam.

Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, atau
perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak
didik. Atau dengan istilah lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing, dan
memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik menuju pada tujuan
pendidikan Islam. Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan istilah tahzib. (Nur
Uhbiyati, 2004: 14)

4. Anak Didik dan Materi Pendidikan Islam


Anak didik adalah objek para pendidik dalam melakukan tindakan yang bersifat
mendidik. Anak didik yang dimaksudkan dapat dilihat dari beberapa segi yang akan
membedakan satu dengan lainnya, yaitu dilihat dari usia anak didik, kondisi ekonomi keluarga,
kondisi ekonominya juga minat dan bakat anak didik serta tingkat inteligensinya. Dengan
Pengetahuan itu semua, tindakan pendidik akan mengutamakan fleksibilitas dalam mendidik.

Pada dasarnya, seluruh manusia memerlukan pendidikan. Tanpa pendidikan, manusia


akan menemukan kesulitan dalam menghadapi masalah. Manusia akan kebingungan dalam
mencari solusi atau pemecahan masalah. Pendidikan ibarat lampu penerang bagi anak didik atau
seluruh manusia, sedangkan para pendidik adalah orang-orang yang menyalakan lampu agar
12
terang-benderang. Manusia yang terdidik dengan baik akan menemukan jalan yang terang dalam
kehidupannya.

Pendidikan Islam berperan untuk membuka wawasan umat Islam tentang berbagai ilmu
pengetahuan yang berbasis pada Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran memberikan ide dasar dan
inspirasi yang lengkap tentang ilmu pengetahuan. Dalam Al-Quran dibicarakan berbagai hal
yang berkaitan dengan alam semesta dan alam gaib. Oleh karena itu, ilmu pendidikan Islam
menyentuh objek ilmu yang sifatnya esoterik dan isoterik.

Secara filosofis, ilmu pendidikan Islam menyuguhkan materi-materi pendidikan sebagai


berikut:
1. berhubungan dengan sesuatu yang bersifat metafisik yang tidak dapat dilihat oleh mata
kepala manusia
2. berhubungan dengan alam semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hukum perubahan
3. segala sesuatu yang rasional dan irasional
4. semua yang bersifat natural maupun supranatural
5. berhubungan dengan akal, rasa, pikiran, intuisi, dan persepsi
6. berhubungan dengan hakikat yang terbatas dan yang tidak terbatas
7. berhubungan dengan teori pengetahuan pada semua keberadaan
8. pengetahuan manusia yang objektif maupun subjektif; berhubungan dengan fungsi dan
manfaat segala sesuatu yang didambakan manusia atau dihindarinya;
9. Berhubungan dengan kebenaran religius yang bersifat rasional tanpa batas. Dengan
demikian, berlaku pemahaman dialektis terhadap berbagai penemuan hasil pemikiran
manusia. Tesis yang melahirkan antitesis dan terciptanya sintesis. (Beni Ahmad Saebani,
2007: 25-26)

13
5. Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam, yaitu strategi yang relevan yang dilakukan oleh pendidikan
untuk menyampaikan materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode berfungsi mengolah,
menyusun, dan menyajikan materi pendidikan Islam agar materi pendidikan Islam tersebut dapat
dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam pendidikan Islam, metode
pendidikan ini disebut dengan istilah tariqatut tarbiyyah atau taariqatur tahzib.

6. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan adalah sistem penilaian yang diterapkan pada anak didik, untuk
mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Evaluasi pendidikan sangat bergantung
pada tujuan pendidikan. Jika tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan
bertakwa, sistem evaluasi yang dioperasionalkan pun mengarah pada tujuan yang dimaksudkan.
Dengan demikian, pendidikan yang dilaksanakan benar-benar memberikan hasil yang aplikatif
bagi kehidupan siswa dan manfaat yang besar pada masa depan. (Nur Uhbiyati, 2004: 15)

7. Alat-alat Pendidikan
Alat-alat pendidikan adalah fasilitas yang digunakan untuk mendukung terlaksananya
pendidikan.

6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar lingkungan pendidikan
yang mendukung terealisasinya pendidikan.28

E. Tujuan ilmu pendidikan islam

Selanjutnya, Ilmu Pendidikan Islam juga bertujuan memberikan penjelasan teoretis


tentang tujuan pendidikan yang harus dicapai, landasan teori, cara, dan metode dalam mendidik,
dan seterusnya29

28
Beni ahmad saebani, hendra akhdiyat, ilmu pendidikan islam, Bandung; CV. Pustaka setia, 2012, hal.47-59
29
Abuddin Nata, Op.cit, ha;.20

14
Tujuan Ilmu Pendidikan Islam lebih lanjut dapat dikemukakan sebagai berikut:

Pertama, melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang


merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.

Kedua, memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam


segala aspeknya bagi pengem- bangan ilmu pendidikan Islam tersebut. Ia memberikan bahan
masukan yang berharga kepada ilmu ini.

Ketiga, menjadi korektor terhadap kekurangan teori. teori yang dipegangi oleh ilmu
pendidikan Islam sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat dan
hubungan antara keduanya bersifat interaktif (saling memengaruhi).

Melalui berbagai pendapat tersebut di atas, diketahui dengan jelas bahwa Ilmu
Pendidikan Islam memiliki tujuan yang mendasar dan strategis. Dikatakan mendasar, karena
melalui Ilmu Pendidikan Islam dapat ditemukan teori, konsep, dan prinsip-prinsip yang dapat
digunakan dalam merumuskan berbagai komponen pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses belajar-mengajar dan seterusnya. Dan dikatakan strategis, karena dengan Ilmu Pendidikan
Islam, proses pendidikan akan berjalan secara sistematis dan efektif dalam rangka menghasilkan
lulusan pendidikan yang bermutu dalam segala aspeknya: pengetahuan, wawasan, keterampilan,
mental spiritual, akhlak, dan kepribadiannya. Keterbelakangan pendidikan Islam yang umumnya
terjadi saat ini, antara lain karena kegiatan pendidikan yang umumnya berlangsung di
masyarakat masih dilaksanakan secara konvensional, hanya bermodalkan niat dan semangat, tapi
tidak didukung dengan teori dan konsep yang mapan dan telah terbukti efektivitasnya.

F. Fungsi Ilmu Pendidikan Islam


Secara sederhana, fumgsi ilmu pendidikan islam adalah sarana untuk menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan islam dapat tercapai dan berjalan
dengan lancar. Menurut kurshid Ahma, fungsi pendidikan islam adalah

15
1. Alat untuk memelihara, memperluas, dang menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis
besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan dan melatih tenaga-tenaga
manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial ekonomi

G. Manfaat kajian ilmu pendidikan islam


Ada tiga hal yang menjadi manfaat yang dapat membantu pendidik dan tenaga
kependidikan, yaitu
1. Menyusun dan mengemukakan konsep, teori, paradigma dan asumsi-asumsi pendidikan
yang sesuai dengan pandangan islam melalui pemikiran dan penelitian yang
dilaksanakan secara teratur dan sistematis untuk memperoleh kebenaran yang logis dan
rasional.
2. Memberikan petunjuk bagaimana melaksanakan suatu pendidikan yang sesuai dengan
konsep islam.
3. Melukiskan dan menggambarkan subyek dan obyek pendidikan sebagaimana adanya.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu atau sains atau ilmu pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan manusia.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Pengetahuan manusia
terbagi tiga, yaitu sains, filsafat, dan mistik. Sains atau ilmu harus bersifat logis (masuk
akal) dan empiris (dapat dibuktikan oleh panca indera). Jika hanlogis dengan tanpa
empiris maka hal tersebut adalah filsafat. Jika ada sesuatu yang hanya empiris namun
tidak logis, maka itu adalah pengetahuan yang takhayul. Dengan demikian sesuatu dapat
dikatakan layak untuk disebut suatu ilmu, adalah hal yang logis dan empiris.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat disandarkan pada kata tarbiyah,
ta‟lim, dan ta‟dib. Tarbiyah mengandung arti mengasuh, merawat, dan sebagainya,
sehingga beberapa ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi material
seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata ta‟lim mengandung arti
pembelajaran. Kata ta‟lim lebih menunjuk kepada penekanan pada transfer ilmu
pengetahuan dengan menekankan pada pengajaran yang hanya menyentuh aspek kognitif
peserta didik. Sedangkan kata ta‟dib mengandung arti membimbing, dan diangggap kata
ini mencakup sisi material dan spiritual seseorang, sehingga beberapa ahli menganggap
bahwa kata ta‟dib lah yang peling tepat untuk mengartikan pendidikan dalam Islam.

Ilmu pendidikan Islam berisi teori-teori pendidikan berdasarkan Islam. Dengan


demikian dapat pula dikatakan bahwa ilmu pendidikan Islam adalah kumpulan teori
pendidikan yang didasarkan pada ajaran agama Islam yang berlandaskan Al-Qur‟an,
Hadits, dan akal (pemikiran) yang tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Hadits.
Maka teori dalam ilmu pendidikan Islam harus disertai dengan ketiga hal tersebut.

17
B. Saran

Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang mendetail


kurang tersentuh oleh penyusun, dan yakin bahwasanya masih banyak hal-hal yang belum
penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi kurang mendalam. Oleh
karenanya penyusun menyarankan agar pembaca melebarkan wawasannya lagi tentang hal-
hal yang berkenaan dengan pembahasan Ilmu Pendidikan Islam, dengan menemukan dan
membaca langsung referensireferensi yang berkaitan dengan hal tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007)

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

Suriasumantri Jujun , Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar)

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta: Balai Pustaka,
2002).

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994)

Langgulung Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, 1986)

Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2008)

Basri Hasan, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009)

Gunawan Heri, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2014)

Arifin Muzayin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Indisipliner, (Jakarta; Bumi Aksara, 1994)

19
Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung:. Remaja Rosda Karya, 2002)

Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2007)
Basri Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandun; CV. Pustaka Setia.
2010)

M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta; LKIS, 2009).

Ahmad Mujib, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam, (Dari:
http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html,
Diakses pada tanggal 21 September 2017

Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan multidispliner, Jakarta;( Rajawali
Pers, 2010

Beni ahmad saebani, hendra akhdiyat, ilmu pendidikan islam, Bandung; (CV. Pustaka setia,
2012)

20

Anda mungkin juga menyukai