tentang
Disusun oleh:
Kelompok 1
DOSEN PENGAMPU:
Dra. Nini
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR
Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penyusun
untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di
dalam agama Islam yang kaffah dengan taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah
SAW dan para sahabatnya hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan
penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materil.
Semua pihak yang telah berjasa dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah
Yang Maha Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya. Amin.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam dengan segala kesempurnaannya telah memberi petunjuk tentang seluruh aspek
kehidupan, termasuk aspek pendidikan, sebagai salah satu aspek terpenting bagi manusia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi akan ilmu Pengetahuan. Orang-orang yang beriman
serta berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Karena iman tanpa ilmu akan sia-sia
dan ilmu tanpa iman akan tersesat. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya
pendidikan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan kian dan terus berkembang, sehingga
muncul berbagai klasifikasi ilmu itu sendiri. Diantaranya adalah Ilmu Pendidikan Islam.
Suatu cabang ilmu yang menarik untuk dikaji. Ilmu yang membahas tentang pendidikan dari
sudut pandang ajaran Agama Islam. Namun sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Ilmu
Pendidikan Islam itu? Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi penyusun untuk menyususn
makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam?
3. Bagaimana konsep dasar Ilmu Pendidikan Islam?
4. Apa saja ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam?
5. Apa saja tujuan Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Fungsi Serta Manfaatnya?
C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui apa itu ilmu?
2. untuk mengetahui apa itu pendidikan Islam?
3. untuk mengetahui Bagaimana konsep dasar Ilmu Pendidikan Islam?
4.untuk mengetahui ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam
5. untuk mengetahui tujuan, Fugsi, Serta Mnafaat Kajian Ilmu Pendidikan Islam
Iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat ilmu
Apa yang dimaksud dengan ilmu? Ilmu merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
pengetahuan sains. Sebenarnya penggunaan istilah ilmu ini masih sangat membingungkan. Kata
“ilmu” berasal dari Bahasa Arab, “alima ya‟lamu” yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia artinya pengetahuan. Sedangkan kata ilmu itu sendiri seringkali disandingkan dengan
kata pengetahuan, menjadi kata majemuk “ilmu pengetahuan” sebagai istilah yang merujuk
kepada kata sains, padahal sesungguhnya ilmu adalah bagian dari pengetahuan1
Untuk mengetahui hakikat ilmu, perlu diketahui terlebih dahulu tentang macam-macam
pengetahuan. Ahmad Tafsir membagi pengetahuan manusia menjadi tiga macam, yaitu
pengetahuan sains (ilmu atau ilmu pengetahuan), pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik.2
Sains atau ilmu atau ilmu pengetahuan dikatakan sebagai kesimpulan sesuatu yang didapatkan
seseorang melalui panca indera, baik dengan melihat, mendengar, mengucap, menyentuh,
mencium, merasa, dan sebagainya.3 Dengan kata lain ilmu merupakan pengetahuan inderawi
dengan dasar penalaran yang bersifat logis. Sederhananya, ilmu itu haruslah logis dan empiris.
Jika hanya menggunakan penalaran logis yang tidak empiris, maka disebut dengan filsafat. Jika
hanya empiris tetapi tidak logis, maka disebut takhayul. Jika hanya mengandalkan rasa atau
keyakinan semata, maka hal itulah yang disebut dengan pengetahuan mistik.
Ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan metode tertentu
yang akhirnya metode itu menghasilkan pengetahuan ilmiah. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 5.
2
Ibid, h. 7.
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 4.
1
dari proses yang telah memenuhi persyaratan- persyaratan keilmiahan. Ilmu dalam pengertian di
atas adalah pengertian ilmu dalam konteks ilmu pengetahuan ilmiah.
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang dapat diandalkan dan berguna bagi kita dalam
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol gejala-gejala alam. Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata
“science”, yang secara etimologis berasal dari kata latin “scinre”, artinya “to know”. Namun, pengertian
science ini sering salah diartikan, dan direduksi berkaitan dengan ilmu alam semata padahal tidak
demikian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Pendapat lain menerangkan bahwa ilmu merupakan pengetahuan
yang mengembangkan dan melaksanakan aturan-aturan mainnya dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhannya.4 Melalui pendapat tersebut dipahami bahwa ilmu merupakan pengembangan dari
pengetahuan yang memiliki aturan tertentu dan dapat diuji kebenarannya karena berkaitan dengan
penafsiran suatu hal yang pada umumnya berlaku secara umum.
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (obyek/ lapangan), yang
merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal atau kejadian itu5. Berdasarkan pengertian
yang telah diuraikan, maka ilmu menunjukan perkembangan pengetahuan manusia yang telah tersusun
secara lebih terstruktur dan dapat diuji kebenarannya oleh semua orang. Pada akhirnya alam semesta
dapat diterjemahkan oleh manusia menggunakan cara-cara yang lebih sesuai dengan dinamika alam apa
adanya. Berdasarkan kajian-kajian yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu sebagai bagian dari
pengetahuan memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari pengetahuan lain, yaitu: logis, sistematis,
universal dan empiris. Logis menunjukan bahwa ilmu dapat dijangkau dan diterima oleh nalar
manusia. Karena sifatnya dapat teramati oleh indera manusia atau dapat dijangkau oleh alat-alat
yang mampu membantu indera manusia dalam menafsirkan gejala alam. Sistematis
menunjukkan pada sebuah hal yang runut, memiliki tahapan-tahapan yang jelas dalam
memahaminya. Universal, bersifat menyeluruh yang berarti ilmu pengetahuan berlaku secara
umum. Sedangkan empiris menunjukan bahwa semua orang dapat mengalami ilmu pengetahuan
itu atau dapat mengembangkan ilmu tersebut. Cerita tentang tanaman padi kita tadi yang tiba-tiba
4
Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2009), h.
35
5
Ibid, h. 14.
2
mengering secara tidak terprediksikan, pada akhirnya dapat dijelaskan secara lebih ilmiah oleh
keilmuan. Fenomena tersebut dapat dijelaskan oleh biologi misalnya, karena padi yang tiba-tiba
mengering sebelum masanya dapat terjadi karena adanya fenomena pemanasan global yang
menyebabkan musim menjadi tidak menentu dan meningkatnya suhu bumi sehingga menjadi
lebih panas akibat kerusakan ozon. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab yang lebih
ilmiah dan berlaku secara umum untuk menjelaskan faktor penyebab fenomena padi kita.
Ilmu merupakan hasil dari peradaban manusia yang semata-mata membantu memudahkan
pekerjaan manusia. Dalam hal ini pekerjaan manusia bukan hanya aspek praktis semata
melainkan ilmu berhasil menerjemahkan alam semesta yang berlaku secara umum. Sehingga
setiap orang dapat memahami gejala-gejala alam secara serentak dan ilmu itu juga dapat
digunakan oleh semua orang tanpa batas apapun. Maka, di akhir pembahasan mengenai hakikat
ilmu ini dapatlah kita mengutip pernyataan berikut ini, “Ilmu itu ibarat bis kota, memang tidak
senyaman Mercy Tiger, tapi rutenya jelas dan jadwalnya dapat dipercaya. Jelas bukan
tunggangannya Nabi yang diberkahi wahyu atau seniman besar yang penuh ilham, namun
kendaraan orang-orang biasa seperti kita”6
Pengertian pendidikan akan sangat beragam, bergantung pada sudut pandang yang
digunakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan7. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara8.
6
ibid, h.56
7
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
8
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3
Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, “paedagogie” yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada negara9. Menurut Hasan Langgulung, pendidikan adalah suatu proses
yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku
tertentu pada anak-anak atau orangorang yang sedang di didik10. Menurut Muhibbin Syah,
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
alam melalui kegiatan pengajaran (Muhibbin Syah, 2008:1)11. . Pendidikan secara terminologi
dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang
diajukan kepada semua anak didik secara formal maupun non formal dengan tujuan membentuk
anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu sebagai
bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara formal, pendidikan adalah pengajaran12.
Di dalam konteks keislaman, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan sebagai arti
pendidikan, diantaranya tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib.
1. Tarbiyah
Kata al-Tarbiyah dalam bahasa Arab, Rabba, yarbu, tarbiyah: memiliki makna “tumbuh”
“berkembang”, tumbuh (nasya‟a) dan menjadi besar atau dewasa (tara‟ra‟a). Artinya, pendidikan
(tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara
fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Qurtubi seperti yang dikutip oleh sahrodi mengatakan
bahwa "Rabb" merupakan suatu gambaran yang diberikan kepada suatu perbandingan antara
Allah sebagai pendidik dan manusia sebagai peserta didik. Allah mengetahui dengan baik
kebutuhan-kebutuhan mereka yang dididik, sebab ia adalah pencipta mereka. Disamping itu
pemeliharaan Allah tidak terbatas pada kelompok tertentu. Ia memperhatikan segala ciptaan-
Nya. Karena itulah Ia disebut Rabb al-'Alamin.
Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:
9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 1
10
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1986), h. 32
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2008), h. 1.
12
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h. 53.
4
Rabiya-yarbaa yang bermakna nasya-a, tara‟ra-a, artinya tumbuh.
Rabba-yarubbu yang bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama
„alaihi, wa ra‟aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin,
menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
Jadi lafadz “tarbiyah” dalam Alquran dimaksudkan sebagai proses pendidikan. Namun
makna pendidikan (tarbiyah) dalam Alquran tidak terbatas pada aspek kognitif berupa
pengetahuan untuk selalu berbuat baik kepada orang tua akan tetapi pendidikan juga meliputi
aspek afektif yang direalisasikan sebagai apresiasi atau sikap respek terhadap keduanya dengan
cara menghormati mereka. Lebih dari itu konsep tarbiyah bisa juga sebagai tindakan untuk
berbakti bahkan sampai kepedulian untuk mendoakannya supaya mereka mendapatkan rahmat
dari Allah yang maha kuasa. Pada ayat kedua dikatakan bahwa pendidikan itu ialah mengasuh.
Selain mendidik, mengasuh juga hendak memberikan perlindungan dan rasa aman. Jadi term
tarbiyah dalam Alquran tidak sekedar merupakan upaya pendidikan pada umumnya term itu
menembus aspek etika religius.
1. Ta‟lim
13
Ramayulis, Op.Cit. h. 2.
5
Al-Ta'lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata 'allama. Istilah
tarbiyah diterjemahkan dengan pendidikan, sedangkan ta'lim diterjemahkan dengan
pengajaran.Pendidikan di dalam Islam sering pula disebut dengan istilah ta‟lim. Ta‟lim bertujuan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keahlian berpikir yang sifatnya mengacu pada domain
kognitif saja14. Ta‟lim secara bahasa berarti pengajaran (mashdar dari a‟lama-yu‟alimu-
ta‟liman), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian,
pengetahuan dan ketrampilan.
2. Ta‟dib
Sebagian para ahli berpendapat bahwa sebenarnya kata ta‟dib inilah yang paling tepat untuk
menunjukkan arti pendidikan perspektif islam15. Hal ini karena konsep ta‟dib meliputi aspek
material dan spiritual seseorang16. Ta‟dib, merupakan bentuk mashdar dari kata addaba-
yuaddibu-ta‟diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah, ta‟dib
diartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan
akhlak atau budi pekerti pelajar. Ta‟dib merupakan pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala
sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan
dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaanNya.
Ta‟dib merupakan pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan
14
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2014),
4
15
Ramayulis Op Cit 2
16
Heri Gunawan, Op.Cit. h 6.6
6
keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaanNya. Fakta bahwa pendidikan Nabi
Muhammad saw dijadikan Allah sebagai pendidik yang terbaik didukung oleh Al-Qur‟an yang
menunjukkan kedudukan Rasulullah SAW yang mulia, suri tauladan yang baik serta hadits yang
menyatakan bahwa Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Pengertian pendidikan
dalam arti kata tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi
penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari
unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal
memelihara dan mendidik anak.
Selanjutnya jika kata pendidikan dikaitkan dengan kata Islam, maka akan memberikan
warna tersendiri dalam pemaknaannya. Ramayulis mengemukakan bahwa Pendidikan Islam
adalah suatu proses edukatif yang yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau
kepribadian17.
Pendidikan Islam menurut Muzayin Arifin adalah sistem pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita–cita
Islam, karena nilai–nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya18. .
Kemudian menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama
Islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat kelak19
17
Ramayulis, Op.Cit. 4.
18
Muzayin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner,
Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal. 10.
19
Zakiah Daradjat, et.all, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit. hal. 117
7
teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber
dasar tersebut20
Islam itu harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana
diharapkan oleh citacita Islam. Pengertian Pendidikan Islam dengan sendirinya bermuara pada
pengertian sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
hamba Allah. Oleh karena Islam memberi pedoman seluruh aspek kehidupan manusia muslim
baik duniawi maupun ukhrawi. Islam sebagai agama bersifat universal berisi ajaran-ajaran yang
dapat membimbing manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk itu, Islam
mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan
dengan sesama manusia. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan Islam berfungsi untuk
menghasilkan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah di dunia dan di akhirat.
Berbeda dengan pendidikan Barat yang bertitik tolak dari filsafat fragmatisme, yaitu yang
mengukur kebenaran menurut kepentingan waktu, tempat, dan situasi. Fungsi pendidikan
tidaklah sampai untuk menciptakan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah di
dunia dan di akhirat, akan tetapi terbatas pada kehidupan dunia semata21
Menurut Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan
berdasarkan ajaran Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah kumpulan teori tentang
bumi. Isi ilmu alam adalah kumpulan teori tentang alam. Maka ilmu pendidikan adalah ilmu
yang berisi tentang teori-teori pendidikan. Kemudian penambahan kata “Islam” di belakangnya
20
Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hal. 29.
21
Ramayulis, Op.Cit. h. 10
8
memberikan corak tersendiri yang mengandung makna Islami yakni sesuai dengan ketentuan
atau ajaran-ajaran umat islam22. Secara esensial memang benar bahwa isi ilmu adalah teori,
tetapi sebenarnya secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Isi lainnya adalah
penjelasan terntang teori itu dan terkadang ada juga data yang mendukung penjelasan itu.
Dengan demikian isi ilmu secara lengkap adalah teori, penjelasan teori, dan data yang
mendukung penjelasan tersebut. Maka ilmu pendidikan Islam berisi teori pendidikan Islam,
penjelasan teori tersebut, dan data yang mendukung penjelasan itu.
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam. Apa yang dimaksud dengan
Islam? Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan berpedoman
kepada sumber hukumnya yaitu Al-Qur‟an dan Hadits serta akal. Jika demikian, maka ilmu
pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan pada Al-Qur‟an, Hadits, dan akal.
Penggunaan dasar hokum ini pun harus berurutan, Al-Qur‟an, lalu Hadits, dan barulah akal. Bila
tidak ada atau kurang jelas di dalam Al-Qur‟an, maka harus dicari di dalam hadits, jika masih
belum ada atau belum jelas, maka boleh menggunakan akal (pemikiran), tetapi tentu saja tidak
boleh bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Oleh karenanya, teori dalam ilmu pendidikan
Islam haruslah dilengkapi dengan ayatayat Al-Qur‟an, Hadits, serta argument akal yang
menjamin teori23
22
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2007), 12.
23
Ibid
24
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (CV. Pustaka Setia: Bandung, 2010), 29.
9
Ilmu pendidikan Islam merupakan sebuah studi tentang proses pendidikan yang berdasarkan
nilai-nilai filosofis ajaran Islam dengan sebagai dasarnya adalah sumber hukum Islam yakni Al-
Quran dan Sunnah. Dengan kata lain, ilmu pendidikan Islam merupakan ilmu pendidikan yang
berdasarkan Islam atau ilmu pendidikan yang berkarakter Islam. Moh. Roqib menjelaskan, Ilmu
pendidikan Islam merupakan sekumpulan teori kependidikan yang berdasarkan konsep dasar
agama Islam yang berasal dari hasil telaah secara mendalam terhadap Al-Quran, hadits, serta
teori-teori dari bidang keilmuan lain yang selanjutnya diramu secara integratif oleh para pemikir
dan tokoh intelektual Islam sehingga menjadi suatu kontruksi teori-teori pendidikan baru yang
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ilmu pendidikan
Islam merupakan suatu kajian keilmuan yang di dalamnya berisi sekumpulan teori dan data yang
telah terintegrasi yang telah mengalami didialogkan dan dijelaskan dengan perspektif Islam.
Teori-teori dan konsep dalam ilmu pendidikan Islam tidak hanya harus dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik-ilmiah, namun juga harus bisa dipraktekkan atau
diaplikasikan secara operasional dalam pendidikan. Oleh karena itu ilmu pendidikan Islam tidak
hanya berkutat pada tataran teoritis, namun juga pada tataran praktis25
Sebagai konsep pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman, maka tujuan
pendidikan islam tidak lepas dari tuntunan yang berasal dari AlQuran dan sunnah. Tujuan itulah
sasaran yang ingin kita capai. Menurut Imam AlGhazali, tujuan pendidikan Islam adalah
membentuk insan paripurna baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan ditujukan untuk
menjadikan manusia semakin dekat dengan Allah SWT. Menurut Al-Ghazali, tujuan dari belajar
atau mencari ilmu adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah. Selanjutnya, buah dari ilmu yang
dipelajari tersebut akan membawa kedekatan kepada Allah dan meraih kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
25
M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (LKIS: Yogyakarta. 2009).
10
diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah
perkembangannya yang sempurna meliputi fisik, intelektual, dan budi pekerti26
26
Ahmad Mujib, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam, (Dari:
http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html, Diakses pada
tanggal 21 September 2017
27
Abuddin Nata, ilmu pendidikan islam dengan pendekatan multidispliner, jakarta; rajawali pers , 2010, hal. 22
11
3. Para pendidik
Para pendidik adalah guru, ustaz, ulama, ayah, dan ibu dalam keluarga, tokoh
masyarakat, dan siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat
menjadi pendidik dan melakukan upaya untuk mendidik secara formal maupun nonformal.
Para pendidik melakukan beberapa hal yang penting dalam kaitannya dengan pendidikan,
sebagaimana dijelaskan oleh Nur Uhbiyati (2005: 14-16) yaitu sebagai berikut:
Perbuatan mendidik artinya adalah:
1. perbuatan memberikan teladan
2. perbuatan memberikan pembinaan
3. perbuatan mengarahkan dan menuntun ke arah yang dijadikan tujuan dalam pendidikan
Islam.
Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, atau
perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak
didik. Atau dengan istilah lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing, dan
memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik menuju pada tujuan
pendidikan Islam. Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan istilah tahzib. (Nur
Uhbiyati, 2004: 14)
Pendidikan Islam berperan untuk membuka wawasan umat Islam tentang berbagai ilmu
pengetahuan yang berbasis pada Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran memberikan ide dasar dan
inspirasi yang lengkap tentang ilmu pengetahuan. Dalam Al-Quran dibicarakan berbagai hal
yang berkaitan dengan alam semesta dan alam gaib. Oleh karena itu, ilmu pendidikan Islam
menyentuh objek ilmu yang sifatnya esoterik dan isoterik.
13
5. Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam, yaitu strategi yang relevan yang dilakukan oleh pendidikan
untuk menyampaikan materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode berfungsi mengolah,
menyusun, dan menyajikan materi pendidikan Islam agar materi pendidikan Islam tersebut dapat
dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam pendidikan Islam, metode
pendidikan ini disebut dengan istilah tariqatut tarbiyyah atau taariqatur tahzib.
6. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan adalah sistem penilaian yang diterapkan pada anak didik, untuk
mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Evaluasi pendidikan sangat bergantung
pada tujuan pendidikan. Jika tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan
bertakwa, sistem evaluasi yang dioperasionalkan pun mengarah pada tujuan yang dimaksudkan.
Dengan demikian, pendidikan yang dilaksanakan benar-benar memberikan hasil yang aplikatif
bagi kehidupan siswa dan manfaat yang besar pada masa depan. (Nur Uhbiyati, 2004: 15)
7. Alat-alat Pendidikan
Alat-alat pendidikan adalah fasilitas yang digunakan untuk mendukung terlaksananya
pendidikan.
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar lingkungan pendidikan
yang mendukung terealisasinya pendidikan.28
28
Beni ahmad saebani, hendra akhdiyat, ilmu pendidikan islam, Bandung; CV. Pustaka setia, 2012, hal.47-59
29
Abuddin Nata, Op.cit, ha;.20
14
Tujuan Ilmu Pendidikan Islam lebih lanjut dapat dikemukakan sebagai berikut:
Ketiga, menjadi korektor terhadap kekurangan teori. teori yang dipegangi oleh ilmu
pendidikan Islam sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat dan
hubungan antara keduanya bersifat interaktif (saling memengaruhi).
Melalui berbagai pendapat tersebut di atas, diketahui dengan jelas bahwa Ilmu
Pendidikan Islam memiliki tujuan yang mendasar dan strategis. Dikatakan mendasar, karena
melalui Ilmu Pendidikan Islam dapat ditemukan teori, konsep, dan prinsip-prinsip yang dapat
digunakan dalam merumuskan berbagai komponen pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses belajar-mengajar dan seterusnya. Dan dikatakan strategis, karena dengan Ilmu Pendidikan
Islam, proses pendidikan akan berjalan secara sistematis dan efektif dalam rangka menghasilkan
lulusan pendidikan yang bermutu dalam segala aspeknya: pengetahuan, wawasan, keterampilan,
mental spiritual, akhlak, dan kepribadiannya. Keterbelakangan pendidikan Islam yang umumnya
terjadi saat ini, antara lain karena kegiatan pendidikan yang umumnya berlangsung di
masyarakat masih dilaksanakan secara konvensional, hanya bermodalkan niat dan semangat, tapi
tidak didukung dengan teori dan konsep yang mapan dan telah terbukti efektivitasnya.
15
1. Alat untuk memelihara, memperluas, dang menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis
besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan dan melatih tenaga-tenaga
manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial ekonomi
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu atau sains atau ilmu pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan manusia.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Pengetahuan manusia
terbagi tiga, yaitu sains, filsafat, dan mistik. Sains atau ilmu harus bersifat logis (masuk
akal) dan empiris (dapat dibuktikan oleh panca indera). Jika hanlogis dengan tanpa
empiris maka hal tersebut adalah filsafat. Jika ada sesuatu yang hanya empiris namun
tidak logis, maka itu adalah pengetahuan yang takhayul. Dengan demikian sesuatu dapat
dikatakan layak untuk disebut suatu ilmu, adalah hal yang logis dan empiris.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat disandarkan pada kata tarbiyah,
ta‟lim, dan ta‟dib. Tarbiyah mengandung arti mengasuh, merawat, dan sebagainya,
sehingga beberapa ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi material
seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata ta‟lim mengandung arti
pembelajaran. Kata ta‟lim lebih menunjuk kepada penekanan pada transfer ilmu
pengetahuan dengan menekankan pada pengajaran yang hanya menyentuh aspek kognitif
peserta didik. Sedangkan kata ta‟dib mengandung arti membimbing, dan diangggap kata
ini mencakup sisi material dan spiritual seseorang, sehingga beberapa ahli menganggap
bahwa kata ta‟dib lah yang peling tepat untuk mengartikan pendidikan dalam Islam.
17
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007)
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
Suriasumantri Jujun , Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar)
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta: Balai Pustaka,
2002).
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Langgulung Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, 1986)
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2008)
Gunawan Heri, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2014)
Arifin Muzayin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Indisipliner, (Jakarta; Bumi Aksara, 1994)
19
Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung:. Remaja Rosda Karya, 2002)
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2007)
Basri Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandun; CV. Pustaka Setia.
2010)
Ahmad Mujib, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam, (Dari:
http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html,
Diakses pada tanggal 21 September 2017
Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan multidispliner, Jakarta;( Rajawali
Pers, 2010
Beni ahmad saebani, hendra akhdiyat, ilmu pendidikan islam, Bandung; (CV. Pustaka setia,
2012)
20