Disusun Oleh :
1. Afitriyani
2. M. Irkham Maulidaen
3. Urfan Kholidah
Syukur alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah filsafat ilmu tentang hakikat ilmu dan pengetahuan ini dengan
baik tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa kami juga berterima kasih kepada Ibu Vika
Fitrotul Uyun,S.Fil, M.Ag, selaku dosen pengampu kami dalam mata kuliah perkembangan
pemikiran islam yang sudah memberikan tugas ini.
Kami selaku penulis berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan juga
bermanfaat serta menambah wawasan tentang hakikat ilmu dan pengetahuan. Dalam
pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dan masih butuh
saran untuk perbaikan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih jika ada yang berkenan
memberi saran dan kritiknya demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 3
B. Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Hakikat Pengetahuan.
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Pengetahuan.
3. Untuk Mengetahui Hakikat Dan Sumber Pengetahuan.
4. Untuk Mengetahui Perbedaan Ilmu Dan Pengetahuan.
5. Untuk Mengetahui Aspek-aspek Yang Melandasi Ilmu Dan Pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Jenis-jenis Pengetahuan
Menurut Plato jenis pengetahuan itu dibagi menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan
sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut :2
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
Pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini
isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta
kenikmatan manusia. Pengetahuan dalam tingkatan ini misalnya, seseorang yang
mengkhayal bahwa dirinya pada saat tertentu mempunyai rumah yang mewah, besar
dan indah, serta dilengkapi dengan kendaraan dan lain-lain sehingga khayalannya itu
terbawa mimpi. Di dalam mimpinya, ia betul-betul merasa mempunyai dan
menempati rumah itu. Apabila seseorang dalam keadaan sadar dan menganggap
bahwa khayal dan mimpinnya betul-betul berupa fakta yang ada dalam dunia
kenyataan. 3
4
Ibid hlm 60
5
Ibid hlm 61
6
Ibid hlm 61
7
Burhanudin Salam, pengantar Filsafat, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm 5
2. Pengetahuan Ilmu
Adalah ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang
sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective
thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap
dunia factual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya
melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan
menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral,
dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif),
karena dimulai dengan fakta.
3. Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan manusia itu ada tiga yaitu pengetahuan sains,
pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik. Pengetahuan filsafat ialah
pengetahuan berdasarkan logika. Pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahua filsafat
lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang
sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit,
filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya
memberikan pengetahuan yang relektif dan kritis, sehingga ilmu yang
tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
4. Pengetahuan Agama
Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh
para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok,
yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga
disebut dengan hubungan vertical dan cara berhubungan dengan sesama
manusia, sering juga disebut dengan hubungan horizontal.
C. Hakikat Dan Sumber Pengetahuan
1. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui
sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran tentang fakta yang ada diluar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat
pengetahuan, yaitu :8
a. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut
realisme adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam akal adalah
dari yang asli yang ada di luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang
terdapat dalam sebuah foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa
pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
b. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses
psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang
idealis hanya merupakan gambaran subjektif bukan gambaran objektif tentang
realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang
yang membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak
menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan hanyalah gambaran menurut
pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui.
2. Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara
lain :9
a. Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan
bersumber dari pengalaman, sehingga pengenalan indrawi merupakan pengenalan
yang paling jelas dan sempurna.
8
Ahmad Tafsir, filsafat Ilmu, (Bandung, Remaja Roda Karya, 2004) hlm 144
9
Burhanudin Salam, pengantar Filsafat,( Jakarta : Bumi Aksara), 2008, hlm 167
Tokoh utama dalam aliran empirisme ini adalah Francos Bacon (1210-
1292M), berpendapat bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan
yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta.
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan,
pengetahuan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan merangkap objek.
Para penganut rasionalisme yakni bahwa kebenaran dan kesesatan terletak
dalam ide dan bukunya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung
makna mempunyai ide yang sesuai dengan yang menunjukkan kepada kenyataan,
kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh
dengan akal budi saja.
c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari revolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (insting) memerlukan suatu
usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang
langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk
menyusun pengetahuan secara intuisi tidak dapat diandalkan. Pengetahuan
instuisi dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam
menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan
analisis bisa bekerja saling membantu dan menemukan kebenaran. Bagi
Nietzchen intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow
intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).
d. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia
lewat perantara para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan
seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, seperti latar belakang dan tujuan
penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
10
https://blog.ub.ac.id/imarnd, 2014 perbedaan dan persamaan antara ilmu pengetahuan dan filsafat
11
https://www-compasiana-com.cdn.amproject.org Della Adzkia, 2018, Tiga aspek Kajian filsafat
Membahas soal nilai dalam sains, dalam arti apakah sains itu harus netral (bebas
nilai) atau harus terikat oleh norma baik agama ataupun filsafat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam Bahasa
Inggris yaitu knowledge, secara terminologi pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
Menurut Aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan
pengalaman.
Menurut Plato jenis pengetahuan itu dibagi menurut tingkatan-tingkatan
pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
2. Pengetahuan Pistis (Matematik)
3. Pengetahuan Noesis (Filsafat)
1. Pengetahuan Biasa
2. Pengetahuan Ilmu
3. Pengetahuan Filsafat
4. Pengetahuan Agama
1. Hakikat Pengetahuan
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat penegtahuan, yaitu :
a. Realisme
b. Idealisme
2. Sumber Pengetahuan
a. Empirisme
b. Rasionalisme
c. Intuisi
d. Wahyu
Ontologi
Epistimologi
Aksiologi
B. Saran
Demikian penulis makalah mata kuliah “Filsafat Ilmu” dengan judul “Hakikat
Ilmu Dan Pengetahuan” yang didalamnya masih banyak materi yang disampaikan.
Saran serta kritik kami terima demi kesempurnaan penulis makalah yang akan
mendatang. Kekhilafan dan kesalahan dalam penulisan kata-kata dalam makalah,
mohon dimaafkan karena tak ada gading yang tak retak dan tak ada yang sempurna
kecuali Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA