Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

Di Susun Oleh :

Desi Komala Sari

A1H023005

Dosen Pengampuh : Drs. Ari Sutisyana, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Filsafat Pendidikan ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai apa itu pengertian filsafat pendidikan, filsafat pendidikan
sebagai sistem, substansi filsafat pendidikan dan hubungan antara filsafat dan filsafat
pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Bengkulu, 20 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

Abstark................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan..........................................................................3


2.2 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem...................................................................7
2.3 Substansi Filsafat Pendidikan............................................................................9
2.4 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan..............................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan......................................................................................................15

3.2 Saran................................................................................................................15

Daftar Pustaka...................................................................................................................17

ii
ABSTRAK

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-


fundasi pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan
konsep-konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama
terhadap pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya
Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan
nilai-nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu
melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun
mengenai praktek.
Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat
pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif
inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu
dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikandari luar pad
hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada
filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut.

Kata Kunci : Filsafat,Pendidikan,Hakikat.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha
untuk mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu
itu, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu
yang dilihatnya, dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu
dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk
berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat
kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu,
berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam
kemestaan yang seakan tak terbatas.

Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa


terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh
panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak
yang berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah. Tetapi sudah sejak awal
sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak menahan manusia menggunakan
akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala
kenyataan (realitas) itu. Proses itu mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang
disebut pencerahan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren,
dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang; (1) disusun metodis,
sistematis dan koheren (saling mempengaruhi ) tentang suatu bidang tertentu dari
kenyataan (realitas), dan yang (2) dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut. Makin ilmu pengetahuan menggali dan
menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan
untuk mencari tahu tentang seluruh kenyataan (realitas). Jauh sebelum manusia
menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut sesuatu sebagai suatu
disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan

1
lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memfikirkan dengan bertanya tentang
berbagai hakikat apa yang mereka lihat.

Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban
filsafat. Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang
merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin
bagi manusia.

Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas,
dan pembimbing Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan
pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai
tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan sebagai suatu sistem?


b) Apa yang dimaksud dengan substansi filsafat pendidikan?
c) Apa hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan?

1.3 Tujuan

a) Mengetahui pengertian filsafat pendidikan sebagai suatu sistem.


b) Mengetahui dan dapat menjelaskan pengertian substansi filsafat pendidikan.
c) Mengetahui hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan

Filasafat pendidikan sebagai philosohycal approach to education merupakan suatu


bentuk applied philosophy yang bersayap tioritis dan praktis.

 Teoritis- tentang norma- norma hidup


 Praktis- berhubungan dengan tindakan atas norma-norma
( Burhanuddin,2011: 66)

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke
akar-akarnya mengenal pendidikan. (Sutisna Oteng,1990). Ada beberapa pendapat dari
para ahli tentang Filsafat pendidikan diantaranya sebagai berikut:

1. Al- syaibany
Filsafat pendidikan adalah aktivitas fikiran yang teratur yang menjadikan filasafat
tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses
pendidikan.
2. Jhon dewey
Filasafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik yang menyangkut daya fikir ( intelektual) maupun daya
perasaan( emosional), menuju tabiat manusia.
3. Imam barnadid
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam bidasng pendidikan baginya filsafat pendidikan
merupakan aplikasi suatu analaisis filosofis terhadap bidang pendidikan.
4. Brubachen
Filsafat penddikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan
filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat
pendidikan berdiri secara bebas memperoeh keuntungan karena mempunyai kaitan
dengan filsafat umum.

3
5. Randal curren
Filsafat pendidikan adalah penerapan serangkaian keyakinan-keyakinan filsafat dalam
praktik pendidikan

Dengan pengertian konsep pendidikan sehingga dapat dijelaskan mengenai


filsafat pendidikan.Hal ini jelas menyangkut suatu pengertian konsep filsafat yang
diterapakan kedalam bidang pendidikan.Menurut Dictionary of Education oleh Carter
V.Good;filsafat pendidikan itu adalah:
1. Suatu upaya yang hati-hati,kritis dan sistematik secara intelektual untuk melihat
pendidikan sebagai suatu keseluruhan dan sebagai satu bagian keseluruhan dari
budaya manusia.
2. Suatu filsafat yang menyangkut atau yang diterapkan terhadap proses pendidikan
umum atau pendidikan swasta dan digunakan sebagi dasra bagi ketentuan
umum,bagi penafsirannya dan untuk mengevaluasi masalah-masalah pendidikan
yang menyangkut tujuan,pelaksanaan sehari-hari,hasil-hasilnya,keperluan-
keperluan siswa dan masyarakat,bahan-bahan yang digunakan dalam belajar dan
semua segi yang diperlukan dilapangan.

Sebagai kesimpulan,bahwa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan itu adalah


usaha-usaha untuk memahami sedalam-dalamnya hakikat pendidikan dari berbagai segi
seperti eksistensi,fungsi,ciri-ciri,kegunaan,pelaku,hasil-hasil,tujuan,kurikulum,masalah-
masalah serta cara-cara memecahkan masalah itu.
Bedasarkan tulisan Zanti Arbi (1988) dalam (Pidarta Made.2007:45) yang menceritakan
tentang maksud filsafat pendidikan sebagai berikut:

1. Menginspirasikan
2. Menganalisis
3. Mempreskriptifkan
4. Menginvestigasi

Maksud dari menginspirasikan adalah memberi inspirasi kepada para pendidik


untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan,
filosof memaparkan idenya bagaimana pendidikan itu, ke mana diarahkan pendidikan itu,
siapa saja yang patut menerima pendidikan, dan bagaimana cara mendidik serta peran
4
pendidik. Sudah tentu ide – ide ini didasari oleh asumsi – asumsi tertentu tentang anak
manusia, masyarajat atau lingkungan, dan negara. Salah satu conoh filsafat
menginspirasikan adalah buku Emile karya Rousseau. Dia ingin memberi inspirasi
kepada para pendidik tentang pendidikan naturalis, atau mempengaruhi para pendidik
untuk mengikuti idenya mengenai pendidikan alami. Dalam buku ini Rousseau
menceritakan bahwa anak – anak tidak perlu diarahkan atau melalui metode – metode
tertentu. Mereka cukup dihindarkan dari kemungkinan kena bencana berat saja.
Selebihnya biarlah mereka berkembang sendiri di alam, biar alam yang mendidik
mereka, biar mereka mendapatkan pengalaman langsung sendiri – sendiri. Dari
pengalaman – pengalaman ini mereka akan belajar banyak dan berkembang secara
perlahan – lahan.
Sementara itu yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan
adalah memeriksa secra teliti bagian – bagian pendidikan agar dapat dikatehui secara
jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam menyusun konsep pendidikan
secara utuh tidak terjadi kerancuan, tumpang tindih, serta arah yang simpang siur.
Dengan demikian ide – ide yang kompleks bisa dijernihkan terlebih dahulu, tujuan
pendidikan yang jelas, dan alay – alatnya juga dapat ditentukan yang tepat.
Francis Bacon dalam bukunya The Advancement of Learning mengemukakan
tesis bahwa kebanyakan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia mengandung unsur –
unsur validitas yang bermanfaat dalam menyelesaikan persoalan – persoalan sehari –
hari, bila pengetahuan itu dibersihkan dari salah konsep yang telah berlangsung selama
bertahun – tahun. Bacon menggunakan logika induktif sebagai teknik kritis atau analisis
untuk menemukan arti pendidikan yang dapat diandalkan.
Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan
aksiologi.Dapat dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan
dalam arti yang luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan
ontology dari pendidikan adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan
lingkungan.
Epistemologi menyelidiki secara kritis hakikat,landasan,batas-batas dan patokan
kesahihan pengetahuan.Epistemologi pendidikan dimaksudkan mencari sumber-sumber
pengetahuan dan kebenaran dalam praktek pelaksanaan pendidikan.Landasan aksiologi
dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan pada nilia-nilai dasar yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 menekankan bahwa pendidikan dimaksudkan
5
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Kehidupan bangsa mencakup seluruh
bangsa;warga Negara tua-muda,kaya-miskin,di kota-di desa tanpa memamndang latar
belakang dan cerdas dalam hidup dan kehidupan,kognitif,psikomotor,dan afektif,totalitas
dan integratif(Edward Purba dan Yusnadi.2015:13).
Oleh karena filsafat pendidikan mengaitkan pengertian filsafat dan pendidikan
maka ada baiknya secara umum dan ringkas dijelaskan batasan dalam rangka memahami
arti pendidikan itu sendiri.
Menurut Arthur K.Ellis dan kawan-kawan:education is the sum total of learning of
experiences during a life time,not just organized formal learning experiences.It is a
process by which a person gains understanding of self,as well as the
environment.”Dengan bahasa Indonesia bebas dapat dikatakan bahwa,pendidikan dalah
jumlah keseluruhan dari pengalaman-pengalaman belajar seseorang selama hidup,tidak
saja yang diperoleh melalui belajar dari organisasi formal disekolah-sekolah tetapi
mencakup semua pengalaman-pengalaman belajar.Seluruh pengalaman itu adalah suatu
proses dan melalui proses itulah seseorang memperoleh pengertian dan pemahaman
tentang dia sebagaimana ia mengerti llingkungannya.
Filsafat pendidikan yang bersifat perenialisme yang berpusat pada pelestarian dan
pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat pada
pengembangan subjek didik perlu disempurnakan.Filsafat pendidikan yang bersifat
perenialisme dan progresif yng melihat subjek didik sebagai bagian dari warga dunia,dan
mengingatkan dengan sungguh-sungguh agar warga Negara tidak didikte oleh perubahan
tetapi mampu bertindak sebagai bangsa yang mampu member alternative.Dengan dasar
itu,maka misi pendidikan nasional dalam hal ini disebabkan sebagai rekonstruksi social.

2.2 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem


Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti
“system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara
berpikir atau model berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan
suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang
dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar
anak tersebut mencapai kedewasaan(Hadiwijono Harun,1980:45).
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
6
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi
tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara
tua-muda, kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas
dalam hidup dan kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.
Filsafat pendidikan terujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan
pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam
pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal
dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealisme. Bila konsep dasar
tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealisme, adalah sama dengan
hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu, maka
pendidikan itu adalam mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan
kerohanian pada peserta didik.
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi
masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti memerlukan
jawaban yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya
tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan
dari filsafat. Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang
lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam filsafat.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan bila
dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai dalam mengisi fundasi-
fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu pendidikan umumnya.

McAshan(1983) mendefinisikan sistem sebagai strategi yang menyeluruh atau


rencana dikomposisi oleh satu set elemen,yang harmonis,merepresentasikan kesatuan
unit,masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan
terururt dalam bentuk yang logis.Sementara itu Immegart(1972) mengatakan esensi
system adalah merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang
tersusun secara sistematis,bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain,serta

7
peduli terhadap konteks lingkungannya.Dari kedua pendapat diatas jelaslah system itu
memiliki struktur yang teratur.Sistem terdiri dari beberapa subsistem,setip subsistem
mungkin terdiri dari beberapa sub-subsistem,selanjutnya setiap sub-subsistem,begitu
seterusnya sampai bagian itu tidak dapat dibagi lagi yang disebut komponen.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan ciri-ciri sebuah system sebagai berikut:

1. Merupakan suatu kesatuan atau holistik.Istilah holistic mengandung makna


menyeluruh atau utuh.Pendekatan holistic memandang manusia secara
utuh,dalam arti manusia dalam unsure kognitif,afeksi dan perilakunya.Manusia
juga tidak bias berdiri sendiri,namun terkait erat dengan lingkungannya.Manusia
tidak bias terlepas dari manusia lain,demikian pula dengan lingkungan fisik atau
alam sekitarnya.Manusia juga tergantung kepada Tuhan YME selaku pencipta
dan penentu hidupnya.
2. Contohnya menghantarkan anak untuk menyeimbangkan antara belajar individual
dengan kelompok,antara isi dengan proses,antara pengetahuan dengan
imajinasi,antara rasional dengan intuisi dan antara kuantitatif dengan kualitatif.
3. Memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki.Artinya bahwa
system itu memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari yang mendasar sampai
tingkatan yang tinggi.Contohnya system dalam lembaga pendidikan ada
tingkatan yang disebut mulai dari siswa atau pelajar,tenaga tata usaha,tenaga
pengajar(guru)sampai tingkat yang tinggi kepala sekolah.
4. Bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain.Semua yang berada dalam
sebuah system akan membentuk hubungan timbale balik antar individu dengan
lingkungan.Misalnya system dalam ruangan kelas ada guru dan pelajar yang
menimbulkan adanya komunikasi antara guru dan pelajar dalam PBM.
5. Konsem terhadap konteks lingkungannya.

Balpoin misalnya sebagai suatu system,merupakan suatu kesatuan.Bagiannya


terdiri dari tutup dan badan.Badan terdiri dari bagian luar dan isi.Isi terdiri dari
buluh,tinta dan bola/ujung.Bagian-bagian itu dalah bertingkat dan berelasi satu
dengan yang lain.Sedangkan konsep terhadap lingkungan tampak pada badannya yang
enak dipegang keetika menulis,bola/ujungnya lancip sehingga tulisannya menjadi
baik,dan tutpnya diisi cantelan sehingga bias digantungkan dikantong.

8
Sistem itu adalah sebagai suatu strategi,cara berpikir,atau model berpikir.Ini
berarti ada model berpikir system dan adapula model berpikir nonsistem.Melaksanakan
pendidikan agama secara system akan menekankan pada semua aspeknya secara
berimbang seperti pemahaman,hafalan,penghayatan,tindakan sehari-hari pergaulan di
masyarakat dan sebagainya.Tetapi bila melaksanakan dengan nonsistem mungkin akan
menekankan tentang tata cara sembahyang saja.Secara konsep berpikir secara system
dipandang lebih baik daripada secara nonsistem dalam melaksankan atau
menyelesaikan masalah tertentu(Sidi Gajalba,1973:89).

Pendidikan merupakan sistem terbuka oleh sebab tidak mungkin pendidikan


dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan
lingkungan.Pendidikan berada di masyarakat,ia adalah milik masyarakat.Itulah
sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikn adalah menjadi tanggung jawab
pemerintah/sekolah,orangtua,dan masyarakat.Oleh karena keberadaan pendidikan
seperti itu maka apa yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat akan
berpengaruh pula terhadap pendidikan.Faktor-faktor itu akan memberikan um[an balik
dan atau memberikan tekanan kepada pendidikan(Made Pidarta,2007:30).

Jadi pendidikan sebagai system berada bersama,terikat dan tertenun di dalam


suprasistemnya yang terdiri dari tujuh system(filsafat
Negara,agama,sosial,kebudayaan,ekonomi,politik dan demografi).Berarti membangun
suatu lembaga pendidikan baru atau memperbiki lembaga pendidikan lama tidak dapat
memisahkan diri dari suprasisitem tersebut.

2.3 Substansi Filsafat Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi


pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-
konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap
pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat
Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-
nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi
pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.
Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat
pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif

9
inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu
dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikandari luar pad
hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada
filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut. Roh dan Jiwa Undang-Undang
Dasar 1945 harus mendaqsari landasan praksis dan praktik pendidikan. Dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dijelaskan nyata arah dan tujuan
pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh
batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat
pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan
arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan
lainnya.
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai
bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.Pendidikan di Indonesia
teraktualisasi dengan berdasar pada praksis dan praktik.Praksis sebagai acuan yang
didasarkan pada landasan yang tersusun dalam bentuk kebijakan dalam pelaksanaan
pendidikan.Hal ini sekaligus sebagai acuan yang harus dipedomi dalam praktek
pelaksanaan pendidikan.Pancasial dan UUD 1945 dan undang-undang pendidikan
merupakan dasar atau landasan terhadap pelaksanaan pendidikan.Hal ini menjadikan
pancasila ,atau khususnya filsafat pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam
wawasan kependidikan,dan nilai-nilai serta norma-norma pancasila dan UUD 1945 itu
melingkupi pendidikan secara keseluruhan,baik itu mengenai toeri maupun mengenai
praktek pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi.2015:14)

Nuansa serta tekanan permasalahan dari waktu ke waktu dapat


berbeda,sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dalam telaah pendidikan serta
filsafat pendidikan.Kalau dewasa ini persoalan yang selalu nampak adalah berkaitan
dengan karakter atau perilaku manusia yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat
manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Mulia,misalnya,maka sudah sewajarnyalah
bila studi tentang filsafat pendidikan dan oraksis serta praktek pelaksanaan
pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi,2015:15)

10
2.4 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan

Menurut James S.Ross bahwa filsafat dan pendidikan pada hakikatnya


merupakan hal yang satu.Seperti kedua sisi dari satu mata uang.Filsafat merupakan segi
pemikirannya dan pendidikan merupakan segi dinamisnya.

Artinya bahwa filsafat mencakup nilai yang dijunjung dan merupakan pedoman
perbuatan.Baik pedoman perbuatan ini dilaksanakan dalam sikap sehari-hari maupun
dalam hal mendidik.Jadi,bila nilai-nilai yang dimiliki itu betul-betul merupakan
kepercayaan yang vital,maka nilai-nilai itulah yang dijadikan dasar dan pedoman bagi
segala perbuatan termasuk mendidik.Dengan kata lain perbuatan mendidik merupakan
realisasai dari nilai-nilai yang dimilikinya.

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang


dijadikan pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa
merupakan asas atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang
atau masyarakat tersebut atau bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang
pendidikan. Segala usahan atau aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat
yang dianutnya.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernannya dengan landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama di
Indonesia dilandasi oleh filsafat yang dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan
masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menadi pangkal serta
muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan
pembelajaran(M.Sukardjo dan Ukim Komaruddin,2009:87).

11
Bagan skematis

Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan

Filsafat Filsafat Pendidikan

Metafisika

 Filsafat kenyataan(theory of  Dasar-dasar pendidikan;tujuan


reality);hakikat kenyataan alam hakikat mutlak(altimate aims);tujuan
semesta(kosmologi,ontology) hakikat manusia = tujuan analitis(antropogi
metafisika)tujuam hakikat pendidikan.
Etika

 Filsafat moral  Tujuan intermidit(intermediate


kesusilaan(theory of aims),tujuan etis normative,tujuan
moral)aksiologi(axiology);theory of normative operasional,isi moral
value),teori nilai-nilai estetika dan pendidikan,nilai-nilai spiritual etis,nilai-
etika nilai pendidikan.
Logika

 Epistemologi(theory of  Science of education;sistem


knowledge)=filsafat ilmu pendidikan;sistem
penetahuan;logika formal teoritis pendidikan(kepemimpinan,metode,organisa
dan logika materil si dan politik pendidikan);behavioural
praktis(instrumental dan simbolis) pattern = pola-pola tingkah laku perbuatan
dalam rencana pelajaran terurai;the art of
education.
(H.Burhanuddin Salam,2011:42)

12
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslahantara
lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi
landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu,
pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan
berhubungan dan berkenalan dengan realita.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
3. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan (Burhanuddin Salam,2011:66)

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan


filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan
sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan
dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya
jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh
karena berisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.Filsafat pendidikan
sudah seharusnya dipelajari dan didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu
pendidikan, terlebih mereka yang memilih profesi sebagai tenaga pendidik. Ada
beberapa alasan yang mendasarnya antara lain;
1. Adanya problema-problema pendidikan dari zaman ke zaman yang menjadi
perhatian para ahli masing masing. Pendidikan adalah usaha manusia untuk
meningkatkan kesejathteraan lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Banyak
tulisan yang dihasilkan oleh para ahli pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu
mempengaruhi gagasan ahli-ahli yang lain. Corak gagasan yang berlandaskan
filsafat sering timbul dari ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam lapangan filsafat
pendidikan.
2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat
pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya
melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari

13
itu filsafat pendidikan dapat diharapkan merupakan bekal untuk meninjau
pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.
3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan landasan asas bahwa
berfilsafat adalah berfikir logis yang nuntut teratur dan kritis, maka berfilsafat
pendidikan mempunyai kemampuan semacam itu.

Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara


teratur dan mendalam yang menyelaraskan dan mengharmonisasikan dana
menerangkan nilai-nilai dan tujuan kesatuan yang utuh antara filsafat,filsafat
pendidikan,dan pengalaman mnusian atau pendidikan.Filsafat menemukan ide-ide,nilai-
nilai,dan cita-cita yang lebih baik dan pendidikan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan ide-ide menjadi kenyataan berupa tingkah laku,perbuatan bahkan
membina perilaku manusia(Edward Purba dan Yusnadi,2015:16).
Dari uraian tersebut,dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan
teori pendidikan adalah:

1. Filsafat alam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh
para ahli.
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memilki relevansi dengan kebutuhan yang nyata.
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan,mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan(Jalaluddin,1997:23).
Dari penjelasan tersebut bahwa ada kaitan yang sangat kuat antara filsafta dan
filsafat pendidikan bahwa filsafat merupakan segi pemikirannya dan filsafat pendidikan
merupakan segi dinamisnya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat pendidikan itu adalah usaha-usaha untuk memahami sedalam-dalamnya


hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti eksistensi,fungsi,ciri-
ciri,kegunaan,pelaku,hasil-hasil,tujuan,kurikulum,masalah-masalah serta cara-cara
memecahkan masalah ituSubstansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu
pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa
filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan.
Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan
aksiologi.Dapat dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan
dalam arti yang luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan
ontology dari pendidikan adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan
lingkungan.
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system,
susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau
model berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang
secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa
kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai
kedewasaan.

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi


pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-
konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap
pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat
Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-
nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi
pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.

15
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
 Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan
dan mengkoordinasikannya
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan
persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika
dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada
akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

3.2 Saran

Menyadari peran penting pendidikan, maka langkah pertama yang harus dilakukan
adalah memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat pendidikan.Pemahaman
tersebut akan menyebabkan kita memahami peran,mendudukkannya,dan menilai
pendidikan secara proporsional.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arthur,K.Ellis dkk.1986.Introduction to The Foundation of Education.New Jersey:Prentice


Hall

Bacon,F.1605.The Advencement of Learning.Chicago:Encyclopedia Britania

Brubacher.1950.Modern Philosophyes of Education.New York:Mac Graw Hill Book


Company

Carter V.Good.1959.Dictionary of Education.New York:Grew Hill Book

D,Emile.1991.Filsafat dan Ideologi(Terjemahan).Jakarta:Amartapura

Gajalba,Sidi.1973.Sistematika Filsafat,Buku I.Jakarta:Bulan Bintang

Harun,Hadiwijono.1980.Sari Sejarah Filsafat 2.Yogyakarta:Yayasan Kanisius

Immegart,Glenn L.1972.An Introduction to System For to Educational


Administrator.California:Addison Wesley Publishing Company

Jalaluddin,H.2001.Teologi Pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada

McAshan,Hildreth.Hoke.1983.Comprehensive Planning For School


Administration.USA:Advocate Publishing Group

Pidarta,Made.2007.Landasan Kependidikan(Stimulis Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia).Jakarta:Rineka Cipta

Purba,Edward.dan Yusnadi.2015.Filsafat Pendidikan.Medan:Unimed Press

Salam,B.2011.Pengantar Pedagogik(Dasar-Dasar Ilmu Mendidik).Jakarta:Rineka Cipta

Sukardjo,M.dan Komaruddin,Ukim.2009.Landasan Pendidikan,Konsep dan


Aplikasinya.Jakarta:RajaGrafindo Persada

Sutisna,Oteng.1990.”Filsafat dan Ilmu Pendidikan”,Jurnal Pendidikan.Nomor 4,Tahun


IX,Desember

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

17

Anda mungkin juga menyukai