Anda di halaman 1dari 17

KETERKAITAN FILSAFAT ILMU DENGAN

KEILMUAN KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Andari Nur Sholihah, S.ST, M.Kes

DISUSUN OLEH:
EKA NUR AFNI ISMAIL
NIM: 2110101273
KELAS : B LINTAS JALUR

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

ِ ُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمة‬


ُ‫هللا َو َب َر َكاتُه‬ َّ ‫ال‬
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahaan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
kita nati-natikan syafa`atnya diakhiarat kelak nanti. Penulis ucapkan syukur
kepada Allah SWT atas nikmat sehat-Nya, baik itu sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuataan makalah
dengan judul “KETERKAITAN ILMU FILSAFAT DENGAN KEILMUAN
KEBIDANAN”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekeurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima kasih.

Yogyakarta, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Filsafat Ilmu dan Ilmu Kebidanan ...................................... 3
1. Pengertian Filsfat Ilmu .............................................................. 3
2. Pengertian Ilmu Kebidanan........................................................ 3
B. Ruang Lingkup Dimensi Filsafat Ilmu .............................................
1. Dimensi Ontologi ...................................................................... 4
2. Dimensi Epistemiologi .............................................................. 5
3. Dimensi Aksiologi .................................................................... 6
C. Falsafah Kebidanan ......................................................................... 7
D. Hubungan Ilmu Kebidanan dengan Ontologi ................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bukankah Allah SWT. Sangat mengajurkan umtanya untuk senantiasa
berfikir. Banyak ayat tentang berfikir ini dengan kata-kata `apal ta`qilun,
`apal tatafakkarun`, la ya`lamun`, `ulil albab` dan lain-lainnya yang
kesemuannya mengajak manusia untk berfikir. Secara kodrati manusia
dianugerahi akal, daya fikir, yang tidak diperoleh makhluk lain. Akal ini dapat
dipergunakan semaksimal mungkin untuk kemampuan berfikir tersebut.
Menurut M. Ngalim Purwanto (1990:43) berfikir adalah daya yang paling
utama dan merupakan ciri khas yang membedakan antara manusaia dengan
hewan.
Secara umum mempelajari filsafat bertujuan untuk mengendalikan
manusia yang susila, bermoral, bermartabat, dan mempunyai etika-etika yang
baik. Secara khusus filsafat mengajarkan bagaimana cara berfikir.
Berfikir secara sungguh-sungguh untuk mencari kebenaraan. Filsafat
menekankan aspek akal (rasio) dalam menemukan kebenaran ini. Filsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran telah
memberikan banyak pelajaran, misalnya tentang kesadaran, kemauaan dan
kemampuan manusia sesuai dengan posisisnya sebagai makhluk tuhan untuk
diaplikasikan dalam kehidupan. Filsafat akan terus menjawab atas segala
pertanyaan yang diajukan oleh akal budi kita. Batas ketidakmampuan akal
budi kita untuk menjawab pertanyaan segala yang ada, segala yang
berhubungan dengan ilmu, itulahbatas kerja filsafat.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajiaan filosofis terhadapt hal-hal
berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya
pengkajian dan pengalaman mengenai ilmu (ilmu pengetahuan/sains), baik itu
ciri substansinya, pemerolehnya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan
manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang
tercakup dalam bidang otologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Bidan adalah seorang wanita yang mengikuti dan menyclesaikan
pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah, lulus ujian sesuai dengan
syarat dan ketentuan yang berlaku dan mendapat izin yang sah dari dinas
kesehatan. Bidan juga dapat didefenisikan sebagai scorang petugas keschatan
yang terlatih secara formal maupun nonformal tetapi bukan scorang dokter,
yang membantu kelahiran bayi sera perawatan maternal terkait. Bidan dikenal
sebagai professional yang bertanggung jawab yang berkerja sebagai mitra
perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan saran
selama kehamilan, periode persalinan dan post partum dan melakukan

1
2

pertolongan persalinan. Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan


terlahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah yaitu
“Bagaimanakah Keterkaitan Filsafat Ilmu Dengan Keilmuan Kebidanan”?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari peneliti ini adalah untuk mengetahui Keterkaitan
Filsafat Ilmu Dengan Keilmuan Kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu dengan ilmu
kebidanan
b. Untuk mengetahui ruang lingkup dimensi filsafat ilmu
c. Untuk mengetahui falsafah kebidanan
d. Untuk mengetahui Keterkaitan Filsafat Ilmu Dengan Keilmuan
Kebidanan
D. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai yaitu penulis dan pembaca dapat memperoleh
pengetahuan dan pemahaman tentang Keterkaitan Filsafat Ilmu Dengan
Keilmuan Kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Filsafat Ilmu dan Ilmu Kebidanan
1. Pengertian Filsafat ilmu
Secara Etimologis, Filsafat merupakan terjemahan dari Philolophy
(Bahasa Inggris) atau Philosophia dari bahasa Yunani. Kata tersebut
terdiri dari dua suku kata yaitu Phile dan Shopia. Philo yang berarti suka
atau cinta, dan Shopia berarti kebijaksanaan. Jadi, Philoshopia berarti
suka atau cinta pada kebijaksanaan
Mengenai pengertian (Definisi) filsafat tersebut, perlu dipahami
bahwa filsafat memandang alam ini sebagai suatu kesatuan yang tidak
dipecah-pecah, sehingga ia membahasnya secara keseluruhan, antara yang
satu sama lainnya sehingga berkaitan.
 Menurut Plato, Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.
 Menurut Aristoteles, Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
 Menurut golongan Stoa, Filsafat ialah usaha untuk mencari
kesempurnaan yang bersifat teori dan amalan dalam bidang logika,
fisika, dan etika.
 Menurut al-Farabi, filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud sebagaimana hakikat yang sebenarnya.
 Menurut Descrartes filsafat merupakan sekumpulan sekumpulan
segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikan.
Banyak yang berkesimpulan tentang filsafat, seperti yang
dikemukakan oleh DR. Yahya Huaidi, dosen filsafat pada Universitas
Cairo bahwa “filsafat itu tidak lebih dari suatu pemikiran, dimana orang
harus berpandangan biasa dan tidak terikat pada lapangan penyelidikan
tertentu,seperti halnya pada ilmuan dan bukan pula bertolak dari suatu
paham yang sudah diterima kebenarannya lebih dahulu, seperti sikap
orang agama. Selanjutnya, Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika
Filsafat mengemukakan bahwa berfilsafat ialah mencari kebenaran dari
kebenaran untuk kebenaran tentang segala sesuatu yang dimasalahkan,
dengan berfikir secara radikal, sistematis dan universal (Sidi Gazalba:40)
2. Pengertian ilmu Kebidanan
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan
seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan

3
4

menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia


serta memberikan bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga dan
komunitasnya. Didalam bahasa inggris, kebidanan diterjemahkan sebagai
“Midwifery” sedangkan bidan disebut sebagai “Midwife”.
Bidan adalah salah satu profesi dibidang kesehatan yang secara khusus
menangani kehamilan, persalinan, keadaan setelah melahirkan serta
pelayanan-pelayanan paramedis yang berhubungan dengan organ
reproduksi. Ikatan Bidan Indonesia yang disingkat dengan IBI adalah
organisasi profesi yang menghimpun seluruh bidan di Indonesia. Saat ini
IBI bersama seluruh pihak yang terkait dengan kebidanan sedang
memperjuangkan lahirnya Undang-undang tentang kebidanan. Pada tahun
2016, RUU Kebidanan telah masuk kedalam daftar prolegnas DPR RI

B. Ruang Lingkup Dimensi Filsafat Ilmu


1. Dimensi Ontologi (hakekat apa yang dikaji/ilmu tentang ada)
Kata ontologi sendiri berakar dari bahasa Yunani. Onto berarti ada dan
logos berarti ilmu. Dengan demikian, ontologi dimaknai sebagai ilmu yang
membahas tentang keberadaan. Atau dengan kata lain, ontologi berarti
cara untuk memahami hakikat dari jenis ilmu komunikasi. Ontologi
sendiri merupakan cabang ilmu filsafat mengenai sifat (wujud) atau
fenomena yang ingin diketahui manusia. Dalam ilmu sosial ontologi
berkaitan dengan sifat pada interaksi sosial atau komunikasi sosial.
Ontologi merupakan mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah
gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan
eksistensi kemanusiaan (Stephen Litle John). Membahas ilmu ini tentunya
tak lepas dari pertanyaan tentang apa sebenarnya ilmu komunikasi itu, apa
yang di bahas di dalamnya, objek apa yang masuk kajiannya dan lain
sebagainya. Jawaban-jawaban tersebut akan membantu kita untuk
memahami apa sebenarnya objek kajian dalam hakikat komunikasi.
Dalam aspek ontologi, ilmu komunikasi khususnya pada komunikasi
massa seperti berita, berfokus pada keberadaan berita yang mempengaruhi
keingintahuan masyarakat. Pada abad 19, pernah terjadi fenomena berita
yang ingin mendapatkan audiens, para redaksi menitikberatkan pada
berita kriminalitas, seks, menegangkan yang mengundang sensasi.
Sehingga telah munculnya istilah ‘Jurnalisme Kuning’ pada masa itu.
Dalam aspek ontologi, bahwa Ilmu komunikasi dapat dipelajari dengan
mengkaji 2 obyek, yaitu objek materi dan objek formal. Ilmu komunikasi
sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang monoteistik pada tingkat
yang paling abstrak dan paling tinggi dalam kesatuan dan kesamaannya
sebagai makluk hidup atau benda. Hakikat inilah yang dipandang sebagai
5

obyek materi. Sementara jika dilihat dari objek formal maka ini adalah
salah satu sudut pandang yang mampu menentukan cakupan studi di
dalamnya.
Sejarah ilmu komunikasi, teori komunikasi, tradisi ilmu komunikasi,
dan komunikasi manusia adalah contoh-contoh dari aspek ontologis
tersebut. Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, fenomena
jurnalisme yang dulu hanya bisa didapatkan melalui televise dan radio,
kini bisa didapatkan melalui online seperti youtube yang bisa diputar
berulang kali. Dan kelemahan televise pun telah dimanfaatkan oleh pihak
redaksi online.
Karena di televisi telah membatasi berita yang terekspos seperti
membatasi kata, gambar, dan sebagainya. sedangkan di online,
masyarakat bisa bebas mendapatkan berita yang akurat. Seperti pada
zaman orde baru, Harmoko yang merupakan Menteri Penerangan pada
masa itu, terdapat banyak surat kabar kuning muncul yang diwarnai
dengan antuias publik. Bahkan Arswendo Atmowiloto pun telah
menerbitkan Monitor “Jurnalisme Kuning di Indonesia.”
2. Dimensi Epistemilogi (cara mendapatkan pengetahuan yang benar)
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari
tentang asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia.
Epistemologi sendiri dinamakan sebagai teori pengetahuan. Kata
epistemologi berakar dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari dua
gabungan kata yaitu episteme yang artinya cara dan logos yang artinya
ilmu. Jika diartikan secara keseluruhan, epistemologi adalah ilmu tentang
bagaimanaseorang ilmuwan membangun ilmunya.
Di dalam kajian epistemologi, ilmu komunikasi dititikberatkan pada
berita yang sesuai dengan bukti dan fakta untuk menjadi berita yang
bernilai tinggi. Sehingga pesan yang disampaikan cenderung bersifat
netral tanpa memihak siapapun dengan sifat yang obyektif. Kunci standar
penulisan yang menggunakan pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi
peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta
mengandungwaktu kekinian (Charnley, 1965: 22;30).
Dengan adanya aspek epistemologi, maka dapat membuat para wartawan
lebih mendekati kejadian yang akurat. Cara memperoleh faktanya pun
menjadi landasan filosofis dalam sebuah berita yang disampaikan yang
disusun sesuai rencana yang matang, mapan, sistematis, dan logika.
Persoalan-persoalan yang dibahas dalam epistemologi antara lain tentang
apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengetahuan, bagaimana cara
manusia mengetahui sesuatu, darimana pengetahuan dapat diperoleh,
bagaimanakah cara menilai validitas, apa perbedaan antara pengetahuan
6

apriori dengan pengetahuan aposteriori. Selain itu dibahas juga apa


perbedaan antara kepercayaan, pengetahuan, pendapat, fakta, kenyataan,
kesalahan, bayangan, gagasan, kebenaran, kebolehjadian dan kepastian.
Proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu
beserta prosedurnya juga menjadi pembicaraan penting yang akan
mengarahkan kita ke cabang fisafat metodologi.
Dengan adanya perkembangan komunikasi sesuai era teknologi, iklan
di televise pun mulai turun peminatnya, setelah terjadinya kebebasan pers.
Walaupun kebebasan pers tersebut masih ada yang masih mengabaikan
kualitas berita. Semua berita yang tersebar dapat didapatkan di mana saja
seperti komputer bahkan telepon genggam. Fenomena berita online ini
mulai tidak terhindarkan lagi di dunia jurnalisme. Bahkan masyarakat pun
mulai menilai berita dari rating suatu berita.
Ilmu epistemologi mencakup tentang kemampuan untuk berpikir
deduktif dan induktif. Berpikir deduktif artinya mampu bersikap rasional
kepada pengetahuan ilmiah dan konsisten dengan pengetahuan yang telah
dikurnpulkan sebelumnya. Ranah ini menuntut kita untuk berpikir secara
sistematik dan kumulatif. Pengetahuan ilmiah disusun setahap demi
setahap dengan menyertakan argumen-argumen yang logis. Ilmu ini
berusaha menjelaskan objek yang berada dalam fokus penelaahan secara
konsisten dan koheren dan rasional.
3. Dimensi Aksiologi (untuk apa ilmu digunakan)
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani. Istilah ini terdiri dari dua
gabungan kata yaitu axios dan logos. Axios berarti nilai, sedangkan logos
bermakna ilmu atau teori. Jika diartikan keseluruhan maka artinya adalah
“teori tentang nilai”. Aksiologi adalah teori nilai yang berhubungan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang didapatkan. Ilmu ini terbagi
menjadi tiga bagian yaitu: pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral
yang melahirkan etika. Kedua, esthetic expression, atau ekspresi
keindahan, Ketiga, sosio-political life, atau kehidupan sosial politik. Dari
bahasan ketiga inilah lahir filsafat sosio-politik.
Aksiologi merubakan cabang filsafat yang berkaitan dengan etika,
estetika, dan agama. Aksiologis merupakan bidang kajian filosofis yang
membahas value (Litle John). Ilmu komunikasi khususnya berita, dalam
kajian aksiologis bahwa fungsi berita dilihat dan dititikberatkan pada
suatu hiburan masyarakat. Sehingga para redaksi berita harus mampu
menarik audiens dengan menampilkan sesuatu yang ringan seperti halnya
artike feature. Sehingga, para redaksi media pun mulai menargetkan untuk
menaikan rating beritanya agar semakin banyak peluang mendapatkan
iklan.
7

C. Falsafah Kebidanan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut adalah:
1. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu
tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional
diakui oleh ICM, FIGO dan WHO.
2. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri kesehatan
ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah bidang
kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA,
Pelayanan ibu hamil, melahirkan nifas yang aman, pelayanan Keluarga
Berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak
untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan
untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi kehamilan persalinan dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang
membutuhkan intervensi medic.
5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
6. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak
mendapat pelayanan yang berkualitas.
7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa
remaja.
8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
9. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah
dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang
professional dan interaksi social serta asas penelitian dan
pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
8

kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu


dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa
berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu
sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin,
post partum, bayi baru lahir.
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan
panduandalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan. Hamil dan
bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang Perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi
yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing.
Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam stiap
asuhan yangditerimanya.
c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi
bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu & bayinya, proses
fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul
penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang
efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan &
janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat
keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil
keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling.
Pengambila keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara
perempuan, keluarga & pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan
kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi
kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada:
pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dg
cara yang kreatif & fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor
dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan
berkesinambungan, sesuai keinginan & tidak otoriter serta
menghormati pilihan perempuan
f. Keyakinan tentang Kolaborasi dan Kemitraan. Praktik
kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai
partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai
satu kesatuan fisik, psikis, emosional, social, budaya, spiritual serta
9

pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam


praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup
Pancasila, seorang bidan menganut filosofis yang mempunyai
keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk
bio-psiko-sosio- kultural dan spiritual yang unik merupakan satu
kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang
sama
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai
dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu
berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang
cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan
kesehatannya.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu
maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya
berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak
masa masa remaja. Keluarga-keluarga yang berada di suatu
wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat
Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia.
Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan
budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan
dan nilai-nilai yang terorganisir

D. Hubungan ilmu Kebidanan dan Ontologi


Secara ontologi ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya
berada pada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia,Obyek
penelaahan yang berada dalam batas prapengalaman (penciptaan manusia)
dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya kepada
pengetahuan lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian
banyak pegetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas-batas
ontology tertentu, Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat
empiris ini secara konsisten dengan asas epistemologis keilmuan yang
mensyaratkan adanya verifikasi dalam proses penemuan dan penyusunan
pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah
Aspek kedua dari pendekatan ontologi adalah penafsiran hakikat realitas
(metafisika) dari obyek ontology keilmuan. Penafsiran metafisik keilmuan
harus didasarkan kepada karakteristik obyek ontologism sebagaimana adanya
10

(dassein) dengan deduksi-deduksi yang dapat diferifikasi secara fisik. Ini


berarti bahwasecara metafisik, ilmu terbebas dari nilai-nilai yang bersifat
dogmatic.suatu pernyataan dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi
ilmiah setelah melalui pengkajian atau penelitian berdasarkan epistemologis
keilmuan., Metafisika keilmuan berdasarkan sebagaimana adanya (dassein)
menyebabkan ilmu menolak premis moral yang bersifat seharusnya
(dassollen).

E. Landasan Ontologi Ilmu Kebidanan


Dari segi keilmuan, kebidanan sebagai profesi yang mandiri memerlukan
pengetahuan teoritis yang jelas dan dirumuskan dengan berpedoman kepada
filsafat ilmu, sehingga dapat memenuhi ciri atau karakteristik dan spesifikasi
pengetahuan yang berdimensi dan besifat ilmiah. Ilmu kebidanan mempunyai
beberapa pokok karakteristik dan spesifikasi baik obyek forma maupun obyek
materia yang meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Obyek materia Ilmu Kebidanan
Obyek materia ilmu kebidanan adalah substansi dari obyek penelaahan
dalam lingkup tertentu. Objek materia dalam disiplin keilmuan kebidanan
adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak dibawah lima tahuan (balita)
dan wanita secara utuh (holistih) dalam siklus kehidupannya ( kanak-
kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda, dewasa lansia dini dan lansia
lanjut) terutama dalam masa reproduksi pada masa pra konsepsi, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas/masa menyusui dan bayi baru
lahir.
2. Obyek forma Ilmu Kebidanan
Obyek forma ilmu kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada
obyek penelaahan dalam batas atau rang lingkup tertentu. Obyek forma
dari disiplin keilmuan kebidanan adalah mempertahankan status
kesehatan reproduksi yaitu kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa
tuanya termasuk upaya keamanan dan kesejahteraan ibu dan janinnya
pada pra konsepsi masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas/masa
menyusui, sehingga tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan
janinnya dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara bayinya secara
optimal.
Dengan demikian kajian ilmu kebidanan dapat dikembangkan
berdasarkan konsep dasar tersebut diatas yaitu tubuh pengetahuan teoritis
yang khas, berdimensi dan bersifat ilmiah. Secara umum berdasarkan
fikiran dasar obyek forma dan obyek material dalam mengisi kerangka
konseptual ilmu kebidanan, maka ilmu kebidanan ini dapat menerima
dan menerapkan unsur pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang lain
11

sesuai dengan kebutuhan ilmu kebidanan itu sendiri, maka disusunlah


tubuh pengetahuan kebidanan (Body of midwifery knowledge) yang
dikelompokkan menjadi empat yaitu:
a. Ilmu Dasar
1) Anatomi
2) Psikologi
3) Mikrobiologi dan para sitology
4) Patofisiologi
5) Fisika
6) Biokimia
b. Ilmu Social
1) Pancasila dan Wawasan Nusantara
2) Bahasa Indonesia
3) Sosiologi
4) Antropologi
5) Psikologi
6) Administrasi dan Kepemimpinan
7) Ilmu komunikasi
8) Humaniora
9) Pendidikan (Prinsip Belajar dan Mengajar)
c. Ilmu Terapan
1) Kedokoteran
2) Farmakologi
3) Epidemiologi
4) Statistic Teknik Kesehatan Dasar (TKD)/Keperawatan Dasar
5) Paradigm Sehat
6) Ilmu Gizi
7) Hukum Kesehatan
8) Kesehatan Masyarakat
9) Metode Riset
d. Ilmu Kebidanan
1) Dasar-dasar kebidanan (Perkembangan kebidanan, registrasi dan
organisasi profesi dan peran serta fungsi bidan)
2) Teori dan model konseptual kebidanan
3) Siklus kehidupan wanita
4) Etika dan etiket kebidanan
5) Pengantar kebidanan professional (konsep kebidanan, definisi,
lingkup kebidanan dan manajemen kebidanan)
6) Teknik dan prosedur kebidanan
7) Asuhan kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi
12

(berdasarkan siklus kehidupan manusia dan wanita)


8) Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
9) Legilasi kebidanan
10) Praktek klinik kebidanan
Adapun wujud yang hakiki dari obyek ilmu kebidanan adalah sebagai
berikut :
1. Wanita
Wanita adalah mahluk bio-psikososial-kultural dan spiritual yang utuh
dan unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi
keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang shat jasmani dan
rohani serta sosial sangat diperlukan..
2. Reproduksi
Reproduksi adalah suatu fungi pada manusia yang sangat penting untuk
mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat
pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik
kulminasi berupa persalinan, maka lahirlah insan yang menjadi generasi
penerus.
3. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istritersebut dan juga
individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang finggal dibawah
satu atap.Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah atau daerah
membentuk masyarakat.Kumpulan dari masyarakat Indonesia terhimpun
didalam satu kesatuan bangsa Indonesia..
4. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
setiap individu berhak untuk dilahirkan secara shat, unik itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak
mendapatkan pelayanan yang berualitas.
Sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai pandangan hidup Pancasila,
seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam
dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk biopsin kososialkultural dan
spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang
utuh dan tidak ada individu yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat yaitu cinta atau suka kepada suatu kebijaksanaan atau kebajikan.
Filosofi peranan bagi manusia seperti: mendobrak keterkungkungan pikiran
manusia, pembebas pikiran manusia, sebagai pembimbing, penghimpun ilmu
pengetahuan, dan sebagai pembantu pengetahuan, Secara mum, tujuan filsafat
adalah meraih kebenaran agar dapat membawa manusia kepada pemahaman,
dan kepada tindakan yang lebih layak. Kebidanan adalah satu bidang ilmu
yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan,
menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan
kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-
fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya. Di dalam bahasa Inggris, kebidanan
diterjemahkan sebagai "Midwifery" sedangkan bidan disebut sebagai
"Midwife"
B. Saran
Jika dilihat dari peranan filsafat dan manfaat dari filsafat itu sendiri, ada
baiknya kita mempelajari dan lebih memahami serta mendalami kajian dari
ilmu filsafat.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebidanan#Sejarah03-NOVEMBER-2019

https://id.wikipedia.org/wiki/KebidananO3-NOVEMBER-2019

https://www.academia.edu/15057468/makalah-filsafat-ilmu

https://pakarkomunikasi.com/ontologi-epistemologi-dan-aksiologi

https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/123/88

14

Anda mungkin juga menyukai