Simpulan :
Bertolak dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikaji berdasarkan penelitian yang relevan dapa
disimpulkan, Senam ergonomik dapat menurunkan keluhan
muskuloskeletal lansia sebesar 47,50% dan senam ergonomik
dapat menurunkan tekanan darah sistolik lansia sebesar
2,65%.
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat
disampaikan kepada pihak pengelola PSTW Jara Marapati
Buleleng untuk memerhatikan kesehatan lansia melalui
kegiatan-kegiatan baru yang dapat membuat lansia bergerak
aktif, kepada lansia diharapkan untuk melakukan senam
ergonomik setiap hari sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas kesehatannya. dan kepada peneliti lain disarankan
melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh didalam
melakukan penelitian agar dapat membantu lansia didalam
meningkatkan kualitas kesehatannya.
Lampiran
Ni Luh Putu Julia Purnama Dewi; I Made Sutajaya; Ni Putu Sri Ratna Dewi
e-mail: {julia.purnama.dewi,made.sutajaya,ratna.dewi}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa senam ergonomik dapat menurunkan keluhan
muskuloskeletal pada lansia penderita hipertensi dan menurunkan tekanan darah sistolik pada lansia
penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan randomized pre
and post test control group design (treatment by subject). Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini
berupa senam ergonomik. Penelitian ini menggunakan teknik sampling acak bertingkat atau multistage
random sampling. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi di Panti
Sosial Tresna Werdha Jara Marapati Buleleng, populasi terjangkau sebesar 36 orang yang memenuhi
kriteria sampel. uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji deskriptif, uji normalitas dan uji hipotesis
menggunakan t paired test, dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner Nordic Body Map, Tensimeter, dan Environment meter. Berdasarkan
hasil uji hipotesis didapatkan nilai p= 0,0001 (p< 0,05). Itu berarti bahwa terdapat penurunan yang
signifikan pada keluhan muskuloskletal sebesar 84,29% dan tekanan darah sistolik sebesar 85,14%.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa senam ergonomik dapat menurunkan keluhan
muskuloskeletal dan tekanan darah sistolik..
Abstract
The study aims to determine that the ergonomic gymnastics can lower musculoskeletal complaints and
lower systolic blood pressure in elderly hypertensive sufferers. This kind of research is a quasi
experimental with the randomized pre and post control group design (treatment by subject). The treatment
in this research is consisted of ergonomic gymnastics. This study is using random multistage sampling
techniques. The target population in this study is all the elderly hypertensive sufferers of the social
institution of Tresna Werdha Jara Marapati Buleleng, aN accessible population are 36 people who meet
the sample criteria. The test used in this study was a descriptive test, a normality and a hypothetical test
using t paired test, with a significant level of 5% (α = 0.05). The study instrument used in this study is a
Nordic Body Map questionnaire, Tensimeter, and Environment meter. Based on the results of the
hypothesis test the value of p = 0,0001 (p <0,05) is obtained. That means a significant reduction in
musculoskletal complaints was 84.29% and systolic blood pressure was 85.14%. Based on this analysis
it can be concluded that ergonomicgymnastics can reduce musculoskeletal complaints and systolic blood
pressure.
Keywords : Hypertention, Musculoskeletal complaints, Systolic blood pressure.
hingga sangat sakit yang menyebabkan mencakup umur, berat badan, dan tinggi
penderita keluhan ini menjadi kurang badan serta kondisi lingkungan seperti suhu,
produktif. Menurut Ulfah (2014) keluhan kelembaban, kebisingan, intensitas cahaya
muskuloskeletal merupakan gangguan dan sirkulasi udara di tempat lansia
fungsi normal otot, tendon, saraf, beraktivitas. Faktor-faktor lain yang
pembuluh darah, tulang dan ligamen, berpengaruh terhadap penelitian ini tidak
akibat perubahan struktur atau sistem diteliti.
muskuloskeletal di dalam waktu pendek
ataupun lama. Sutajaya (2014) METODE
menyatakan bahwa keluhan Adapun tempat penelitian dilakukan di
muskuloskeletal terjadi pada sistem Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jara
muskuloskeletal yang meliputi jaringan Marapati yang terletak di jalan Arjuna, Desa
sebagai berikut. Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten
Hipertensi adalah kondisi dimana Buleleng, Provinsi Bali. Waktu penelitian
tekanan darah lebih tinggi dari nada 140/90 yaitu bulan Desember 2018 sampai dengan
milimeter merkuri (mmHg) di dalam arteri. Juli 2019. Jenis penelitian ini adalah quasi
Diperkirakan sekitar 30% orang berusia 50 eksperimental dengan rancangan
tahun atau lebih menderita hipertensi randomized pre dan post test group design
(Balaban, dkk. 2017). Angka 140 mmHg (treatment by subjects). Berikut merupakan
merujuk pada bacaan sistolik, ketika rancangan penelitian.
jantung memompa darah ke seluruh tubuh Populasi target pada penelitian ini
dengan tekanan maksimal karena jantung adalah semua lansia yang ada di Panti
berkontraksi. Sementara itu, angka 90 Sosial Tresna Werdha Jara Marapati
mmHg mengacu pada bacaan diastolik, Buleleng berjumlah 66 orang. Populasi
ketika jantung dalam keadaan rileks terjangkau adalah semua lansia yang
sembari mengisi ulang bilik-biliknya memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 36
dengan darah dengan tekanan terendah di orang lansia kemudian diundi secara acak
antara kontraksi jantung (jantung dan didapat 24 orang lansia. Sampel pada
beristirahat). Hipertensi merupakan penelitian ini adalah lansia yang terpilih
penyakit tak menginfeksi tertinggi di dalam penentuan jumlah sampel dan
Indonesia (Sirait, dkk. 2018). dilibatkan secara penuh pada penelitian ini.
Menurut Hadayani (2014) arteri yang Untuk menghindari adanya bias yang
meregang secara terus menerus dapat disebabkan oleh karakteristik subjek dibuat
mengakibatkan pembuluh darah pecah kriteria untuk membatasi jumlah subjek
yang menyebabkan terjadinya stroke. yang bisa dilibatkan dalam penelitian ini.
Misalnya sebuah arteri otak dapat pecah Kriteria sampel yang digunakan yaitu
sehingga menimbulkan stroke atau inklusi, eksklusi, dan drop out.
pendarahan di retina dapat terjadi, atau Instrumen yang digunakan dalam
perubahan yang timbul dalam ginjal dapat penelitian ini adalah sebagai berikut (1)
mengganggu fungsi ginjal itu sendiri Kuesioner Nordic Body Map untuk mendata
(Pearce, 2017). keluhan muskuloskeletal lansia,
Tujuan yang ingin dicapai dari (2)Tensimeter untuk mendata tekanan
penelitian ini adalah untuk mengetahui darah sistolik lansia, dan (3) Environment
senam ergonomik dapat menurunkan meter untuk mendata kondisi lingkungan
keluhan muskuloskeletal pada lansia tempat tinggal lansia.
penderita hipertensi dan mengetahui senam Adapun langkah-langkah yang
ergonomik dapat menurunkan tekanan dilakukan pada tahap pelaksanaan
darah sistolik pada lansia penderita penelitian adalah sebagai berikut.
hipertensi. Penelitian ini hanya mengungkap Melakukan pendataan keluhan
penurunan keluhan muskuloskeletal dan muskuloskeletal dengan kuesioner Nordic
tekanan darah pada lansia yang menderita Body Map, dilakukan sebelum dan sesudah
hipertensi akibat dari kegiatan senam kerja dengan cara memberi tanda silang (X)
ergonomik, atau hanya dikontrol dan pada jawaban yang tersedia, sesuai dengan
dikendalikan seperti : kondisi subjek yang
rasa sakit atau kaku pada otot skeletal yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dirasakan. (a) Memberikan tenggang waktu Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data
satu hari antara Periode I dan II untuk Karakteristik Lansia (n=24)
proses adaptasi. (b) Pendataan dilakukan Variabel Rerata SB
3x dalam 1 minggu selama 2 minggu Umur (th) 72,25 8,15
sehingga didapatkan 6x pendataan. (c) Berat Badan 66,54 8,67
Pengukuran dilakukan di pagi hari pukul (kg)
07.00 WITA dimana sinar matahari tidak Tinggi Badan 156,04 8,44
terik sehingga dapat menghindari adanya (cm)
bias di dalam penelitian akibat dari Berdasarkan hasil analisis data pada
perubahan metabolisme lansia. Perlakuan Tabel 4.1, dapat diinterpretasikan bahwa
diberikan selama 30 menit untuk rerata umur lansia penderita hipertensi
menghindari kelelahan yang akan didapat adalah 72,25 tahun dengan simpang baku
oleh lansia apabila melakukan gerakan sebesar 8,15 tahun. Rerata berat badan
senam dengan waktu yang lama. lansia penderita hipertensi adalah 66,54 kg
Melakukan pengumpulan data dengan simpang baku sebesar 8,67 kg.
tekanan darah (diukur menggunakan Rerata tinggi badan lansia penderita
Tensimeter) dengan ketentuan sebagai hipertensi adalah 156,04 cm dengan
berikut. (a) Memasang manset pada lengan simpang baku sebesar 8,67 kg. Itu berarti
atas dengan jarak 2-3 cm dari lipatan siku bahwa umur lansia sudah lebih dari 72
dan perhatikan posisi manset menekan tahun yang merupakan harapan hidup
tepat diatas denyutan arteri brakialis. (b) orang Indonesia dan berat badan
Menekan tombol start (c) Melepas manset. dibandingkan dengan tinggi badan dalam
Jumlah sampel yang dilibatkan dalam kategori ideal sampai dengan normal.
penelitian ini adalah sebanyak 24 orang. Semakin tua umur seseorang, kemampuan
Sampel dipilih menggunakan teknik regenerasi sel semakin berkurang seiring
sampling acak bertingkat (multistage berjalannya waktu. Hal serupa juga
random sampling). Teknik penentuan besar dilaporkan oleh Ramandhani (2003), bahwa
sampel adalah sebagai berikut. (1) pertambahan umur pada masing-masing
Mengacu kepada jumlah populasi target orang menyebabkan adanya penurunan
sebanyak 66 lansia yang ada di Panti Sosial kemampuan kerja pada jaringan tubuh (otot,
Tresna Werdha Jara Marapati Buleleng, tendon, sendi dan ligament). Penurunan
ditetapkan dengan kriteria inklusi yang telah elastisitas tendon dan otot meningkatkan sel
ditentukan diperoleh populasi terjangkau mati sehingga terjadi adanya penurunan
sebanyak 36 orang. (2) Dari populasi fungsi sehingga tubuh rentan terhadap
terjangkau tersebut dipilih secara acak keluhan muskuloskeletal.
dengan cara undian sebanyak 24 orang
sampel dari 36 orang pada populasi Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data
terjangkau. Kondisi Lingkungan Wisma Lansia (n=24)
Analisis data menggunakan SPSS Variabel Rerata SB
16 for windows dimana menggunakan 3 Suhu Kering 32,15 1,24
buah uji yaitu uji deskriptif, uji asumsi yaitu (oC)
uji normalitas dengan uji Kolmogorov- Suhu Basah 31,11 1,17
Smirnov dengan taraf signifikansi 5% (α = (oC)
0,05), pada penelitian ini diketahui data Kelembaban 66,24 3,73
berdistribusi normal. dan uji hipotesis Relatif (%)
menggunakan t – paired test dan didapat
Intensitas 340,53 27,22
hasil berupa nilai p =0,0001 yang artinya
Cahaya (Lux)
terdapat perbedaan yang bermakna antara
Kebisingan 55,62 5,75
Periode I dengan Periode II.
(dB(A))
rerata suhu kering 32,15 oC dengan Ini menunjukkan bahwa senam ergonomik
simpang baku sebesar 1,24 oC. Rerata dapat menurunkan keluhan
suhu basah 31,11 oC dengan simpang muskuloskeletal pada lansia penderita
baku 1,17 oC. Rerata kelembaban relatif hipertensi. Penurunan keluhan
66,24% dengan simpang baku 3,73%. muskuloskeletal tersebut disebabkan oleh
Rerata intensitas cahaya 340,53 lux berkontraksinya otot tubuh akibat adanya
dengan simpang baku 27,22 lux. Rerata pergerakan berupa senam ergonomik yang
kebisingan 55,62 dB(A) dengan simpang memungkinkan untuk membuka jalan
baku 35,75 dB(A). Itu berarti bahwa kondisi nafas seluas-luasnya sehingga oksigen
lingkungan di wisma lansia dalam kategori masuk secara optimal ke dalam tubuh.
nyaman. Meningkatnya usia seseorang diikuti
Kondisi lingkungan yang ditemukan dengan adanya perubahan-perubahan
pada penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk tubuh yang mengarah pada
rerata suhu kering di lingkungan PSTW kemundura fisik maupun mental. Beberapa
Jara Marapati Buleleng adalah 32,15 ℃, penyait yang biasa diderita lansia adalah
suhu basah 31,11 ℃, kelembaban relatif osteoartritis, penyakit kardiovaskuler,
66,24%, intensitas pencahayaan 340,53 obesitas, diabetes maupun hipertensi.
lux, dan kebisingan 55,62 dB (A). Dapat Kurangnya olahraga meningkatkan
dikatakan bahwa kondisi lingkungan pada kemungkinan timbulnya obesitas dan
lingkungan tempat tinggal lansia dikatakan meningkatkan risiko seseorang menderita
dalam kondisi nyaman, disertai dengan hipertensi serta menyebabkan seseorang
intensitas penerangan dalam kategori mempunyai frekuensi denyut jantung yang
cukup memadai. Dilihat dari tingkat lebih tinggi sehingga jantung harus lebih
kebisingan di lingkungan PSTW Jara bekerja keras setiap berkontraksi. Semakin
Marapati Buleleng juga masih dalam batas keras dan semakin sering otot jantung
yang dapat ditoleransi oleh tubuh manusia. memompa maka semakin besar tekanan
Kenyamanan termal atau fisik yang dibebankan pada arteri. Salah satu
lingkungan di tempat beraktivitas aktivitas fisik yang dapat dilakukan lansia
dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban adalah senam lansia. Senam lansia
relatif, kecepatan angin, pencahaan dan merupakan aktivitas fisik yang perlu
kebisingan. Sukmadewi (2008) dilakukan secara rutin. Pada dasarnya
melaporkan bahwa perbaikan konsdisi olahraga seperti senam ergonomik dapat
kerja, pemberian teh manis dan istirahat meningkatkan kecepatan detak jantung,
pendek pada perajin destar di Desa Gerih pernafasan, pemompaan darah, dan
dengan intensitas cahaya 455,75 s.d. metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
507,6 Lux dengan rerata 480,6 Lux. Hasil akan terpenuhi karna jantung meningkatkan
uji t paired pada Tabel 4.5 menunjukkan aliran darah.
bahwa nilai p = 0,0001 artinya ada
perbedaan bermakna keluhan Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Keluhan
muskuloskeletal antara Periode I dengan Muskuloskeletal dan Tekanan Darah Sistolik
Periode II. Rerata keluhan muskuloskeletal (n=24)
lansia penderita hipertensi sebelum diberi Variab Periode I Periode II Ket
perlakuan pada Periode I adalah 62,14 el era
termasuk kategori sakit sedangkan pada nga
periode II adalah 36,13 termasuk kategori n
agak sakit. Rerata keluhan Rerat SB Rerat SB
muskuloskeletal lansia penderita hipertensi a a
setelah diberi perlakuan pada Periode I Keluh 62,14 3,08 36,13 4,20 Me
adalah 67,75 termasuk kategori sakit an nur
sedangkan pada periode II adalah 37,01 musku un
termasuk kategori agak sakit. Keluhan loskel 41,
muskuloskeletal lansia menurun sebesar etal 85
84,29% antara Periode I dengan Periode II. sebelu %