Anda di halaman 1dari 11

MENGURANGI KRAM OTOT DENGAN INTRADIALYTIC

STRETCHING EXERCISES

NASKAH PUBIKASI

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir


Pada Program Studi PROFESI NERS

AYU ROZALIA WIDYANINGRUM


P1337420918021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
MEI, 2019
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Naskah publikasi dengan judul “Mengurangi Kram Otot dengan

Intradialytic Stretching Exercise” ini telah diperiksa dan disetujuii untuk diuji

disetujui untuk diuanggah atau di upload di laman

repository.poltekkes.smg.ac.id Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Semarang, Juni 2019


Pembimbing I Pembimbing II

Nina Indriyawati, MNS Nugroho Lazuardi, S. Kep., Ns., M.Kep


NIP. 19730817 199803 2 003 NIP. 19801217 200012 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah publikasi dengan judul “Mengurangi Kram Otot dengan

Intradialytic Stretching Exercise” ini disetujui untuk diuanggah atau di upload di

laman respiratory.poltekkes.smg.ac.id Politeknik Kesehatan Kemenkes

Semarang.

Semarang, Juni 2019

Pembimbing Utama

Nina Indriyawati, MNS


NIP. 19730817 199803 2 003
Mengurangi Kram Otot dengan Intradialytic Stretching Exercise

Ayu Rozalia Widyaningrum1), Nina Indriyawati, MNS2),


Nugroho Lazuardi, S. Kep., Ns., M. Kep3)
1) Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang
2) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
3) Pembimbing Klinik Ruang Haemodialisa RSUD Tugurejo Semarang

Jurusan Keperwatan : Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

ABSTRAK

Latar Belakang : Hemodialisis merupakan suatu metode artifisial untuk


membuang limbah dari darah dengan mengeluarkannya dari tubuh melalui ginjal
buatan. Namun demikian hemodialisis tidak menyembuhkan atau memulihkan
penyakit ginjal, pasien yang menjalani hemodialisis akan tetap mengalami
sejumlah permasalahan dan komplikasi seperti kram otot. Bentuk terapi non
farmakologi yang dianjurkan untuk mengatasi kram otot yaitu dengan
Intradialytic Stretching Exercise. Tujuan : Menerapkan intradialytic stretcing
exercise untuk mengurangi kram otot pada pasien yang menjalani hemodialisa di
ruang Hemodialisa RSUD Tugurejo Semarang. Metode : Penerapan evidence
based practise yang dilakukan oleh beberapa peneliti tentang Intradialytic
Stretching Exercise untuk mengurangi kram otot dengan sampel sebanyak 4
pasien. Hasil : Didapatkan hasil bahwa rata-rata sebelum intervensi 11,2 (Berat)
menjadi 4,2 (sedang) setelah intervensi. Kesimpulan : Intradialytic Stretching
Exercise dapat diterapkan untuk mengurangi kram otot.

Kata Kunci : Hemodialisis, Kram Otot, Intradialytic Stretching Exercise

Background : Hemodialysis is an artificial method for removing waste from the


blood by removing it from the body through artificial kidney. However
hemodialysis does not cure or restore kidney disease, patients undergoing
hemodialysis will still experience a number of problems and complications such
as muscle cramps. The recommended form of non-pharmacological therapy to
overcome muscle cramps is Intradialytic Stretching Exercise. Aim: Applying
intradialytic stretching exercise to reducing of muscle cramps in patients
undergoing hemodialysis in the Hemodialysis room at Tugurejo Hospital
Semarang. Methods: The application of evidence based practice carried out by
several researchers on Intradiytic Stretching Exercise to reduce muscle cramps
with a sample of 4 patients. Result: The results showed that the average before
intervention was 11.2 (severe) to 4.2 (moderate) after the intervention.
Conclusion : Intradialytic Stretching Exercise can be applied to reducing of
muscle cramps.

Keyword : Hemodialysis, Muscle Cramps, Intradialytic Stretching Exercie


I. PENDAHULUAN hemodialisa. Kram otot seringkal
Gagal Ginjal Kronik terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan
(GGK)/Chronic Kidney Disease cairan) yang cepat dengan volume
(CKD) merupakan kerusakan ginjal yang tinggi (Susanti, 2016). Jika
progresif yang berakibat fatal dan tidak ditangani, kram otot akan
ditandai dengan uremia (urea dan mengganggu emosi, kualitas tidur,
limbah nitrogen lainnya yang dan juga mempengaruhi kualitas
beredar dalam darah serta hidup penderita gagal ginjal dalam
komplikasinya jika tidak dilakukan melakukan aktivitas sehari-hari
dialisis atau transplantasi ginjal (Juwita & Kartika, 2018). Di RSUD
(Nursalam, 2008). Pada tahun 2018 Tugurejo Semarang pasien yang
di RSUD Tugurejo Semarang pernah mengalami kram otot
sebanyak 8766 orang yang sebanyak 20 dari 32 pasien yang di
menderita GGK dan menjalani kaji dan perawat juga mengatakan
hemodialisis. Berdasarkan studi bahwa sebelumnya belum pernah
pendahuluan yang dilakukan selama diberikan terapi yang bersifat
1 minggu dari tanggal 6 Mei 2019 mandiri dengan non farmakologi
sampai 11 Mei 2019 Di Ruang untuk mengatasi kram otot yang
Hemodialisa RSUD Tugurejo dialami oleh pasien.
Semarang terdapat sekitar 100 orang Bentuk terapi non
penderita gagal ginjal kronis yang farmakologi yang dianjurkan yaitu
menjalani hemodialisis dengan dengan Intradialytic Stretching
kapasitas tempat tidur 16 bed Exercise (Aliasghapur, et al, 2016).
(Rekam Medis RSUD Tugurejo). Intradialytic stretching exercise
Hemodialisis merupakan merupakan salah satu metode terapi
suatu metode artifisial untuk gerak dan memiliki efek positif,
membuang limbah dari darah selama dialisis program stretching
dengan mengeluarkannya dari tubuh exercise dapat dilakukan karena
melalui ginjal buatan dan dapat meningkatkan sirkulasi pada
memerlukan terapi dialisis jangka otot, memfasilitasi penyediaan
pendek atau panjang bahkan nutrisi ke sel dan memperbesar luas
permanen (Shahgholian, Jazi, permukaan kapiler sehingga
Karimian, & Valiani, 2015). Namun meningkatkan perpindahan urea dan
demikian hemodialisis tidak toksin dari jaringan ke vaskuler dan
menyembuhkan atau memulihkan mengurangi manifestasi dari kram
penyakit ginjal, pasien yang otot (Shahgholian, et al, 2015)
menjalani hemodialisis akan tetap Lekha, Abraham, dan
mengalami sejumlah permasalahan Malarvizhi (2017) telah melakukan
dan komplikasi seperti hipotensi, penelitian tentang intradialytic
sakit kepala, peningkatan kadar stretching exercise untuk mencegah
uremik dalam darah, mual, muntah dan mengurangi nyeri kram kaki
dan kram otot (Smeltzer, 2014). pada pasien hemodialisa yang
Kram otot pada umumnya dilakukan 15 menit dengan
terjadi pada separuh waktu frekuensi tindakan 3x/minggu
berjalannya hemodialisa sampai selama 2 minggu didapatkan hasil
mendekati waktu berakhirnya bahwa stretching exercise selama
dialisis dapat mengurangi dan otot. Langkah yang dilakukan
mencegah terjadinya kram otot dan pertama yaitu melakukan
dapat meningkatkan kualitas hidup pengkajian menggunakan Lembar
pasien. Penelitian lain yang Kuesioner yang digunakan yaitu
dilakukan oleh Coumar, Renuka & Cramp Questionare chart and
Nalini, (2016) tentang intradialytic visual analogue scale yang
stretcing exercise pada kram otot dikembangkan oleh
pada pasien yang menjalani Basemath.S.Smorris yang berisi
hemodialisa dilakukan selama 15 tentang frekuensi, durasi, tingkat
menit didapatkan hasil bahwa nyeri, temperatur dan
stretcing exercise dapat ketidaknyamanan.
menunjukkan ada penurunan yang
signifikan pada kram otot. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Melihat banyakanya jumlah Hasil
pasien yang pernah mengalami kram Tabel.4.1. Grafik skala kram
otot dan belum dilakukan tindakan sebelum dan setelah intervensi
mandiri non farmakologi di ruang Berdasarkan tabel 4.1
Hemodialisa RSUD Tugurejo
Semarang dan manfaat dari
intradialytic stretcing exercise serta
terdapat perbedaan yang signifikan
pada penelitian sebelumnya setelah
dilakukan intradialytic stretcing
exercise, maka disini penulis tertarik
untuk melakukan penerapan
mengurangi kram otot dengan menunjukkan usia pasien berkisar
intradialytic stretcing exercise pada 40-70 tahun dengan jenis kelamin
pasien yang menjalani hemodialisis 50% laki-laki dan 50% perempuan.
di ruang Hemodialisa RSUD skor kram otot sebelum dilakukan
Tugurejo Semarang. intervensi mempunyai rata-rata
skor 11,2 (Kram berat) dan setelah
II. METODE dilakukan intervensi menurun
Rancangan yang penulis menjadi 4,2 (Kram sedang).
gunakan adalah penerapan evidence Dari hasil observasi yang
based practise yang dilakukan oleh didapat di ruang hemodialisa
beberapa peneliti tentang RSUD Tugurejo Semarang ada
Intradialytic Stretching Exercise beberapa pasien yang mengeluh
untuk mengurangi kram otot pada sering mengalami kram otot,
pasien yang menjalani hemodialisis belum adanya tindakan mandiri
di ruang Hemodialisa RSUD nonfarmakologi untuk mengurangi
Tugurejo Semarang. Rencana studi kram otot tersebut.
ini akan dilakukan pada tanggal 28
Mei 2019 sampai 15 Juni 2019.
Sampel yang digunakan 4
pasien yang menjalani
hemodialisis dengan keluhan kram
Tabel.4.1. Distribusi skala kram
sebelum dan setelah intervensi
Pre Test Post Test
Nama Usia Skor Kram Intensitas Skor Kram Intensitas Kram
(Tahun) Otot Kram Otot Otot Otot
Pasien 1 59 10 Berat 4 Sedang
Pasien 2 49 11 Berat 4 Sedang
Pasien 3 57 12 Berat 5 Cukup
Pasien 4 48 12 Berat 4 Sedang
Rata-rata 11,2 (11) Berat 4,25 (4) Sedang
tentang kejadian
komplikasi intradialisis pasien
Pembahasan gagal ginjal yang dilakukan di
Berdasarkan tabel 4.1 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
menunjukkan usia pasien dengan M. Soewandhie Surabaya
rentan 40-70 tahun. Bertambahnya didapatkan hasil sebagian besar
usia mengakibatkan penurunan (51,2%) klien mengalami kram
fungsi ginjal sehingga otot sedang. Sehingga disarankan
meningkatkan resiko kejadian saat bagi pasien yang mengalami kram
hemodialisis terutama kram otot otot saat hemodialisis untuk
(Sulistyaningsih, 2011). Pada data melakukan latihan gerak atau
yang diperoleh, terdapat 4 pasien stretching untuk membantu
yang menjadi kasus kelolaan mengurangi serta menghilangkan
dalam studi kasus ini yang kram otot.
menjalani hemodialisa dengan Di ruang hemodialisa
keluhan kram otot pada jam ke 2 RSUD Tugurejo, sebelumnya
dialisis. Keluhan ini dirasakan belum ada penanganan khusus
pada pasien hemodialisis karena untuk mengurangi keluhan kram
satu sampai dua jam pertama otot pada pasien dan penerepan
proses hemodialisis, terjadi intradialytic stretching exercise ini
pemecahan sel darah dalam jumlah sebagai inovasi dan hasilnya dapat
besar sehingga terjadi stres diterapkan diruangan. Berdasarkan
oksidatif untuk sementara pada sel hasil observasi yang telah
otot (Mori, dkk, 2014), sehingga dilakukan, didapatkan data rata-
memaksa sel melakukan rata skor kram otot pada 4
metabolisme anaerob yang dapat responden sebelum dilakukan
menyebabkan penumpukan asam intervensi intradialytic stretching
laktat sehingga mempengaruhi exercise adalah 11,2 dan rata-rata
kontraktilitas pada otot dalam dan skor kram otot setelah dilakukan
berdampak pada terjadinya kram intervensi intradialytic stretching
otot saat intradialisis (Nekada, exercise adalah 4,2. Dari data
Roesli, & Sriati 2015). tersebut didapatkan hasil bahwa
Hal ini sesuai dengan intradialytic stretching exercise
penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh dalam mengurangi
Rahmawati & Padoli (2017) kram otot selama menjalani terapi
hemodialisa dan penurunan skor IV.SIMPULAN DAN SARAN
kram otot dikatakan signifikan Simpulan
karena rata-rata skor kram otot 1. Intradialytic Stretching
sebelum dan setelah dilakukan Exercise dapat diterapkan pada
intervensi intradialytic stretching pasien hemodialisis yang
exercise menurun dari berat ke mengalami kram otot di
sedang (11,2-4,2). ruangan Hemodialisa RSUD
Intradialytic stretching Tugurejo dengan rentang waktu
exercise dapat meningkatkan aliran 15-20 menit dilakukan 1 jam
darah otot dan meningkatkan pertama saat dialisis.
jumlah area kapiler pada otot yang 2. Skor kram otot sebelum dan
sedang bekerja sehingga akan sesudah intervensi Intradialytic
menghasilkan aliran urea dan Stretching Exercise mengalami
racun lainnya dari jaringan ke area penurunan. Sebelum intervensi
vaskuler yang dipindahkan ke rata-rata skor kram otot adalah
dialiser (Lekha, Abraham, & 11,2 (kram berat) dan setelah
Malarvizhi, 2017). Hal tersebut intervensi 4,2 (kram sedang).
membuat otot lebih elastis dan Hal tersebut menunjukkan
mengurangi risiko cedera. bahwa Intradialytic Stretching
Stretching exercise dapat Exercise dapat mengurangi
menurunkan penumpukan asam kram otot pada pasien yang
laktat di otot dan menghilangkan menjalani hemodialisa.
ketegangan dan kemungkinan Saran
kerusakan. (Holley, 2012). 1. Dianjurkan pasien untuk teratur
Hal ini sesuai dengan melakukan Intradialytic
penelitian yang dilakukan oleh Stretching Exercise untuk
Salem & ElhadaryMedis (2017) mencegahan dan mengurangi
tentang efektivitas latihan kram.
peregangan intradialisis untuk 2. Pembuatan poster atau liflet
kram otot pada pasien hemodialisis tentang Intradialytic Stretching
dengan hasil menunjukkan bahwa Exercise untuk mempermudah
peserta penelitian mengalami kram perawat dalam melakukan
kaki menurun dengan nilai intervensi mengurangi dan
signifikan t = 8,23 pada p = 0,000. mencegah kram otot.
Penelitian lain juga dilakukan oleh 3. Pembuatan SOP Intradialytic
Penelitian lain yang dilakukan oleh Stretching Exercise sebagai
Coumar, Renuka & Nalini, (2016) acuan ruangan dan rumah sakit
tentang intradialytic stretcing agar dapat diterapkan pada
exercise pada kram otot pada pasien yang mengeluh kram otot
pasien yang menjalani hemodialisa saat hemodialisis.
dilakukan selama 15 menit
didapatkan hasil bahwa stretcing V. DAFTAR PUSTAKA
exercise dapat menunjukkan ada Agarwal, R., and Light, R.P. 2010.
penurunan yang signifikan pada Intradialytic Hypertension
kram otot. is a Marker of Volume
Excess. Nephrol Dial
Transplant, 25(10): 3355– v4i1.3707.
61. (http://ejournal.kopertis10.o
(http://www.ncbi.nlm.nih.g r.id/index.php/endurance/ar
ov/pubmed/20400448 ticle/download/3707/1280
diakses pada tanggal 17 diakses pada tanggal 13
Mei 2019) Mei 2019)
Aliasghapour, M., Abbasi, Z., Lekha, M. J., Abraham, dr. E. J., &
Razi, S. P., & Malarvizhi, dr. G. (2017).
Kazemnezhad, A. (2016). Effectiveness of
The effect stretching intradialytic stretching
exercises on severity of exercise on prevention ang
restless legs syndrome in reduction of Muscle
patients on hemodialysis. Cramps among Patients
Asian J sports Med. 7(2). undergoing Haemolialysis
Doi: 10.5812/asjsm.31001. at PSG Hospitals
Coumar, K. K., Renuka, K., & Coimbatore. Journal of
Nalini, S. J. (2016). A Nursing and Health
study to assess the effect of Science. Doi:
intra-dialytic stretching 10.9790/1959-0602044753
exercises on muscle cramp Mastnardo, D., dkk. (2016).
(pain) among patients Intradialytic massage for
undergoing hemodialysis in leg cramps among
east coast hospitals at hemodialysis patients: a
puducherrry. International piot randomized controlled
Journal of Multidisciplinary trial. International Journal
Reasearch and of Therapeutic Massage
Development. 3 (1). ISSN: ang Bodywork- Vol.9.
2349-4182 No/2.
Holley. (2012). Muscle cramps in (https://www.ncbi.nlm.nih.
dialysis patients. CANNT gov/pmc/articles/PMC4868
Journal.25.1235- 1237. 507/ diakses pada tanggal 9
(https://www.ncbi.nlm.nih. Mei 2019).
gov/nlmcatalog/101743785 Mori, L., et al. (2014). Shock
diakses 12 Mei 2019)\ waves in the treatment of
Hurst, M. (2011). Hurst Review: muscle hypertonia and
Medical surgical nursing dystonia. Review Article
review. The McGraw-hill BioMed Research
Companies. Volume 1. International. Doi:
Jakarta: EGC 10.1155/2014/637450
Juwita, L., & Kartika, I. R. (2018) Nekada, C., Roesli, R. M. A., &
Pengalaman menjalani Sriati, A. (2015). Pengaruh
hemodialisa pada pasien gabungan relaksasi napas
gagal ginjal kronis. Jurnal dalam dan otot progresif
Endurance: Kajian Ilmiah terhadap komplikasi
Problema Kesehatan. Doi: intradialisis di unit
http://doi.org/10.22216/jen. hemodialisis RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro methods of reflexoloy ad
Klaten. Unpad: Bandung streaching axercise on the
Nuari, N. A., & Widayati, D. severity of restless leg
(2017). Gangguan pada syndrome among
sistem perkemihan dan hemodialysis patients. Irian
penatalaksanaan Journal of Nursing and
keperawatan. Yogyakarta: Midfery Research, 21:219-
Deepublish 24. Doi:10.4103/1735-
Nur, A., Erika, K. A., & Sinrang, 9066.180381.
A. W. (2018). The effect of (http://www.ijnmrjournal.n
intradilysis stretching et/temp/IranianJNursingMi
exercise on the scale of dwiferyRes213219-
restless leg syndrome. 4251265_114832.pdf
Journal of Islamic Nursing. diakses pada tanggal 13
3(2). Mei 2019).
Nurarif, H., & Hardhi, K. (2015). Smeltzer, et al. (2014). Brunner &
Aplikasi Asuhan suddarth’s textbook of
Keperawatan Berdasarkan Medical- Surgical Nursing.
Diagnosa Medis & Lippincott Williams &
NANDA NIC- Wilkins.
NOC.Yogyakarta: Medi https://doi.org/10.1017/CB
Action. O9781107-415324.004
Nursalam. (2008). Asuhan Suharjana, F. (2013). Perbedaan
Keperawatan pada Pasien pengaruh hasil latihan
Dengan Gangguan Sistem peregangan statis dan
Perkemihan. Jakarta : dinamis terhadap
Salemba Medika. kelenturan togok menurut
Rahmawati, B. A., & Padoli. jenis kelamin anak kelas 3
(2017). Kejadian dan 4 sekolah dasar.
komplikasi intradialisis Jurusan Pendidikan
klien gagal ginjal kronik di Olahraga Fakultas Ilmu
ruang instalasi hemodialisa Keolahragaan. UNY
RSUD Dr. M. Soewandhi Susanti, H. (2016). Analisis
Surabaya. Vol.X. No.1. Praktik Klinik Keperawatan
ISSN. 1979-8091 Pada Pasien CKD Dengan
Salem, S. S., & Elhadary, S. M. Intervensi Inovasi
(2017). Effectiveness of Relaksasi Nafas Dalam
intra-dialytic stretching Untuk Menurunkan Tingkat
exercise on leg muscle Skala Nyeri Intradialisis Di
cramp among hemodialysis Ruang Hemodialisa RSUD
patients. Journal of Nursing Taman Husada Bontang.
and Health Science. Doi: KIAN. Tidak dipublikasi.
10.9790/1959-0602094753 Vanocouver, BC. (2017).
Shahgholian, N., Jazi, S. K., Management of muscle
Karimian, J., & Valiani, M. cramps in patients with
(2015). The effect if two
chronic kidney disease. BC
Renal Agency
Zhang, Z., et al. (2015).
Mithochondrial DNA-LL-
37 complex promotes
atherosclerosis by escaping
from autophagic
recognition. Immunity.
43(6). 1137-1147. Doi:
10.1016/j.immuni.2015.10.
018

Anda mungkin juga menyukai