Nugroho Lazuardi, S. Kep., Ns., M. Kep3) 1) Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang 2) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang 3) Pembimbing Klinik Ruang Haemodialisa RSUD Tugurejo Semarang
Jurusan Keperwatan : Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang
ABSTRAK
Latar Belakang : Hemodialisis merupakan suatu metode artifisial untuk
membuang limbah dari darah dengan mengeluarkannya dari tubuh melalui ginjal buatan. Namun demikian hemodialisis tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal, pasien yang menjalani hemodialisis akan tetap mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi seperti kram otot. Bentuk terapi non farmakologi yang dianjurkan untuk mengatasi kram otot yaitu dengan Intradialytic Stretching Exercise. Tujuan : Menerapkan intradialytic stretcing exercise untuk mengurangi kram otot pada pasien yang menjalani hemodialisa di ruang Hemodialisa RSUD Tugurejo Semarang. Metode : Penerapan evidence based practise yang dilakukan oleh beberapa peneliti tentang Intradialytic Stretching Exercise untuk mengurangi kram otot dengan sampel sebanyak 4 pasien. Hasil : Didapatkan hasil bahwa rata-rata sebelum intervensi 11,2 (Berat) menjadi 4,2 (sedang) setelah intervensi. Kesimpulan : Intradialytic Stretching Exercise dapat diterapkan untuk mengurangi kram otot.
Kata Kunci : Hemodialisis, Kram Otot, Intradialytic Stretching Exercise
Background : Hemodialysis is an artificial method for removing waste from the
blood by removing it from the body through artificial kidney. However hemodialysis does not cure or restore kidney disease, patients undergoing hemodialysis will still experience a number of problems and complications such as muscle cramps. The recommended form of non-pharmacological therapy to overcome muscle cramps is Intradialytic Stretching Exercise. Aim: Applying intradialytic stretching exercise to reducing of muscle cramps in patients undergoing hemodialysis in the Hemodialysis room at Tugurejo Hospital Semarang. Methods: The application of evidence based practice carried out by several researchers on Intradiytic Stretching Exercise to reduce muscle cramps with a sample of 4 patients. Result: The results showed that the average before intervention was 11.2 (severe) to 4.2 (moderate) after the intervention. Conclusion : Intradialytic Stretching Exercise can be applied to reducing of muscle cramps.
I. PENDAHULUAN hemodialisa. Kram otot seringkal Gagal Ginjal Kronik terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan (GGK)/Chronic Kidney Disease cairan) yang cepat dengan volume (CKD) merupakan kerusakan ginjal yang tinggi (Susanti, 2016). Jika progresif yang berakibat fatal dan tidak ditangani, kram otot akan ditandai dengan uremia (urea dan mengganggu emosi, kualitas tidur, limbah nitrogen lainnya yang dan juga mempengaruhi kualitas beredar dalam darah serta hidup penderita gagal ginjal dalam komplikasinya jika tidak dilakukan melakukan aktivitas sehari-hari dialisis atau transplantasi ginjal (Juwita & Kartika, 2018). Di RSUD (Nursalam, 2008). Pada tahun 2018 Tugurejo Semarang pasien yang di RSUD Tugurejo Semarang pernah mengalami kram otot sebanyak 8766 orang yang sebanyak 20 dari 32 pasien yang di menderita GGK dan menjalani kaji dan perawat juga mengatakan hemodialisis. Berdasarkan studi bahwa sebelumnya belum pernah pendahuluan yang dilakukan selama diberikan terapi yang bersifat 1 minggu dari tanggal 6 Mei 2019 mandiri dengan non farmakologi sampai 11 Mei 2019 Di Ruang untuk mengatasi kram otot yang Hemodialisa RSUD Tugurejo dialami oleh pasien. Semarang terdapat sekitar 100 orang Bentuk terapi non penderita gagal ginjal kronis yang farmakologi yang dianjurkan yaitu menjalani hemodialisis dengan dengan Intradialytic Stretching kapasitas tempat tidur 16 bed Exercise (Aliasghapur, et al, 2016). (Rekam Medis RSUD Tugurejo). Intradialytic stretching exercise Hemodialisis merupakan merupakan salah satu metode terapi suatu metode artifisial untuk gerak dan memiliki efek positif, membuang limbah dari darah selama dialisis program stretching dengan mengeluarkannya dari tubuh exercise dapat dilakukan karena melalui ginjal buatan dan dapat meningkatkan sirkulasi pada memerlukan terapi dialisis jangka otot, memfasilitasi penyediaan pendek atau panjang bahkan nutrisi ke sel dan memperbesar luas permanen (Shahgholian, Jazi, permukaan kapiler sehingga Karimian, & Valiani, 2015). Namun meningkatkan perpindahan urea dan demikian hemodialisis tidak toksin dari jaringan ke vaskuler dan menyembuhkan atau memulihkan mengurangi manifestasi dari kram penyakit ginjal, pasien yang otot (Shahgholian, et al, 2015) menjalani hemodialisis akan tetap Lekha, Abraham, dan mengalami sejumlah permasalahan Malarvizhi (2017) telah melakukan dan komplikasi seperti hipotensi, penelitian tentang intradialytic sakit kepala, peningkatan kadar stretching exercise untuk mencegah uremik dalam darah, mual, muntah dan mengurangi nyeri kram kaki dan kram otot (Smeltzer, 2014). pada pasien hemodialisa yang Kram otot pada umumnya dilakukan 15 menit dengan terjadi pada separuh waktu frekuensi tindakan 3x/minggu berjalannya hemodialisa sampai selama 2 minggu didapatkan hasil mendekati waktu berakhirnya bahwa stretching exercise selama dialisis dapat mengurangi dan otot. Langkah yang dilakukan mencegah terjadinya kram otot dan pertama yaitu melakukan dapat meningkatkan kualitas hidup pengkajian menggunakan Lembar pasien. Penelitian lain yang Kuesioner yang digunakan yaitu dilakukan oleh Coumar, Renuka & Cramp Questionare chart and Nalini, (2016) tentang intradialytic visual analogue scale yang stretcing exercise pada kram otot dikembangkan oleh pada pasien yang menjalani Basemath.S.Smorris yang berisi hemodialisa dilakukan selama 15 tentang frekuensi, durasi, tingkat menit didapatkan hasil bahwa nyeri, temperatur dan stretcing exercise dapat ketidaknyamanan. menunjukkan ada penurunan yang signifikan pada kram otot. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Melihat banyakanya jumlah Hasil pasien yang pernah mengalami kram Tabel.4.1. Grafik skala kram otot dan belum dilakukan tindakan sebelum dan setelah intervensi mandiri non farmakologi di ruang Berdasarkan tabel 4.1 Hemodialisa RSUD Tugurejo Semarang dan manfaat dari intradialytic stretcing exercise serta terdapat perbedaan yang signifikan pada penelitian sebelumnya setelah dilakukan intradialytic stretcing exercise, maka disini penulis tertarik untuk melakukan penerapan mengurangi kram otot dengan menunjukkan usia pasien berkisar intradialytic stretcing exercise pada 40-70 tahun dengan jenis kelamin pasien yang menjalani hemodialisis 50% laki-laki dan 50% perempuan. di ruang Hemodialisa RSUD skor kram otot sebelum dilakukan Tugurejo Semarang. intervensi mempunyai rata-rata skor 11,2 (Kram berat) dan setelah II. METODE dilakukan intervensi menurun Rancangan yang penulis menjadi 4,2 (Kram sedang). gunakan adalah penerapan evidence Dari hasil observasi yang based practise yang dilakukan oleh didapat di ruang hemodialisa beberapa peneliti tentang RSUD Tugurejo Semarang ada Intradialytic Stretching Exercise beberapa pasien yang mengeluh untuk mengurangi kram otot pada sering mengalami kram otot, pasien yang menjalani hemodialisis belum adanya tindakan mandiri di ruang Hemodialisa RSUD nonfarmakologi untuk mengurangi Tugurejo Semarang. Rencana studi kram otot tersebut. ini akan dilakukan pada tanggal 28 Mei 2019 sampai 15 Juni 2019. Sampel yang digunakan 4 pasien yang menjalani hemodialisis dengan keluhan kram Tabel.4.1. Distribusi skala kram sebelum dan setelah intervensi Pre Test Post Test Nama Usia Skor Kram Intensitas Skor Kram Intensitas Kram (Tahun) Otot Kram Otot Otot Otot Pasien 1 59 10 Berat 4 Sedang Pasien 2 49 11 Berat 4 Sedang Pasien 3 57 12 Berat 5 Cukup Pasien 4 48 12 Berat 4 Sedang Rata-rata 11,2 (11) Berat 4,25 (4) Sedang tentang kejadian komplikasi intradialisis pasien Pembahasan gagal ginjal yang dilakukan di Berdasarkan tabel 4.1 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. menunjukkan usia pasien dengan M. Soewandhie Surabaya rentan 40-70 tahun. Bertambahnya didapatkan hasil sebagian besar usia mengakibatkan penurunan (51,2%) klien mengalami kram fungsi ginjal sehingga otot sedang. Sehingga disarankan meningkatkan resiko kejadian saat bagi pasien yang mengalami kram hemodialisis terutama kram otot otot saat hemodialisis untuk (Sulistyaningsih, 2011). Pada data melakukan latihan gerak atau yang diperoleh, terdapat 4 pasien stretching untuk membantu yang menjadi kasus kelolaan mengurangi serta menghilangkan dalam studi kasus ini yang kram otot. menjalani hemodialisa dengan Di ruang hemodialisa keluhan kram otot pada jam ke 2 RSUD Tugurejo, sebelumnya dialisis. Keluhan ini dirasakan belum ada penanganan khusus pada pasien hemodialisis karena untuk mengurangi keluhan kram satu sampai dua jam pertama otot pada pasien dan penerepan proses hemodialisis, terjadi intradialytic stretching exercise ini pemecahan sel darah dalam jumlah sebagai inovasi dan hasilnya dapat besar sehingga terjadi stres diterapkan diruangan. Berdasarkan oksidatif untuk sementara pada sel hasil observasi yang telah otot (Mori, dkk, 2014), sehingga dilakukan, didapatkan data rata- memaksa sel melakukan rata skor kram otot pada 4 metabolisme anaerob yang dapat responden sebelum dilakukan menyebabkan penumpukan asam intervensi intradialytic stretching laktat sehingga mempengaruhi exercise adalah 11,2 dan rata-rata kontraktilitas pada otot dalam dan skor kram otot setelah dilakukan berdampak pada terjadinya kram intervensi intradialytic stretching otot saat intradialisis (Nekada, exercise adalah 4,2. Dari data Roesli, & Sriati 2015). tersebut didapatkan hasil bahwa Hal ini sesuai dengan intradialytic stretching exercise penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh dalam mengurangi Rahmawati & Padoli (2017) kram otot selama menjalani terapi hemodialisa dan penurunan skor IV.SIMPULAN DAN SARAN kram otot dikatakan signifikan Simpulan karena rata-rata skor kram otot 1. Intradialytic Stretching sebelum dan setelah dilakukan Exercise dapat diterapkan pada intervensi intradialytic stretching pasien hemodialisis yang exercise menurun dari berat ke mengalami kram otot di sedang (11,2-4,2). ruangan Hemodialisa RSUD Intradialytic stretching Tugurejo dengan rentang waktu exercise dapat meningkatkan aliran 15-20 menit dilakukan 1 jam darah otot dan meningkatkan pertama saat dialisis. jumlah area kapiler pada otot yang 2. Skor kram otot sebelum dan sedang bekerja sehingga akan sesudah intervensi Intradialytic menghasilkan aliran urea dan Stretching Exercise mengalami racun lainnya dari jaringan ke area penurunan. Sebelum intervensi vaskuler yang dipindahkan ke rata-rata skor kram otot adalah dialiser (Lekha, Abraham, & 11,2 (kram berat) dan setelah Malarvizhi, 2017). Hal tersebut intervensi 4,2 (kram sedang). membuat otot lebih elastis dan Hal tersebut menunjukkan mengurangi risiko cedera. bahwa Intradialytic Stretching Stretching exercise dapat Exercise dapat mengurangi menurunkan penumpukan asam kram otot pada pasien yang laktat di otot dan menghilangkan menjalani hemodialisa. ketegangan dan kemungkinan Saran kerusakan. (Holley, 2012). 1. Dianjurkan pasien untuk teratur Hal ini sesuai dengan melakukan Intradialytic penelitian yang dilakukan oleh Stretching Exercise untuk Salem & ElhadaryMedis (2017) mencegahan dan mengurangi tentang efektivitas latihan kram. peregangan intradialisis untuk 2. Pembuatan poster atau liflet kram otot pada pasien hemodialisis tentang Intradialytic Stretching dengan hasil menunjukkan bahwa Exercise untuk mempermudah peserta penelitian mengalami kram perawat dalam melakukan kaki menurun dengan nilai intervensi mengurangi dan signifikan t = 8,23 pada p = 0,000. mencegah kram otot. Penelitian lain juga dilakukan oleh 3. Pembuatan SOP Intradialytic Penelitian lain yang dilakukan oleh Stretching Exercise sebagai Coumar, Renuka & Nalini, (2016) acuan ruangan dan rumah sakit tentang intradialytic stretcing agar dapat diterapkan pada exercise pada kram otot pada pasien yang mengeluh kram otot pasien yang menjalani hemodialisa saat hemodialisis. dilakukan selama 15 menit didapatkan hasil bahwa stretcing V. DAFTAR PUSTAKA exercise dapat menunjukkan ada Agarwal, R., and Light, R.P. 2010. penurunan yang signifikan pada Intradialytic Hypertension kram otot. is a Marker of Volume Excess. Nephrol Dial Transplant, 25(10): 3355– v4i1.3707. 61. (http://ejournal.kopertis10.o (http://www.ncbi.nlm.nih.g r.id/index.php/endurance/ar ov/pubmed/20400448 ticle/download/3707/1280 diakses pada tanggal 17 diakses pada tanggal 13 Mei 2019) Mei 2019) Aliasghapour, M., Abbasi, Z., Lekha, M. J., Abraham, dr. E. J., & Razi, S. P., & Malarvizhi, dr. G. (2017). Kazemnezhad, A. (2016). Effectiveness of The effect stretching intradialytic stretching exercises on severity of exercise on prevention ang restless legs syndrome in reduction of Muscle patients on hemodialysis. Cramps among Patients Asian J sports Med. 7(2). undergoing Haemolialysis Doi: 10.5812/asjsm.31001. at PSG Hospitals Coumar, K. K., Renuka, K., & Coimbatore. Journal of Nalini, S. J. (2016). A Nursing and Health study to assess the effect of Science. Doi: intra-dialytic stretching 10.9790/1959-0602044753 exercises on muscle cramp Mastnardo, D., dkk. (2016). (pain) among patients Intradialytic massage for undergoing hemodialysis in leg cramps among east coast hospitals at hemodialysis patients: a puducherrry. International piot randomized controlled Journal of Multidisciplinary trial. International Journal Reasearch and of Therapeutic Massage Development. 3 (1). ISSN: ang Bodywork- Vol.9. 2349-4182 No/2. Holley. (2012). Muscle cramps in (https://www.ncbi.nlm.nih. dialysis patients. CANNT gov/pmc/articles/PMC4868 Journal.25.1235- 1237. 507/ diakses pada tanggal 9 (https://www.ncbi.nlm.nih. Mei 2019). gov/nlmcatalog/101743785 Mori, L., et al. (2014). Shock diakses 12 Mei 2019)\ waves in the treatment of Hurst, M. (2011). Hurst Review: muscle hypertonia and Medical surgical nursing dystonia. Review Article review. The McGraw-hill BioMed Research Companies. Volume 1. International. Doi: Jakarta: EGC 10.1155/2014/637450 Juwita, L., & Kartika, I. R. (2018) Nekada, C., Roesli, R. M. A., & Pengalaman menjalani Sriati, A. (2015). Pengaruh hemodialisa pada pasien gabungan relaksasi napas gagal ginjal kronis. Jurnal dalam dan otot progresif Endurance: Kajian Ilmiah terhadap komplikasi Problema Kesehatan. Doi: intradialisis di unit http://doi.org/10.22216/jen. hemodialisis RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro methods of reflexoloy ad Klaten. Unpad: Bandung streaching axercise on the Nuari, N. A., & Widayati, D. severity of restless leg (2017). Gangguan pada syndrome among sistem perkemihan dan hemodialysis patients. Irian penatalaksanaan Journal of Nursing and keperawatan. Yogyakarta: Midfery Research, 21:219- Deepublish 24. Doi:10.4103/1735- Nur, A., Erika, K. A., & Sinrang, 9066.180381. A. W. (2018). The effect of (http://www.ijnmrjournal.n intradilysis stretching et/temp/IranianJNursingMi exercise on the scale of dwiferyRes213219- restless leg syndrome. 4251265_114832.pdf Journal of Islamic Nursing. diakses pada tanggal 13 3(2). Mei 2019). Nurarif, H., & Hardhi, K. (2015). Smeltzer, et al. (2014). Brunner & Aplikasi Asuhan suddarth’s textbook of Keperawatan Berdasarkan Medical- Surgical Nursing. Diagnosa Medis & Lippincott Williams & NANDA NIC- Wilkins. NOC.Yogyakarta: Medi https://doi.org/10.1017/CB Action. O9781107-415324.004 Nursalam. (2008). Asuhan Suharjana, F. (2013). Perbedaan Keperawatan pada Pasien pengaruh hasil latihan Dengan Gangguan Sistem peregangan statis dan Perkemihan. Jakarta : dinamis terhadap Salemba Medika. kelenturan togok menurut Rahmawati, B. A., & Padoli. jenis kelamin anak kelas 3 (2017). Kejadian dan 4 sekolah dasar. komplikasi intradialisis Jurusan Pendidikan klien gagal ginjal kronik di Olahraga Fakultas Ilmu ruang instalasi hemodialisa Keolahragaan. UNY RSUD Dr. M. Soewandhi Susanti, H. (2016). Analisis Surabaya. Vol.X. No.1. Praktik Klinik Keperawatan ISSN. 1979-8091 Pada Pasien CKD Dengan Salem, S. S., & Elhadary, S. M. Intervensi Inovasi (2017). Effectiveness of Relaksasi Nafas Dalam intra-dialytic stretching Untuk Menurunkan Tingkat exercise on leg muscle Skala Nyeri Intradialisis Di cramp among hemodialysis Ruang Hemodialisa RSUD patients. Journal of Nursing Taman Husada Bontang. and Health Science. Doi: KIAN. Tidak dipublikasi. 10.9790/1959-0602094753 Vanocouver, BC. (2017). Shahgholian, N., Jazi, S. K., Management of muscle Karimian, J., & Valiani, M. cramps in patients with (2015). The effect if two chronic kidney disease. BC Renal Agency Zhang, Z., et al. (2015). Mithochondrial DNA-LL- 37 complex promotes atherosclerosis by escaping from autophagic recognition. Immunity. 43(6). 1137-1147. Doi: 10.1016/j.immuni.2015.10. 018
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis