Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan Buleleng 2018

PENGARUH ROM EXERCISE BOLA KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT


GENGGAM PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

( The Effects Of ROM Exercise With a Rubber Ball To Muscular Stregh Handheld Non-Hemoragrhgic
Stroke Patients)

Ni Made Dwi Yunica Astriani; Putu Agus Ariana

S 1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng


email: gadiz_bali@yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Stroke non hemoragik adalah penyakit yang disebabkan oleh oklusi pembuluh darah
yang menyababkan terhentinya pasokan glukosa dan oksigen ke otak. Stroke non hemoragik
menyebabkan gangguan pada daerah arteri serebri anterior yang memberikan suplai darah untuk
wilayah ekstremitas khususnya otot genggam. Metode: Jenis penelitian ini adalah pre-eksperimental
One Group PreTest-PostTest dengan uji Paired T-test yang dilaksanakan di Ruang Sandat RSUD
Kabupaten Buleleng. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan teknik purposive
sampling dengan jumlah sampel 13 orang. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai
kekuatan otot genggam pasien stroke non hemoragik sebelum diberikan latihan ROM dengan bola
karet yaitu 8,46. Dan rata-rata nilai kekuatan otot genggam setelah diberikan latihan ROM dengan
bola karet selama 5 sampai 10 menit mengalami peningkatan yaitu 11,23. Berdasarkan hasil dari uji
paired t-test menunjukkan bahwa hasil nilai  = 0,0001. Kesimpulan: Nilai ini menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna antara nilai kekuatan otot genggam sebelum dan setelah diberikan latihan
ROM dengan bola karet selama 10 menit. Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu mengaplikasikan
pemberian latihan ROM dengan bola karet sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan
kekuatan otot genggam pada pasien stroke non hemoragik yang mengalami kelemahan, serta mampu
meningkatkan mutu dan pelayanan penyembuhan pasien stroke non hemoragik.

Kata Kunci : ROM dengan bola karet, kekuatan otot genggam, stroke non hemoragik

ABSTRACT

Introduction: Non- hemorrhagic stroke is a disease caused by the occlusion of blood vessels that
promote cessation of supply of glucose and oxygen to the brain. Non- hemorrhagic stroke causes
disturbances in anterior cerebral artery regions which provide blood supply to the extremities ,
especially the muscle cell area. Methods: This research is a pre - experimental one group pretest -
posttest with Paired t-tests were held in the Regional General Hospital Sandat Buleleng.Collecting
data using observation sheet by using purposive sampling with sample of 13 people. Result: From the
results, the average value of muscle strength handheld non- hemorrhagic stroke patients before
administration ROM exercises with a rubber ball that is 8,46. And the average value of muscle
strength handheld after given ROM exercises with rubber balls for 5 to 10 minutes to 11,23. Based on
the results of the paired t -test showed that the results p = 0.0001. Conclusions This value indicates
the significant difference between the value of muscle strength handheld after and before given ROM
exercises with a rubber ball for 10 minutes. Expected for health workers are able to apply the
provision of ROM exercises with a rubber ball as one alternative to improve muscle strength handheld
non- hemorrhagic stroke in patients who have weaknesses, and improve the quality of services and
non- hemorrhagic stroke patient recovery.

Key word : ROM with a rubber ball, muscle strengh handheld, non-hemorrhagic stroke
Jurnal Keperawatan Buleleng 2018

PENDAHULUAN ROM adalah latihan yang dilakukan untuk


Stroke adalah suatu tanda klinis yang mempertahankan atau memperbaiki tingkat
berkembang cepat akibat gangguan otak. kesempurnaa kemampuan menggerakan
Gangguan terjadi pada bagian otak fokal atau persendian secara normal dan lengkap untuk
global dengan gejala-gejala yang berlangsung meningkatkan massa otot dan tonus otot. ROM
selama 24 jam atau lebih. Dari gangguan aktif adalah latihan gerak yang dilakukan pasien
tersebut dapat menyababkan kematian tanpa secara mandiri (Irfan, 2012).
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Latihan ROM merupakan salah satu
(Irfan, 2012). Berdasarkan kelainan patologis bentuk latihan dalam bentuk rehabilitasi yang
stroke dibagi menjadi 2 yaitu, stroke hemoragik dinilai masih cukup efektif untuk mencegah
dan stroke non hemoragik. Stroke Hemoragik terjadinya kecacatan pada pasien stroke. Latihan
disebebabkan oleh perdarah ke jaringan otak. ROM merupa-kan sekumpulan gerakan yang
Stroke non hemoragik merupakan iskemia dilakukan pada bagian sendi yang bertujuan
jaringan otak timbul akibat sumbatan pada untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan
pembuluh darah serviko kranial atau hipoperfusi otot (Potter & Perry, 2006). Latihan ringan
jaringan otak oleh berbagai faktor seperti seperti latihan ROM memiliki beberapa
aterotrombosis, emboli, atau ketidak stabilan keuntungan antara lain lebih mudah dipelajari
hemodinamik (Irfan, 2012). dan diingat oleh pasien, mudah diterapkan dan
Hal yang utama pada pasien stroke adalah merupakan intervensi keperawatan dengan biaya
terdapatnya defisit motorik berupa hemiparese yang murah yang dapat diterapkan oleh
atau hemiplegia yang dapat mengakibatkan penderita stroke di rumah (Potter & Perry,
kondisi immobilitas. Disfungsi pada tangan 2006).
yang dialami oleh klien stroke merupakan Latihan terutama pada tangan yang penting
gangguan fungsional yang paling umum terjadi, untuk aktifitas keseharian meliputi latihan
yaitu sebanyak 88% dari dari penderita stroke seperti fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
(Zeferino & Aycock, 2010). Kelemahan yang pronasi, supinasi dan rotasi. Salah satu media
terjadi pada anggota gerak tubuh khususnya latihan yang bisa digunakaan yaitu bola seperti
tangan terjadi akibat adanya gangguan pada bola karet dengan tekstur lentur dan halus serta
daerah arteri serebri anterior yang memberikan memiliki berat antara 56-59 gram, sehingga
suplai darah pada struktur-struktur korteks diharapkan dapat melatih kemampuan motorik
sosmetik dan korteks motorik untuk wilayah serta sensorik tangan pasien stroke non
ekstremitas (Price, 2006). hemoragik yang me-ngalami kelemahan (Irfan,
Banyak sel saraf mati saat serangan stroke 2012).
non hemoragik di area otak yang dapat Latihan untuk menstimulasi motorik pada
menimbulkan masalah fisik dan mental pada tangan dapat berupa latihan fungsi
penderita stroke non hemoragik. Saraf yang menggenggam. Gerakan mengepalkan atau
mengalami kerusakan harus dilakukan menggenggam tangan rapat-rapat akan
pemulihan dengan cara perangsangan pada menggerakkan otot-otot untuk membantu
daerah sensoris dan motorik, kemudian sel otak membangkitkan kembali kendali otak terhadap
akan melakukan reorganisasi untuk mengdakan otot-otot tersebut (Levine, 2009). Menurut
perbaikan sel otak yang masih sehat yang Irdawati (2008), latihan meng-genggam akan
disebut dengan neuroplasticity dimana korteks merangsang serat-serat otot untuk berkontraksi,
yang menuju ke otot lain juga membesar hanya dengan sedikit kontraksi kuat setiap
ukurannya jika pembelajaran motorik harinya dengan karak-teristik latihan yang
melibatkan otot-otot ini (Irfan, 2012). menggunakan bola karet dengan tekstur lentur
Kelemahan otot ekstremitas pada pasien dan halus akan melatih reseptor sensorik dan
stroke dapat dipulihkan dengan fisioterapi. motorik. Korteks yang menuju ke otot lain juga
Fisioterapi harus dimulai sedini mungkin secara membesar ukurannya jika pembelajaran motorik
cepat dan tepat, sehingga dapat membantu melibatkan otot-otot ini (Irfan, 2012).
pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal.
Serta mencegah terjadinya kontraktur dan METODE PENELITIAN
memberikan dukungan psikologis pada pasien Penelitian ini merupakan penelitian Pra
stroke dan keluarga pasien (Gofir, 2009). Salah Experimental yaitu menggunakan rancangan
satu bentuk fisioterapi untuk memulihkan One Group Pre-test dan Post-test dimana
kekuatan otot adalah Range of Motion (ROM). sebelum diberikan intervensi dilakukan pre-test
terlebih dahulu kemudian setelah diberikan 3. Nilai Kekuatan Otot Genggam Sebelum
intervensi diberikan post-test. Rancangan Diberikan Latihan ROM Dengan Bola
penelitian ini tidak ada kelompok pembanding Karet.
(kontrol) tetapi sudah dilakukan observasi Tabel 5.3 Nilai Kekuatan Otot Genggam
pertama (pre-test). Populasi dalam penelitian Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang
adalah pasien stroke non hemoragik yang berada Sandat RSUD Kabupaten Buleleng Sebelum
di Ruang Sandat RSUD Kabupaten Buleleng, Diberikan Intervensi
dengan jumlah 13 orang. Tehnik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis non Min- Sd Ci
Variabel N maks (95%)
probability sampling dengan tehnik purposive
sampling. Jenis data yang dikumpulkan dalam Sebelum
penelitian ini adalah data primer yaitu data yang 8.46 4.994 1.385 -6.672
Intervensi
diperoleh dari hasil pengukuran kekuatan otot
genggam sebelum dan setelah diberikan latihan Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan
ROM dengan bola karet. bahwa rata-rata nilai kekuatan otot genggam
sebelum diberikan latihan ROM dengan bola
HASIL PENELITIAN karet dari 13 responden adalah 8.46 dengan
1. Karakteristik RespondenBerdasarkan Standar Deviation 4.994, dan Standar Error
Usia Mean 1.385. Data ini menunjukan nilai kekuatan
Tabel5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik otot genggam pada pasien stroke non hemoragik
Responden Berdasarkan Usia di Ruang Sandat RSUD Kabupaten Buleleng
Persentase sebelum diberikan latihan ROM dengan bola
Usia Frekuensi
(%) karet, semuanya berada dalam kategori kurang.
40-54 3 23,1
55-69 10 76,9 4. Nilai Kekuatan Otot Genggam Responden
Total 13 100 Setelah Diberikan Latihan ROM Dengan
Berdasarkan tabel 5.1 diatas bahwa Bola Karet
karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 5.4 Nilai Kekuatan Otot Genggam
sebagian besar responden berumur 55-69 tahun Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang
sebanyak 10 orang (76,9%) dan terendah adalah Sandat RSUD Kabupaten Buleleng
Min- Ci
pada umur 40-54 tahun yaitu sebanyak 3 orang Variabel N Sd
(23,1%) dari 13 orang responden yang maks (95%)
digunakan sebagai sempel dalam penelitian. Setelah 13.62 5.501 1.526 -3.636
Intervensi
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa
Jenis Kelamin. rata-rata kekuatan otot genggam pasien stroke
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden non hemoragik sesudah pemberian latihan ROM
berdasarkan jenis kelamin di Ruang Sandat dengan bola karet dari 13 responden adalah
RSUD Kabupaten Buleleng 13.62 dengan Standar Deviation 5.501, dan
Standar Error Mean 1.526. Data ini menunjukan
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
nilai kekuatan otot genggam pada pasien stroke
non hemoragik di Ruang Sandat RSUD
Laki-laki 6 46,2% Kabupaten Buleleng setelah diberikan latihan
ROM dengan bola karet, sebagian besar
Perempuan 7 53,8% mengalami peningkatan
genggam walau tidak secaranilai kekuatan otot
signifikan.
Total 13 100%

Berdasarkan tabel 5.2 mayoritas


responden adalah berjenis kelamin perempuan
sebanyak 7 orang (53,8%) dan yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 6 orang (46,2%).
5. Analisa Data nilai Pre dan Post Pemberian Deviation 5.501, dan Standar Error Mean 1.526
Latihan ROM Dengan Bola Karet Dengan dari 13 sampel yang digunakan.
Menggunakan Uji Statistik Hasil dari penelitian yang dilakukan
Tabel 5.5 Nilai pre dan post dengan uji paired menunjukkan adanya peningkatan nilai kekuatan
dependen t-test otot genggam, yang terjadi tidak secara
signifikan, namun secara perlahan. Responden
Variabel N SD SE T P- yang mengalami peningkatan nilai kekuatan otot
value genggam dikarenakan serius dan kooperatif
Nilai -5.154 2.512 .69 -.7.399 0.000 dalam melakukan terapi. Sedangkan beberapa
Kekuatan 7 responden masih juga mengalami kelemahan
otot kekuatan otot genggam yang sama sebelum
genggam maupun sesudah diberikan latihan ROM dengan
pre-post bola karet, disebabkan karena kurang kooperatif
sehingga terapi menjadi kurang maksimal.
Berdasarkan tabel 5.5 hasil dari uji yang Hasil uji analisa data dengan
dilakukan dengan menggunakan uji paired menggunakan uji paired dependent t-test
dependent t-test menunjukan bahwa hasil sig (2-
menunjukkan bahwa nilai p<α (0.000<0.05)
tailed) atau nilai  = 0,000. Karena nilai  lebih
dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak,
kecil dari 0.05 (<) maka H0 ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang artinya ada pengaruh latihan ROM dengan
pemberian latihan ROM dengan bola karet bola karet terhadap kekuatan otot genggam
terhadap kekuatan otot genggam pasien stroke pasien stroke non hemoragik d Ruang Sandat
non hemoragik. RSUD Kabupaten Buleleng.
Dari penelitian yang saya lakukan
PEMBAHASAN menunjukkan bahwa, kekuatan otot genggam
Sebelum diberikan latihan ROM dengan pasien stroke non hemoragik yang mengalami
Bola Karet pada pasien Stroke Non Hemoragik kelemahan di Ruang Sandat RSUD Kabupaten
di Ruang Sandat RSUD Kabupaten Buleleng, Buleleng mengalami peningkatan setelah
peneliti melakukan komunikasi untuk diberikan latihan ROM dengan bola karet, hal
menumbuhkan hubungan saling percaya antara ini dapat dikatakan bahwa latihan ROM dengan
bola karet dapat meningkatkan kekuatan otot
responden dengan peneliti. Serta melakukan
genggam pasien stroke non hemoragik yang
pengukuran kekuatan otot genggam dengan
mengalami kelemahan jika dilakukan oleh
Hand Grip dynamometer dan mengisi lembar pemberi terapi (terapis) sesuai dengan standar
observasi. Dari skor yang diperoleh didapatkan operasieonal prosedur latihan ROM dengan bola
rata-rata kekuatan otot genggam pasien stroke karet serta adanya kerjasama antara pasien
non hemoragik sebelum diberikan latihan ROM stroke non hemoragik dengan pemberi terapi
dengan bola karet (Mean) 8.46, Standar (terapis) dalam proses pelaksanaan terapi.
Deviation 4.994, Standar Error Mean 1.385 dari Teori yang terkait yaitu teori (Irfan,
13 sampel yang digunakan. 2012), yang mengatakan bahwa latihan ROM
Dilihat dari karakteristik umur dengan bola karet merupakan suatu latihan
responden yang mengalami stroke non untuk menstimulasi gerak pada otot genggam
hemoragik yang berumur 55-69 tahun sebanyak dapat berupa latihan fungsi menggenggam.
10 orang (76.9%), dan berumur 40-54 tahun Latihan ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu
sebanyak 3 orang (23.1%). membuka tangan, menutup jari-jari untuk
Setelah dilakukan latihan ROM dengan menggenggam objek dan mengatur kekuatan
bola karet pada pasien stroke non hemoragik menggenggam. Latihan ini adalah latihan
yang mengalami kelemahan kekuatan otot fungsional otot genggam dengan cara
genggam selama 5-10 menit, dan selanjutnya menggenggam sebuah benda berbentuk bulat
penilaian kekuatan otot genggam dilakukan
seperti bola karet pada telapak tangan. Dengan
menggunakan Hand Grip Dynamometer dan
dicatat dalam lembar observasi, di dapatkan menggunakan bola karet pada latihan ROM otot
hasil rata-rata kekuatan otot genggam pasien genggam jarak antara jari-jari tangan semakin
stroke non hemoragik setelah diberikan latihan luas. Dan otot yang berpengaruh dalam hal ini
ROM dengan bola karet (Mean) 13.62, Standar yaitu abduktor dan adduktor jari-jari , selain
fleksor jari-jari
SIMPULAN DAN SARAN RSUD Tugurejo Tahun 2011. Jurnal.
Simpulan Semarang: Program Studi S1 Ilmu
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat Keperawatan STIKES Telogorejo
bahwa responden didominasi oleh responden Semarang.
dengan umur 55-69 tahun sebanyak 10 orang
(76,9%) dan terendah adalah pada umur 40-54 Gofir, Abdul. 2009. Manajemen Stroke :
tahun yaitu sebanyak 3 orang (23,1%). Daan
Evidence Base Medicine. Yogyakarta:
dilihat dari jenis kelamin, responden didominasi
Pustaka Cendekia Press.
oleh responden yang berjenis kelamin
perempuan yang berjumlah 7 orang (53,8%). Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi
Rata-rata nilai kekuatan otot genggam sebelum Kedokteran, Edisi Sebelas. Jakarta:
diberikan latihan ROM dengan bola karet pada EGC.
pasien stroke non hemoragik di Ruang Sandat
RSUD Kabupaten Buleleng yaitu 8.46. Rata-rata Hadi Martono, RA Tuty Kuswardani. 2015.
nilai kekuatan otot genggam setelah diberikan Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid I
latihan ROM dengan bola karet pada pasien Edisi IV.
stroke non hemoragik di Ruang Sandat RSUD
Kabupaten Buleleng yaitu 13.62. Maka dapat Http://www.topendsports.com/testing/tests/hand
disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan ROM grip.htm.Diakses
dengan bola karet terhadap kekuatan otot
genggam pasiesn stroke non hemoragik di Irfan, Muhamad. 2012. Fisioterapi Bagi Insan
Ruang Sandat RSUD Kabupaten Buleleng Stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu
walau tidak secara signifikan.
Levine, Peter, G. 2009. Stronger After Stroke,
Saran Panduan Lengkap Efektif Terapi
Penelitian ini diharapkan dapat Pemulihan Stroke. Jakarta: EGC
diterapkan oleh institusi pendidikan sebagai
Lutvia. 2014. Perbedaan Range Of Motion
materi pembelajaran tentang latihan ROM
Spherical Grip dan Cylindrical Grip
dengan bola karet sebagai salah satu cara
Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas
mengatasi kelemahan otot genggam dan sebagai
Atas Pada Pasien Stroke di RSUD
referensi tambahan serta dengan memberikan
Tugurejo Tahun 2014. Jurnal.
materi tersebut mahasiswa mampu
Semarang: Program Studi S1 Ilmu
mengaplikasikannya di masyarakat, dan sebagai
Keperawatan STIKES Telogorejo
landasan untuk memberikan informasi dalam
Semarang.
pengaplikasian pemberian latihan ROM dengan
bola karet sebagai salah satu alternative untuk
Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawatan
mengatasi kelemahan kekuatan otot genggam
klien gangguan muskuloskeletal.
akibat stroke non hemoragik kepada seluruh
Jakarta: EGC, 2008.
profesi keperawatan. Serta hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan serta Notoatmodjo.2012. Metodologi Penelitian
pengetahuan mengenai pemberian latihan ROM Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta,2012.
dengan bola karet pada pasien stroke non
hemoragik. Serta sebagai data dasar penelitian Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu
selanjutnya. Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental


DAFTAR PUSTAKA Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta : EGC, 2005.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC, 2002. Sylvia A.Price, Lorraine M.Wilson. 2006.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Febrina. 2011. Efektifitas Range Of Motion Proses Penyakit. Jakarta : EGC, 2005
(ROM) Aktif-Asistif: Spherical Grip
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot
Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke di

Anda mungkin juga menyukai