Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ​RANGE OF MOTION ​(ROM)


TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK PADA PASIEN POST STROKE
DI RSUD GAMBIRAN
The Influence of Range of Motion Exercise to Motor Capability of Post-Stroke
Patient at the Gambiran Hospital

Di susun oleh :
Nunik Nur Baini
ST181038

PROGRAM STUDI TRANSFER X SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019

ANALISA JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul jurnal
Pengaruh Pemberian Latihan ​Range Of Motion ​(ROM) Terhadap
Kemampuan Motorik pada Pasien Post Stroke di RSUD Gambiran
(The Influence of Range of Motion Exercise to Motor Capability of
Post-Stroke Patient at the Gambiran Hospital)
2. Nama jurnal
Jurnal Keperawatan, P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
3. Autor
Kun Ika Nur Rahayu

B. KATA KUNCI
Stroke, latihan Range of Motion, kekuatan otot
(​Stroke, Range of Motion exercise, muscle strength)

C. LATAR BELAKANG
Latihan ​range of motion (​ ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam
proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah
terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu
bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk
keberhasilan regimen terapeutik bagi pasien dan dalam upaya pencegahan
terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien paska perawatan di rumah
sakit sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada
keluarga. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien
stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi.
Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien
mengalami defisit kemampuan akan semakin kecil (​National Stroke
Association​, 2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan
pasif dapat meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya
berbagai komplikasi.

D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
Pre Ekeperimental Pre-post Test One Group Design. ​Sedangkan untuk
mengetahui pengaruh ROM terhadap kemampuan motorik pasien post stoke
mengunakan uji statistic ​Paired Sample Ttest d​ engan á=0,05.

E. PERAN PERAWAT
1. Intervensi keperawatan yang akan dilakukan
Latihan ​Range Of Motion ​(ROM)
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan mobilitas b.d kelemahan otot
3. Prinsip-prinsip tindakan
a) Pemeriksaan, penilaian dan rencana perlakuan :
1) Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasien, tentukan prognosis,
pencegahan serta rencana intervensi.
2) Tentukan kemampuan pasien untuk mengikuti program.
3) Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan.
4) Tentukan pola gerak ROM.
5) Pantau kondisi umum pasien.
6) Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi.
7) Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila
diperlukan.
b) Penerapan teknik ROM :
1) Untuk mengendalikan gerakan, genggamlah ekstremitas di sekitar
sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan.
2) Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural
yang lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang
mengalami kelumpuhan.
3) Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri
hingga sampai terdapat resistensi/ tahanan jaringan.
4) Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai10 repetisi.
c) Pada PROM :
1) Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal (therapist atau
mesin).
2) Tidak terdapat resistensi aktif dari penderita. Gerakan
dilangsungkan di dalam ROM yang mana terdapat rentang gerak
tanpa adanya nyeri atau gaya yang dipaksakan.
d) Pada AROM :
1) Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan
menggunakan PROM, kemudian mintalah kepada penderita untuk
melakukan gerakan tersebut. Beri bantuan bila dibutuhkan.
2) Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat kelemahan.
3) Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia.
4. Bahaya yang mungkin terjadi dan cara pencegahannya
Bahaya yang mungkin terjadi ditunjukkan pada gejala neurologis yang
timbul tergantung berat gangguan pembuluh darah dan lokasinya.
Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa perubahan status mental,
gangguan penglihatan, ​afasia​, ​vertigo,​ mual-muntah, nyeri kepala dan
penurunan fungsi motorik.
Cara pencegahannya dengan latihan ​Range Of Motion (ROM) dengan
pemantauan yang dilakukan secara rutin.
5. Tujuan Intervensi yang akan dilakukan
Untuk meningkatkan atau mempertahankan ​fleksibilitas d​ an kekuatan
otot, mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, mencegah
kontraktur ​dan kekakuan pada sendi.
6. Manfaat Intervensi yang akan dilakukan
Untuk menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam
melakukan pergerakan, memperbaiki tonus otot, memperbaiki toleransi
otot untuk latihan, mencegah terjadinya kekakuan sendi, memperlancar
sirkulasi ​darah dengan dilakukannya latihan ROM pada pasien.
7. Hasil yang diharapkan
Adanya perubahan dengan meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak
sendi pada pasien stroke serta meningkatkan aktivitas seperti
menggerakkan kaki, menggerakkan tangan, kemampuan bicara dan
kemampuan fungsi motorik lainnya.
8. Identifikasi intervensi keperawatan lainnya untuk mengatasi masalah
tersebut
- Mengkaji dan melatih kemampuan pasien untuk berbicara, mendengar
dan berkomunikasi dengan orang lain
- Menjelaskan kepada keluarga mengapa pasien tidk bisa berbicara dan
memahami pembicaraan
- Memberikan pengutan positif atas usaha pasien untuk berkomunikasi.

F. SAMPEL
Sampel pasien post stroke yang rawat inap di ruang penyakit dalam di RSUD
Gambiran kota Kediri tahun 2014 dengan jumlah 16 orang. Sampel diambil
dengan ​Purposive Samling.
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik ​Paired Sample T-Test ​di
peroleh nilai P-Value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
H1 gagal ditolak yang artinya ada pengaruh pemberian latihan ​Range Of
Motion (​ ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien post stroke di
RSUD Gambiran Kediri tahun 2014. Latihan ROM dikatakan dapat
mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi
(Adamovich 2005;Lewis, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Tseng (2007)
yang mengungkapkan bahwa latihan ​Range of Motion (​ ROM) dapat
meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi pada pasien stroke. Latihan
ROM dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivitas dari
kimiawi neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan melalui neuromuskuler
akan meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas terutama
saraf paasimpatis yang merangsang untuk produksi asetilcholin, sehingga
mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos
ekstremitas akan meningkatkan metabolisme pada metakonderia untuk
menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas sebagai energi
untuk kontraksi dan meningkatan tonus otot polos ekstremitas (Sanchez,
2006; Battie et al, 2008).

H. KELEBIHAN JURNAL
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat secara rinci latihan ​Range Of Motion
(ROM) pada pasien stroke.
2. Tingginya persentase untuk menyelesaikan penelitian.

I. KEKURANGAN JURNAL
1. Dalam jurnal tidak mencantumkan gerakan-gerakan ROM yang akan
diperagakan oleh pasien Stroke.
2. Kurangnya intervensi lainnya yang akan diterapkan oleh perawat.
J. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian latihan
Range Of Motion (​ ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien post
stroke di RSUD Gambiran Kediri tahun 2014. Mengingat bahaya dari
penyakit Stroke,hal yang lebih penting adalah dengan melakukan pencegahan
dengan pengurangan berbagai faktor risiko, seperti hipertensi, penyakit
jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia, merokok, dan obesitas saat
serangan stroke pertama dapat mencegah serangan stroke berulang demikian
diharapkan RS bisa memberikan layanan keperawatan yang lebih prima
dengan meningkatkan pelaksanaan edukasi secara teratur dengan struktur
yang lebih baik terutama dengan menggunakan media yang bervariasi seperti
penggunaan booklet tentang pelaksanaan ROM dengan demikian kesadaran
pasien dan keluarga untuk mau dan mampu melakukan latihan ​Range Of
Motion (​ ROM) akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai