Disusun Oleh :
Tito Febi Ananta Suyito
SN231185
A. Keluhan utama
Kelemahan anggota tubuh sebelah kiri
B. Diagnosa medis
Stroke Non Hemoragik
C. Diagnosis keperawatan
Gangguan mobilitas fisik (D.0054) b.d gangguan neuromuskuler d.d kelemahan
otot sebelah kiri pada pasien, kekuatan otot menurun, gerak pada ekstermitas kiri
terbatas
E. Dasar pemikiran
Stroke menurut Word Health Organization (WHO) adalah suatu penyakit
yang memiliki tanda -tanda klinis yang berkembang cepat akibat dari gangguan
lokal, dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, serta dapat
menyebabkan kematian, tanpa ada penyebab lain selain vaskuler (WHO, 2019).
Stroke dapat mengakibatkan kecacatan hemiplegia dan hemiparese. Hemiplegia
merupakan kelumpuhan dari salah satu anggota tubuh, sedangkan hemiparese
adalah kelemahan dari salah satu anggota tubuh (Setyawan et al., 2019).
Kelemahan otot pada pasien stroke dapat dipulihkan dengan terapi non
farmakolgis. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bentuk terapi yang paling
optimal adalah latihan Range Of Motion. Latihan ini tidak membuat kelelahan dan
durasinya pendek tapi dapat di lakukan sesering mungkin, (Fitriani et al., 2022).
Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki kemampuan dalam menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkkan massa otot dan tonus otot. Mobilisasi persendian
dengan latihan ROM dapat mencegah berbagai komplikasi seperti saluran
perkemihan, pneumonia aspirasi, nyeri karena tekanan, kontraktur, tromboplebitis,
decubitus (Nurtanti & Ningrum, 2018).
Latihan ROM merupakan salah satu bentuk awal rehabilitas pada penderita
stroke untuk mencegah terjadinya stroke atau kecacatan, fungsinya untuk
pemulihan anggota gerak tubuh yang kaku. Latihan ROM dapat dilakukan berkali-
kali dan dalam waktu satu hari mengingat Latihan ROM memiliki kemungkinan
kecil pasien mengalami kelelahan. Latihan ROM juga bentuk intervensi perawat
dalam upaya pencegahan cacat permanen (Munif, 2018). Terdapat 2 teknik latihan
ROM yaitu ROM aktif dan ROM Pasief. ROM aktif adalah menggerakan sendi
tanpa bantuan, sedangkan ROM pasif adalah menggerakan sendi dengan bantuan
(Purba et al., 2022).
Latihan ROM pasif mempengaruhi rentang sendi pada ektremitas atas dan
bawah pada pasien stroke. Latihan ROM pasif dapat menjadi alternatif untuk
meningkatkan rentang sendi pada ektremitas pasien stroke. Hasil analisis
menunjukan ROM pasif yang dilakukan pada pasien stroke dapat meningkatkan
rentang sendi, dimana reaksi kontraksi dan relaksasi selama gerakan ROM pasif
yang dilakukan pada pasien stroke terjadi penguluran serabut otot dan peningkatan
aliran darah pada daerah sendi yang mengalami paralisis sehingga terjadi
peningkatan penambahan rentang sendi abduksi-adduksi pada ekstremitas atas dan
bawah hanya pada sendi- sendi besar (Bakara & Surani, 2019).
F. Prinsip tindakan keperawatan
Standar Operasional Prosedur
A Fase pra interaksi
Mencuci tangan
B Fase Orientasi
Memberi salam / menyapa paien
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan tindakan
Menjelaskan langkah prosedur
Menanyakan kesiapan pasien
C Fase kerja
Menjaga privasi pasien
Memposisikan pasien
a. Gerakan Leher
1) Fleksi-ekstensi
2) Hiperekstensi
3) Rotasi
b. Gerakan Bahu
1) Fleksi-ekstensi
2) Abduksi - Adduksi
3) Internal - Eksternal Rotasi
4) Sirkumduksi
c. Gerakan Siku
1) Fleksi-ekstensi
2) Pronasi - Supinasi
d. Gerakan Pergelangan tangan
1) Fleksi-ekstensi
2) Hiperekstensi
3) Abduksi - Adduksi
e. Gerakan jari tangan
1) Fleksi-ekstensi
2) Hiperekstensi
3) Abduksi - Adduksi
4) Oposisi
f. Gerakan Pinggul dan lutut
1) Fleksi-ekstensi pinggul
2) Abduksi-Adduksi kaki
3) Rotasi pinggul internal dan eksternal
4) Sirkumduksi
5) Fleksi-ekstensi lutut
g. Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki
1) Dorsofleksi-plantar fleksi
2) Fleksi-ekstensi jari-jari kaki
3) Abduksi-Adduksi kaki
4) Inversi-eversi jari-jari kaki
Memantau tanda kelelahan dan heart rate pasien.
Mencuci tangan
D Fase terminasi
Mengevaluasi tindakan
Menyampaikan tindak lanjut
Berpamitan
Dokumentasi
G. Analisis Tindakan
Pada kasus yang diambil, pasien mengalami kelemahan pada anggota tubuh
sebelah kiri. Sehingga diperlukan tindakan berupa pemberian latihan Range Of
Motion (ROM). Tujuan dilakukan latihan ROM adalah untuk meningkatkkan
massa otot dan tonus otot serta mencegah terjadinya kontraktur pada pasien. Pasien
dilakukan latiahan ROM pasif mengingat terdapat anggota tubuh pasien yang
mengalami kelemahan sehingga tidak dapat dilakukan secara mandiri.
Pembarian latihan Range of Motion (ROM) sedini
mungkin serta dilakukan dengan benar dapat memberikan dampak pada
kekuatan otot. Hal ini dikuatkan dengan penalitian Muchtar & Utami (2019)
dimana terdapat pengaruh latihan Range of Motion terhadap kekuatan otot
eksteremitas atas dan bawah pasien stroke dengan nilai p value (0,000) dan
penelitian Ramdani (2019) yang menunjukan nilai rata- rata kekuatan otot pre-test
dan post-test meningkat pada kelompok intervensi dan tidak ada peningkatan pada
kelompok kontrol dengan nilai signifikan (p = 0,008) pada kelompok intervensi
dan (p = 0,5) pada kelompok control.
Menurut penelitian Purba et al. (2022) pemberian intervensi latihan Range
Of Motion (ROM) dilakukan selama 2 minggu dengan intensitas 2 kali dalam
sehari dan dilakukan selama 10-15 menit setiap pelaksanaan. Hal ini akan
berdampak pada luas derajat rentang gerak sendi ektermitas. Sedangkan menurut
penelitian Hasanuddin et al. (2019) terdapat perubahan peningkatan rentang gerak
sejak hari ke 3 pemberian intervensi ROM. Pelaksanaan intervensi ROM pada
penelitian tersebut dilakukan dalam waktu satu minggu dengan intensitas 2 kali
sehari dan dilakukan selama 10 menit setiap pemberian intervensi.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengaruh ROM
pada pasien stroke terhadap peningkatan kekuatan otot dapat membuat pasien
mengerti dan tahu cara berlatih dalam memberikan pergerakan baik otot,
persendian yang sesuai dengan gerakan normal maupun secara aktif dan pasif saat
melakukan kontraksi pergerakan. Frekuensi pemberian latihan Range of Motion
yang teratur dan terus menerus dapat mempengaruhi luas derajat rentang gerak
sendi ekstremitas. Rata rata pemberian terapi ROM adalah 2 kali dalm sehari
dengan waktu 10-15 menit setiap pelaksanaannya.
K. Evaluasi diri
Pada saat dilakukan tindakan latihan Range Of Motion (ROM), perawat sudah
mengikuti semua langkah sesuai standar operasional prosedur.
Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik /CI
( ) ( )