Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“LATIHAN MOBILISASI DAN PERAWATAN


LUKA PADA PASIEN PASCA OPERASI”
(Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Ujian Profesi Ners Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah)

Disusun Oleh
KELOMPOK 3

Dewi Rahmawati Erwan Hidayatullah


Neneng Nurul Aliah Desi Esa Hermawan
Rizka Aresta Ridwan Jamil
Andri Fauzi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes – FALETEHAN SERANG – BANTEN
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Manajemen Post Operasi


Sub Pokok Bahasan : Latihan Mobilisasi dan Perawatan Luka Pada Pasien Pasca
Operasi
Sasaran : Pasien Post Operasi
Pemberi Materi : Dewi Rahmawati
Pelaksanaan Kegiatan : Rumah Sakit Hasan Sadikin
Hari/Tanggal : Selasa, 19 Februari 2013
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Bedah Umum (Kemuning Lantai 4)

A. Karakteristik Peserta (Sasaran)

1. Pasien Ruang Kemuning Lantai 5 (Penderita Stroke)

2. Jumlah peserta + 40 orang

3. Peserta mampu melihat, dan mendengar dengan baik

4. Keluarga pasien belum pernah mendapat pendidikan kesehatan seputar perawatan


anggota keluarga post operasi

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat mengetahui seputar manajemen post
operasi dengan melatih anggota keluarga sakit melakukan mobilisasi dan melakukan
perawatan luka dengan cara yang tepat setelah pulang ke rumah .

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan para penderita stroke dan keluarga dapat
mengetahui tentang:

1. Pengertian mobilisasi
2. Manfaat mobilisasi

3. Jenis mobilisasi

4. Tahap – tahap mobilisasi

5. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif

6. Akibat tidak melakukan mobilisasi

7. Pengertian luka pembedahan

8. Hal yang harus diperhatikan untuk perawatan luka post operasi

9. Teknik cuci tangan yang benar

D. Materi Pengajaran

1. Pengertian mobilisasi

2. Manfaat mobilisasi

3. Jenis mobilisasi

4. Tahap – tahap mobilisasi

5. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif

6. Akibat tidak melakukan mobilisasi

7. Pengertian luka pembedahan

8. Hal yang harus diperhatikan untuk perawatan luka post operasi

9. Teknik cuci tangan yang benar dengan dengan 6 langkah

(Secara lengkap terlampir)

E. Metode

Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab.


F. Media

- Leaflet  Memberikan sekilas seputar mobilisasi, gerakan mobilisasi, dampak tidak


melakukan mobilisasi, seputar luka pembedahan, hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan luka post op, dan teknik cuci tangan yang benar dengan 6 langkah.

- Infocus  memberikan gambaran penjelasan secara lebih detail, lebih komunikatif,


dan disajikan dengan bentuk yang menarik, pola kalimat sederhana yang mudah
difahami.

G. Kegiatan Pembelajaran

Terlampir.

H. Materi Evaluasi

Pertanyaan secara lisan :

a. Pengertian mobilisasi
b. Manfaat mobilisasi

c. Jenis mobilisasi

d. Tahap – tahap mobilisasi

e. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif

f.Akibat tidak melakukan mobilisasi

g. Pengertian luka pembedahan

h. Hal yang harus diperhatikan untuk perawatan luka post operasi

i.Teknik cuci tangan yang benar dengan dengan 6 langkah

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktural

a. Satuan acara penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan

b. Kontrak waktu sudah tepat dengan pasien

c. Media sudah disiapkan yaitu leaflet dan infokus

2. Evaluasi Proses

a. Keluarga mengikuti hingga selesai

b. Media dapat digunakan dengan baik

c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.

d. Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengajaran

e. Pasien dapat mengikuti sampai selesai

f. Diakhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan

3. Evaluasi Hasil

Diajukan beberapa soal dan jawaban terkait topik pembelajaran (terlampir)

Adapun hasil yang hendak dicapai :

a) Pengertian mobilisasi
b) Manfaat mobilisasi

c) Jenis mobilisasi

d) Tahap – tahap mobilisasi

e) Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif

f) Akibat tidak melakukan mobilisasi

g) Pengertian luka pembedahan


h) Hal yang harus diperhatikan untuk perawatan luka post operasi

i) Teknik cuci tangan yang benar dengan dengan 6 langkah

L. DAFTAR PUSTAKA

Astrid, Maria; Elly Nurachmah; Budiharjo. 2011. Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM)
Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi dan KemampuanFungsional Pasien Stroke di RS
Sint Carolus Jakarta. Jurnal Keperawatan danKebidanan (I):175-1

Brunner, suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran :
EGC.

Laniwati, Endang, dr. 2002. Penyakit Tetanus. Yogyakarta : Kanisius.


Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed.8.Jakarta: EGC.

Lampiran Materi

1. Definisi Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian.
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan
untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat dilihat
sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya
melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian
tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah
dan saraf.
Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk
mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang
dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-
penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan;
inaktivitas atau imobilitas.
Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan
jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelentukan jaringan dan pembentukan
kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk memperluas ruang
gerak sendi.

2. Manfaat Mobilisasi
a. Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang
b. Meningkatkan kekuatan otot
c. Mencegah trauma dan pengecilan otot pada tulang
d. Mempertahankan tingkat kesehatan
e. Mencegah atau menurunkan nyeri
f. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

5. Jenis Mobilisasi (ROM)


a. ROM pasif

Latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat di setiap gerakan. Perawat
melakukan gerakan persendianklien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
Kekuatan otot 50% Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi, pasien dengan tirah baring total.
Pada ROM pasif sendi yang digerakan yaitu seluruh persendian tubuh atau hanya
pada ekstremitasyang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara
mandiri.
b. ROM aktif

Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan


sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal ( klien aktif ). Kekuatan otot
75 %. Pada ROM aktif sendi yang digerakan adalah seluruh tubuh dari kepala sampai ujung
jari kaki oleh klien sendiri secara aktif. Jenis Gerakan ROM yang dilakukan adalah 1) Fleksi
: adalah gerakan melipat sendi dari keadaan lurus. Contohnya : flexi lengan bawah, flexi
jari; 2) Ekstensi : adalah gerakan meluruskan sendi dari keadaan terlipat, keadaan lurus ini
mengakibatkan ukuran lengan atas tungkai menjadi lebih panjang dibanding dari keadaan
terlipat. Duplikasi ( makna atau ganda ) terjadi untuk gerakan sendi kaki antara doro flexi
dan plantar flexi, mana yang flexi mana yang extensi atau keduanya flexi. Boleh digunakan
istilah dorso flexi, plantar flexi atau flexi kaki dorso flexi atau extensi kaki = plantar flexi,
karena dengan extensi dimaksud disini ukuran seluruh tungkai menjadi lebih panjang; 3)
Hiperekstensi; 4) Rotasi : adalah gerak putar pada sumbu panjang seluruh tungkai kearah
luar; 5) Supinasi : adalah gerakan putar kearah luar dari lengan bawah dan tangan sehingga
telapak tangan kembali menghadap ke depan; 6) Pronasi : adalah gerakan putar kearah
dalam dari lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke belakang; 7)
Abduksi : adalah gerakan pada bidang frontal untuk “membuka sudut“ terhadap garis
tengah. Contohnya : gerakan merentangkan lengan, merentangkan tungkai dan
merentangkan jari – jari tangan; 8) Aduksi : adalah gerakan pada bidang frental untuk
menutup sudut terhadap garis tengah. Gerakan ini merupakan gerakan yang sebaliknya dari
gerakan abduksi.

6. Indikasi Latihan Mobilisasi (ROM)

1. Indikasi ROM :

a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas
sendinya baik dengan bantuan atau tidak.

b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian
sepenuhnya, digunakan ROM.

c. ROM dapat digunakan untuk program latihan aerobik.

d. ROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan di bawah daerah yang
tidak dapat bergerak.

2. Sasaran ROM :

a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM serupa dengan ROM.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari control gerak
volunter.

Sasaran spesifik :

a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat.

b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi.

c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian.

d. Meningkatkan sirkulasi.

e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik.

7. Prinsip Mobilisasi (AROM dan PROM)

1. Pemeriksaan, penilaian dan rencana perlakuan :

a. Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasien, tentukan prognosis, pencegahan serta


rencana intervensi.

b. Tentukan kemampuan pasien untuk mengikuti program.

c. Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan.

d. Tentukan pola gerak ROM.

e. Pantau kondisi umum pasien.

f. Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi.

g. Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila diperlukan.

2. Penerapan teknik ROM :

a. Untuk mengendalikan gerakan, genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila


persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan.

b. Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang lemah, misalnya
tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan.
c. Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai terdapat
resistensi/ tahanan jaringan.

d. Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai10 repetisi.

3. Pada PROM :

a. Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal (therapist atau mesin).

b. Tidak terdapat resistensi aktif dari penderita. Gerakan dilangsungkan di dalam ROM yang
mana terdapat rentang gerak tanpa adanya nyeri atau gaya yang dipaksakan.

4. Pada AROM :

a. Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan menggunakan PROM,


kemudian mintalah kepada penderita untuk melakukan gerakan tersebut. Beri bantuan bila
dibutuhkan.

b. Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat kelemahan.

c. Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia

8. Tahap – Tahap Mobilisasi


a. 6 – 10 Jam Pertama
Latihan miring kanan dan kiri
(mika miki)

b. Setelah 24 jam (Hari Ke - 2)

Latihan duduk disangga bantal


c. Hari Ke 3 – 5

Latihan Berjalan Pelan

9. Bentuk dan Cara Gerakan Mobilisasi Pada Pasien Pasca Operasi

Gerakan 1 dan 2 (Fleksi dan ekstensi bahu (Shoulder joint )

Langkah :

(a) Posisi pasien tidur terlentang


(b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada lengan bawah(sedikit
di bawah siku). Peletakan tangan pasien sebaiknya menyilang agar mempermudah
gerakan saat ekstensi dilakukan.
(c)Posisi awal dari lengan pasien adalah mid position, kemudian
lakukan gerakan fleksi, instruksikan agar pasien rileks.
(d)Pada saat bahu membentuk sudut 9 0 o C berikan gerakan eksternal
rotasi(berputar keluar) pada lengan hingga membentuk posisi supinasi lengan bawah.
(e)Hindari penguluran berlebihan pada bahu yang mengalami kelemahan.
(f)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.Latihan ini akan mampu
mengurangi komplikasi akibat kurang gerak pada b a h u d a n t e r p e l i h a r a n y a s i f a t
f i s i o l o g i s j a r i n g a n p a d a a r e a b a h u d a n l e n g a n . Tuju an utama latihan ini
agar terpeliharanya jarak gerak sendi pada bahu ke arah fleksi

Gerakan 3 (E k s t e n s i / h i p e r e k s t e n s i B a h u )
Langkah :
(a)Posisi pasien tidur miring ( sims ).
(b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan pada bagian bahu
(c)Posisi lengan pasien semi fleksi dengan lengan bawah mid position
(d)Berikan topangan pada siku atau lengan bawah pasien dengan
l e n g a n bawah terapis.
(e)Berikan gerakan ekstensi secara penuh.
(f)Hinda ri adanya kompensas i gerak berupa elevasi bahu dengan
pemberi anstabilisasi.
(g)Hindari adanya keluhan nyeri saat gerakan dilakukan.
(h)Pertahankan gerakan terjadi pada mid posisi lengan bawah pasien.
(i)Lakukan pengulangan minimal tujuh kali atau sesuai toleransi. Latihan ini ditujukan untuk
memelihara jarak gerak sendi bahu, khususnya pada arah ekstensi dan memelihara
elastisitas jaringan pada sisi anterior. Hal ini dimungkinkan karena pada latihan
ini terdapat regangan di akhir gerakan pada jaringan-jaringan sisi depan sendi bahu

Gerakan 4 (A b d u k s i b a h u ( Shoulder Joint)

Langkah :

(a)Posisi pasien tidur terlentang, dengan siku semi fleksi.


(b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan lengan atas (sedikit di atassiku).
(c)Lakukan gerakan abduksi.
(d)Awali geraka n dengan posisi pronasi pada lengan bawah, kemudian pada 90
derajat. abduksi, lakukan rotasi ke arah supinasi lengan bawah pasien.
(e)Berikan instruksi untuk tetap rileks.
(f)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.Latihan ini ditujukan untuk
memelihara jarak gerak sendi bahu, khususnya ke arah abduk si.

Selain itu, latihan ini juga akan meng urangi adanya komplikasi berupa kontraktur
jaringan pada sendi bahu.Hindari adanya gerakan kompensasi pada bahu, sehingga jarak gerak
sendi p a d a latihan dapat dicapai dengan lebih baik. Adanya
k o m p e n s a s i g e r a k , merupakan indikator adanya masalah pada jaringan lunak ataupun
jaringan keras di sekitar bahu yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih spesifik

Gerakan 5 Abduksi dan Adduksi Horizontal Bahu ( Shoulder Joint )

Langkah :

(a)Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 90 derajat abduksi, dan siku
ekstensi penuh dengan lengan bawah dalam posisi supinasi.
(b)Posisikan pasien dalam keadaan rileks.
(c)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada sendi siku.
(d)Berikan gerakan ke arah dalam (adduks i) dan ke arah luar (abduksi) pada sendi
bahu.
(e)Berikan instruksi agar pasien tetap rileks.
(f)Hindari adanya nyeri saat gerakan dilakukan.
(g)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.

Gerakan 6 I n t e r n a l d a n E k s t e r n a l R o t a s i B a h u ( Shoulder Joint)

Langkah :
(a)Persiapkan posisi pasien dengan menghindari adanya hambatan gerak oleh faktor tempat tidur
atau benda lainnya.
(b)Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 9 0 detajat abduksi, dan
siku 90 derajat fleksi.
(c)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada sendi
s i k u sebagai stabilisasi gerak.
(d)Berikan gerakan ke arah eksternal dan internal pada sendi bahu.
(e)Berikan instruksi untuk tetap rileks.
(f)Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk, apakah dalam jarak
y a n g normal atau terbatas.
(g)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi. P a d a gerakan ini
hindari adanya nyeri gerak.

Gerakan 7 F l e k s i d a n E k s t e n s i s i k u ( Elbow Joint )

Langkah :

(a)Posisi pasien terlentang dengan posisi tangan pasien supinasi.


(b)Tangan terapis berada pada pergelangan tangan dan sendi siku.
(c)Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada sendi siku
(d)Berikan instruksi agar pasien tetap rileks.
(e)Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar.
(f)Perhatikan jarak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang normal atau terbatas

Gerakan 8 Fleksi dan Ekstensi Pergel angan Tanga n (Wrist Joint)


Langkah :

(a)Posisi pasien tidur terlentang dengan fleksi siku 90 0


( b ) Ta n g a n terapis diletakkan pada pangkal pergelangan dan pada
t e l a p a k tangan.
(c)Berikan gerakan ke arah luar (ekstensi) dan ke arah dalam (fleksi).
(d)Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan, maka sebaiknya jari-jari dalam kondisi
lurus (ekstensi), sedangkan saat dilakukan gerakan ekstensi wrist,maka sebaiknya jari-jari
menggenggam

Gerakan 9 Fleksi-Ekstensi Panggul (hip ) dan lutut (knee)

Langkah :

(a)Posisi pasien tidur terlentang.


(b)Posisi tangan terapis pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut pasien.
(c)Lakukan gerakan ke atas-depan sehingga membentuk gerakan fleksi hip
dan fleksi knee
(d)Berikan instruksi untuk tetap rileks
(e)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi

Gerakan 10 (Menangkat Area kaki Lurus Ke Atas)

Gerakan 11 (Fleksi dan Ekstensi Jari – Jari Kaki)


PERAWATAN LUKA POST OPERASI
Luka operasi merupakan luka bersih sehingga mudah untuk perawatannya, namun jika salah dalam
merawat, maka akan bisa berakibat fatal. Oleh karena itu pastikan tidak salah dalam merawat luka
operasi.
1. Setiap 3 hari sekali kasa harus di buka
Idealnya kasa yang dipakai diganti kasa baru setiap 3 hari sekali. Tidak terlalu sering agar luka
cepat kering, jika sering dibuka luka bisa menempel pada kasa sehingga sulit untuk kering.

2. Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa


Jika luka operasi keluar darah, maka segeralah untuk mengganti kasanya agar tidak basah atau
lembab oleh darah. Kerena darah merupakan kuman yang bisa cepat menyebar ke seluruh bagian
luka.
3. Jaga luka agar tak lembab
Usahan semaksimal mungkin agar luka tetap kering karena tempat lembab akan menjadikan
kuman cepat berkembang. Misalkan suhu kamar terlalu dingin dengan AC yang membuat
ruangan lembab. Bisa jadi luka anda pun ikut lembab. Hindari ruangan lembab, dan atur suhu
AC Anda.
4. Menjaga kebersihan
Agar luka operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan cepat berkembangnya kuman,
maka kebersihan diri dan lingkungan sekitar Anda semaksimal mungkin harus dijaga. Jauhkan
luka dari kotoran, untuk itu seprei dan bantal harus selalu bersih dari debu.
5. Gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (Opset)
Jika klien ingin mandi atau aktifitas yang mengharuskan Anda bersentuhan dengan air, gunakan
bahan plastik atau pembalut yang kedap air (opset) untuk melindungi luka bekas operasi agar
tidak terkena air. Upayakan agar luka tidak sampai basah, karena bisa mempercepat
pertumbuhan kuman.
6. Mencuci tangan sebelum dan setelah merawat luka
Adapun langkah – langkah gerakan cuci tangan yaitu sebagai berikut.

Gerakan 1 dan 2

Gerakan 3 dan 4
Gerakan 5 dan 6

7. Makan dan minum sesuai dengan kebutuhan


Hidup sehat dengan minum air putih. Atur minum Anda dengan 8-10 gelas standar per hari.
Anggapan salah jika anda minum air putih bikin luka sulit mengering. Tidak demikian halnya,
karena jika tubuh sehat luka akan cepat mengering dan sembuh. Hindari makan makanan yang
mengandung bahan kimia dan pedas.
8. Makan makanan bergizi
Makanan bergizi terdapat pada sayuran hijau, lauk-pauk dan buah. Konsumsi sayur hijau seperti
bayam, sawi, kol dan sayur hijauh lainnya menjadi sumber makanan bergizi. Untuk lauk pauk
Anda bisa memilih daging, ayam, ikan, telur dan sejenisnya.

TIPS PERAWATAN PASCA OPERASI


Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien pasca
operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:

 Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
 Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan
sejenisnya.
 Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
 Usahakan cukup istirahat.
 Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin bagus.
 Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
 Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
 Minum obat sesuai anjuran dokter.

Bagi pasien yang jauh dari kota, dapat minta ijin dan petunjuk tatacara merawat luka kepada dokter
untuk merawat sendiri luka operasi. Selain itu ada zat yang dapat mempercepat proses
penyembuhan luka operasi selain protein yaitu Zinc. Zinc mempunyai peranan khusus dalam
metabolisme kulit dan jaringan ikat. Hal ini diketahui secara tidak langsung semenjak zaman
Yunani kuno, ketika calamine lotion yaitu sejenis lotion kulit yang mengandung ZnCO3 pertama
kali digunakan untuk kulit. Didalam dunia kedokteran, khususnya pada pasien pasca operasi,
diberikan zinc (ZnSO4) untuk mempercepat penutupan luka akibat proses operasi.

Kemampuan Zinc dalam mempercepat penutupan luka ini disebabkan karena zinc mempunyai
peranan yang penting dalam sintesa protein dan proses replikasi (perbanyakan) sel-sel tubuh.
Struktur kulit kita terdiri dari jaringan ikat yang tersusun oleh protein. Pada kondisi defisiensi zinc,
maka proses sintesa protein dan replikasi dari sel-sel jaringan ikat bawah kulit akan menjadi
terhambat. Sehingga proses penutupan luka akan terhambat pula.

Makanan yang tinggi kandungan zinc-nya antara lain adalah; daging, kerang-kerangan, biji-bijian,
serealia dan kacang-kacangan. Namun kandungan zinc terbanyak ditemukan pada makanan kacang-
kacangan. Kebutuhan zinc perharinya adalah 15 mg untuk dewasa. Dari jumlah tersebut hanya 20-
30% saja yang diserap oleh tubuh kita.

TAHAP-TAHAP MOBILISASI DINI


Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003). Tahap- tahap mobilisasi dini post operasi:
1. 6 – 10 jam pertama miring kanan miring kiri, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah
menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
2. Setelah 24 jam (hari ke - 2) klien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
3. Setelah klien dapat duduk, hari ke 3 – 5 dianjurkan untuk belajar berjalan.

L. Hal yang Harus di Evaluasi Setelah Kegiatan

a. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian mobilisasi

b. Keluarga mampu menyebutkan manfaat dan jenis mobilisasi

c. Keluarga mampu membantu pasien untuk melakukan latihan mobilisasi selama proses
recovery pasca spost operasi selama di rumah.

d. Keluarga mampu mengaplikasikan perawatan luka post operasi pada anggota keluarga sakit
serta teknik cuci tangan 6 langkah

M. Lampiran Kegiatan
Uraian Kegiatan
No Kegiatan
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam.
5 Menit b. Menyampaikan tujuan penyuluhan b. Mendengarkan

2 Penyuluhan a. Menanyakan kepada peserta a. Menyimak


35 Menit pengetahuan seputar mobilisasi pada penjelasan.
pasien post operasi

b. Memberi reinforcement atas kemauan b.Menyimak penjelasan


peserta mengungkapkan
pemahamannya tentang mobilisasi pada
pasien post operasi

c. Menjelaskan dengan infocus definisi, c. Peserta menyimak


manfaat, jenis, tahapan, bentuk, cara
gerakan mobilisasi pada pasien post
operasi, dampak tidak mobilisasi,
seputar perawatan luka dan teknik cuci
tangan 6 langkah

d. Memberikan kesempatan pada keluarga


d. Peserta bertanya
pasien untuk bertanya tentang hal yang
e. Kkeluarga
belum difahaminya.
memperhatikan
demonstrasi yang
e. Melakukan demontrasi cara melakukan
sedang diajarkan
gerakan latihan mobilisasi pada pasien
post operasi, perawatan luka dan teknik
cuci tangan 6 langkah

f. Memotivasi dan memberikan f. Keluarga melakukan


kesempatan pada keluarga untuk re-demonstrasi
melakukan re-demonstrasi gerakan
mobilisasi di tempat tidur, perawatan
luka dan teknik cuci tangan 6 langkah
g. Memberikan reinforcement atas g. -
kesediaan klien dan keluarga
melakukan demonstrasi mobilisasi
3. Penutup a. Melakukan evaluasi (menanyakan a. Menjawab
5 Menit perasaan klien dan keluarga setelah pertanyaan
dilakukan penkes) b. –
b. Memberikan reward pada keluarga
pasien yang aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan selama proses
edukasi

c. Menyimpulkan materi penyuluhan dan c. Menyimak


membagikan leaflet kesimpulan.

d. Mengucapkan salam d. Menjawab salam.

N. Lampiran Evaluasi Hasil


(Soal dan Kunci Jawaban)
1. Apa itu mobilisasi ?
Jawab : Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian

2. Bagaimana gerakan mobilisasi pada anggota keluarga dengan post operasi ?


Jawab :

Gerakan 1 dan 2

Gerakan 3 dan 4

Gerakan 5 dan 6
Gerakan 7

Gerakan 8 dan 9

Gerakan 10 dan 11

3. Apa akibat jika tidak melakukan mobilisasi/pergerakan badan ?


Jawab : terjadi luka lecet, penyembuhan luka menjadi lama, menambah rasa sakit, bBadan
menjadi pegal dan kaku, memperlama perawatan dirumah sakit
4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan luka post operasi ?

Jawab : Setiap minimal 3 hari sekali, bersihkan jika keluar darah dan langsung
ganti kasa, jaga luka agar tidak lembab, jangan menyentuh luka, bersihkan dengan
cairan infus NaCl 0,9 % dengan kassa lalu keringkan luka, jangan lupa cuci tangan
sebelum dan setelah merawat luka dengan 6 langkah, m akan – makanan bergizi
seperti nasi, makanan protein tinggi (daging, telur, tempe) sayur, susu,
buah dan makanan yang mengandung zinc seperti kacang - kacangan), minum
sedikitnya 8 – 10 gelas/hari, cukup istirahat, mandi biasa yaitu 2 kali
dalam sehari, minum obat sesuai anjuran dokter
5. Bagaimana cara cuci tangan 6 langkah ??
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai