Instrumen Survei
KARS : Pelayanan dan
Asuhan Pasien (PAP)
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM,
MHKes, FISQua
Standar Akreditasi Rumah
Sakit.
Edit 7 Mei 2022
(67 %) (59 %)
(Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022; Buku SNARS Edisi 1.1., KARS,
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient
Care
(AKP, PP, PAP,
1 Pengkajian Pasien
PAB, (Skrining, “Periksa Pasien”)
SKP, PKPO,
1.Informasi dikumpulkan : Anamnesa, Pengkajian
Prognas)
S pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik / I Awal
lain, dsb
PPA : Pengkajian
2. Analisis informasi : A Ulang
O Menetapkan Diagnosis, Masalah, Risiko SOAP
Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
Dokter Tenaga
Apoteker 3. Rencana Asuhan/Plan of Care : R
Perawat A Merumuskan rencana dan sasaran terukur Gizi :
Dietisien P Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien ADIME
(Assessment,
Bidan
Lain2
Diagnosis,
Intervention (+Goals),
Monitoring,
PPA
Profesional Asuha
Pemberi
Asuhan
n
Pasien
2 Pemberian
(PAP 1.1, 1.2, PP GU, 1, Pelayanan/
AKP2, 3, 3.1., PAB 3.1, 3.2, 4, Implementasi (AKP, PAP,
7,
7.3, PKPO 4, 6, KE 7, TKRS PAB,
PKPO,
8) Rencana Prognas)
Monitoring
Dimensi PCC:
1. Patient Engagement & Empowerment. (HPK GU, 1, 1.2, 1.3, 2, 2.1, 3, 4.1, KE GU,
KE 2)
2. DPJP sbg Clinical Leader. (AKP 3.1., PAP 1.2.)
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional.
*CP Terintegrasi, *CPPT, *Kompeten Berkolaborasi. (AKP 3, PAP 1, 1.1, 1.2, PP 1.2, PMKP 7, PAB 3.1, 3.2, 4, 7,
4. Manajer
7.3, PKPO 4, 6,Pelayanan Pasien / Case Manager. (AKP 3, AKP 5, PAP
5. TKRS 8, 9.)
Integrated Discharge Planning. (AKP 3, PP 1,1.1.)
1.1, 1.2.)
6. Asuhan gizi terintegrasi. (PP 1.2., PAP 3)
7. Budaya Keselamatan. (TKRS 13, PMKP 10) (Nico Lumenta, KARS,
2022)
STARKES SNARS 1.1.
11
PAP
1. Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. Asuhan yg seragam dan D 1)Bukti pelaksanaan asuhan seragam 10 T
terintegrasi diberikan kepada diberikan kepada setiap pasien. 5 P
setiap pasien meliputi poin a 2)Asuhan pasien yang seragam sesuai butir a) – e) 0 T
- e dalam di S
maksud dan tujuan. maksud dan tujuan : a) Akses untuk T
mendapatkan asuhan dan pengobatan tidak T
bergantung pada kemampuan pasien untuk
membayar atau sumber pembayaran.b) Akses
untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan yg
diberikan oleh PPA yg kompeten tidak bergantung
pada hari atau jam yaitu 7 (tujuh) hari, 24 (dua puluh
empat) jam. c) Kondisi pasien menentukan
sumber daya yg akan dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhannya. d) Pemberian
asuhan yg diberikan kepada pasien, sama di
semua unit pelayanan di RS misalnya pelayanan
anestesi. e) Pasien yg membutuhkan asuhan
keperawatan yg sama akan menerima tingkat asuhan
keperawatan yg sama di semua unit pelayanan di
W
RS.
KRITERIA TENAGA I.C.U.
KEPMENKES 1778 THN 2010 TTG PEDOMAN ICU RS
poin a) – f).
PAP
1.1. Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. RS telah menetapkan R Rumah sakit menetapkan kewenangan pemberian 10 TP
kewenangan instruksi 5 T
pemberian instruksi oleh PPA oleh PPA yang kompeten, tata cara pemberian 0 S
yg kompeten, tata cara instruksi dan pendokumentasiannya. T
pemberian instruksi dan D T
pendokumentasiannya. Pemberian instruksi dan pendokumentasiannya oleh
PPA
yang kompeten dan berwenang di CPPT pada
kolom.
N
MANAJEME
IAR
PPA 2 Pemberian
Profesional Asuha Pelayanan/
Pemberi Implementasi
Asuhan
n Rencana
Pasien Monitoring
(PAP 1.1, 1.2, PP GU,
T
UNI
AKP
1, 2,3, 3.1., PAB 3.1, 3.2,
4, 7,PKPO 4, 6, KE 7,
7.3,
TKRS 8)
MPP Hasil
Manajer Pelayanan
Asuha (TKRS
9)
Pasien n 21
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER
DPJP
PPJ
A Apoteke
Clinical Leader :
• Kerangka pokok PPJA r
asuhan Pasien, MPP :
• Koordinasi Keluarga • AKP 3. – MPP
• Kolaborasi • PAP 1.1. –
• Sintesis Asuhan
• Interpretasi Lainny Dietisie Pasien
• Review a n Terintegrasi
• Integrasi asuhan • AKP 2.1. –
Kelola
Alur
Yan Kes (MPP Pasien
/ RS bukan
Lain MPP PPA
aktif)
MPP bukanlah PPA Yan Case
aktif Keuanga Manager
Shift pagi n/ Billing Asuransi Dokter
Perusahaa Keluarg
Ratio 1 : 25 Pasien BPJS
n/ a
- Kompleksitas Employer
Asuhan Pasien Terintegrasi
*Asesmen Pasien (IAR) & *Pemberian Pelayanan/Pelaksanaan
Rencana/Intervensi
PP
A
MPP Pasien Kebutuha
/ Case Mgr
Sistem
n
Pendukung
Keluarga,Teman,
Pasien
RT-Tetangga Sasaran Sasaran
dsb PPA Pasien
Sasaran
MPP
(Nico Lumenta, KARS, 23
2019)
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM :
Kontinuitas MPP :
Pelayanan • AKP 3. – MPP
Pelayanan dgn
• PAP 1.1. –
Kendali
Mutu dan Biaya
Pelayanan yg MP Asuhan Pasien
Terintegrasi
• AKP 2.1. –
P
memenuhi
kebutuhan Pasien-Kel Kelola Alur
pd ranap s/d dirumah Pasien
Case
Good Patient Care (*Pemandu,
Manager
*Liaison/ • RS
Penghubung/“Jembatan”
Pasien ) • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Tataklaksan Sasaran MPP
a MPP Proses SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time
1. Identifikasi, seleksi / Pada Asesmen MPP gunakan based
skrining pasien utk konsep IAR 1.Pemahaman Pasien ttg
manajemen pelayanan I : Kumpulkan informasi,
pasien asuhan (penyakit,tindakan)
termasuk Sasaran PPA,
2. Asesmen untuk
Harapan/Sasaran Pasien,
2.Kepuasan pasien
manajemen pelayanan
pasien masalah psiko-sosio-kultural 3.Kemampuan
3. Identifikasi masalah dan
A : Jabarkan mengambil keputusan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen • Masalah yang mendukung terkait asuhan
pelayanan pasien
5. Monitoring
pencapaian sasaran. 4.Keterlibatan &
6. Fasilitasi, Koordinasi, • Masalah yang dapat pemberdayaan
Komunikasi dan menghambat pencapaian 5.Kepatuhan thd PPA
Kolaborasi sasaran
7. Advokasi 6.Kemandirian pasien
R : Susun rencana, jabarkan
8. Hasil Pelayanan
9. Kompetensi Budaya – Sasaran MPP dan 7.Dukungan
Cultural Competence MPP langkah2nya keluarga/yg lain
10.Manajemen Sumber Daya
11.Terminasi manajemen
Implementasi, Monitor, pasien
pelayanan pasien Evaluasi 8.Pemulangan aman
“Loop” balik untuk 9.Kesesuaian asuhan
Contoh : Instruksi (Perawat)
PAP 1.1. EP b) & d).
Maksud dan Tujuan PAP 1.1. Proses pelayanan dan asuhan pasien (PAP) bersifat dinamis dan
melibatkan banyak PPA dan berbagai unit pelayanan. Agar proses PAP menjadi efisien, penggunaan SDM
dan sumber lainnya menjadi efektif, dan hasil akhir kondisi pasien menjadi lebih baik maka diperlukan
integrasi dan koordinasi. Kepala unit pelayanan menggunakan cara untuk melakukan integrasi dan
koordinasi pelayanan serta asuhan lebih baik (misalnya, pemberian asuhan pasein secara tim oleh para PPA,
ronde pasien multidisiplin, formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), dan manajer
pelayanan pasien/case manager.
Instruksi PPA dibutuhkan dalam pemberian asuhan pasien misalnya instruksi pemeriksaan di lab
(termasuk Patologi Anatomi), pemberian obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi, dan lain2.
Instruksi ini harus tersedia dan mudah diakses sehingga dapat ditindaklanjuti tepat waktu misalnya
dengan menuliskan instruksi pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) dalam
rekam medis atau didokumentasikan dalam elektronik rekam medik agar staf memahami kapan instruksi
harus dilakukan, dan siapa yg akan melaksanakan instruksi tersebut.
Setiap RS harus mengatur dalam regulasinya:
a)Instruksi seperti apa yg harus tertulis/didokumentasikan (bukan instruksi melalui telepon atau
instruksi lisan saat PPA yang memberi instruksi sedang berada di tempat/RS), antara lain:
(1)Instruksi yang diijinkan melalui telepon terbatas pada situasi darurat dan ketika dokter tidak
berada di tempat/di RS.
(2)Instruksi verbal diijinkan terbatas pada situasi dimana dokter yang memberi instruksi sedang
melakukan tindakan/prosedur steril.
b)Permintaan pemeriksaan lab (termasuk pemeriksaan Patologi Anatomi) dan diagnostik
imajing tertentu harus disertai indikasi klinik
c) Pengecualian dalam kondisi khusus, misalnya di unit darurat dan unit intensif
d)Siapa yg diberi kewenangan memberi instruksi dan perintah catat di dalam berkas rekam
medik/system elektronik rekam medik sesuai regulasi RS.
Prosedur diagnostik dan tindakan klinis, yang dilakukan sesuai instruksi serta hasilnya
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. Contoh prosedur dan tindakan misalnya endoskopi,
kateterisasi jantung, terapi radiasi, pemeriksaan Computerized Tomography (CT), dan tindakan serta
prosedur diagnostik invasif dan non-invasif lainnya. Informasi mengenai siapa yang meminta
dilakukannya prosedur atau tindakan, dan alasan dilakukannya prosedur
atau tindakan tersebut didokumentasikan dalam rekam medik.
Di rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko, termasuk pasien yang dirujuk
dari luar, juga harus dilakukan pengkajian serta pencatatannya dalam rekam medis.
Standar PAP Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat
1.2. dan
didokumentasikan
Elemen Penilaian PAP 1.2.
a) PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap pasien setelah diterima
sebagai pasien ranap dalam waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian
awal.
b) Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan
serta didokumentasikan dalam rekam medis oleh setiap PPA.
c) Instruksi berdasarkan rencana asuhan dibuat oleh PPA yg kompeten dan
berwenang, dengan cara yg seragam, dan didokumentasikan di CPPT.
d) Rencana asuhan pasien dibuat dgn membuat sasaran yg terukur
dan di dokumentasikan.
e) DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan verifikasi harian
PAP
1.2. Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. PPA telah membuat D Bukti dalam rekam medis PPA membuat rencana asuhan 10 T
rencana asuhan untuk untuk setiap pasien setelah diterima sebagai pasien ranap 5 P
setiap pasien setelah dalam waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian awal. 0 T
diterima sebagai pasien S
ranap dalam waktu 24 jam W *PPA. T
berdasarkan T
hasil pengkajian awal.
2. Rencana asuhan D 1)Bukti dalam rekam medis ttg rencana asuhan dievaluasi 10 T
dievaluasi secara secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan oleh setiap 5 P
berkala, direvisi atau PPA. 0 T
dimutakhirkan serta 2)Sesuai di maksud - tujuan : DPJP sbg ketua S
didokumentasikan dalam tim PPA T
rekam melakukan evaluasi / reviu berkala dan verifikasi T
medis oleh setiap PPA. W harian. Lihat
EP e).
*PPA.
3. Instruksi berdasarkan D Bukti dalam rekam medis ttg instruksi dibuat oleh 10 T
rencana PPA yg kompeten dan berwenang, dengan cara 5 31 P
asuhan dibuat oleh PPA yg 0
PAP
1.2. Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. Rencana asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang rencana asuhan 10 T
dibuat dgn membuat pasien dengan sasaran sesuai kebutuhan dan kondisi 5 P
sasaran yg terukur dan di pasien. 0 T
dokumentasikan. W S
*PPA T
T
5. DPJP telah melakukan D Bukti dalam rekam medis DPJP telah melakukan
evaluasi/review berkala evaluasi/review berkala dan verifikasi harian untuk
dan verifikasi harian untuk memantau terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan
memantau terlaksananya membuat notasi sesuai dengan kebutuhan. Dan memberi
asuhan secara terintegrasi tandatangan di CPPT kolom reviu dan verifikasi.
dan membuat notasi
sesuai dengan kebutuhan. W *DPJP
*PPJA
*Staf Klinis
32
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam Starkes 2022. DPJP
PPJA
PPA
Tugas Mandiri,
Apoteker
Tugas
Kolaboratif,
Tugas Delegatif
PPA
Kompetensi Profesi
& Kompetensi utk Lainnya Dietisien
Berkolaborasi
Interprofesional
(Nico Lumenta,KARS,
2022)
DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan
Secara rutin saat visit pasien tiap pagi, DPJP membaca CPPT semua informasi
(24 jam), dari semua PPA, terkait a.l. asesmen, perkembangan pasien,
pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain a.l. “Nurse’s note”, Form gizi, dsb.
Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan pelaksanaannya. (Std PAP 1.2)
Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (= verifikasi) pada lembar CPPT, beri paraf pd pojok
kanan bawah lembar CPPT, per 24 jam. (Std PAP 1.2. EP e.)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN Instruksi PPA DPJP
Profesional PELAYANAN Termasuk Pasca (Tulis Nama, beri
Tgl,
Pemberi (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Bedah (Instruksi Paraf, Tgl, Jam)
Jam
Asuhan Paraf pada akhir catatan) ditulis dgn rinci dan (DPJP harus
jelas) membaca/merev
1 2 iew seluruh
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’ Rencana
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP Asuhan)
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
target VAS <4 Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf …
Dst….
Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … …
……… DPJ
………………………………… P
+paraf DPJP per akhir
24 jam
Asuhan Pasien Terintegrasi
Rencana Asuhan Terinterasi
Rencana Asuhan
Masing2 PPA
(EP 1,2,3; SOAP masing2, +Sasaran) Rencana
Asuhan
Terintegrasi
DPJP dalam 1 form
Mereview & Verifikasi (EP 3)
(EP 5)
Integrasi Asuhan
Pasien
1. Sembuh
komprehensif
Segitiga Sasaran PCC
2. Keterlibatan Pasien- “Triple Aim
Kel
3. Pemahaman
PCC”
Asuhan
4. Dukungan Kel *Sasaran *Harapan
PAP 2. PPA*
5. Kepatuhan
/ Sasaran HPK 1.
(+BPIS)
Pasien*
pasien yang objektif dan memiliki sasaran yang dapat diukur untuk memudahkan pengkajian
ulang serta mengkaji atau merevisi rencana asuhan. Pasien dan keluarga dapat dilibatkan dalam
proses perencanaan asuhan. Rencana asuhan harus disertai target terukur, misalnya:
a)Detak jantung, irama jantung, dan tekanan darah menjadi normal atau sesuai dgn rencana yg
ditetapkan;
b) Pasien mampu menyuntik sendiri insulin sebelum pulang dari RS;
c) Pasien mampu berjalan dengan “walker” (alat bantu untuk berjalan).
Berdasarkan hasil pengkajian ulang, rencana asuhan diperbaharui utk dapat menggambarkan kondisi pasien
terkini. Rencana asuhan pasien harus terkait dgn kebutuhan pasien. Kebutuhan ini mungkin berubah sbg
hasil dari proses penyembuhan klinis atau terdapat informasi baru hasil pengkajian ulang (contoh,
hilangnya kesadaran, hasil laboratorium yang abnormal). Rencana asuhan dan revisinya didokumentasikan
dlm rekam medis pasien sbg rencana asuhan baru.
DPJP sbg ketua tim PPA melakukan evaluasi / reviu berkala dan verifikasi harian untuk memantau
terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai dgn kebutuhan.
Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran2 yg diharapkan oleh PPA lebih baik
rencana terpisah oleh masing2 PPA. Rencana asuhan yg baik menjelaskan
dp asuhan individual, objektif, dan
sasaran dapat diukur utk memudahkan pengkajian ulang serta revisi rencana asuhan.
Contoh
1 Rencana Asuhan
KARS, Nico A. Lumenta Terintegrasi
40 Std PAP 1.2 di
M&T
b. Pelayanan Pasien Risiko Tinggi (Risti)dan Penyediaan
Pelayanan Risiko Tinggi
Standar PAP 2. RS menetapkan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi dan diselenggarakan sesuai dengan kemampuan, sumber daya
dan sarana prasarana yang dimiliki.
Elemen Penilaian PAP 2.
a) Pimpinan RS telah melaksanakan tanggung jawabnya utk memberikan pelayanan pasien
padatinggi dan pelayanan berisiko meliputi a) - c) dlm maksud dan berisiko
b) RS telah tinggi
memberikan
tujuan. pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi yg telah
diidentifikasi berdasarkan populasi yaitu pasien anak, pasien dewasa dan pasien geriatri sesuai
dalam maksud dan tujuan.
c) Pimpinan RS telahmengidentifikasi risiko yg dapat mempengaruhi pasien dan pelayanan
risiko tambahan
tinggi.
PAP
2. Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. Pimpinan RS telah D Bukti Pimpinan RS telah melaksanakan tanggung 10 T
melaksanakan tanggung jawabnya untuk pasien berisiko tinggi dan 5 P
jawabnya utk memberikan pelayanan berisiko tinggi yang meliputi: 0 T
pelayanan pada pasien a)Identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan S
berisiko tinggi dan risiko tinggi T
pelayanan berisiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya meliputi a) s/d n) , T
meliputi disertai penetapan risiko tambahan yang mungkin
a) - c) dlm maksud dan berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan
tujuan. pelayanan risiko tinggi
b)Menetapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK),
clinical
pathway dan rencana perawatan secara
W kolaboratif
c)Melatih staf untuk menerapkan prosedur, panduan praktik
klinis (PPK), clinical pathway dan rencana perawatan.
*DPJP , *PPJA, *Kepala Unit Pelayanan .
42
PAP
2. Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. RS telah memberikan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pemberian 10 T
pelayanan pada pasien pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan 5 P
risiko tinggi dan risiko tinggi pada populasi pasien anak, pasien dewasa dan 0 T
pelayanan risiko tinggi pasien geriatri, meliputi : S
yg telah diidentifikasi a) Rencana asuhan perawatan pasien; b) T
berdasarkan populasi Perawatan terintegrasi dan mekanisme komunikasi T
yaitu pasien anak, antar PPA secara efektif; c) Pemberian informed
pasien dewasa dan consent, jika diperlukan; d) Pemantauan/observasi
pasien geriatri sesuai pasien selama memberikan pelayanan; e)
dalam maksud dan Kualifikasi atau kompetensi staf yang memberikan
tujuan. pelayanan; dan f) Ketersediaan dan
W penggunaan
peralatan medis khusus untuk pemberian pelayanan.
*DPJP, *PPA lainnya, *Staf klinis
3. Pimpinan RS telah R Regulasi tentang identifikasi risiko tambahan yang 10 TP
dapat
mengidentifikasi risiko mempengaruhi pasien dan pelayanan risiko tinggi, sesuai 5 TS
tambahan yg dapat penjelasan di maksud dan tujuan. 0 43 TT
Pasien & Pelayanan Risiko Tinggi
Pasien Risti Pelayanan Risti Risti Tambahan (EP 3)
1. Pasien 1. Pelayanan pasien dgn penyakit menular Risiko pasca
emergensi; dan penyakit yg berpotensi menyebabkan asuhan/Tindakan a.l.:
2. Pasien koma; kejadian luar biasa; 1.Trombosis vena dalam;
3. Pasien dengan 2. Pelayanan pd pasien dengan 2.Luka decubitus;
“immuno- suppressed”; 3.Infeksi pada
alat
3. Pelayanan pd pasien yg mendapatkan penggunaan
bantuan hidup;
pelayanan dialisis; ventilator pd pasien;
4. Pasien risiko 4.Cedera neurologis dan
tinggi lainnya
4. Pelayanan pd pasien yg direstrain;
5. Pelayanan pd pasien yg menerima pembuluh darah (PD) pd
yi pasien dgn pasien restrain;
kemoterapi;
penyakit 5.infeksi melalui PD pd
jantung,
6. Pelayanan pasien paliatif; pasien dialisis;
hipertensi,
7. Pelayanan pd pasien yg menerima 7.Infeksi saluran/slang
stroke dan radioterapi; sentral; 8.Pasien jatuh;
diabetes; 8. Pelayanan pada pasien risiko tinggi 9. Lain-lain
5. Pasien dgn lainnya
risiko bunuh (misalnya terapi hiperbarik dan
diri. pelayanan
radiologi intervensi);
9. Pelayanan pd populasi pasien rentan,
Maksud dan Tujuan PAP 2. RS memberikan pelayanan utk pasien dgn berbagai keperluan. Pelayanan
pd pasien berisiko tinggi (Risti) membutuhkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK) clinical pathway
dan rencana perawatan yg akan mendukung PPA memberikan pelayanan kepada pasien secara
menyeluruh, kompeten dan seragam.
Dalam memberikan asuhan pada pasien Risti dan pelayanan beRisti, Pimpinan rumah sakit
bertanggung jawab untuk:
*a) Mengidentifikasipasie dan pelayanan yang berisiko di rumah sakit;
n panduan praktik klinis
*b) Menetapkan prosedur, (PPK), clinicaltinggi
dianggap pathway dan rencana perawatan secara
kolaboratif
*c) Melatih staf untuk menerapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK), clinical pathway dan
rencana perawatan rencana perawatan tsb.
Pelayanan pada pasien berisiko pelayanan berisiko dibuat berdasarkan
atau tinggi
populasi yaitu pasien tinggi
anak, pasien dewasa dan pasien geriatri. Hal-hal yg perlu diterapkan dalam
pelayanan tersebut meliputi Prosedur, dokumentasi, kualifikasi staf dan peralatan medis
meliputi:
a) Rencana asuhan perawatan pasien;
b) Perawatan terintegrasi dan mekanisme komunikasi antar PPA secara efektif;
c) Pemberian informed consent, jika diperlukan;
d) Pemantauan/observasi pasien selama memberikan pelayanan;
e) Kualifikasi atau kompetensi staf yang memberikan pelayanan; dan
f)Ketersediaan dan penggunaan peralatan medis khusus untuk pemberian pelayanan.
Rumah sakitmengidentifika dan memberikan asuhan pada pasien risiko dan pelayanan
risiko si kemampuan, sumber daya dan sarana prasarana tinggi
sesuai yang dimiliki meliputi:
tinggi
a) Pasien emergensi;
b) Pasien koma;
c) Pasien dengan alat bantuan hidup;
d) Pasien risiko tinggi lainnya yaitu pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, stroke dan diabetes;
e) Pasien dengan risiko bunuh diri;
f)Yan pasien dgn penyakit menular dan penyakit yg berpotensi menyebabkan kejadian luar biasa;
g) Pelayanan pada pasien dengan “immuno-suppressed”;
h) Pelayanan pada pasien yang mendapatkan pelayanan dialisis;
i)Pelayanan pada pasien yang direstrain;
j)Pelayanan pada pasien yang menerima kemoterapi;
k)Pelayanan pasien paliatif;
l)Pelayanan pada pasien yg menerima radioterapi;
m)Pelayanan pada pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi);
n) Pelayanan pada populasi pasien rentan, pasien lanjut usia (geriatri) misalnya anak2, dan pasien berisiko tindak kekerasan
atau diterlantarkan misalnya pasien dengan gangguan jiwa.
RS juga menetapkan jika terdpt risiko tambahan setlh dilakukan tindakan atau rencana asuhan (contoh, kebutuhan
mencegah trombosis vena dalam, luka dekubitus, infeksi terkait penggunaan ventilator pd pasien, cedera neurologis dan pembuluh darah
(PD) pd pasien restrain, infeksi melalui PD pd pasien dialisis, infeksi saluran/slang sentral, dan pasien jatuh. Jika terjadi risiko
tambahan tersebut, dilakukan penanganan dan pencegahan dengan membuat regulasi, memberikan pelatihan dan edukasi kepada staf.
Rumah sakit menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi pelayanan yang diberikan kepada pasien risiko tinggi dan
pelayanan berisiko tinggi serta mengintegrasikan informasi tersebut dalam pemilihan prioritas perbaikan tingkat rumah sakit pada
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Standar PAP 2.1. RS memberikan pelayanan geriatri rawat jalan,
ranap akut dan ranap kronis sesuai dengan tingkat jenis
pelayanan.
55
Maksud dan Tujuan PAP 2.3. Staf yg tidak bekerja di daerah pelayanan kritis/intensif mungkin
tidak mempunyai pengetahuan dan pelatihan yg cukup untuk melakukan pengkajian, serta
mengetahui pasien yg akan masuk dalam kondisi kritis. Padahal, banyak pasien di luar daerah
pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama di ranap. Seringkali pasien memperlihatkan tanda
bahaya dini (contoh, tanda2 vital yg memburuk dan perubahan kecil status neurologis) sebelum
mengalami penurunan kondisi klinis yg meluas shg mengalami kejadian yg tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf untuk mengenali sedini-dininya pasien yg kondisinya
memburuk. Sebagian besar pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya
memperlihatkan tanda2 fisiologis di luar kisaran normal yg merupakan indikasi keadaan pasien
memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan early warning system (EWS).
Penerapan EWS membuat staf mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini- dininya dan
bila perlu mencari bantuan staf yg kompeten. Dengan dmk, hasil asuhan akan lebih baik. Pelaksanaan
EWS dapat dilakukan menggunakan sistem skor oleh PPA yg terlatih.
Standar PAP 2.4. Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah
sakit.
59
Maksud dan Tujuan PAP 2.4. Pelayanan resusitasi diartikan sebagai intervensi klinis pada pasien yg
mengalami kejadian mengancam hidupnya seperti henti jantung atau paru. Pd saat henti jantung atau paru maka
pemberian kompresi pd dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd hidup atau matinya pasien,
setidak2nya menghindari kerusakan jaringan otak. Resusitasi yg berhasil pd pasien dgn henti jantung-paru
bergantung pd intervensi yg kritikal/penting spt kecepatan pemberian BHD, BHL yg akurat (code blue) dan
kecepatan melakukan defibrilasi. Pelayanan spt ini harus tersedia utk semua pasien selama 24 jam setiap hari.
Sangat penting utk dapat memberikan pelayanan intervensi yg kritikal, yaitu tersedia dgn cepat peralatan medis
terstandar, obat resusitasi, dan staf terlatih yg baik untuk resusitasi. BHD harus dilakukan secepatnya saat
diketahui ada tanda henti jantung-paru dan proses pemberian BHL kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini
termasuk evaluasi terhadap pelaksanaan sebenarnya resusitasi atau terhadap simulasi pelatihan resusitasi di RS.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS termasuk peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti
klinis, dan populasi pasien yg dilayani.
Standar PAP 2.5. Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan
sesuai dengan panduan klinis serta prosedur yg ditetapkan RS.
74
Maksud dan Tujuan PAP 5. Skrining dilakukan untuk menetapkan bahwa kondisi pasien masuk
dalam fase menjelang ajal. Selanjutnya, PPA melakukan pengkajian menjelang akhir kehidupan yg
bersifat individual untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
Pengkajian pada pasien menjelang akhir kehidupan harus menilai kondisi pasien seperti:
1)Manajemen gejala dan respons pasien, termasuk mual, kesulitan bernapas, dan nyeri.
2)Faktor yg memperparah gejala fisik.
3) Orientasi spiritual pasien dan keluarganya, termasuk keterlibatan dlmkelompok agama tertentu.
4)Keprihatinan spiritual pasien dan keluarganya, seperti putus asa, penderitaan, rasa bersalah.
5) Status psikososial pasien dan keluarganya, seperti kekerabatan, kelayakan perumahan,
pemeliharaan lingkungan, cara mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit.
6) Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untukpasien dan keluarganya.
7) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan.
8) Faktor risiko bagi yg ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis.
9) Pasien dan keluarga dilibatkan dalam pengambilan keputusan asuhan.
KELAS ONLINE KARS
INSTRUMEN AKREDITASI RS KOMISI AKREDITASI RS (KARS)
SESUAI
DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R.I
NO. H.K.01.07/MENKES/1128/2022 TENTANG STANDAR AKREDITASI RS
HARI SENIN – SELASA TANGGAL 30 – 31 MEI 2022
Terima kasih