Anda di halaman 1dari 15

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

NOMOR ......./........../.............
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN TENTANG PELAYANAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA
Menimbang :
a. Bahwa pelayanan pasien merupakan inti dari segala kegiatan operasional yang
ada di Rumah Sakit
b. Bahwa pelayanan kesehatan pasien perlu disusun dalam suatu buku pedoman
dalam standarisasi pelayanan yang ada di Rumah sakit
c. Pedoman tentang oelayanan kesehatan Pasien yang telah disusun perlu ditetapkan
dengan surat keputusan direktur untuk dilaksaanakan
Mengingat
a. Undang – undang RI nomor 36 tahu 2009 tentang kesehatan
b. Undang – undang nomor 44 tentang Rumah Sakit
c. Undang – undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
d. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Yayasan

Menetapkan
1. Menetapkan SK nomor …. Tentang pemberlakuan pedoman pelayanan kesehatan pasien
2. Memberlakukan pedoman pelayanan kesehatan pasien yang berobat ke Rumah Sakit
Bukit Lewoleba
3. Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali setiap satu
tahun sekali
4. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam kebijakan ini, maka akan dilakukan
revisi sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : DiLewoleba
Pada tanggal : ……..
Direktur Rumah Sakit Bukit :

dr. kukuh prasetyo Wibowo


KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan hal yang penting dan merupakan
suatu kewajiban yang harus dilaksanakan di rumah sakit. Tujuan utama dari pelayanan
kesehatan dirumah sakit adalah memberikan pelayanan kepada pasien sebaik dan
semaksimal mungkin. Untuk mewujudkan sebuah pelayanan kesehatan yang baik perlu
adanya sebuah perencanaan yang matang serta koordinasi pada setiap unit rumah sakit
secara seksama. Semuanya itu tertuang dalam suatu prosedur tetap (protap) yang tentunya
telah disusun secara matang dan lakukan evaluasi secara berkala.
Pelayanan kesehatan yang baik memerlukan kerja sama yang baik untuk setiap
disiplin ilmu yang ada dirumah sakit. Kerja sama ini meliputi aktivitas yang ada dalam
pelayanan kesehatan pasien meliputi Perencanaan dan Pemberian Asuhan Kepada Setiap
Pasien, pemantauan pasien untuk mengetahui hasil asuhan pasien, modifikasi asuhan
pasien bila perlu, penuntasan asuhan pasien dan perencanaan tindak lanjut.
Peran serta dari semua pihak dari berbagai disiplin ilmu yang ada di Rumah
Sakit Bukit Lewolwba ditentukan oleh lisensi, kredensial, sertifikat, undang – undang dan
peraturan, keterampilan, (skill) khusus individu, pengetahuan dan pengalaman juga
kebijakan rumah sakit dan uraian tugas.

B. PENGERTIAN
Pelayanan kesehatan merupakan semua kegiatan pelayanan dirmah sakit pada unit-unit
kerja. Para petugas kesehatan yang ditetapkan diunit-unit kerja rumah sakit harus
berwawasan cukup luas dan disegani karena akan mengatur berbagai implementasi
kebijakan inti pelayanan.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien dirumah sakit
2. Tujuan Khusus
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada semua pasien dengan baik
b) Meningkatkan ketepatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien
c) Memberikan pelayanan yang efisien kepada pasien
d) Memberikan rujukan ke pelayanan lain yang baik di dalam maupun keluar
rumah sakit dan pemulangan pasien yang tepat kerumah
e) Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap rumah sakit
f) Memberikan informasi-informasi yang penting tentang kesehatan dan
pelayanan kesehatan selanjutnya

D. ISI KEBIJAKAN
a) Pasien dengan berbagai masalah kesehatan berhak mendapat kualitas
asuhan yang sama di Rumah Sakit Bukit Lewoleba
b) Proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi
pelayanan kesehatan dan melibatkan berbagai unit kerja dan pelayanan.
c) Perencanaan yang teliti diperlukan untuk proses asuhan pasien agar
mendapat hasil yang optimal
d) Aktifitas asuhan pasien meliputi pemberian perintah oleh mereka yang
berkompeten dan perintah tersebut harus mudah di akses agar dapat
dilaksanakan tepat waktu
e) Tindakana diagnostik dan tindakan lain yang dilakukan dan hasilnya,
dicatat dalam rekam medis pasien
f) Asuhan dan proses pengobatan merupakan silkus terusan dari asesmen dan
asesmen ulang, perencanaan dan pemberian asuhan dan asesmen hasil
dengan menginformasikan kepada pasien dan keluarga agar merke dapat
diikutsertakan dalm pengambilan keputusan.
g) Rumah sakit bukit Lewoleba memberi pelayanan bagi berbagai variasi
pasien dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Rumah
Sakit merekomendasikan rujukan jika terdapat keterbatasan alat dan
petugas.
h) Kebijakan dan prosedur harus dibuat secara khusus untuk kelompok
pasien yang beresiko atau pelayanan yang beresiko tinggi agar tepat dan
efektif dalam mengurangi resiko terkait.
i) Penyiapan makan, penyimpanan dan distribusi harus dimonitor untuk
memastikan keamanan dan sesuai dengan undang – undang dan praktek
terkini yang dapata diterima.
j) Pasien yang menuju akhir hidupnya dan keluarganya, memerlukan asuhan
terfokus akan kebutuhan mereka yang unik.
k) Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang
kesakitan atau dalam proses kematian

E. PELAKSANAAN
1. Penanggung jawab : Direktur Rumah Sakit Bukit Lewoleba
2. Pelaksana : Tim Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Bukit Lewoleba

F. ANGGARAN
Dibebankan kepada pihak Rumah Sakit dan Pasien sesuai kesepakatan kedua belah pihak

G. SARANA DAN PRASARANA


1. Perangkat lunak
a. Kebijakan
b. Peraturan dan ketentuan Rumah Sakit
c. Prosedur
d. Managemen dan uraian tugas masing – masing unit

2. Perangkat keras
a. Ruang – ruang pelayanan kesehatan
b. Computer dan printer
c. Dokumentasi medical record
d. Lemari penyimpanan dokumen
H. EVALUASI
Kebijakan pelayanan kesehatan dilaksanakan dan di evaluasi secara rutin dalama rapat
mingguan dan bulanan

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR ;
TANGGAL ;

KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN SERAGAM


RUMAH SAKIT

1. RS memberikan pelayanan kepada pasien yang sama dan tidak membedakan keturunan, ras,
agama.
2. Pelayanan pasien RS mengacu pada Undang-Undang tentang Standar Pelayanan RS.
3. RS memberikan pelayanan yang seragam dalam kondisi apapun baik dalam keadaan gawat
maupun pasien Rawat Jalan.
4. RS memberikan pelayanan yang seragam yang dilakukan oleh praktisi yang kompeten dalam
setiap harinya.
5. RS memberikan pelayanan yang seragam dengan sumber daya yang efisien dan menghasilkan
evaluasi yang bermutu tinggi.
Asuhan Pasien Seragam, meliputi :
a. Pelayanan Unit :
1. Pelayanan Unit Gawat Darurat, Rawat Inap dilaksanakan dalam 24 jam, sedangkan Radiologi,
dilaksanakan dengan sistem on call, dan Laboratorium dilaksanakan dalam 14 jam . Pelayanan
Rawat Jalan dibuka setiap hari dan sesuai dengan jadwal praktik dokter.
2. Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan dalam jam kerja, dan dilanjutkan dengan sistem oncall.
3. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien
4. Seluruh staf Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman / panduan dan
standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika Rumah Sakit dan peraturan
perundangan yang berlaku
5. Seluruh staf Rumah Sakit dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai dengan
ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit ( K3), termasuk dalam penggunaan
alat pelindung diri ( APD)

b. Skrining dan triase


1. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh
Rumah Sakit
2. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya
3. Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti
untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.

c. Identifikasi;
1. Setiap pasien yang termasuk rawat inap harus dipasang gelang identitas pasien
2. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum tranfusi darah, atau produk darah
lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis,
sebelum pemeriksaan radiologi, serta sebelum dilakukan tindakan.

d. Transfer/ perpindahan di dalam rumah sakit


1. Transfer dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
2. Pasien yang ditransfer harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dipindahkan

e. Transfer keluar rumah sakit/ rujukan


1. Stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk
2. Rujukan ke rumah sakit atau sarana kesehatan ditujukan kepada Unit yang fasilitasnya lebih
tinggi
3. Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan berkelanjutan
4. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan
peralatan apa yang dibutuhkan selama tranformasi
5. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
6. Proses rujukan didokementasikan di dalam rekam medis

f. Penundaan pelayanan ;
1. 1.Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau penundaan untuk
pelayanan diagnostik dan pengobatan
2. 2.Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan
3. 3.Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan informasi tentang
alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinis mereka

g. Pemulangan pasien;
1. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan
pasien untuk dipulangkan
2. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau sesuai
kebutuhan pasien
3. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan kelanjutan pelayanan
medis
4. Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang
5. Resume berisi pula instruksi untuk tindak lanjut
6. Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis
7. Salinan resume pasien pulang diberikan kepada praktisi kesehatan yang dirujuk
h. Tranformasi ;
1. Tranformasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku
berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
2. Tranformasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
3. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk tranformasi, baik kontrak maupun milik rumah sakit
dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan medikamentosa (pengobatan atau
perawatan penyakit) sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa

i. Hak pasien dan keluarga


1. Menghormati kebutuhan privasi pasien
2. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
3. Anak- anak, individu yang cacat, lanjut usia, dan lainnya yang berisiko, mendapatkan
perlindungan yang layak
4. Membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam maupun diluar
rumah sakit.
5. Pernyataan persetujuan ( Informed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang
ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami
pasien
6. Informed concent diperoleh sebelum operasi, anestesi, sedasi, penggunaan darah atau produk
darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi

j. Penolakan pelayanan dan pengobatan;


1. Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.
2. Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab berkaitan dengan keputusan tersebut dan
tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
3. Memberitahukan pasien dan keluarganya tentang menghormati keinginan dan pilihan pasien
untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar ( Do
Not Resuscitate )
4. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi dan
membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
5. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat,serta persyaratan hukum
dan peraturan.

k. Pelayanan pasien tahap terminal :


1. Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang
pada akhir kehidupannya
2. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada
tahap akhir kehidupan
3. Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya yaitu meliputi
pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder ,manajemen nyeri, respon terhadap aspek
psikologis,sosial,emosional,agama dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya
dalam keputusan pelayanan.

l. Asesmen pasien : KELOMPOKNYA ANSY (AP)


1. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui
suatu proses asesmen yang baku.
2. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik,psikologi ,sosial dan ekonomi
,termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
3. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan ,undang - undang dan peraturan yang berlaku
dan sertifikasi dapat melakukan Asesmen
4. Asesmen awal medis dilakukan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini / cepat
sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit
5. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih
cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
6. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada
rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui
dan pemeriksaan fisik telah diulang.
7. Untuk asesmen yang berumur kurang dari 30 hari, apabila ada perubahan kondisi pasien yang
signifikan, maka perubahan dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap
8. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge
planning)
9. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada internal tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan
untuk menetapkan respon terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau untuk
pemulangan pasien.
10. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diinterasikan.

m. Manajemen obat : KELOMPOK MA MIN (PKPO)


1. Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila
diperkenankan dengan kebijakan khusus.
2. Elektrolit kosentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan
dengan cara yang membatasi akses (restricted access).

n. Manajemen nutrisi ;
1. Pasien di skrining untuk status gizi
2. Respon pasien terhadap terapi gizi di monitor
3. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan pembusukan
4. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik
5. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi permintaan khusus

o. Manajemen nyeri; KELOMPOK HPK


1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesment
apabila ada rasa nyerinya
2. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif
3. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol
4. Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan gejala
dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masing-masing.

p. Surgical Safety Checklist;


1. Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan
pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda
2. Menggunakan suatu check list untuk melakukan verifikasi pra operasi tepat-lokasi, tepat-
prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat,
benar dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/ mendokementasikan prosedur” sebelum
insisi/ time–out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/ tindakan pembedahan.

q. Hand hygiene; KELOMPOK PPI


a. Mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang baru- baru ini diterbitkan dan sudah diterima
secara umum (dari WHO Patient Safety)
b. Menerapkan program hand hygiene yang efektif

r. Resiko Jatuh; KELOMPOK HPK


1. Penerapan asesment awal resiko pasien jatuh dan melakukan asesment ulang terhadap pasien
bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
2. Langkah- langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesment dianggap berisiko
3. Langkah- langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat
jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja

s. Komunikasi Efektif ; KELOMPOK HPK, PKPO, PPI


1. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap
oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
2. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali
oleh penerima perintah atua pemeriksaan tersebut
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
pemeriksaan tersebut

t. Manajemen di Instalasi;
1. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan
3. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu
bulan sekali
4. Setiap bulan Instalasi wajib membuat laporan

u. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan RS; KELOMPOK MFK


1. Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, untuk menjamin semua peralatan tetap dalam kondisi yang baik
2. Perbaikan peralatan dilaksanakan dengan memperhatikan kontiunitas pelayanan RS terutama
pada palayanan yang menyangkut emergency dan bantuan hidup.

Direktur Rumah Sakit

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

NOMOR ……/ ….. / …..

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN TENTANG PELAYANAN DAN ASUHAN TERINTEGRASI

DIRUMAH SAKIT BUKIT

Menimbang :

1. Bahwa proses asuhan pasien yang bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi
pelayanan kesehatan dan dapat melibatkan berbagai unit kerja dan pelayanan
2. Bahwa pengintegrasian dan koordinasi aktifitas asuhan pasien sehingga menghasilkan
proses asuhan yang efisien, penggunaan yang lebih efektif sumber daya amnesia dan
sumber daya lain dan kemungkinan hasil asuhan pasien yang lebih baik.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b, perlu
ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Bukit Lewoleba

Mengingat :

1. Undang – undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Undang – undang RI nomor 44 tentang Rumah Sakit
3. Undang – undang RI nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
4. Anggaran dasar dalam anggaran rumah tangga yayasan

Menetapkan :

1. Menetapkan SK nomor ….. tentang pemberlakuan pedoman pelayanan kesehatan pasien


2. Memberlakukan pedoman pelayanan kesehatan pasien yang berobat ke Rumah Sakit Bukit
Lewoleba
3. Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan di tinjau kembali setiap satu tahun sekali
4. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam kebijakan ini, maka akan dilakukan revisi
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan :

Pada tanggal :

Direktur Rumah Sakit Bukit

dr. Kukuh Prasetyo Wibowo


KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN TERINTEGRASI DIRUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

I. Pengintegrasian pelayanan oleh MPP/ CaseManager


II. Integrasi asuhan pasien sesuai butir – butir dimaksud – tujuan
III. Asesmen dengan metode IAR
1. Rencana pelayanan dan asuhan setiap pasien diintegrasikan dan dikoordinasikan diantar
berbagai unit kerja dan pelayanan
2. Pelaksanaan pelayanan asuhan setiap pasien diintegrasikan dan dikoordinasikan diantar
berbagai unit kerja dan pelayanan
3. Pelayanan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab dan perawat
pemberi pelayanan kesehatan lainnya
4. Rencana pelayanan pasien harus individual dan berdasarkan data asesmen awal pasien
5. Pendokumentasian perencanaan dan pelaksanaan pelayanan pasien di dokumntasikan dalam
catatan perkembangan terintegrasi
6. Praktisi yang diijinkan untuk memberikan perintah dalam rekam medic secara tertulis :
a) Untuk pemeriksaan laboratorium, pemberian obat, radiologi, nutrisi dan tindakan
prosedur therapy medic lainnya yang dilaksanakan oleh dokter dan didokumentasikan
dalam catatan perkembangan terintegrasi
b) Untuk pelyanan keperawatan dilaksanakan oleh perawat primer dan didokumentasikan
dalam catatan perkembangan terintegrasi
7. Permintaan pemeriksaan radiologi dan laboratorium mencantumkan indikasi klinik. Perintah
dokter harus segera ditulis kecuali untuk kasus cito, perintah bisa dilakukan secara lisan atau
telpon tetapi setelah diambil hasilnya harus segera dibuatkan penghantar pemeriksaan oleh
dokter. Semua tindakan diagnostic dan tindakan lain yang dilakukan oleh tim asuhan pasien dan
hasilnya dicatat dalam RM. Semua pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil pelayanan
dan pengobatan termasuk kejadian yang tidak diharapkan. Bentuk pengintegrasian dan
koordinasi aktifitas pelayanan pasien dilakukan melalui :
a. Pelaksanaan model praktek keperawatan prfesional dimana pemberi asuhan
keperawatan dilakukan secara tim
b. Menunjukan Case Manager yang bertuga untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan asuhan pasien diseluruh unit dan instalasi yang ada
c. Kegiatan morning report yang dilakukan setiap hari kecuali hari minggu untuk
membahas kasus dan atau kejadian terkait pelayanan kesehatan

II. Integrasi asuhan pasien sesuai butir – butir dimaksud – tujuan

III. Asesmen dengan metode IAR

Tujuan asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang kebutuhan asuhan,
pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan pengibatan berkelanjutan untuk emergenci,
elektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah. Proses asesmen pasien
adalah prosese yang terus menerus dan dinamis yang digunakan pada sebagian besar unit kerja
rawat inap dan rawat jalan.
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan berdasarkan konsep pelayanan
berfokus pada pasien. Pola I ni dipayongi oleh konsep WHO : Conceptual framework integrated
people – centred health services. (WHO global strategy on integrated people – centred health
service 2016-2026 july 2015).
Penerapan konsep pelayanan berfokus pada pasien adalah dalam bentuk asuhan pasien
terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertical dengan elemen :
 Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai ketua tim asuhan / clinical leader
 Professional pemberi asuhan bekerja sebagai tim intra dan inter disiplin dengan
kolaborasi inter professional, dibantu antara lain dengan Panduan Praktik Klinis (PPK),
Panduan Asuhan PPA lainnya, alur klinis/ klinikal pathway terintegrasi, algotitme,
protocol, prosedur, standing order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegras)
 Manager pelayanan pasien / CaseManager
 Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. Asesmen pasien terdiri atas 3
proses utama dengan metode IAR :
a. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, social, kultur,
spiritual dan riwayat kesehatan pasien (I – Informasi dikumpulkan)
b. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi
diagnostic imaging untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien (A : Analisis data dan informasi)
c. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang
telah diidentifikasi (R : rencana disusun).

Asesmen harus memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan kesehatan dan permintaan
dan atau pereferensinya. Kegiatan asesmen pasien dapat bervariasi sesuai dengan tempat
pelayanan. Asesmen ulang harus dilakukan selama asuhan, pengobatan dan pelayanan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Asesmen ulang adalah penting untuk memahami respon
pasien terhadap pemberian asuhan, pengobatan dan pelayanan, serta juga penting untuk
menetapkan apakah keputusan asuhan memadai dan efektif.
Proses – proses ini paling efektif dilaksanakan bila berbagai professional kesehatan yang
bertanggung jawab atas pasien bekerja sama.

PAP 2.1 RENCANA ASUHAN INDIVIDUAL SETIAP DIBUAT DAN DI DOKUMENTASIKAN

Anda mungkin juga menyukai