2
Pengelompokan SNARS Edisi 1
I. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai (High Alert Medications)
SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar.
SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
II. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
1. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Asesmen Pasien (AP)
4. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
6. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
7. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
3
Pengelompokan SNARS Edisi 1
7
BAB 5. PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
(PAP)
8
BAB 5. PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
No Standar Elemen
Penilaian
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
1 PAP.1 2
2 PAP.2 4
3 PAP.2.1 5
4 PAP.2.2 4
5 PAP.2.3 4
6 PAP.2.4 2
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN
PELAYANAN RISIKO TINGGI
7 PAP.3 4
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
8 PAP.3.1 4
PELAYANAN RESUSITASI
9 PAP.3.2 3 9
PELAYANAN DARAH
10 PAP.3.3 3
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
11 PAP.3.4 3
PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN MEREKA YANG
DAYA TAHANNYA DITURUNKAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
12 PAP.3.5 3
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
13 PAP.3.6 3
PELAYANAN PASIEN RESTRAIN
14 PAP.3.7 3
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
15 PAP.3.8 4
10
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO
TINGGI
17 PAP.3.9 3
PENYEDIAAN MAKANAN
18 PAP.4 7
TERAPI GIZI TERINTEGRASI
19 PAP.5 4
PENGELOLAAN NYERI
20 PAP.6 5
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
21 PAP.7. 5
22 PAP.7.1. 6
22 Std 81 EP
(Yang lama : Bab PP 22 std dan 74 EP) 11
Tangg-jawab yg terpenting dari RS dan staf adalah memberikan asuhan
dan pelayanan pasien yg efektif dan aman. Hal ini membutuhkan
komunikasi yg efektif, kolaborasi dan standardisasi proses utk memastikan
bhw rencana, koordinasi, dan implementasi asuhan mendukung dan
merespons setiap kebutuhan unik pasien dan target.
Asuhan pasien dilakukan oleh PPA dgn banyak disiplin dan staf klinis lain.
Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki peran yg jelas,
ditentukan oleh kompetensi dan kewenangan, kredensial, sertifikasi,
hukum dan regulasi, ketrampilan individu, pengetahuan, pengalaman, dan
kebijakan RS atau uraian tugas wewenang (UTW).
Beberapa asuhan dapat dilakukan oleh pasien / keluarganya
DPJP sebagai pimpinan klinis / ketua tim PPA (Clinical Team Leader)
➢Standar PAP.1.
RS menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan
yang seragam kepada pasien
➢Elemen Penilaian PAP.1. Asuhan yang Seragam
1. RS menetapkan regulasi bagi pimpinan unit
pelayanan utk bekerja sama memberikan proses
asuhan seragam dan mengacu pd peraturan
perUUan yg berlaku (R)
2. Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan
sesuai a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan
PAP.1. (D,W)
Maksud dan Tujuan PAP.1.
Pasien dgn masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yg sama berhak
mendapat kualitas asuhan yg sama di RS. Utk melaksanakan prinsip
kualitas asuhan yg setingkat mengharuskan pimpinan merencanakan dan
mengkoordinasi pelayanan pasien. Secara khusus,
e). Penerapan dan penggunaan regulasi dan form dlm bidang klinis a.l.:
metode asesmen IAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen a
wal-asesmen ulang, PPK, Alur Klinis terintegrasi, Pedoman Manajemen
Nyeri, regulasi utk berbagai tindakan seperti a.l. Water Sealed Drainage,
pemberian transfusi darah, biopsi ginjal, punksi lumbal dsb.
Clinical Practice
Guidelines
Clinical Pathways
Algorithma
Procedures
Protocols
Standing Orders
Integrasi Pelayanan
*MPP-Case Manager*
Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien
???
Rumah Sakit Pasien
sesuai kebutuhan Keluarga
Pasien
Rumah Sakit
Case
Rumah Sakit
Manager
Rumah Sakit (di Klinik/
Rumah Sakit FKTP)
Ilustrasi di Rumah Sakit
Sakit : (kompleks): PPA
Pasien DPJP, Perawat,
DM, Gangrene Kaki, Dietisien,
Keluarga
Batuk (KP) Apoteker dsb
(Dirumah)
• Discharge Planning • Periksa Lab
• Proses Adm di RS • Ro, USG
Proses • Proses Adm di luar RS : • Endoskopi
Pulang BPJS, Perusahaan dsb • Biopsi
Di • Obat
Rumah Masalah Keluarga, Sosial,
Psikologis, Spiritual
• Konsultasi
Spesialis Lain
• Operasi
• ICU
Harus • Pem Ro diluar
DIRUJUK • Komplikasi..
“Urusan Panjang” • Dsb…..
Case
Manager
Asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, monev dan advokasi untuk opsi dan Pasien
pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien
di ranap & di rumah, dgn kendali mutu & Keluarga ??/!!
biaya, melalui kolaborasi dan komunikasi
CASE MANAGER / MANAJER PELAYANAN PASIEN
DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio Analis
• Interpretasi grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya
Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Case
Manager
MPP
(Laison “Jembatan”)
• RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Case Management Concept
• Penerapan PCC >
• Kolaborasi PPA >
Pembayar • Kendali mutu asuhan
• Kendali biaya asuhan
PPA • Kendali safety asuhan
medik pasien.
Maksud dan Tujuan PAP.2.1.
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP tiap lembar
➢Standar PAP.2.2.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur
metoda memberi instruksi.
Instruksi
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP 51
tiap lembar
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
REVIEW &
VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN INSTRUKSI PPA
(Tulis Nama, beri
PROFESIONAL PENATALAKSANAAN PASIEN TERMASUK PASCA
Paraf, Tgl, Jam)
TGL - JAM PEMBERI BEDAH
(DPJP harus
ASUHAN (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn
membaca/mereview
pada akhir catatan) rinci dan jelas)
seluruh Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitoring nyeri
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m - Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout - Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic
52
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitoring
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 nyeri tiap
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m 30’
A : Nyeri akut arthritis gout - Lapor DPJP
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn - Kolaborasi
target VAS <4 pemberian
Paraf.. anti
inlamasi &
analgesic
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, lagi skala nyeri
skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. *Foto Ro Lutut
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra hari ini bila
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X nyeri mereda
0,6 mg/hari. /toleransi cukup
Paraf …
Dst….
53
➢Standar PAP.2.3.
RS menetapkan regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik
yg diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di
simpan di berkas rekam medis pasien
Tindakan/Prosedur
Pencatatan Permintaan & Hasil
➢Standar PAP.3.
67
Mengurangi/menekan RISIKO
*Standar PAP.3.1 early warning system (EWS)
*Standar PAP.3.2 yan resusitasi - “Code Blue”
*Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produk darah.
*Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidup dasar
atau yang koma.
*Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan
yg daya tahannya diturunkan (immune-supressed)
*Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)
*Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang (restraint)
*Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yg
cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa.
*Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi. 68
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
Mengurangi/menekan RISIKO
➢ Maksud dan Tujuan PAP.3.1.
Staf yg tidak bekerja di daerah pelayanan kritis /
intensif mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan
pelatihan yg cukup utk melakukan asesmen,
mengetahui pasien yg akan masuk ke kondisi kritis.
Padahal banyak pasien diluar daerah pelayanan
kritis mengalami keadaan kritis selama di rawat inap.
Seringkali, pasien memperlihatkan tanda bahaya dini
(contoh, tanda tanda vital yang memburuk, perubahan
kecil status neurologisnya) sebelum mengalami
penurunan kondisi klinis yg meluas shg sampai
mengalami kejadian yg tidak diharapkan.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.1.)
Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf utk mengenali
sedini mungkin pasien yg kondisinya memburuk. Sebagian
besar pasien yg mengalami gagal jantung atau gagal paru
sebelumnya memperlihatkan tanda2 fisiologis diluar kisaran
normal, yg merupakan indikasi keadaan pasien memburuk.
Hal ini dapat diketahui dgn early warning system (EWS)
Penerapan EWS membuat staf mampu mengidentifikasi
keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan bila perlu
mencari bantuan dari staf yg kompeten. Dgn demikian, hasil
asuhan akan lebih baik.
Pelaksanaan EWS dapat dilakukan dgn menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan EWS.
(https://en.wikipedia.org/wiki/Early_warning_score)
(J Community Hosp Intern Med Perspect. 2015; 5(2): 10.3402/jchimp.v5.26716.)
PELAYANAN RESUSITASI
➢Standar PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS
“Code Blue”
➢ Elemen Penilaian PAP.3.2
1. Ada regulasi ttg pelayanan resusitasi yg tersedia dan
diberikan selama 24 jam setiap hari di seluruh area RS,
serta ttg peralatan medis utk resusitasi dan obat utk
bantuan hidup dasar terstandar sesuai kebutuhan
populasi pasien (lihat PAB 3, EP 3) (R)
2. Diseluruh area RS bantuan hidup dasar diberikan
segera saat dikenali adanya henti jantung-paru, dan
tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit (W,S)
3. Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi (D,W) (lihat
KKS 8.1 EP 1 & 2)
Mengurangi/menekan RISIKO
➢Maksud dan Tujuan PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi diartikan sbg intervensi klinis
pada pasien atau korban yg mengalami kejadian
mengancam hidupnya, spt henti jantung atau paru. Pd
saat henti jantung atau paru, pemberian kompresi pd
dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd
hidup atau matinya pasien, setidak2nya menghindari
kerusakan jaringan otak.
Resusitasi yg berhasil pd pasien dgn henti jantung-
paru, tergantung pd intervensi yg kritikal/penting, spt
secepat mungkin dilakukan defibrilasi dan bantuan hidup
lanjut (advance) yg akurat (code blue). Pelayanan spt
ini harus tersedia utk semua pasien, selama 24 jam
setiap hari.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.2.)
Sangat penting utk dapat memberikan pelayanan intervensi yg
kritikal yaitu tersedianya dgn cepat peralatan medis terstandar,
obat resusitasi, staf terlatih dgn baik utk resusitasi. Bantuan
hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada
tanda henti jantung-paru, dan proses pemberian bantuan hidup
kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini termasuk review thd
pelaksanaan sebenarnya resusitasi atau thd simulasi pelatihan
resusitasi di RS. Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area
RS, termasuk peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti
klinis dan populasi pasien yg dilayani (contoh, jika RS
mempunyai populasi pediatri, peralatan medis utk resusitasi
pediatri) (lihat PAB.3; KPS.8.1; TKP.9; MFK.8).
Catatan: seluruh area RS dimana tindakan dan pelayanan
diberikan, termasuk area tindakan diagnostik di gedung
terpisah dari gedung RS.
Maksud dan Tujuan PAP.3.3 s/d PAP.3.9.
Regulasi harus dibuat secara khusus utk kelompok pasien yg berisiko atau
pelayanan yg berisiko tinggi, agar tepat dan efektif dlm mengurangi risiko
terkait. Sangatlah penting bhw kebijakan dan prosedur mengatur:
a) Bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi perbedaan pasien
dewasa dan anak-anak atau keadaan khusus lain.
b) Dokumentasi yg diperlukan oleh pelayanan secara tim utk bekerja dan
berkomunikasi secara efektif.
c) Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
d) Persyaratan pemantauan pasien
e) Kompetensi atau ketrampilan yg khusus dari staf yg terlibat dlm proses
asuhan.
f) Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk a.l. :
Radioterapi, KCl pekat, Heparin dsb.
Catatan : utk std PAP.3.3 s/d PAP.3.9, elemen a. s/d f Maksud dan Tujuan
harus tercermin dlm kebijakan dan prosedur yg disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Yan Darah
➢Standar PAP.3.3.
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Standar PAP.3.4
RS menetapkan regulasi tentang asuhan pasien yg
menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN MEREKA
YANG DAYA TAHANNYA DITURUNKAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
Dialisis
Standar PAP.3.6.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci
darah)
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Restraint
Standar PAP.3.7.
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat
penghalang (restraint).
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS Mengurangi/menekan RISIKO
Standar PAP.3.8.
RS memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia lanjut, mereka
yg cacat, anak-anak dan populasi yg berisiko disiksa dan risiko tinggi
lainnya, termasuk pasien dgn risiko bunuh diri
Standar PAP.3.9.
RS memberikan pelayanan khusus thd pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)
- Kemoterapi
Elemen Penilaian PAP.3.9. - Yan lain berisiko
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yg mendapat kemoterapi
sesuai regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi) sesuai regulasi
(D,W)
Mengurangi/menekan RISIKO
MAKANAN DAN TERAPI GIZI Yan Gizi Regular
➢Standar PAP.4.
Tersedia berbagai pilihan makanan, sesuai dgn status
gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya
Elemen Penilaian PAP.4.
1. RS menetapkan regulasi yg berkaitan dgn pelayanan gizi. (R)
2. RS menyediakan makanan sesuai dgn kebutuhan pasien. (D,O,W)
3. Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai status gizi dan
kebutuhan pasien dan dicatat di rekam medis (D,W)
4. Makanan disiapkan dan disimpan dgn mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan. (O,W)
5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai kebutuhan.
(D,O,W)
6. Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, mereka diberi
edukasi ttg pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi serta
pembusukan sesuai regulasi. (D,O,W,S)
7. Makanan yg dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara benar
utk mencegah kontaminasi (D,O,W)
➢ Maksud dan Tujuan PAP.4.
Makanan dan nutrisi yg sesuai sangat penting bagi kesehatan pasien
dan penyembuhannya. Pilihan makanan disesuaikan dgn umur, budaya,
pilihan, rencana asuhan, diagnosis pasien termasuk juga a.l. diet khusus
spt rendah kolesterol, diet diabetes. Berdasar asesmen kebutuhan dan
rencana asuhan, DPJP atau PPA lain yg kompeten, memesan makanan
dan nutrisi lainnya utk pasien. (lihat PAP.1.4)
Pasien berhak menentukan makanan sesuai dgn nilai yg dianut. Bila
memungkinkan, pasien ditawarkan pilihan makanan yg konsisten dgn
status gizi,
Jika keluarga pasien/ orang lain mau membawa makanan utk pasien,
kpd mereka diberi edukasi ttg makanan yg merupakan kontra indikasi
thd rencana, kebersihan (hygiene) makanan dan kebutuhan asuhan
pasien, termasuk informasi terkait interaksi obat dan makanan. Makanan
yg dibawa oleh keluarga/ orang lain disimpan dgn benar utk mencegah
kontaminasi.
Standar PAP.5.
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi
terintegrasi.
Asuhan Gizi Terintegrasi
Elemen Penilaian PAP.5.
1. RS menetapkan regulasi utk terapi gizi terintegrasi.
(R)
2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada
pasien risiko nutrisi. (D,W)
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana,
pemberian, dan monitor terapi gizi (D,W)
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam
medis pasien (lihat AP.2 EP 1) (D)
Maksud dan Tujuan PAP.5.
Pasien pd asesmen awal di skrining utk risiko nutrisi.
(Lihat AP 1.4). Pasien ini dikonsultasikan ke ahli gizi
utk dilakukan asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan
risiko nutrisi, dibuat rencana terapi gizi dan
dilaksanakan. Kemajuan keadaan pasien dimonitor
dan dicatat di rekam medis pasien. DPJP, perawat,
ahli gizi, dan keluarga pasien bekerjasama dlm
konteks asuhan gizi terintegrasi.
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care