Disusun Oleh :
Tim Akreditasi RSUD Ngimbang Lamongan
Alamat :Jl. Raya Babat Jombang No. 227 Sendangrejo, Kec. Ngimbang
LAMONGAN
RSUD NGIMBANG LAMONGAN
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN
VISI
Terwujudnya RSUD Ngimbang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Lamongan
melalui peningkatan derajat kesehatan yang lebih baik dan berkeadilan.
MISI
a. Mewujudkan RSUD Ngimbang sebagai Rumah Sakit Type C Plus dan sebagai BLUD
Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu 2 Tahun,
b. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan melalui pengelolaan Sumber Daya
Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana yang memadai,
c. Meningkatkan peran RSUD Ngimbang dalam memberikan pelayanan, khususnya kepada
masyarakat tidak mampu,
d. Mengembangkan sistem Pembiayaan pelayanan kesehatan untuk masing-masing jenis
pelayanan
MOTTO
Senyum mu Bagian dari Obat dan Kesembuhanku
TUJUAN
a. Terlaksananya pengelolaan derajat kesehatan masyarakat melalui pembiayaan oleh
Pemerintah Kabupaten Lamongan,
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan dasar,
c. Terlaksananya pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang tidak mampu,
d. Terlaksananya pelayanan yang bermutu oleh RSUD Ngimbang di peruntukkan oleh
masyarakat Kabupaten Lamongan,
e. Terlaksannya pelayanan rujukan yang tepat guna dan berjalan dengan lancar sesuai
dengan tuntutan masyarakat di kabupaten Lamongan.
f. Salah satu upaya untuk mendorong Pemerintah Daerah memberikan pelayanan agar
kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan umumnya dan pelayanan kesehatan
rujukan atau Rumah Sakit tidak terabaikan, sedang pendanaan diatur melalui Dana
Alokasi Umum atau dari sumber lainnya yang sah.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................
Visi Misi Moto dan Tujuan....................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................... . ........
SK DIREKTUR Tentang Panduan Transfer Eksternal (Inter Hospital Transfer) di RSUD
Ngimbang Lamongan............................................... .
Kata Pengantar.......................................................................................................... ........ .
BAB I DEFINISI ...................................................................................................................
a. Definisi........ ..........................................................................................................
b. Tujuan..... ..............................................................................................................
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................................
A. Indikasi Transfer Eksternal.....
B. Transfer Eksternal (Inter Hospital Transfer) Meliputi
C. Kriteria Transfer Pasien
BAB III TATA LAKSANA.....................................................................................................
A. Keputusan untuk Dilakuan Transfer
B. Menyampaikan Komunikasi , Informasi dan Edukas dengan pasien dan/atau
keluarga pasien tentang transfer pasien
C. Menghubungi Rumah Sakit yang akan dituju
D. Petugas Transfer Pasien
E. Persiapan Obat-obatan dan Peralatan
F. Stabilisasi Sebelum Transfer
G. Alat Transportasi
H. Monitoring Selama Transfer
I. Serah Terima Pasien dengan Rumah sakit Yang dituju
J. Audit dan Jaminan Mutu .
BAB IV DOKUMENTASI ......................................................................................................
KEPUSTAKAAN. ...................................................................................................................
Lampiran
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
Jl. Raya Babat Jombang No. 227 Sendangrejo, Kec. Ngimbang Lamongan
Telp. (0322) 453636 e-mail. ngimbangrsud@yahoo.com
Website : www.lamongankab.go.id Kode Pos 62273
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG LAMONGAN
Nomor :........................../KEP/DIR/II/2016
Tentang
PANDUAN TRANSFER PASIEN EKSTERNAL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG LAMONGAN
Menimbang : 1. Bahwa transfer pasien adalah proses memindahkan pasien dari satu
lokasi atau ruangan ke lokasi atau ruangan yang lain, terdiri dari transfer
pasien internal (intro hospital transfer) dan transfer pasien eksternal (inter
hospital transfer).
2. Bahwa agar proses transfer pasien eksternal berlangsung dengan aman
dan lancar serta pelaksanaannya memperhatikan keselamatan pasien serta
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan maka diperlukan panduan
transfer pasien eksternal di Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang
Lamongan.
3. Bahwa agar panduan transfer pasien eksternal mempunyai
kekuatan hukum, perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan.
Ditetapkan di :Lamongan
Pada tanggal :
DIREKTUR
RSUD NGIMBANG LAMONGAN
Assalamu'alaikum wr.wb.
Transfer pasien adalah proses memindahkan pasien dari satu lokasi atau ruangan ke
lokasi atau ruangan yang lain.
Transfer dilakukan jika pasien membutuhkan penanganan dan perawatan yang tidak
tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan. Kriteria Transfer ada 4
yaitu :
1 Level 0 : pasien yang membutuhkan perawatan diruang rawat inap biasa.
2 Level 1 : pasien dengan kondisi beresiko memburuk
3 Level 2 : pasien yang membutuhkan observasi ketat.
Panduan transfer disusun untuk menyamakan persepsi terkait transfer pasien. Semoga degan
adanya panduan transfer maka diharapkan transfer pasien di RSUD Ngimbang Lamongan
dapat berjalan sesuai panduan.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian
panduan transfer. Kritik dan saran kami harapkan untuk menyempurnakan penyusunan di
panduan transfer kedepannya. Demikian panduan ini kami susun, atas segala kekurangan kami
sampaikan mohon maaf, dan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
1
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan
Nomor :
Tentang : Panduan Transfer Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan
BAB 1
DEFINISI
A. Definisi
Transfer pasien adalah proses memindahkan pasien dari satu lokasi atau ruangan ke
lokasi atau ruangan yang lain.
Transfer pasien terdiri dari :
1. Transfer pasien internal (intra hospital transfer).
Proses memindahkan pasien dari satu bagian/unit/ruangan
bagian/unit/ruangan yang lain di dalam rumah sakit.
2. Transfer pasien eksternal (inter hospital transfer).
Proses memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain atau
satu lokasi ke lokasi yang lain di luar rumah sakit.
B. Tujuan
1. Agar pelayanan transfer pasien dilaksanakan secara profesional dan berdedikasi
tinggi.
2. Agar proses transfer pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta
pelaksanaannya sangat memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
C. Transfer pasien di RSUD Ngimbang Lamongan berdasarkan kriteria pasien berikut
ini :
Level Pasien Kriteria
0 Pasien yang membutuhkan perawatan di ruang rawat inap biasa.
1 - Pasien dengan kondisi berisiko memburuk.
- Pasien yang butt dipindahkan dari ruang perawatan intensif (HCU
atau ICU).
- Pasien yang akan dirawat di ruang rawat inap biasa dengan
-pengawasan
Pasien yangdari
memerlukan observasi
tim "critical care". ketat atau intervensi/ tindakan khusus.
- Pasien yang rnengalami kegagalan satu sistem organ.
- Pasien yang membutuhkan perawatan pasca operasi.
Pasien yang mengalami kegagalan multi organ, sehingga
4
BAB HI
TATALAKSANA
5
D. Petugas transfer pasien.
1. Petugas transfer eksternal segera disiapkan sesuai dengan kriteria/ level pasien yang
akan ditransfer.
2. Petugas transfer eksternal melakukan koordinasi dengan DPW atau dokter jaga yang
mengambil keputusan dilakukan transfer eksternal.
3. Petugas transfer eksternal harus mempunyai kompetensi tertentu, kompetensi ini
didasarkan pada kriteria/ level pasien yang akan ditransfer.
4. Adapun petugas transfer dan kompetensinya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Level Petugas Transfer Kompetensi
Pasien
0 Petugas ambulan a. Pelatihan transfer pasien.
b. BLS (Basic Life Support)
1 Petugas ambulan a. Kompetensi petugas ambulan sesuai
dan dengan level O.
perawat b. Kompetensi perawat :
Pelatihan transfer pasien.
BLS (Basic Life Support)
Pelatihan tabung oksigen (dapat
memasang/ mengganti tabung
oksigen yang habis).
- Prosedur pemberian cairan
intravena (infus pump,
syringe
pump).
- Prosedur pemberian obat-obatan.
- Prosedur monitoring pasien (misal
dengan pulse oximetry).
- Prosedur perawatan
trakeostomi dan alat hisap (suction).
- Prosedur perawatan drain thoraks
chest drain).
6
2 Dokter, a. Kompetensi petugas ambulan sesuai
Perawat dengan level 0
dan. Petugas ambulan b. Perawat clengan kompeterist level I,
ditarnbah dengan
Pengetahuan tentang obat-obatan
spesifik, misalnya : sedative/muscle
rehaantslinotropik dan vasopresor.
Menggunakan airway adjuncts (bag and
maskIBMV , CPAP, Jaksoon reese).
Perawatan monitoring invasive (kateter
vena sentral, kateter TR). Keterampilan
mengoperasionalkan Electrocardiography
monitor,Blood pressure monitor.
7
3 Dokter, a. Kompetensi petugas ambulan sesuai
Perawat dengan level 0
dan. Petugas ambulan b. Kompetensi perawat sesuai dengan level
2, ditambah dengan
Mempunyai pengalaman minimal 2
tahun bekerja di bidang "critical
care".
Pelatihan transfer pasien dengan sakit
berat/ kritis
Pengetahuan tentang monitor ICU
portable, ventilator
c. Kompetensi dokter sesuai dengan level
2, ditambah dengan
Mernpunyai pengalarnan. minimal 6 bulan di
bidang "critical care" dan bekerja di
"intensive care unit".
- Pelatihan transfer pasien dengan
sakit berat/kritis.
Keterampilan mengoperasionalkan
monitor ICU portable, ventilator.
5. Petugas ambulan yang bertugas sebagai petugas transfer eksternal adalah petugas
ambulan atau petugas Emergency Ambulance Service (EAS) yang jaga saat itu.
6. Dokter yang bertugas sebagai petugas transfer eksternal adalah dokter jaga
Instalasi Perawatan Intensif (WI).
7. Perawat yang bertugas sebagai petugas transfer eksternal adalah perawat jaga
Instalasi Gawat Darurat (IGD).
8
2 Peralatan leVel 1, ditambah dengan : Electrocardiography monitor,
Blood pressure monitor, defibrilator (sesuai kebutuhan pasien).
Peralatan level 2 ditambah dengan : monitor ICU portable yang
3
lengkap, ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standar
minimal.
2. Seluruh peralatan dan obat-obatan harus dicek ulang oleh petugas transfer.
9
G. Alat Transportasi
1. Pemilihan alat transportasi dengan mempertimbangkan : Derajat urgensi untuk
melakukan transfer, kondisi pasien, faktor geografik, kondisi cuaca, lalu lintas,
ketersediaan/ availaibilitas, area untuk mendarat di tempat tujuan, dan jarak tempuh.
2. Alat transportasi yang dibutuhkan saat transfer eksternal didasarkan pada level pasien
yang akan di transfer adalah sebagai berikut :
Level Mat Transportasi
Pasien
0 Kendaraan 1figh Dependency Service (1-
1DS)latnbulan:
1 Kendaraan High Djpendency Service
(HDS)/ambulan.
3 Emergency Ambulance Service (EAS).
Einergency Ambulance Service (EAS).
3. Pusat layanan ambulan harus diberitahu sesegera mungkin jika keputusan untuk
melakukan transfer telah dibuat, meskipun waktu pastinya belum diputuskan.
Hal ini memungkinkan layanan ambulan untuk mempersiapkan petugas ambulan,
ambulan dan perlengkapannya
4. Kendaraan harus dicek ulang oleh petugas ambulan.
5. Jika pasien dan/ atau keluarga pasien menginginkan dilakukan transfer ke rumah
sakit dengan jarak tempuh jauh, dimana akses melalui jalan darat sulit dicapai atau jika
membutuhkan waktu transfer yang lebih singkat, maka dapat dipertimbangkan
transportasi udara (ambulan udara/helicopter, fixed wing). Karena RSUD
Ngimbang Lamongan belum mempunyai layanan transfer dengan transportasi
udara, maka RSUD Ngimbang Lamongan membantu menghubungi layanan transfer
pasien dengan transportasi udara (pusat ambulan udara/ambulan SOS/Angkasa Pura).
6. Kondisi apapun yang mungkin dapat dipengaruhi oleh perubahan tekanan
barometric hams disampaikan ke petugas transportasi udara tersebut, sehingga
ketinggian terbang dapat dibatasi sesuai dengan kondisi pasien. Kontraindikasi
relative untuk transfer menggunakan transportasi udara adalah pneumoperitoneum
dan adanya udara intrakranial.
7. Petugas transfer dapat member saran mengenai kecepatan ambulan dengan
mempertimbangkan kondisi klinis pasien.
10
8. Keputusan untuk menggunakan sirine diserahkan kepada supir ambulan.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi transfer yang lancer dan segera dengan
akselerasi dan deselerasi yang minimal.
11
i. Daftar barang pasien (bila pasien tidak ada keluarga).
j. Informasi lain yang dianggap perlu.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
13
Lainnya.
n. Nama dan tanda tangan dokter yang merawat.
o. Tanggal dan jam berangkat transfer pasien.
p. Tanggal dan jam tiba di tempat tujuan transfer.
q. Nama dan tanda tangan petugas saat serah terima transfer yaitu petugas
transfer dan petugas penerima.
14
KEPUSTAKAAN
15
Interhospital Transfer. www. augh org Sites/default/files Ent erhospita109.pclf
The Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland (2006).
Recommendations for the Safe Transfer of Patient with Brain Injury.
http:/:.Www.aa bi.or sites-de iles;hrainin ur
The Intensive Care Society. (2009). Levels of Critical Care for Adult Patients.
Standards & Guidelines. file
http://www.ren.org.uk/ data/assets/pdf file/0005/4355871CS Levels of Critical
Care for Adult Patients 2009.pdf
Welsh Assembly Government. (2009). Designed for Life : Welsh Guidelines for
The Transfer of The Critically Ill Adult. http: i41141w . wales.
nhs. ukSiles uments. 753., guidel ines%20far%20the%20transf'
er.%2001%20the%20criticallyN20i11%20aduli.pdf
16
FORM BELUM (LIHAT PANDUAN OK)
17
STOK OBAT EAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG LAMONGAN
1 EPINEPHRINE 10
2 ATROPIN 10
3 CORDARON 2
4 EPHEDRIN 5
5 LIDOCAIN 10
TINDAKAN STABILISASI PASIEN SEBELUM TRANSFER
Step 3 : Menjaga leher dalam posisi netral, bila perlu secara manual, bila melakukan tindakan
untuk membebaskan airway.
Hematothorax, simple pneumothorax, patahnya tulang iga dan kontusio paru mengganggu
ventilasi dalam derajat yang lebih ringan dan harus dikenali pada saat melakukan secondary
survey.
Step 2 : Pengelolaan
a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi.
b. Ventilasi dengan alat Bag-Valve-Mask.
c. Menghilangkan tension pneumo-thorax.
d. Menutup open pneumo-thorax.
e. Memasang sensor CO2 dari kapnogaf pada ETT.
f. Memasang pulse oximeter.
3. Circulation dengan control perdarahan
Yang dibicarakan adalah volume darah dan cardiac output, serta perdarahan.
Step 1 : Penilaian
a. Dapat mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
b. Mengetahui sumber perdarahan internal.
c. Nadi : Kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoxus.
Periksalah pada nadi yang besar seperti a.femoralis atau a.karotis (kiri-kanan), untuk
kekuatan nadi, kecepatan dan irama. Nadi yang tidak cepat, kuat dan teratur biasanya
merupakan tanda normovolemia (bila pasien tidak minum obat beta-blocker). Nadi yang
cepat dan kecil merupakan tanda hipovolemia, walaupun dapat disebabkan keadaan yang
lain. Kecepatan nadi yang normal bukan jaminan bahwa normovolemia. Nadi yang tidak
teratur biasanya merupakan tanda ga.ngguan jantung. Tidak ditemukannya pulsasi dari
arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi segera untuk memperbaiki
volume dan cardiac output.
d. Warna kulit.
Warna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia. Pasien trauma yang kulitnya
kemerahan, terutama pada wajah dan ekstremitas, jarang yang dalam keadaan
hipovolemia. Sebaliknya wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat,
merupakan tanda hipovolemia.
e. Tekanan darah (bila ada waktu).
Penilaian tekanan darah merupakan indicator yang kurang baik guna menilai perfusi
jaringan.
Step 2 : Pengelolaan
a. Tekanan langsung pada tempat perdarahan eksternal.
Perdarahan ekstemal dihentikan dengan penekanan pada luka. Spalk udara (pneumatic
splinting device) juga dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan. Spalk jenis ini
hams tembus cahaya untuk dapat dilakukan pengawasan perdarahan. Tourniquet
sebaiknya jangan dipakai karena merusak jaringan dan menyebabkan iskemia distal,
sehingga tourniquet hanya dipakai bila ada amputasi traumatik. Pemakaian hemostat dan
dapat merusak jaringan seperti syaraf dan pembuluh darah.
LAMPIRAN
b. Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah, serta konsultasi
bedah.
Sumber perdarahan internal (tidak terlihat) adalah perdarahan dalam rongga toraks,
abdomen sekitar fraktur dan tulang panjang, retro-peritoneal, atau fraktur pelvis.
c. Memasang 2 kateter IV ukuran besar.
d. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, tes kehamilan,
golongan darah dan cross-match, dan Analisis Gas Darah.
e. Memberikan cairan dengan cairan Ringer Laktat yang dihangatkan dan pemberian darah.
f. Cegah hipotermi.
RESUSITASI
Resusitasi yang agresif dan pengelolaan cepat pada yang m.engancam nyawa merupakan hal yang
mutlak bila ingin pasien tetap bidup.
Meliputi : Airway, Breathing/ Ventilasi/ Oksigenasi, Circulation (dengan control perdarahan).
.
iii