Menimbang :
1. bahwa Early Warning System (EWS) merupakan sistem skoring status
fisiologis pasien, sehingga apabila terjadi perburukan dapat segera
terdeteksi dan mendapatkan tindakan sesuai dengan kebutuhan;
2. bahwa EWS secara langsung berperan serta dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit;
3. bahwa berdasarkan poin a dan b di atas perlu disusun Panduan Early
Warning System di RSU Mitra Paramedika.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1419 tahun 2005
tentang penyelenggaraan Praktek Dokter dan Dokter Gigi;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
6. Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA
PARAMEDIKA TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN EARLY
WARNING SYSTEM (EWS)
KEDUA : Panduan Early Warning System (EWS) sebagaimana terinci dalam
Lampiran Keputusan ini
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau ulang apabila
terdapat kekeliruan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Kuasa atas berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Early Warning System
(EWS) RSU Mitra Paramedika ini dapat selesai disusun. Panduan ini merupakan panduan kerja
bagi semua pihak dalam memberikan pelayanan pasien RSU Mitra Paramedika.
Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup, tata laksana, dan
pendokumentasian terkait Panduan Early Warning System (EWS) di RSU Mitra Paramedika.
Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan panduan ini.
DAFTAR ISI
1. Early Warning System (EWS) adalah sIstem peringatan dini yang dapat diartikan sebagai
rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan
keputusan selanjutnya. Deteksi dini merupakan gambaran dan isyarat terjadinya
gangguan fungsi tubuh yang buruk atau ketidakstabilan fisik pasien sehingga dapat
menjadi kode dan atau mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan dampaknya,
penilaian untuk mengukur peringatan dini ini menggunakan Early Warning Score.
2. Early Warning Score (EWS) adalah suatu alat yang dikembangkan untuk memprediksi
penurunan konisi pasien yang secara rutin didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah,
nadi, kesadaran, sistem pernapasan, dan lain-lain. terhadap parameter yang dinilai
dilakukan skoring terhadap perubahan kondisi yang terjadi, semakin tinggi skor, semakin
menunjukkan kondisi yang mengancam jiwa dan harus dilakukan suatu respon yang
sesuai. Pada skor tertentu dimana kondisi mengancam jiwa terjadi maka harus diaktifkan
Tim Medis Emergensi (TME), tim dengan kemampuan bantuan hidup lanjut untuk dapat
melakukan resusitasi secara optimal.
3. Sistem scoring EWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 7 (tujuh) parameter
fisiologis yaitu Respiratory Rate, Saturasi O2, Suplementasi O2, Temperatur, Tekanan
darah, Nadi, Level kesadaran untuk mendeteksi terjadinya perburukan/kegawatan kondisi
pasien yang tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi
dampak yang lebih parah dari sebelumnya.
4. Pediatric Early Warning System (PEWS) adalah penggunaan skor peringatan dini dan
penerapan perubahan kompleks yang diperlukan untuk pengenalan dini terhadap pasien
anak di rumah sakit.
5. Sistem skoring PEWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 10 (sepuluh)
parameter fisiologis yaitu warna kulit, upaya respirasi, penggunaan alat bantu O2, denyut
jantung, waktu pengisian capillary refill, tekanan darah sistolik, tingkat kesadaran, dan
suhu, kesadaran untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang
tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi dampak yang
lebih parah dari sebelumnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Seluruh petugas primer ( perawat dan dokter) harus terlatih mengenali penurunan kondisi
pasien.
2. Monitoring dilakukan secara rutin terhadap parameter klinis pasien.
3. Edukasi termasuk kepada keluarga pasien cara meminta bantuan petugas apabila terjadi
penurunan kondisi.
4. Tentukan jumlah skor EWS pada catatan perkembangan pasien di rekam medis pasien.
5. Lakukan respon sesuai dengan petujuk alur EWS pasien.
6. Selruh staf terlatih menggunakan format EWS yang telah disediakan.
BAB III
TATA LAKSANA
Dokumentasi hasil observasi dan respon dituliskan pada lembar catatan perkembangan pasien
sesuai format berikut:
Parameter Skor Jumlah Skor&Risiko
Respirasi
Saturasi O2
Suplemen O2
Temperatur
Tekanan Darah
Laju Jantung
Kesadaran