Anda di halaman 1dari 34

EARLY WARNING SYSTEM (EWS)

Disampaikan dalam IN HOUSE TRAINING POKJA PAP 2022


Pendahuluan
 Tidak ada pasien yang henti jantung dg
tiba tiba, semua akan diawali dg adanya
gejala dan perubahan fisiologi
 Melakukan pengawasan dan penilaian
sedini mungkin terhadap adanya tanda
kegawatan dan adanya aktifasi
kegawatan akan memperbaiki outcome
Maksud dan Tujuan PAP 3.1….Cont
Penerapan early warning system (EWS) membuat staf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu
mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan
akan lebih baik.
Pelaksanaan early warning system (EWS) dapat dilakukan menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan early warning system
(EWS)
Elemen Penilaian PAP 3.1
1. Ada regulasi pelaksanaan early warning system (EWS). (R)
2. Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan early warning system
(EWS). (D.W)
3. Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan early warning system
(EWS). (D. W. S)
4. Tersedia pencatatan hasil early warning system (EWS). (D.W)
Pengawasan Pengenalan dan CPR Defibrilasi BHL &
dan pengaktifan berkualitas cepat perawatan
pencegahan sistem tanggap tinggi pasca serangan
darurat secepatnya jantung

Tim medis Lab.


Dokter pelayanan primer reaksi cath ICU
cepat
Definisi EWS

 Sebuah sistem skoring fisiologis yg umumnya


digunakan sebelum pasien mengalami kondisi
kegawatan (Duncan & McMullan, 2012)
 Sebuah pendekatan sistematis yg menggunakan
skoring untuk mengidentifikasi perubahan
kondisi seseorang sekaligus menentukan
langkah selanjutnya yg harus dikerjakan
Royal College of Physicians, the Royal College of Nursing, the National Outreach Forum and NHS
Training for Innovatio, London tahun 2012.
Death due to Medical Error EWS
di layanan Kesehatan

Tujuan:
 Menilai pasien dengan
kondisi akut
 Mencegah
perburukan/kritis/kemati
an
respon klinik yang tepat
dan kompeten
PEW

 EWS adult ,>14 tahun


 PEWS pediatrik
 MEWS bumil >20 mg dan nifas,non
labour
 DOWN SCORE neonatus

Lets learn...
EWS digunakan saat…
 Pasien yang akan ditransfer intra maupun antar
rumah sakit.
 Pasien yang baru pindah ke rawat inap (dari rajal,
IGD, rawat intensif)
 Setiap shift perawat pada awal shift
 Pada saat ada perubahan kondisi
 Pasien yang akan dipindahkan ke ruang intensif
 pasien dari ruang intensif yang akan pindah ke
rawat inap
Step
How to do?
1. Isi identitas, no RM
dan tanggal lahir
2. Isi tanggal dan jam
pengkajian
3. Skoring : tulis angka
pada setiap
parameter
4. Jumlahkan
What next...
Be ware..…4 level pemicu peringatan klinis

1. Jumlah skor rendah (0-4)


2. Skor rendah tapi terdapat skor 3 dalam 1
parameter
3. Skor sedang (5-6)>>POTENSI
PENURUNAN AKUT YANG SERIUS
4. Skor tinggi (7 or lebih)
intervensi sesuai respon klinis dan
penatalaksanaan
Early Warning Score (EWS)
FREKUENSI
SKOR RESPON KLINIK
PEMERIKSAAN
 Assesmen segera oleh
PPJA/Katim/Karu
 Monitoring dan evaluasi
 Akselerasi frekuensi monitor atau
menaikkan level (jika diperlukan)
 Jika kondisi pasien stabil
Minimal setiap 4-6
Total 0-4 perawatan di ruang rawat inap
jam
biasa
 Jika potensial terjadi penurunan
tapi cukup stabil tetap di rawat
inap biasa dengan pengawasan
khusus.
Terdapat skor  Katim/PPJA lapor ke dokter jaga
3 dalam 1 Minimal setiap 1 jam ruangan
parameter  assesmen ulang oleh dokter jaga
ruangan
 Konsultasi ke DPJP/spesialis terkait
 Ekskalasi rencana perawatan dan
Total monitoring minimum tiap 1 jam
Minimal setiap 1 jam
5 atau lebih  Jika resiko sedang, perlu observasi
ketat dan intervensi(support
kegagalan organ), rekomendasi alih
rawat ruang HCU
 Katim/PJS lapor dokter jaga
 Assesmen ulang oleh dr jaga
 Konsul DPJP/spesialis terkait
Total
 Resusitasi dan monitoring secara
7 atau lebih Monitor TTV secara
kontinu
respon berkelanjutan
 Resusitasi oleh tim medis reaksi cepat
emergensi
 Rekomendasi pasien resiko tinggi , alih
perawatan ruang ICU
Dokumentasi
Do what u write n write what u
 do

• Cppt : jika skor rendah (0-4) dan pasien stabil


(dalam bentuk TTV)
• Observasi dalam form EWS jika terdapat skor 3
dalam 1 parameter, resiko sedang dan resiko tinggi
• >>tiap berapa jam/menit sesuai kondisi pasien
Latihan 1

Kasus : Pasien Tn A umur 50 tahun, dengan diagnosa


medis PPOK. Pada saat dilakukan penemeriksaan fisik
didapatkan : kesadaran kompos mentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 92 x/menit, respirasi 28 x/menit,
saturasi 95% suhu 37 0C, dan pasien mendapatkan
oksigen 2 liter/ menit dengan nasal kanul.
Berapa total skor EWS pada pasien tersebut dan
intervensi apa yang harus dilakukan
Jawaban latihan 1
Total nilai EWS :

Kesadaran CM :0
TD sistolik 120 :0
Nadi 92 :1
Respirasi 28 :3
Suhu 37 :0 Total : 6
O2 2 lt/mnt :2

Tindakan yang harus dilakukan :


 Pengkajian ulang oleh PJ Shift dan dokter jaga.
 Asesmen ulang oleh PJ Shift dan Dokter jaga bila diperlukan
 Lapor DPJP dengan SBAR
 Terapi sesuai instruksi
 Observasi tiap 1 jam
 Pertimbangkan pindah ke ruang intensif
Latihan 2

Kasus : Pasien Tn B umur 60 tahun, dengan diagnosa


medis stroke. Pada saat dilakukan penemeriksaan fisik
didapatkan : kesadaran soporous, tekanan darah
230/120 mmHg, nadi 96 x/menit, respirasi 32 x/menit,
suhu 38 0C,saturasi 95% dan pasien mendapatkan
oksigen 10 liter/ menit dengan non rebreathing mask
Berapa total skor EWS pada pasien tersebut dan
intervensi apa yang harus dilakukan
Jawaban latihan 2
Total nilai EWS :

Kesadaran soporous: 3
TD sistolik 230 :3
Nadi 112 :2
Respirasi 32 :3 Total: 14
Suhu 38 :1
O2 10 lt/mnt :2

Tindakan yang harus dilakukan :


• PPJA/ wakaru/ karu memanggil dr jaga, asesmen oleh dokter jaga, respon time
5 mnt
• Lakukan resusitasi dan monitoring secara kontinyu
• Resusitasi oleh tim medis reaksi cepat
• 3. Konsultasi ke DPJP/spesialis terkait Tim reaksi cepat, decision time 30 mnt
• Rekomendasi risiko tinggi rawat ruang ICU
Pediatrik EWS (PEWS)

• Observasi dan Pengkajian PEWS dilakukan


• Semua pasien usia 29 hari -14 tahun
• Minimal satu kali tiap shift, di awal shift
• Ketika ada perubahan kondisi pasien
• Pasien akan dipindahkan ke ruang intensif
Step by step…
1, identitas
2. Jam dan tanggal pengkajian
3. Skoring >> 3 parameter (perilaku,
Vaskuler, respirasi)
perhatikan usia anak untuk menentukan
rentang nilai normal tanda tanda vital
 Tekanan darah dieksklusi karena merupakan tanda
akhir dari proses dekompensasi pada anak
 Pernapasan dinilai dengan kebutuhan fisiologi akan
oksigen pd penderita dg sakit kritis
Latihan PEWS

An F, umur 8 tahun. Dari hasil


pengkajian didapatkan :
Kesadaran : gelisah,akral dingin
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 148 x/menit
Nafas : 32 x/menit,
Suhu : 40 0C
Oksigen : 8 liter/menit dengan
SKOR :
simple mask
MEWS
• Maternal Early Warning System digunakan untuk pasien
maternitas dengan usia kandungan 20 minggu sampai
dengan 6 minggu setelah melahirkan dan tidak digunakan
selama proses pembukaan sampai selesai melahirkan (kala
IV).

• Observasi dan pencatatan Mews dilakukan :


 di IGD (MNE) (jika tidak dalam keadaan inpartu)
 Pasien masuk rawat inap kebidanan dan kandungan (jika tidak
dalam keadaan inpartu)
 Pasien masuk ruang observasi kebidanan dan kandungan
 Pasien yang akan ditransfer dari ruang observasi/intensif ke
bangsal perawatan
Parameter MEWS

 Respiratory rate
 Saturasi Oksigen
 Tekanan darah sistolik dan diastolik,
 Detak jantung ibu,
 Detak jantung janin,
 Suhu tubuh,
 Tingkat Kesadaran,
 Gejala Neurologi
 Nyeri
Berikan tanda titik tepat di tengah kolom lembar mews sesuai dengan nilai hasil
yang didapat serta perhatikan warna
DOWN SCORE

Alat bantu deteksi dini kegawatan pada


neonatus yang digunakan untuk menilai
derajat gangguan nafas pada bayi
baru lahir sampai dengan 28 hari
Observasi dan penilaian down score dilakukan
Semua pasien bayi usia 6 jam post natal sampai
28 hari

Jika ada tanda- tanda kesulitan bernafas pada bayi

Observasi rutin setiap 2 jam

Pasien bayi yang akan ditransfer dari IGD/MNE ke


Ruang Perinatalogi atau PICU

Pasien bayi yang akan ditransfer dari Rawat


gabung ke Ruang Perinatalogi atau PICU

Pasien yang akan ditransfer dari Ruang


Perinatalogi atau ke PICU ke Rawat Gabung
Kesimpulan

• Deteksi dini perubahan kondisi pasien dg


EWS adalah tindakan yang sangat
penting karena penundaan dalam
memulai tindakan yang tepat 
berdampak buruk terhadap outcome
perawatan pasien (Chalfin et al, 2007)

Anda mungkin juga menyukai