Menimbang :
a. Bahwa adanya pasien-pasien yang berisiko tinggi untuk
menularkan atau ditularkan oleh Penyakit Menular,
termasuk juga petugas yang melayani, yang membutuhkan
suatu penanganan yang khusus, untuk itu dibutuhkan
adanya suatu panduan sebagai tatalaksana dalam
pelaksanaanya.
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Peraturan Direktur tentang Panduan Pasien Resiko Tinggi
Yang Memuat Penyakit Menular di RSIA Anugerah Bunda
Khatulistiwa Pontianak.
Mengingat :
1. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan
Komite medik di Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2001 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
9. Surat Keputusan......................................tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ibu & Anak
Anugerah Bunda Khatulistiwa.
10. Surat Keputusan...........................................tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah
Bunda Khatulistiwa.
Memutuskan :
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU & ANAK
ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA TENTANG
PANDUAN PASIEN RESIKO TINGGI YANG MEMUAT
PENYAKIT MENULAR.
DITETAPKAN : DI PONTIANAK
PADA TANGGAL : .............................
RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA
Dengan memanjatkat puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tim pasien dapat
menyelesaikan panduan ini dengan lancar.
Dalam pembuatan panduan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga panduan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khusunya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan panduan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan.
Pontinak,...................................................
Tim Penyusun
Lampiran I : Peraturan Direktur RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa
Nomor : ...........................................................................................
BAB I
GAMBARAN UMUM
Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (
berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara ).
Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah serta menyerang host atau inang ( penderita ).
Kontak adalah salah satu cara penyakit menular ditularkan baik secara kontak secara
langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.
Untuk itu Rumah Sakit hendaknya mengembangkan, melaksanakan, menilai dan terus
memperbaiki kebijakan upaya perlindungan pasien resiko tingi yang memuat penyakit
menular sesuai dengan jenis penyakitnya termasuk didalamnya untuk pasien yang diduga
berisko menularkan penyakit kepada orang lain karena daya tahan atau kekebalannya yang
rendah ( immunocompromised )
BAB II
DASAR HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan tentang pasien
resiko tinggi yang memuat pasien penyakit menular terkait pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung ( legal Aspect ).
TUJUAN
Panduan pasien resiko tinggi yang memuat pasien penyakit menular ini dibuat dengan tujuan:
Sebagai acuan dalam melaksanakan prosedur pasien resiko tinggi yang memuat pasien
penyakit menular di RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa.
Tercapainya suatu pemahaman tentang pasien resiko tinggi yang memuat pasien penyakit
menular bagi petugas kesehatan.
Terlaksananya prosedur pasien resiko tinggi yang memuat pasien penyakit menular secara
tepat pada pasien-pasien yang memerlukan perawatan isolasi.
Mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang di perantarai oleh pasien menular.
BAB IV
PENGERTIAN
Penyakit menular adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologis (
seperti virus, bakteria, atau parasit ) bukan disebabkan faktor fisik ( seperti luka dan trauma )
atau kimia ( seperti keracunan ).
Kontak
Kontak yang dapat terjadi disini dapat berupa kontak langsung maupun kontak tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak
langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup dalam suatu daerah dengan
kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Oleh karena itu, faktor cenderung terjadi di kota-kota
besar daripada di desa yang penduduknya masih jarang. Contoh cara penuaran penyakit
melalui kontak antara lain :
Inhalasi
Inhalasi adalah cara penularan suatu penyakit melalui udara/pernapasan. Penyakit yang
ditularkan melalui udara ini sering disebut air-borne infection. Contoh penyakit yang
ditularkan lewat faktor ini contohnya : ISPA ( infeksi saluran pernapasan akut ), virus
smallpox, streptococcus hemoliticus, difteri dan sebagainya.
Infeksi
Penularan secara infeksi dapat terjadi melalui penularan lewat tangan, makanan, atau
minuman yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen. Contohnya adalah :
Water-borne disease : cholera, tifus, hepatitis dan lain-lain
Food-borne disease : salmonellosis, disentri dan lain-lain
Milk-borne disease : TBC, enteric fever, infant diarrhea dan lain-lain
Penetrasi pada kulit dapat dilakukan oleh mikroorganisme yang masuk tanpa
diketahui oleh Host seperti cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria yang
disebabkan oleh nyamuk atau melalui luka misalnya tetanus.
Infeksi diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung,
misalnya sifilis.
Vektor berasal dari bahasa latin yang berarti si pembawa. Kebanyakan vektor berasal dari
golongan arthropoda (avertebrata) yang dapat memindahkan penyakit dari reservoir ke
pejamu potensial. Adapun penularan secara vektor dibagi menjadi :
Mosquito borne disease : malaria, DBD, yellow fever, virus encephalitis dan lain-lain.
Louse borne disease : epidemic tifus fever.
Flea borne disease : pes, tifus murin.
Mite borne disease : tsutugamushi dan lain-lain.
Tick borne disease : spotted fever, epidemic relapsing fever.
Oleh serangga lain : sunfly fever, lesmaniasis, barthonellosis ( lalat phlebotobus ),
trypanosomiasis ( lalat tsetse di Afrika ).
Ada 3 pendekatan yang digunakan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi
dan menular ( Soekidjo, 2007 : 42-43 ), yaitu :
Karantina
Membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama dengan penderita
lain yang sejenis pada tempat yang khusus di desain untuk itu. Biasanya dalam waktu
yang lama, misalnya karantina untuk penyakit kusta.
Pasien yang memerlukan kewaspadaan kontak sebaiknya ditempatkan secara tersendiri.
Namun apabila tidak tersedia kamar sendiri, direkomendasikan untuk berkonsultasi
dengan pengendali infeksi di rumah sakit, untuk melakukan penilaian resiko penularan
terhadap pasien lain ( misalnya kohorting : menempatkan pasien bersana pasien lain yang
sama penyakitnya dalam satu ruangan ).
Jika pasien ditempatkan dalam ruangan bersama pasien lain, harus dipertimbangkan
untuk mengatur jarak antar bed pasien sejauh minimal 3 feet ( 1 meter ) untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi opportunistik.
Setiap petugas kesehatan wajib menggunakan skort atau gaun pelindung dan sarung
tangan setiap kali melakukan tindakan yang memungkinkan kontak dengan pasien atau
lingkungannya. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki ruangan pasien
dan lepaskan APD setelah keluar dari ruangan pasien.
Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa melakukan upaya penanganan
resiko tinggi yang memuat penyakit menular di rumah sakit, salah satunya melalui perawatan
pasien yang memerlukan isolasi, diterapkan kebijakan sebagai berikut :
1. Ruang perawatan isolasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa adalah Ruang perawatan isolasi di...................................................................
2. Untuk kebutuhan ruang isolasi bertekanan standar, selain kedua ruang perawatan tersebut,
dapat digunakan ruang perawatan yang digunakan untuk perawatan satu pasien saja ( kelas
1 tunggal, VIP ).
3. Untuk pasien yang memerlukan perawatan intensif dan perawatan isolasi sekaligus, dapat
dirawat di Instalasi Perawatan Intensif, yang dapat diatur sebagai ruang bertekanan negatif
atau positif yang dilengkapi dengan Hepa filter.
4. RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa dapat melakukan perawatan pasien dengan penyakit
menular secara kontak, droplet dan airborne secara terbatas ( varicella, measles ).
5. Untuk kasus-kasus airborne yang bersifat fatal atau ditularkan secara multi transmisi
seperti SARS, Flu Burung atau Avian Influenza, ditetapkan untuk dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki sarana isolasi lebih baik, seperti
RSUD Soedarso Pontianak.
6. Untuk kasus HIV atau AIDS yang ditemukan di RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa,
ditetapkan untuk dirujuj ke rumah sakit yang sudah di tunjuk oleh Kementerian Kesehatan
sebagai klnik VCT yaitu RSUD Soedarso Pontianak.
7. Rumah sakit menyediakan pelayanan imunisasi.
8. Rumah sakit melakukan pencegahan dan penanggulangan TB dengan strategi Dots
9. Petugas kesehatan harus melaksanakan kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi
secara tepat dan disiplin dalam melaksanakan perawatan pasien isolasi.
BAB VI
PENUTUP
Pedoman pasien resiko tinggi yang memuat penyakit menular di Rumah Sakit ini di susun
sebagai acuan untuk melaksanakan prosedur pasien resiko tinggi yang memuat penyakit
menular. Diharapkan melalui pedoman ini dapat tercipta keseragaman pemahaman dan
persepsi dalam mewujudkan pelayanan Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa yang berkualitas.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, maka tidak
menutup kemungkinan pedoman yang saat ini berlaku akan semakin disempurnakan. Oleh
karenanya, terhadap pedoman ini pun akan tetap dilakukan evaluasi secara berkala, agar
selalu diperoleh perkembangan yang terbaru, demi upaya penanganan pasien resiko tinggi
yang memuat penyakit menular di Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa.
BUKU PANDUAN
PASIEN RESIKO TINGGI YANG MEMUAT
PENYAKIT MENULAR
RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA
TAHUN 2016
PANDUAN PASIEN RESIKO TINGGI YANG MEMUAT
PENYAKIT MENULAR