Anda di halaman 1dari 50

Pelayanan dan

Asuhan Pasien
(PAP)

Bimbingan Akreditasi
Rumah Sakit
1
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
No. FOKUS Standar EP
1 Pemberian pelayanan untuk semua pasien PAP 1 2 EP
PAP 1.1 5 EP
PAP 1.2 5 EP
2 Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan PAP 2 3 EP
pelayanan risiko tinggi; PAP 2.1 4 EP
PAP 2.2 4 EP
PAP 2.3 2 EP
PAP 2.4 4 EP
PAP 2.5 3 EP
3 Pemberian makanan dan terapi nutrisi; PAP 3 5 EP
4 Pengelolaan nyeri; dan PAP 4 4 EP
5 Pelayanan menjelang akhir kehidupan. PAP 5 2 EP
12 (Standar) 43 (EP) 2
PK Penetapan Kebijakan
5P
Bukti Regulasi yang telah disusun Rumah Sakit :
(Regulasi) Kebijakan, SK, Pedoman atau Panduan, SOP/CP/PPK
dll
PP Penjelasan Petugas hasil Wawancara yang diperoleh dari petugas Rumah
(Wawancara) Sakit

PC Peragaan Contoh Simulasi yang diperagakan oleh Rumah sakit


(Simulasi)
PL Pengamatan Lapangan 1. Observasi
(Observasi) 2. Telaah Dokumen yaitu bukti proses kegiatan yang
sudah dilaksanakan (RM, Bukti Rapat, Bukti
Pelatihan, Daftar/ List, Form dll )

PI Penggalian Informasi Pendalaman keterangan atau konfirmasi yang


(Konfirmasi) diperlukan dari pasien, keluarga pasien, orang yang
bukan petugas Rumah Sakit. 3

Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit


Gambaran Umum

• Tanggung jawab rumah sakit dan staf yang terpenting adalah


memberikan asuhan dan pelayanan pasien yang efektif dan
aman.
• Asuhan tersebut dapat berupa upaya pencegahan, paliatif,
kuratif, atau rehabilitatif termasuk anestesia, tindakan bedah,
pengobatan, terapi suportif, atau kombinasinya, yang berdasar
atas pengkajian awal dan pengkajian ulang pasien.
• Area asuhan risiko tinggi (termasuk resusitasi dan transfusi) serta
asuhan untuk pasien risiko tinggi atau kebutuhan populasi khusus
yang membutuhkan perhatian tambahan.
4
Gambaran Umum

• Asuhan pasien dilakukan oleh profesional pemberi asuhan (PPA)


dengan banyak disiplin dan staf klinis.
Semua staf yang terlibat dalam asuhan pasien harus memiliki
peran yang jelas, ditentukan oleh kompetensi dan kewenangan,
kredensial, sertifikasi, hukum dan regulasi, keterampilan individu,
pengetahuan, pengalaman, dan kebijakan rumah sakit, atau
uraian tugas wewenang (UTW).
Pelaksanaan asuhan dan pelayanan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan oleh semua profesional pemberi asuhan (PPA)
dapat dibantu oleh staf klinis.
5
5
Asuhan pasien terintegrasi dilaksanakan dengan beberapa elemen:
a. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai pimpinan
klinis/ketua tim PPA (clinical leader).
b. PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional, menggunakan panduan praktik klinis (PPK), alur
klinis/clinical pathway terintegrasi, algoritma, protokol, prosedur,
standing order, dan catatan perkembangan pasien terintegrasi
(CPPT)
c. Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager menjaga
kesinambungan pelayanan.

6
d. Keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga dalam
asuhan bersama PPA harus memastikan:
1) Asuhan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang
unik berdasar atas hasil pengkajian;
2) Rencana asuhan diberikan kepada tiap pasien;
3) Respons pasien terhadap asuhan dipantau; dan
4) Rencana asuhan dimodifikasi bila perlu berdasarkan respons
pasien.

7
Fokus Standar Pelayanan dan Asuhan Pasien
(PAP) meliputi:

1. Pemberian pelayanan untuk semua pasien


2. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi;
3. Pemberian makanan dan terapi nutrisi;
4. Pengelolaan nyeri; dan
5. Pelayanan menjelang akhir hayat.

8
Fokus 1

a. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien

9
Pelayanan dan asuhan yang seragam diberikan untuk
PAP 1
semua pasien sesuai peraturan perundang-undangan

Maksud dan Tujuan PAP 1


• Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak
mendapat mutu asuhan yang seragam di rumah sakit.
• Untuk melaksanakan prinsip mutu asuhan yang setingkat, pimpinan harus
merencanakan dan mengkoordinasi pelayanan pasien.
• Secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada populasi pasien yang sama pada
berbagai unit kerja sesuai dengan regulasi yang ditetapkan rumah sakit.
• Sebagai tambahan, pimpinan harus menjamin bahwa rumah sakit menyediakan tingkat
mutu asuhan yang sama setiap hari dalam seminggu dan pada setiap shift.
• Regulasi tersebut harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga
proses pelayanan pasien dapat diberikan secara kolaboratif.
10
Asuhan pasien yang seragam tercermin dalam hal-hal berikut:
a) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan tidak bergantung pada
kemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembayaran.
b) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan yang diberikan oleh PPA yang
kompeten tidak bergantung pada hari atau jam yaitu 7 (tujuh) hari, 24 (dua puluh
empat) jam
c) Kondisi pasien menentukan sumber daya yang akan dialokasikan untuk memenuhi
kebutuhannya
d) Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, sama di semua unit pelayanan
di rumah sakit
e) Pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan yang sama akan menerima
tingkat asuhan keperawatan yang sama di semua unit pelayanan di rumah sakit.
11
a. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien

PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI

PAP 1
Regulasi tentang Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
Pelayanan dan 10
meliputi :
Asuhan yang a). Rumah sakit menetapkan 5
a. Pemberian pelayanan untuk semua pasien
seragam regulasi tentang Pelayanan 0
b. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan
diberikan untuk dan Asuhan Pasien (PAP) PK Manajemen
risiko tinggi;
semua pasien yang meliputi poin a - e
c. Pemberian makanan dan terapi nutrisi;
sesuai peraturan dalam gambaran umum.
d. Pengelolaan nyeri; dan
perundang-unda
e. Pelayanan menjelang akhir hayat.
ngan

12
a. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 1 b). Asuhan yang seragam
Pelayanan dan dan terintegrasi diberikan Dokumen Rekam Medis tentang asuhan pelayanan seragam
Asuhan yang kepada setiap pasien meliputi : point a)- e) dalam maksud dan tujuan:
seragam meliputi poin a) – e) dalam
diberikan untuk maksud dan tujuan. a) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan
semua pasien tidak bergantung pada kemampuan pasien untuk
sesuai peraturan membayar atau sumber pembayaran.
perundang-unda b) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan
ngan yang diberikan oleh PPA yang kompeten tidak
bergantung pada hari atau jam yaitu 7 (tujuh) hari, 24
PL Unit Kerja
(dua puluh empat) jam 10
c) Kondisi pasien menentukan sumber daya yang akan 5
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhannya 0
d) Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien,
sama di semua unit pelayanan di rumah sakit
e) Pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan yang
sama akan menerima tingkat asuhan keperawatan
yang sama di semua unit pelayanan di rumah sakit.
13
Proses pelayanan dan asuhan pasien yang terintegrasi
PAP 1.1
serta terkoordinasi telah dilakukan sesuai instruksi

Maksud dan Tujuan PAP 1.1


• Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak PPA dan berbagai unit
pelayanan. Agar proses pelayanan dan asuhan pasien menjadi efisien, penggunaan sumber daya
manusia dan sumber lainnya menjadi efektif, dan hasil akhir kondisi pasien menjadi lebih baik maka
diperlukan integrasi dan koordinasi.
• Kepala unit pelayanan menggunakan cara untuk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan serta
asuhan lebih baik (misalnya, pemberian asuhan pasein secara tim oleh para PPA, ronde pasien
multidisiplin, formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), dan manajer pelayanan
pasien/case manager).
• Instruksi PPA dibutuhkan dalam pemberian asuhan pasien misalnya instruksi pemeriksaan di
laboratorium (termasuk Patologi Anatomi), pemberian obat, asuhan keperawatan khusus, terapi
nurtrisi, dan lain-lain. Instruksi ini harus tersedia dan mudah diakses sehingga dapat ditindaklanjuti
tepat waktu misalnya dengan menuliskan instruksi pada formulir catatan perkembangan pasien
terintegrasi (CPPT) dalam rekam medis atau didokumentasikan dalam elektronik rekam medik agar staf
memahami kapan instruksi harus dilakukan, dan siapa yang akan melaksanakan instruksi tersebut.
14
Proses pelayanan dan asuhan pasien yang terintegrasi serta
PAP 1.1
terkoordinasi telah dilakukan sesuai instruksi…

Setiap rumah sakit harus mengatur dalam regulasinya:


a) Instruksi seperti apa yang harus tertulis/didokumentasikan (bukan instruksi melalui
telepon atau instruksi lisan saat PPA yang memberi instruksi sedang berada di
tempat/rumah sakit), antara lain:
a) Instruksi yang diijinkan melalui telepon terbatas pada situasi darurat dan ketika dokter tidak
berada di tempat/di rumah sakit.
b) Instruksi verbal diijinkan terbatas pada situasi dimana dokter yang memberi instruksi sedang
melakukan tindakan/prosedur steril.
b) Permintaan pemeriksaan laboratorium (termasuk pemeriksaan Patologi Anatomi)
dan diagnostik imajing tertentu harus disertai indikasi klinik
c) Pengecualian dalam kondisi khusus, misalnya di unit darurat dan unit intensif
d) Siapa yang diberi kewenangan memberi instruksi dan perintah catat di dalam berkas
rekam medik/sistem elektronik rekam medik sesuai regulasi rumah sakit
15
Proses pelayanan dan asuhan pasien yang terintegrasi serta
PAP 1.1
terkoordinasi telah dilakukan sesuai instruksi…

• Prosedur diagnostik dan tindakan klinis, yang dilakukan sesuai instruksi serta hasilnya
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. Contoh prosedur dan tindakan
misalnya endoskopi, kateterisasi jantung, terapi radiasi, pemeriksaan Computerized
Tomography (CT), dan tindakan serta prosedur diagnostik invasif dan non-invasif
lainnya.
• Informasi mengenai siapa yang meminta dilakukannya prosedur atau tindakan, dan
alasan dilakukannya prosedur atau tindakan tersebut didokumentasikan dalam rekam
medik.
• Di rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko, termasuk pasien yang
dirujuk dari luar, juga harus dilakukan pengkajian serta pencatatannya dalam rekam
medis.

16
a. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien

PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI

a). Rumah sakit telah melakukan


10
pelayanan dan asuhan yang terintegrasi
PAP 1.1 Dokumentasi Rekam Medis tentang 5
serta terkoordinasi kepada setiap PL Unit layanan
Proses pelayanan pasien. Pelayanan Terintegrasi 0
dan asuhan
pasien yang
terintegrasi serta Regulasi tentang :
terkoordinasi b). Rumah sakit telah menetapkan
1. penetapan kewenangan pemberian 10
telah dilakukan kewenangan pemberian instruksi oleh instruksi oleh PPA yang kompeten 5
sesuai instruksi PPA yang kompeten, tata cara PK Manajemen
berupa SPK dan RKK, 0
pemberian instruksi dan
2. tata cara pemberian instruksi,
pendokumentasiannya.
3. pendokumentasiannya.

17
a. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 1.1 c). Permintaan pemeriksaan
Proses pelayanan dan 10
laboratorium dan diagnostik imajing Dokumen permintaan pemeriksaan
asuhan pasien yang Unit Kerja Lab 5
harus disertai indikasi klinis apabila PL laboratorium dan diagnostik imajing ,
terintegrasi serta dan Radiolgi 0
meminta hasilnya berupa interpretasi. tercantum indikasi klinis
terkoordinasi telah
dilakukan sesuai
instruksi d).Prosedur dan tindakan telah dilakukan
sesuai instruksi dan PPA yang
Dokumen rekam medis memuat 10
memberikan instruksi, alasan dilakukan
pelaksanaan Prosedur dan tindakan 5
prosedur atau tindakan serta hasilnya PL Unit Kerja
sesuai instruksi PPA, alasan dilakukan 0
telah didokumentasikan di dalam rekam
serta hasilnya
medis pasien.

e).Pasien yang menjalani tindakan 10


Dokumen Rekam Medis memuat
invasif/berisiko di rawat jalan telah Unit Kerja 5
PL pengkajian Pasien yang menjalani
dilakukan pengkajian dan Rajal 0
tindakan invasif / berisiko di rawat jalan.
didokumentasikan dalam rekam medis. 18
18
PAP 1.2 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan

Maksud dan Tujuan Standar PAP 1.2


• Rencana asuhan merangkum asuhan dan pengobatan/tindakan yang akan diberikan kepada
seorang pasien.
• Rencana asuhan memuat satu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh PPA untuk menegakkan
atau mendukung diagnosis yang disusun dari hasil pengkajian.
• Tujuan utama rencana asuhan adalah memperoleh hasil klinis yang optimal.
• Proses perencanaan bersifat kolaboratif menggunakan data yang berasal dari pengkajian awal
dan pengkajian ulang yang di buat oleh para PPA (dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, dan
lain-lainnya)
• Rencana asuhan dibuat setelah melakukan pengkajian awal dalam waktu 24 jam terhitung
sejak pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
• Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan pasien yang objektif dan memiliki sasaran yang
dapat diukur untuk memudahkan pengkajian ulang serta mengkaji atau merevisi rencana
asuhan. Pasien dan keluarga dapat dilibatkan dalam proses perencanaan asuhan. 19
Maksud dan Tujuan Standar PAP 1.2 …

Rencana asuhan harus disertai target terukur, misalnya:


a) Detak jantung, irama jantung, dan tekanan darah menjadi normal atau sesuai
dengan rencana yang ditetapkan;
b) Pasien mampu menyuntik sendiri insulin sebelum pulang dari rumah sakit;
c) Pasien mampu berjalan dengan “walker” (alat bantu untuk berjalan).

20
Maksud dan Tujuan Standar PAP 1.2 …
• Berdasarkan hasil pengkajian ulang, rencana asuhan diperbaharui untuk dapat
menggambarkan kondisi pasien terkini.
• Rencana asuhan pasien harus terkait dengan kebutuhan pasien. Kebutuhan ini
mungkin berubah sebagai hasil dari proses penyembuhan klinis atau terdapat
informasi baru hasil pengkajian ulang (contoh, hilangnya kesadaran, hasil
laboratorium yang abnormal).
• Rencana asuhan dan revisinya didokumentasikan dalam rekam medis pasien sebagai
rencana asuhan baru.
• DPJP sebagai ketua tim PPA melakukan evaluasi / reviu berkala dan verifikasi harian
untuk memantau terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi
sesuai dengan kebutuhan.
• Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran- sasaran yang diharapkan
oleh PPA lebih baik daripada rencana terpisah oleh masing-masing PPA.
• Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan individual, objektif, dan sasaran
dapat diukur untuk memudahkan pengkajian ulang serta revisi rencana asuhan. 21
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 1.2 a). PPA telah membuat rencana asuhan
Rencana asuhan 10
untuk setiap pasien setelah diterima Dokumen rekam medis memuat rencana
individual setiap Unit kerja, 5
sebagai pasien rawat inap dalam waktu 24 PL asuhan untuk setiap pasien dalam waktu 24
pasien dibuat dan PPA 0
jam berdasarkan hasil pengkajian awal. jam berdasarkan hasil pengkajian awal.
didokumentasikan
b). Rencana asuhan dievaluasi secara
Dokumen Rekam Medis memuat rencana 10
berkala, direvisi atau dimutakhirkan serta
Unit Kerja, asuhan pasien yang di evaluasi secara 5
didokumentasikan dalam rekam medis PL
PPA berkala, direvisi atau dimutakhirkan oleh 0
oleh setiap PPA.
setiap PPA

c). Instruksi berdasarkan rencana asuhan


10
dibuat oleh PPA yang kompeten dan Dokumen Rekam Medis memuat instruksi
Unit Kerja, 5
berwenang, dengan cara yang seragam, PL PPA berdasarkan rencana asuhan dengan
PPA 0
dan didokumentasikan di CPPT. cara yang seragam

d). Rencana asuhan pasien dibuat dengan 10


membuat sasaran yang terukur dan di Dokumen rekam medis memuat rencana 5
PL Unit Kerja
dokumentasikan. asuhan pasien dengan sasaran yang terukur 0

e). DPJP telah melakukan evaluasi/review


10
berkala dan verifikasi harian untuk Dokumen rekam medis memuat evaluasi/
Unit kerja, 5
memantau terlaksananya asuhan secara PL review berkala dan verifikasi harian yang 22
DPJP 0
terintegrasi dan membuat notasi sesuai dilakukan DPJP
dengan kebutuhan.
Fokus 2

b. Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Penyediaan


Pelayanan Risiko Tinggi

23
Rumah sakit menetapkan pasien risiko tinggi dan pelayanan
PAP 2 risiko tinggi sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan
sarana prasarana yang dimiliki.

Maksud dan Tujuan PAP 2


• Rumah sakit memberikan pelayanan untuk pasien dengan berbagai keperluan.
• Pelayanan pada pasien berisiko tinggi membutuhkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK) clinical
pathway dan rencana perawatan yang akan mendukung PPA memberikan pelayanan kepada pasien
secara menyeluruh, kompeten dan seragam.
• Dalam memberikan asuhan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi, Pimpinan rumah
sakit bertanggung jawab untuk:
a) Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap berisiko tinggi di rumah sakit;
b) Menetapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK), clinical pathway dan rencana perawatan secara
kolaboratif
c) Melatih staf untuk menerapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK), clinical pathway dan rencana
perawatan rencana perawatan tersebut.
24
Pelayanan pada pasien berisiko tinggi atau pelayanan berisiko tinggi dibuat
berdasarkan populasi yaitu pasien anak, pasien dewasa dan pasien geriatri.
Hal-hal yang perlu diterapkan dalam pelayanan tersebut meliputi Prosedur,
dokumentasi, kualifikasi staf dan peralatan medis meliputi:
a) Rencana asuhan perawatan pasien;
b) Perawatan terintegrasi dan mekanisme komunikasi antar PPA secara efektif;
c) Pemberian informed consent, jika diperlukan;
d) Pemantauan/observasi pasien selama memberikan pelayanan;
e) Kualifikasi atau kompetensi staf yang memberikan pelayanan; dan
f) Ketersediaan dan penggunaan peralatan medis khusus untuk pemberian
pelayanan.

25
Rumah sakit mengidentifikasi dan memberikan asuhan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi sesuai kemampuan, sumber daya dan sarana
prasarana yang dimiliki meliputi:

a) Pasien emergensi;
b) Pasien koma;
c) Pasien dengan alat bantuan hidup;
d) Pasien risiko tinggi lainnya yaitu pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, stroke dan diabetes;
e) Pasien dengan risiko bunuh diri;
f) Pelayanan pasien dengan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menyebabkan kejadian luar biasa;
g) Pelayanan pada pasien dengan “immuno-suppressed”;
h) Pelayanan pada pasien yang mendapatkan pelayanan dialisis;
i) Pelayanan pada pasien yang direstrain;
j) Pelayanan pada pasien yang menerima kemoterapi;
k) Pelayanan pasien paliatif;
l) Pelayanan pada pasien yang menerima radioterapi;
m) Pelayanan pada pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi);
n) Pelayanan pada populasi pasien rentan, pasien lanjut usia (geriatri) misalnya anak-anak, dan pasien berisiko tindak
kekerasan atau diterlantarkan misalnya pasien dengan gangguan jiwa.
26
• Rumah sakit juga menetapkan jika terdapat risiko tambahan setelah dilakukan
tindakan atau rencana asuhan (contoh, kebutuhan mencegah trombosis vena
dalam, luka dekubitus, infeksi terkait penggunaan ventilator pada pasien,
cedera neurologis dan pembuluh darah pada pasien restrain, infeksi melalui
pembuluh darah pada pasien dialisis, infeksi saluran/slang sentral, dan pasien
jatuh.
• Jika terjadi risiko tambahan tersebut, dilakukan penanganan dan pencegahan
dengan membuat regulasi, memberikan pelatihan dan edukasi kepada staf.
• Rumah sakit menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi pelayanan
yang diberikan kepada pasien risiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi serta
mengintegrasikan informasi tersebut dalam pemilihan prioritas perbaikan
tingkat rumah sakit pada program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
27
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 2 a). Pimpinan rumah sakit telah
Rumah sakit melaksanakan tanggung jawabnya Regulasi tentang penetapan pasien risiko tinggi
menetapkan untuk memberikan pelayanan pada dan pelayanan risiko tinggi, yang meliputi :
pasien risiko pasien berisiko tinggi dan pelayanan a) Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang
tinggi dan berisiko tinggi meliputi a) - c) dalam dianggap berisiko tinggi di rumah sakit;
pelayanan risiko maksud dan tujuan. b) Menetapkan prosedur, panduan praktik klinis 10
PK Manajemen
tinggi sesuai (PPK), clinical pathway dan rencana perawatan 5
dengan secara kolaboratif 0
kemampuan, c) Melatih staf untuk menerapkan prosedur,
sumber daya panduan praktik klinis (PPK), clinical pathway dan
dan sarana rencana perawatan rencana perawatan tersebut.
prasarana yang
dimiliki. Dokumen rekam medis memuat pelaksanaan
Unit Layanan :
PL pelayanan pada pasien berisiko tinggi dan
Rajal , ranap
pelayanan berisiko tingg
b). Rumah sakit telah memberikan
pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
Dokumen Rekam Medis memuat pelaksanaan 10
pelayanan risiko tinggi yang telah
Unit layanan : pelayanan pasien berisiko tinggi dan pelayanan 5
diidentifikasi berdasarkan populasi yaitu PL
Rajal , Ranap berisiko tinggi pada pasien anak, pasien dewasa, 0
pasien anak, pasien dewasa dan pasien
dan pasien geriatri
geriatri sesuai dalam maksud dan tujuan

c). Pimpinan rumah sakit telah 10


Regulasi tentang Identifikasi risiko tambahan 28
mengidentifikasi risiko tambahan yang 5
PK Manajemen yang dapat mempengaruhi
28 pasien dan pelayanan
dapat mempengaruhi pasien dan 0
risiko tinggi
PAP 2.1 Rumah sakit memberikan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut
dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis pelayanan.

Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari


PAP 2.2
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah
Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service)

Maksud dan Tujuan PAP 2.1 dan PAP 2.2


•Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu
dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin.
• Rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan
geriatri:
a) Tingkat sederhana (rawat jalan dan home care)
b) Tingkat lengkap (rawat jalan, rawat inap akut dan home care)
c) Tingkat sempurna (rawat jalan, rawat inap akut dan home care klinik asuhan siang)
d) Tingkat paripurna (rawat jalan, klinik asuhan siang, rawat inap akut, rawat inap kronis, rawat inap
psychogeriatri, penitipan pasien Respit care dan home care) 29
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 2.1
Rumah sakit a). Rumah sakit telah menetapkan regulasi
memberikan Regulasi tentang penyelenggaraan 10
tentang penyelenggaraan pelayanan
pelayanan geriatri pelayanan geriatri di rumah sakit sesuai 5
geriatri di rumah sakit sesuai dengan PK Managemen
rawat jalan, rawat dengan kemampuan , sumber daya, sarana 0
kemampuan, sumber daya dan sarana
inap akut dan prasarana.
prasarana nya
rawat inap kronis
sesuai dengan
tingkat jenis b). Rumah sakit telah menetapkan tim
pelayanan 10
terpadu geriatri dan telah Regulasi berupa :
5
menyelenggarakan pelayanan sesuai PK Manajemen a. Penetapan Tim terpadu Geriatri
0
tingkat jenis layanan b. Program kerja Tim terpadu Geriatri

c). Rumah sakit telah melaksanakan proses 10


pemantauan dan evaluasi kegiatan Unit Kerja: Dokumen pelaksanaan pemantauan dan 5
PL
pelayanan geriatric Rajal, Ranap evaluasi kegiatan pelayanan geriatri 0

10
d). Ada pelaporan penyelenggaraan Unit Kerja: Dokumen pelaporan penyelenggaraan 5
PL
pelayanan geriatri di rumah sakit Rajal, Ranap pelayanan geriatri di rumah sakit 0
30
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 2.2
Rumah Sakit a). Ada program PKRS terkait Pelayanan
melakukan Regulasi tentang program PKRS terkait Pelayanan 10
Kesehatan Warga Lanjut usia di
promosi dan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat 5
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit PK Managemen
edukasi sebagai Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community 0
(Hospital Based Community Geriatric
bagian dari Geriatric Service).
Service).
Pelayanan
Kesehatan Warga
Lanjut usia di b). Rumah sakit telah memberikan edukasi
Masyarakat sebagai bagian dari Pelayanan Dokumen pelaksanaan pemberian Edukasi bagi 10
Tim PKRS,
Berbasis Rumah Kesehatan Warga Lanjut usia di warga lansia di masyarakat berbasis rumah sakit( 5
PL Tim Terpadu
Sakit (Hospital Masyarakat Berbasis Rumah Sakit Hospital Based Community Geriatric Sevice ) 0
Geriatri
Based Community (Hospital Based Community Geriatric
Geriatric Service). Service).
c). Rumah sakit telah melaksanakan 10
Dokumen bukti pelaksanaan kegiatan sesuai
kegiatan sesuai program dan tersedia Tim Terpadu 5
PL program disertai alat bantu kegiatan dapat
leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur, Geriatri 0
berupa leaflet, brosur, poster, dll.
leaflet, dan lain-lainnya).
10
d). Rumah sakit telah melakukan evaluasi
Tim Geriatri, Dokumen evaluasi dan laporan kegiatan yang 5
dan membuat laporan kegiatan PL
Tim PKRS dilakukan secara berkala. 0
pelayanan secara berkala.
31
Rumah sakit menerapkan proses pengenalan perubahan
PAP 2.3
kondisi pasien yang memburuk.

Maksud dan Tujuan PAP 2.3


• Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan kritis/intensif mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan
pelatihan yang cukup untuk melakukan pengkajian, serta mengetahui pasien yang akan masuk dalam
kondisi kritis.
• Padahal, banyak pasien di luar daerah pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat inap.
Seringkali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tanda- tanda vital yang memburuk dan
perubahan kecil status neurologis) sebelum mengalami penurunan kondisi klinis yang meluas sehingga
mengalami kejadian yang tidak diharapkan.
• Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali sedini-dininya pasien yang kondisinya
memburuk. Sebagian besar pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya
memperlihatkan tanda-tanda fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien
memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan early warning system (EWS). Penerapan EWS membuat staf
mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu mencari bantuan staf
yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik. Pelaksanaan EWS dapat dilakukan
menggunakan sistem skor oleh PPA yang terlatih.
32
PENCARIA
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
N BUKTI
PAP 2.3 a). Rumah sakit telah menerapkan proses
Rumah sakit pengenalan perubahan kondisi pasien yang Regulasi tentang penerapan EWS di
PK Manajemen 10
menerapkan memburuk (EWS) dan mendokumentasikannya di rumah sakit
proses dalam rekam medik pasien. 5
pengenalan 0
perubahan Unit Kerja, Dokumen Rekam Medis memuat
PL
kondisi pasien PPA bukti penerapan EWS di rumah sakit.
yang memburuk.
10
b). Rumah sakit memiliki bukti PPA dilatih Dokumen pelaksanaan pelatihan 5
PL PPA
menggunakan EWS. penggunaan EWS 0

33
PAP 2.4 Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit

Maksud dan Tujuan PAP 2.4


• Pelayanan resusitasi diartikan sebagai intervensi klinis pada pasien yang mengalami kejadian mengancam
hidupnya seperti henti jantung atau paru.
• Pada saat henti jantung atau paru maka pemberian kompresi pada dada atau bantuan pernapasan akan
berdampak pada hidup atau matinya pasien, setidak-tidaknya menghindari kerusakan jaringan otak.
• Resusitasi yang berhasil pada pasien dengan henti jantung-paru bergantung pada intervensi yang
kritikal/penting seperti kecepatan pemberian bantuan hidup dasar, bantuan hidup lanjut yang akurat (code
blue) dan kecepatan melakukan defibrilasi. Pelayanan seperti ini harus tersedia untuk semua pasien selama
24 jam setiap hari.
• Sangat penting untuk dapat memberikan pelayanan intervensi yang kritikal, yaitu tersedia dengan cepat
peralatan medis terstandar, obat resusitasi, dan staf terlatih yang baik untuk resusitasi.
• Bantuan hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada tanda henti jantung-paru dan proses
pemberian bantuan hidup lanjut kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini termasuk evaluasi terhadap pelaksanaan
sebenarnya resusitasi atau terhadap simulasi pelatihan resusitasi di rumah sakit.
• Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit termasuk peralatan medis dan staf terlatih,
berbasis bukti klinis, dan populasi pasien yang dilayani 34
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 2.4 Regulasi tentang pelayanan resusitasi
Pelayanan a). Pelayanan resusitasi yang tersedia dan 10
yang tersedia dan diberikan selama
resusitasi diberikan selama 24 jam setiap hari di 5
PK Manajemen 24 jam setiap hari di seluruh area
tersedia di seluruh area rumah sakit. 0
rumah sakit.
seluruh area
rumah sakit

b). Peralatan medis untuk resusitasi dan Observasi :


10
obat untuk bantuan hidup dasar dan lanjut a) Daftar peralatan medis dan
5
terstandar sesuai dengan kebutuhan PL Unit Kerja obat-obatan untuk resusitasi
0
populasi pasien. b) Peralatan dan obat-obatan BHD
dan BHL

c). Di seluruh area rumah sakit, bantuan 10


Simulasi Bantuan Hidup Dasar /
hidup dasar diberikan segera saat dikenali 5
PC Tim Code Blue Bantuan Hidup Lanjut diberikan
henti jantung-paru dan bantuan hidup 0
kurang dari 5 menit.
lanjut diberikan kurang dari 5 menit.

d). Staf diberi pelatihan pelayanan bantuan 10


Dokumen pelaksanaan pelatihan BHD
hidup dasar/lanjut sesuai dengan ketentuan Manajemen, 5
PL untuk semua staf dan /atau BHL
rumah sakit. PPA 0
untuk PPA tertentu
35
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai
PAP 2.5 dengan panduan klinis serta prosedur yang ditetapkan rumah
sakit.
Maksud dan tujuan PAP 2.5
•Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai peraturan perundangan meliputi antara lain:
a) Pemberian persetujuan (informed consent);
b) Permintaan darah;
c) Tes kecocokan;
d) Pengadaan darah;
e) Penyimpanan darah;
f) Identifikasi pasien;
g) Distribusi dan pemberian darah; dan
h) Pemantauan pasien dan respons terhadap reaksi transfusi.
•Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan
pemantauan dan evaluasi.
36
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 2.5
a). Rumah sakit menerapkan 10
Pelayanan darah dan Dokumen bukti penyelenggaraan
penyelenggaraan pelayanan darah. PL Unit Kerja 5
produk darah pelayanan darah
0
dilaksanakan sesuai
dengan panduan klinis
b). Panduan klinis dan prosedur disusun 10
serta prosedur yang Regulasi tentang Panduan Klinis dan
dan diterapkan untuk pelayanan darah 5
ditetapkan rumah sakit PK Manajemen Prosedur pelayanan darah dan produk
serta produk darah. 0
darah.

Regulasi tentang penetapan penanggung


10
jawab pelayanan darah disertai Uraian
c). Staf yang kompeten bertanggung jawab 5
PK Unit Kerja Tugas dan Wewenang (UTW) dan / atau
terhadap pelayanan darah di rumah sakit. 0
SPK dan RKK

37
Fokus 3

c. Pemberian Makanan dan Terapi Nutrisi

38
Rumah sakit memberikan makanan untuk pasien rawat inap
PAP 3 dan terapi nutrisi terintegrasi untuk pasien dengan risiko
nutrisional.

Maksud dan Tujuan PAP 3


• Makanan dan terapi nutrisi yang sesuai sangat penting bagi kesehatan pasien dan penyembuhannya.
• Pilihan makanan disesuaikan dengan usia, budaya, pilihan, rencana asuhan, diagnosis pasien termasuk
juga antara lain diet khusus seperti rendah kolesterol dan diet diabetes melitus.
• Berdasarkan pengkajian kebutuhan dan rencana asuhan, maka DPJP atau PPA lain yang kompeten
memesan makanan dan nutrisi lainnya untuk pasien.
• Pasien berhak menentukan makanan sesuai dengan nilai yang dianut.
• Bila memungkinkan pasien ditawarkan pilihan makanan yang konsisten dengan status gizi.
• Jika keluarga pasien atau ada orang lain mau membawa makanan untuk pasien, maka mereka diberikan
edukasi tentang makanan yang merupakan kontraindikasi terhadap rencana, kebersihan makanan, dan
kebutuhan asuhan pasien, termasuk informasi terkait interaksi antara obat dan makanan.
• Makanan yang dibawa oleh keluarga atau orang lain disimpan dengan benar untuk mencegah kontaminasi.
Skrining risiko gizi dilakukan pada pengkajian awal. Jika pada saat skrining ditemukan pasien dengan risiko
gizi maka terapi gizi terintegrasi diberikan, dipantau, dan dievaluasi. 39
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 3 a). Berbagai pilihan makanan atau
10
Rumah sakit terapi nutrisi yang sesuai untuk Dokumen berupa daftar pilihan makanan atau terapi
5
memberikan kondisi, perawatan, dan kebutuhan PL Unit kerja nutrisi yang sesuai untuk kondisi, perawatan, dan
0
makanan untuk pasien tersedia dan disediakan kebutuhan pasien, dan disediakan tepat waktu.
pasien rawat inap tepat waktu.
dan terapi nutrisi b). Sebelum pasien rawat inap
10
terintegrasi untuk diberi makanan, terdapat instruksi Dokumen rekam medis memuat Instruksi pemberian
Unit Kerja, 5
pasien dengan pemberian makanan dalam rekam PL makanan berdasarkan pada status gizi dan kebutuhan
PPA 0
risiko nutrisional medis pasien yang didasarkan pada pasien
status gizi dan kebutuhan pasien.
Unit Kerja, Dokumen Rekam Medis memuat bukti edukasi tentang
c). Untuk makanan yang disediakan
PL PPA batasan diet pasien dan makanan yang dibawa 10
keluarga, edukasi diberikan
keluarga dan penyimpanannya 5
mengenai batasan-batasan diet
0
pasien dan penyimpanan yang baik Konfirmasi pada pasien atau keluarga mengenai
Pasien/
untuk mencegah kontaminasi. PI batasan diet pasien dan penyimpanan yang baik untuk
keluarga
mencegah kontaminasi.
d). Memiliki bukti pemberian terapi 10
gizi terintegrasi (rencana, Dokumen rekam medis memuat pemberian terapi gizi 5
PL PPA
pemberian dan evaluasi) pada terintegrasi pada pasien risiko gizi 0
pasien risiko gizi.
10
e). Pemantauan dan evaluasi terapi Dokumen rekam medis memuat pemantauan dan 5
40
PL PPA
gizi dicatat di rekam medis pasien evaluasi terapi gizi 0
Fokus 4

d. Pengelolaan Nyeri

41
PAP 4 Pasien mendapatkan pengelolaan nyeri yang efektif.

Maksud dan Tujuan PAP 4


Pasien berhak mendapatkan pengkajian dan pengelolaan nyeri yang tepat.
Rumah sakit harus memiliki proses untuk melakukan skrining, pengkajian, dan tata laksana untuk
mengatasi rasa nyeri, yang terdiri dari:
a) Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada pengkajian awal dan pengkajian ulang.
b) Memberi informasi kepada pasien bahwa rasa nyeri dapat merupakan akibat dari terapi, prosedur,
atau pemeriksaan.
c) Memberikan tata laksana untuk mengatasi rasa nyeri, terlepas dari mana nyeri berasal, sesuai
dengan regulasi rumah sakit.
d) Melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pengelolaan nyeri
sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai yang dianut.
e) Memberikan edukasi kepada seluruh PPA mengenai pengkajian dan pengelolaan nyeri.
42
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 4
Pasien Regulasi tentang nyeri meliputi proses skrining,
mendapatkan pengkajian, dan tata laksana nyeri, meliputi :
pengelolaan
nyeri yang a) Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada
efektif pengkajian awal dan pengkajian ulang.

b) Memberi informasi kepada pasien bahwa rasa


nyeri dapat merupakan akibat dari terapi,
a). Rumah sakit memiliki proses untuk prosedur, atau pemeriksaan. 10
melakukan skrining, pengkajian, dan tata 5
laksana nyeri meliputi poin a) - e) pada PK PPA c) Memberikan tata laksana untuk mengatasi rasa 0
maksud dan tujuan. nyeri, terlepas dari mana nyeri berasal, sesuai
dengan regulasi rumah sakit.

d) Melakukan komunikasi dan edukasi kepada


pasien dan keluarga mengenai pengelolaan nyeri
sesuai dengan latar belakang agama, budaya,
nilai-nilai yang dianut.

e) Memberikan edukasi kepada seluruh PPA


mengenai pengkajian dan pengelolaan nyeri.
43
PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 4
b). Informasi mengenai kemungkinan Dokumen rekam medis memuat pemberian
Pasien
adanya nyeri dan pilihan tata laksananya edukasi mengenai kemungkinan adanya nyeri dan 10
mendapatkan
diberikan kepada pasien yang menerima pilihan tata laksananya diberikan kepada pasien 5
pengelolaan Unit Kerja,
terapi/ prosedur/ pemeriksaan PL yang menerima terapi/ prosedur/ pemeriksaan 0
nyeri yang PPA
terencana yang sudah dapat diprediksi terencana yang sudah dapat diprediksi
efektif
menimbulkan rasa nyeri. menimbulkan rasa nyeri.

Dokumen rekam medis memuat edukasi 10


Unit Kerja, mengenai pengelolaan nyeri sesuai latar belakang 5
c). Pasien dan keluarga mendapatkan PL
PPA agama, budaya, nilai-nilai yang dianut. 0
edukasi mengenai pengelolaan nyeri
sesuai dengan latar belakang agama,
budaya, nilai-nilai yang dianut Konfirmasi terkait pemberian edukasi pengelolaan
Pasien & /
PI nyeri.
Keluarga

10
d). Staf rumah sakit mendapatkan 5
Dokumen pelaksanaan pelatihan cara melakukan
pelatihan mengenai cara melakukan PL PPA 0
edukasi bagi pengelolaan nyeri.
edukasi bagi pengelolaan nyeri.

44
Fokus 5

e. Pelayanan Menjelang Akhir Hayat

45
Rumah sakit memberikan asuhan pasien menjelang akhir
kehidupan dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan
PAP 5
keluarga, mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien,
serta mendokumentasikan dalam rekam medis.

Maksud dan Tujuan PAP 5


Skrining dilakukan untuk menetapkan bahwa kondisi pasien masuk dalam fase menjelang ajal.
Selanjutnya, PPA melakukan pengkajian menjelang akhir kehidupan yang bersifat individual untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan keluarganya.
Pengkajian pada pasien menjelang akhir kehidupan harus menilai kondisi pasien seperti:
1) Manajemen gejala dan respons pasien, termasuk mual, kesulitan bernapas, dan nyeri.
2) Faktor yang memperparah gejala fisik.
3) Orientasi spiritual pasien dan keluarganya, termasuk keterlibatan dalam kelompok agama tertentu.
4) Keprihatinan spiritual pasien dan keluarganya, seperti putus asa, penderitaan, rasa bersalah.
5) Status psikososial pasien dan keluarganya, seperti kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan lingkungan,
cara mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit.
6) Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarganya.
7) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan.
8) Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis. 46
9) Pasien dan keluarga dilibatkan dalam pengambilan keputusan asuhan
e. Pelayanan Menjelang Akhir Hayat

PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 5 a).Rumah sakit menerapkan Dokumen rekam medis memuat pengkajian
Rumah sakit pengkajian pasien menjelang pasien menjelang akhir kehidupan dan dapat
memberikan asuhan akhir kehidupan dan dapat dilakukan pengkajian ulang sampai pasien
pasien menjelang akhir dilakukan pengkajian ulang yang memasuki fase akhir kehidupannya
kehidupan dengan sampai pasien yang memasuki sesuai dengan poin 1) - 9) pada maksud dan
memperhatikan fase akhir kehidupannya dengan tujuan :
kebutuhan pasien dan memperhatikan poin 1) – 9)
keluarga, pada maksud dan tujuan. 1) Manajemen gejala dan respon pasien, 10
mengoptimalkan Unit Kerja, termasuk mual, kesulitan bernapas, dan 5
PL
kenyamanan dan PPA nyeri 0
martabat pasien, serta 2) Faktor yang memperparah gejala fisik
mendokumentasikan 3) Orientasi spiritual pasien dan
dalam rekam medis. keluarganya, termasuk keterlibatan dalam
kelompok agama tertentu
4) Keprihatinan spiritual pasien dan
keluarganya, seperti putus asa,
penderitaan, rasa bersalah
47
e. Pelayanan Menjelang Akhir Hayat

PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 5
Rumah sakit 5) Status psikososial pasien dan keluarganya,
memberikan asuhan seperti kekerabatan, kelayakan perumahan,
pasien menjelang akhir pemeliharaan lingkungan, cara mengatasi,
kehidupan dengan reaksi pasien dan keluarganya menghadapi
memperhatikan penyakit
kebutuhan pasien dan 6) Kebutuhan bantuan atau penundaan
10
keluarga, layanan untuk pasien dan keluarganya
Unit Kerja, 5
mengoptimalkan PL 7) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat
PPA 0
kenyamanan dan layanan
martabat pasien, serta 8) Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam
mendokumentasikan hal cara mengatasi dan potensi reaksi
dalam rekam medis. patologis
9) Pasien dan keluarga dilibatkan dalam
pengambilan keputusan asuhan

48
e. Pelayanan Menjelang Akhir Hayat

PENCARIAN
STANDAR ELEMEN PENILAIAN SASARAN BUKTI SCORE
BUKTI
PAP 5 b.) Asuhan menjelang akhir
Rumah sakit kehidupan ditujukan terhadap
memberikan asuhan kebutuhan psikososial,
pasien menjelang akhir emosional, kultural dan spiritual
kehidupan dengan pasien dan keluarganya.
memperhatikan
kebutuhan pasien dan Dokumen Rekam Medis memuat asuhan 10
keluarga, Unit Kerja, pasien terminal meliputi pemenuhan 5
mengoptimalkan PL
PPA kebutuhan psikososial, emosional , kultural 0
kenyamanan dan dan spiritual pasien dan keluarganya.
martabat pasien, serta
mendokumentasikan
dalam rekam medis.

49
Terima Kasih
50
50

Anda mungkin juga menyukai