dr. Fatmawati,M.Kes,Sp.KJ
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menyatakan
bahwa setiap orang yang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
derajat kesehatan yang optimal dan memiliki kewajiban untuk ikut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga
dan lingkungannya. Oleh karena itu, semua orang termasuk tenaga
kesehatan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemeliharaan dan
peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh masyarakat (Dep. Kes RI, 2002).
Rumah sakit yang merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan
kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang didalam
menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsisosial
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Keberhasilan
rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adaya mutu
pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, adapun faktor yang paling dominan adalah sumber daya
manusia (Dep. Kes RI, 2002).
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan,
harapan pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya dan dengan waktu sesingkat-singkatnya.Pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek
sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis professional tapi
juga memberikan pelayanan umum pada masyarakat. Selain mendapatkan
pelayanan kesehatan sebaik-baiknya ,pasien dan keluarga, juga
mengharapkan kenyamanan dan keamanan ruang tunggu, antrian yang tidak
terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang
bertugas di tempat pelayanan kesehatan tersebut harus professional. Selain
itu instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama,
yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah sebagain tempat
D. BATASAN OPERASIONAL
Pedoman pelayanan Instalasi Rawat Jalan ini berlaku untuk setiap
kegiatan di rumah sakit yang melibatkan perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan penyelenggaraan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan yang
berlaku di semua Klinik.
Batasan Operasional dari Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi antara lain: Pedoman di susun
menurut Undang–Undang, Peraturan, Pedoman dan kebijakan yang berlaku.
1. Isi pedoman disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah
sakit.
2. Pedoman diberlakukan dilingkungan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi.
3. Semua petugas yang memberikan pelayanan radiologi secara langsung
maupun tidak langsung harus berpedoman kepada buku pedoman ini.
4. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan
dikemudian hari.
Batasan operasional dari Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi, adalah sebagai berikut :
1. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit
yang memberikan pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan
E. LANDASAN HUKUM
Pedoman ini disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan
sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 tentang
Pedoman susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Daerah
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 / MENKES / SK / VI /
2008 tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
5. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
6. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
A. KUALIFIKASI SDM
Dengan semakin banyaknya jumlah pasien di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi, khususnya Instalasi Rawat Jalan terutama di Klinik
Psikiatri, maka jumlah ketenagaan di Instalasi Rawat Jalan harus
disesuaikan dengan meningkatnya kebutuhan pasien akan pelayanan Rawat
Jalan. Hal ini berguna agar pelaksanaan pelayanan Rawat Jalan dapat
terlaksana dengan cepat, tepat dan hasilnya sangat memuaskan. Kualifikasi
tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan di
Instalasi Rawat Jalan meliputi :
1. Kepala Instalasi Rawat Jalan RS Jiwa Daerah Propinsi Jambi adalah
seorang dokter yang bekerja purna waktu
2. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis
yang bersertifikat dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus
dari pendidikan kedokteran baik sebagai dokter umum maupun sebagai
dokter spesialis yang diakui oleh depdikbud dan departeman kesehatan,
memiliki STR dan SIP, dapat bekerja dalam tim, sehat jasmani dan rohani
serta lulus dalam kredensial yang dilakukan oleh rumah sakit.
3. Kepala setiap klinik adalah seorang perawat yang bekerja purna waktu,
Pendidikan minimal S1 Keperawatan, pengalaman bekerja di area
keperawatan minimal 3 tahun, pernah mengikuti pelatihan.
4. Tenaga paramedis (Perawat pelaksana) adalah perawat lulusan
Pendidikan minimal DIII Keperawatan, pengalaman bekerja di area
keperawatan jiwa minimal 1 tahun,dapat bekerja dalam tim, pernah
mengikuti pelatihan.
5. Tenaga Administrasi : Tenaga yang pendidikannya SMA, SPK dan D3
Keperawatan atau sederajat yang mempunyai pengetahuan
keadministrasian
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi Ketenagaan pada Poliklinik dijabarkan dalam tabel berikut :
C. PENGATURAN DINAS
Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi
dokter dan perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan di instalasi rawat
jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Jadual dinas setiap hari disesuikan
dengan jam buka pelayanan pada masing-masing poliklinik yang telah dibuat
dan dipertanggungjawabkan oleh komite medis bekerjasama dengan kepala
instalasi rawat jalan.
1. Klinik Psikiatri
Jadwal dinas di Klinik Psikiatri, masing-masing Psikiater ditugaskan
selama 3 hari. Di Klinik Psikiatri ,dalam sehari bertugas dua orang
psikiater yang dibantu oleh dua orang dokter umum dan 4 orang
perawat dan satu tenaga administrasi.
2. Klinik Saraf
Dokter spesialis yang berstatus sebagai tenaga kontrak, memiliki jadual
pelayanan 4 hari yaitu senin,rabu,kamis dan jumat. Dibantu oleh satu
orang dr umum dan tiga orang perawat yang juga merangkap sebagai
tenaga administrasi
A. DENAH RUANG
Lokasi Instalasi Rawat Jalan berada pada dua gedung yang berbeda.
Pada lokasi gedung yang satu terdiri atas klinik Psikiatri. klinik Saraf, klinik
Kulit Kelamin dan klinik Gigi dan Mulut. Sedangkan pada gedung kedua
terdapat klinik Anak, klinik Akupuntur dan klinik Psikologi.
DENAH RUANGAN
INSTALASI RAWAT JALAN
GEDUNG SATU
PINTU MASUK
TEMPAT PENDAFTARAN
APOTEK
LABOR
REKAM MEDIK
GEDUNG DUA
RUANG
KLINIK
KOMITE
EEG
MEDIK
KLINIK
ANAK
PELAYANAN KLINIK
KEUANGAN
MEDIK PSIKOLOGI
A. Penerimaan Pasien
1. Pasien datang di instalasi rawat jalan, mendaftarkan identitas di tempat
penerimaan pasien.
2. Pendataan dilakukan. Pasien terdiri atas pasien umum dan pasien BPJS/
Jamkesda. Selanjutnya akan dibuatkan list di rekam medik.
3. List pasien diantar oleh petugas ke klinik yang dituju.
4. Pasien menunggu antrian untuk pelayanan
B. Tatalaksana Pelayanan
1. Klinik Psikiatri
Pelayanan di klinik Psikiatri dilakukan setiap hari kerja mulai pukul
08.00 sampai pukul 13.00 kecuali hari jumat pukul 08.00 sampai pukul
11.00. Pelayanan medik diberikan oleh dua orang psikiater setiap
harinya dan dibantu oleh dua orang dokter umum. Psikiater melayani
pasien yang baru pertama kali berobat, atau pasien berulang yang
membutuhkan konsultasi karena ada keluhan. Dokter umum membantu
memeriksa pasien dan melanjutkan pengobatan yang telah diberikan oleh
psikiater.Jenis pelayanan yang diberikan di klinik psikiatri meliputi ;
a. Melakukan assessment medis dengan pola IAR (Informasi, Analisis,
Rencana) yaitu : menyimpulkan semua informasi yang diperlukan,
mengidentifikasi masalah, mendiagnosis dan membuat rencana
pelayanan.
b. Merujuk ke bagian lain jika diperlukan.
c. Meminta pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiolgi
d. Pelayanan pemberian resep
e. Pelayanan psikoterapi
f. Pelayanan pasien jiwa anak dan remaja
g. Pelayanan pasien psikiatrik geriatrik
PASIEN
BPJS/JAMKESDA
PASIEN DATANG MENDAFTAR
PASIEN UMUM
MENGISI
IDENTITAS DAN
REGISTRASI PETUGAS
ADMISI/TEMPAT
PENDAFTARAN
REKAM MEDIK
PASIEN RAWAT
INAP PSIKIATRI
APOTEK KLINIK
IGD
LAYANAN
RAWAT INAP
PENUNJANG
PULANG
A. KESELAMATAN PASIEN
Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka RSJD Jambi
harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien.
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,misi, dan
tujuan RSJD Jambi, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah
klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi
risiko bagi pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan Pasien
Rumah Sakit”
Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh
langkah keselamatan pasien rumah sakit tersebut.
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit
adalah sebagai berikut:
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan
a. Tingkat Rumah Sakit :
RSJD Jambi telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa
yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana
langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan
apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
RSJD Jambi telah memiliki kebijakan dan prosedur yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada
insiden.
RSJD Jambi telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan
dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
9. Standar 0%
8. Kepuasan pelanggan
1. Judul Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
2. Dimensi mutu Kenyamanan
3. Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
4. Dasar Pemikiran Kepuasan pelanggan menunjukan mutu
pelayanan pada dimensi kenyamanan
5. Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
Operasional pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
6. Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
7. Periode Analisa 3 bulan
8. Numenator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
pasien yang disurvey
9. Denominator Jumlah seluruh pasien yang disurvey (nominal
50 )
10. Sumber data Survey