Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PELAYANAN

RUANG PEMERIKSAAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEMBORO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya
Pedoman Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum UPTD Puskesmas Semboro Tahun
2023 yang merupakan salah satu perencanaan kegiatan UPTD Puskesmas Semboro.
Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan kegiatan unit layanan ruang
pemeriksaan umum di UPTD Puskesmas Semboro tahun 2023.
Harapan kami, semoga pedoman pelayanan ruang pemeriksaan umum ini
dapat bermanfaat bagi khalayak yang memerlukan informasi dan dapat digunakan
sebagai salah satu bahan acuan untuk mendukung perencanaan kesehatan yang
berdasarkan fakta (evidence based) serta sebagai bahan masukan dalam menyusun
kebijakan-kebijakan program maupun dalam pengambilan keputusan.
Saran dan kritik serta masukan-masukan sangat penting kami harapkan guna
peningkatan kualitas manual mutu UPTD Puskesmas Semboro di tahun mendatang.
Kepada semua yang telah berperan serta dalam penyusunan pedoman pelayanan
ruang pemeriksaan umum ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................2
1.3 Sasaran.........................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup.............................................................................................2
1.5 Batasan Operasional.....................................................................................3
1.6 Landasan Hukum..........................................................................................3
BAB 2 PENGORGANISASIAN...........................................................................4
BAB 3 STANDART KETENAGAAN..................................................................5
3.1 Kualifikasi SDM (Sumber Daya Manusia)...................................................5
3.2 Distribusi Ketenagaan ..................................................................................5
BAB 4 STANDAR FASILITAS............................................................................6
4.1 Denah Ruang.................................................................................................6
4.2 Standar Fasilitas............................................................................................6
BAB 5 TATA LAKSANA PELAYANAN..............................................................8
5.1 Tata Laksana Pelayanan Di Ruang Pemeriksaan Umum..............................8
5.2 Langkah Tata Laksana Pelayanan Di Ruang Pemeriksaan Umum..............8
5.3 Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Di Ruang Pemeriksaan Umum...............9
BAB 6 KESELAMATAN PASIEN.......................................................................13
6.1 Pengertian......................................................................................................13
6.2 Tujuan...........................................................................................................13
6.3 Standar Keselamatan Pasien.........................................................................13
6.4 Tata Laksana.................................................................................................13
BAB 7 KESELAMATAN KERJA........................................................................14
7.1 Tujuan...........................................................................................................14
7.2 Tindakan Yang Berisiko Terpajan................................................................14
7.3 Prinsip Keselamatan Kerja............................................................................14
BAB 8 PENGENDALIAN MUTU........................................................................15
BAB 9 PENUTUP...................................................................................................19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu


organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.dan prefentif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya.
Pusat Kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan perseorangan yang selanjutnya disebut UKP adalah suatu
kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Dengan semakin meningkatnya
jumlah penderita rawat jalan, maka diperlukan peningkatan pelayanan rawat jalan di
fasilitas pelayanan kesehatan / Puskesmas.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Ruang Pemeriksaan Umum perlu
dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien rawat jalan UPTD Puskesmas
Semboro.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
rawat jalan di Ruang Pemeriksaan Umum UPTD Puskesmas Semboro harus
berdasarkan standar pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum UPTD Puskesmas
Semboro.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan ruang pemeriksaan umum yang bermutu di UPTD
Puskesmas Semboro dengan berorientasi kepada pasien (patient oriented).
1.2.2 Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya di ruang
pemeriksaan umum untuk melaksanakan pelayanan ruang pemeriksaan umum
di UPTD Puskesmas Semboro.

1.3 Sasaran
Sasaran dari pedoman pelayanan ini adalah dokter dan tenaga kesehatan lainnya
yang terkait dengan pelayanan ruang pemeriksaan umum di UPTD Puskesmas
Semboro. Sasaran dari kegiatan pelayanan ruang pemeriksaan umum adalah
pasien yang datang ke ruang pemeriksaan umum UPTD Puskesmas Semboro.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelayanan di Ruang Pemeriksaan Umum meliputi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antar profesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan
11. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.

2
1.5 Batasan Operasional
Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan/

1.6 Landasan Hukum


1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan
6. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2004 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

3
BAB 2
PENGORGANISASIAN

Puskesmas merupakan unit pelaksanan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /


Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan tingkat pertama
secara terintegrasi dan berkesinambungan. Organisasi puskesmas disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja
puskesmas.
Organisasi puskesmas paling sedikit terdiri atas :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan laboratorium
e. Penanggunag jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk :
a. Pelayanan rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari ( one day care )
d. Rawat Inap
e. Home care

Di Pelayanan rawat jalan yang melakukan pemeriksaan, pengobatan, konseling,


maupun rujukan adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter dan tenaga
paramedis.

4
BAB 3
STANDAR KETENAGAAN

3.1 Kualifikasi SDM ( Sumber Daya Manusia )


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Pemeriksaan Umum adalah :
Kualifikasi
No Nama Jabatan Keterangan
Formal
1 Penanggung jawab Dokter Umum Bersertifikat
Pelayanan Pemeriksan ACLS/ATLS
Umum
2 Dokter Pemeriksaan Dokter Umum Bersertifikat
Umum ACLS/ATLS

3 Perawat Pelaksana S1/D III Bersertifikat


Pemeriksaan Umum Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD

3.2 Distribusi Ketenagaan


Berikut adalah struktur organisasi pelayanan ruang pemeriksaan umum
KEPALA PUSKESMAS
dr. MEGAWATI
NIP. 19740325 200212 2 005

PENANGGUNG JAWAB DOKTER

dr. MEGAWATI
NIP. 19740325 200212 2 005

PENANGGUNG JAWAB RUANGAN

SITI MAMLU’AH., A.Md.Kep


NIP. 19790315 201412 2 003

PERAWAT PELAKSANA 1 PERAWAT PELAKSANA 2


SITI MAMLU’AH, A.Md.Kep EVA DHARMA ARDIANA K., S.Kep

5
BAB 4
STANDAR FASILITAS

4.1 Denah Ruang


Berikut adalah denah ruang pemeriksaan umum UPTD Puskesmas Semboro

B
A

D E
D F
C
G

H
I
I

Keterangan :
A : tempat tidur pemeriksaan
B : meja kerja 1
C : meja kerja 2
D : kursi kerja 1
E : kursi kerja 2
F : kursi pasien 1
G : kursi pasien 2
H : lemari arsip
I : wastafel

4.2 Standar Fasilitas


Jenis Peralatan
Peralatan yang tersedia di Ruang Pemeriksaan Umum untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien rawat jalan :
a. Meubelair, terdiri atas :
1. 2 buah meja kerja

6
2. 3 buah kursi kerja
3. 2 buah kursi pasien
4. 1 buah tempat tidur pemeriksaan
5. 1 buah lemari arsip
b. Perlengkapan, terdiri atas :
1. 1 buah komputer desk
2. 1 buah printer
3. 1 buah bantal
4. 1 buah sarung bantal
5. 2 buah taplak meja
6. 1 buah wastafel cuci tangan
7. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka
penutup : sampah medis dan sampah non medis
c. Set pemeriksaan umum, terdiri atas :
1. Buku tes ishihara
2. Snellen chart ( alphabet chart )
3. Senter untuk periksa
4. Tensimeter
5. Stetoskop
6. Termometer
7. Midline
8. Timbangan injak dewasa dan pengukur tinggi badan
d. Bahan Habis Pakai, terdiri atas :
1. Masker wajah
2. Sarung tangan non steril
3. Sabun tangan atau antiseptik
e. Pencatatan dan Pelaporan, terdiri dari :
1. Buku Register Harian Pelayanan Pemeriksaan umum
2. Buku Register Rujukan Internal dan Eksternal
3. Kertas Resep
4. Formulir Permintaan Rujukan Internal
5. Formulir Surat Keterangan Dokter ( surat keterangan sehat )
6. Formulir Surat Keterangan Sakit

7
BAB 5
TATA LAKSANA PELAYANAN

5.1 Tata Laksana Pelayanan Di Ruang Pemeriksaan Umum


5.1.1 Petugas Penanggung Jawab
1. Dokter
2. Tenaga paramedis / perawat
5.1.2 Perangkat Kerja
1. Buku Register Harian Pelayanan Pemeriksaan umum
2. Buku Register Rujukan Internal dan Eksternal
3. Kertas Resep
4. Formulir Permintaan Rujukan Internal
5. Formulir Surat Keterangan Dokter ( surat keterangan sehat )
6. Formulir Surat Keterangan Sakit
5.1.3 Rekam medis

5.2 Langkah Tata Laksana Pelayanan di Ruang Pemeriksaan Umum


1. Pendaftaran pasien yang datang ke Pemeriksaan Umum dilakukan oleh pasien
/ keluarga dibagian admission
2. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan
status/ rekam medis untuk diisi oleh dokter/tenaga paramedis yang bertugas
3. Petugas admission memberikan rekam medis ke Pemeriksaan Umum
4. Paramedis memanggil pasien, kemudian mencocokkan identitas pasien
dengan rekam medis
5. Paramedis melakukan anamnesa untuk mengetahui kondisi yang dialami
pasien
6. Paramedis melakukan pemeriksaan vital sign
7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
8. Bila diperlukan, akan dilakukan rujukan internal ke laboratorium untuk
kejelasan diagnosa dan ke poli gizi bila memerlukan konseling gizi.
9. Dokter menegakkan diagnosa, bila pasien memerlukan tindakan dilakukan di
Ruang Tindakan/UGD, dan bila memerlukan rujukan paramedis membuatkan
surat rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
10. Dokter memberikan terapi, mengedukasi, menulis resep dan menyerahkan ke
pasien / keluarga
11. Dokter mencatat hasil pemeriksaan, tindakan, terapi ke dalam rekam medis.
12. Paramedis menulis hasil pemeriksaan ke dalam buku register harian.

8
13. Paramedis melakukan entry data ke dalam komputer (SIK/P.CARE)
14. Paramedis mengembalikan rekam medis pasien ke bagian admission.

5.3 Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Di Ruang Pemeriksaan Umum


5.3.1 Kajian awal klinis meliputi :
1. Anamnesis
adalah wawancara terhadap pasien atau keluarganya tentang penyakit /
keluhan, lamanya sakit dan pengobatan yang sudah didapatkan. Sebelum
anamnesis dilakukan sebaiknya konfirmasi dahulu identifas pasien.
2. Keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga
mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Adalah perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan
munculnya keluhan atau gejala penyakitnya atau dengan kata lain mulai
dari akhir masa sehat. Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan
penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah
lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertolongan
medis.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan informasi tentang riwayat penyakit dahulu ini secara
lengkap, karena seringkali atau penyakit riwayat pengobatan yang
pernah diterimanya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor keturunan seperti
misalnya diabetes melitus, hipertensi. Menanyakan riwayat penyakit
orangtua, kakek nenek dan lain lain.
6. Riwayat kebiasaan/sosial
Kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pasien yang bisa mempengaruhi
kondisi kesehatannya. Seperti kebiasaan merokok, atau minum alkohol,
dan lain lain
7. Kesadaran
Penentuan tingkat kesadaran dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif : compos mentis, apatis, somnolen, stupor, koma.
Sedangkan secara kuantitatif dengan glasgow coma scale (GCS)
8. Tanda tanda vital
Pemeriksaan tanda tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah,

9
nadi, suhu, dan respirasi.
9. Pemeriksaan fisik
adalah pemeriksaan yang mencakup :
a. Inspeksi : Keadaan umum pasien secara visual
b. Palpasi : Pemeriksaan raba(perabaan benjolan,konsistensi hepar/
lien)
c. Perkusi : Pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru, hepar,
asites)
d. Auskultasi : Periksa dengan menggunakan stetoskop
10. Pemeriksaan penunjang sederhana
Adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk membantu menegakkan
diagnosa penyakit yaitu Laboratorium, Rontgen, EKG
11. Penegakan diagnosis (assesment)
adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan oleh dokter atau oleh paramedik apabila dokter tidak ada
12. Rencana penatalaksanaan komprehensif (plan)
Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien
a. Pengobatan / terapi
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan dan penunjang. Pengobatan juga
memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih menerima atau
pun menolak akan tindak lanjut terapi yang akan diberikan kepada
pasien.
b. Rujukan internal
adalah rujukan yang ditujukan atau berasal dari sub unit lain dalam
lingkungan Puskesmas meliputi KIA - KB, Gigi, UGD/ Rawat Inap,
Pojok Sanitasi, P o j o k Gizi, Laboratorium.
c. Rujukan Eksternal
adalah rujukan ke fasilitas kesehatan di luar Puskesmas
(Rumah Sakit, Laboratorium swasta )
Kriteria rujukan
1) Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu diluar diagnosa
144 penyakit yang tidak boleh dirujuk.
2) Berdasarkan persetujuan dari pasien

10
d. Pengisian rekam medis
Harus diisi secara lengkap oleh petugas yang melaksanakan layanan
klinis mulai dari anamnesa, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat alergi, konseling pasien, diagnosa pasien,
serta terapi yang akan diberikan ( S/ subjektif,O/ objektif,A/
assesment,P/ planning )

11
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana Puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

6.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmasterhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

6.3 Standar Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

6.4 Tata Laksana


1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga puskesmas
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga

12
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”

13
BAB 7
KESELAMATAN KERJA

7.1 Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

7.2 Tindakan Yang Beresiko Terpajan


1. Cuci tangan yang kurang benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

7.3 Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

14
BAB 8
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di UPTD Puskesmas Semboro dalam


memberikan pelayanan di Ruang Pemeriksaan Umum adalah pelayanan pasien oleh
dokter dengan target 60%, kepatuhan petugas memberikan penatalaksanaan myalgia,
ISPA, dan diare sesuai SOP dengan target 100%.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan form observasi dalam format
tersendiri, kemudian direkapitulasi dan dievaluasi serta dilaporkan setiap 3 bulan.

Berikut adalah tabel indikator mutu ruang pemeriksaan umum:


1. Tabel indikator mutu pelayanan pasien oleh dokter di ruang pemeriksaan umum
1 Judul Indikator Pelayanan pasien oleh dokter di ruang
Pemeriksaan Umum
2 Dasar Pemikiran - Permenkes RI nomor 4 tahun 2019 tentang
standar teknis pemenuhan mutu pelayanan
dasar pada standar pelayanan minimal
bidang kesehatan
- Permenkes no 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
- UU RI nomor 29 tahun 2014 tentang praktik
kedokteran
3 Dimensi Mutu Efektif, efisien
4 Tujuan Menilai kondisi kesehatan pasien, mendeteksi
dan mendiagnosis penyakit dengan diagnosa
kedokteran, gejala/gangguan kesehatan pasien
dapat ditangani oleh dokter
5 Definisi Operasional Pelayanan pasien oleh dokter adalah asuhan
pasien diberikan oleh tenaga sesuai kompetensi
lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam
negeri maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia dengan kejelasan
rincian wewenang menurut peraturan perundang-
undangan
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Persentase (%)
8 Numerator Jumlah pasien yang diperiksa langsung oleh

15
dokter
9 Denominator Jumlah semua pasien yang datang di ruang
Pemeriksaan Umum
10 Target Pencapaian 60%
11 Kriteria Inklusi : semua pasien yang mendapatkan
pelayanan di Pemeriksaan Umum oleh dokter
umum
Eksklusi : tidak ada
12 Formula Jumlah pasien yang diperiksa langsung oleh
dokter
X 100%
Jumlah pasien datang di Pemeriksaan Umum
13 Metode Pengumpulan Observasi
Data
14 Sumber Data Mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi
15 Instrumen Form observasi
Pengambilan Data
16 Besar Sampel Semua pasien yang datang di Pemeriksaan
Umum
17 Cara Pengambilan Total sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan Harian
Data
19 Penyajian Data Tabel, grafik
20 Periode Analisis dan 3 bulan sekali
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab PJ ruang Pemeriksaan Umum / Siti Mamlu’ah,
A.Md.Kep

2. Tabel indikator mutu kepatuhan petugas memberikan penatalaksanaan myalgia,


ISPA, dan diare

16
1 Judul Indikator Kepatuhan petugas memberikan penatalaksanaan
myalgia, ISPA, dan diare sesuai SOP
2 Dasar Pemikiran - Kebijakan Obat Nasional (KONAS) yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
189/MENKES/SK/III/2006
3 Dimensi Mutu Efektif, efisien
4 Tujuan Menjamin pasien mendapatkan pengobatan yang
sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode
waktu yang adekuat dengan harga yang
terjangkau.
5 Definisi Operasional - Penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan
kasus ISPA non-pneumonia memiliki batas
toleransi maksimal sebesar 20%. Diagnosa
penyakit misal seperti ISPA ats (acute upper
respiratory tract infection) (diagnosa
dokter/perawat tidak spesifik), pilek
(common cold), batuk-pilek, otitis media,
sinusitis atau dalam kode ICD X berupa J00,
J01, J04, J05, J06, J10, J11.
- Penggunaan antibiotik pd penatalaksanaan
kasus diare non-spesifik memiliki batas
toleransi maksimal 8 %. Diare Non Spesifik
meliputi Gastroenteritis, penyebab tidak jelas,
virus, dll (non bakterial). diagnosa penyakit
ditulis diare mencret atau sejenisnya atau
dalam kode ICD X berupa A09 dan K52.
- Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan
kasus myalgia dengan batas toleransi
maksinal 1%. diagnosa penyakit nyeri otot,
pegal-pegal sakit pinggang, atau sejenisnya
yang tidak membutuhkan injeksi (misal
vitamin B1)
- Rerata item obat perlembar resep dengan
batas toleransi 2,6. (perhitungan sesuai
dengan laporan Penggunaan Obat Rasional

17
bulanan puskesmas)

6 Tipe Indikator Proses


7 Satuan Pengukuran Persentase (%)
8 Numerator Jumlah pasien yang mendapat penatalaksanaan
myalgia, ISPA dan diare sesuai SOP
9 Denominator Jumlah seluruh pasien myalgia, ISPA dan diare
10 Target Pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi : semua pasien yang mendapatkan
penatalaksanaan myalgia, ISPA dan diare sesuai
SOP
Eksklusi : tidak ada
12 Formula Jumlah pasien yang mendapat penatalaksanaan
myalgia, ISPA dan diare sesuai SOP
X 100%
Jumlah semua pasien yang mendapatkan
penatalaksanaan myalgia, ISPA dan diare
13 Metode Pengumpulan Observasi
Data
14 Sumber Data Mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi
15 Instrumen Form observasi
Pengambilan Data
16 Besar Sampel Semua pasien yang datang di Pemeriksaan
Umum
17 Cara Pengambilan Total sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan Harian
Data
19 Penyajian Data Tabel, grafik
20 Periode Analisis dan 3 bulan sekali
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab PJ ruang Pemeriksaan Umum / Siti Mamlu’ah,
A.Md.Kep

BAB 9
PENUTUP

18
Pedoman Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum ini ditetapkan sebagai acuan
pelaksanaan Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum di UPTD Puskesmas Semboro.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pedoman pelayanan ruang pemeriksaan umum di
Puskesmas Semboro ini, diperlukan komitmen dan kerjasama semua pihak yang
terkait. Hal ini akan menjadikan pelayanan ruang pemeriksaan umum di Puskesmas
Semboro semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan
masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan
pasien atau masyarakat terhadap Puskesmas Semboro.

19

Anda mungkin juga menyukai