Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN KERJA

PROGRAM KESEHATAN LANSIA

2016

UPT PUSKESMAS KARANGBINANGUN

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN LAMONGAN
VISI MISI
VISI :

TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN HIDUP SEHAT BAGI MASYARAKAT


KECAMATAN KARANGBINANGUN

MISI :
1. MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATN MASYARAKAT KECAMATAN
KARANGBINNAGUN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
2. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHTAN DASAR SECARA
TERPADU, BERKESINAMBUNGAN, BERMUTU, MERATA DAN
BERKEADILAN
3. MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN KESEHATAN PERORANGAN,
KELUARGA DAN MASYARAKAT BESERTA LINGKUNGAN KECAMATAN
KARANGBINANGUN DENGAN MENGUTAMAKAN UPAYA PROMOTIF
DAN PERVENTIF

TUJUAN :

MENDUKUNG TERCAPAINYA TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


NASIONAL YAKNI MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN DAN
KEMAMPUAN HIDUP SEHAT BAGI SETIAP ORANG YANG BERTEMPAT
TINGGGAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGBINANGUN

MOTTO ;

MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK DAN SEPENUH HATI


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas berkat Rohmat dan karunia yang telah
diberikan kepada saya selaku Penangggung Jawab Program Kesehatan Lansia, sehingga
saya dapat membuat Pedoman Kerja Kesehatan Lansia tahun 2016 sebagai petugas
pelaksana program dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Karangbinangun..
Pedoman Kerja Kesehatan Lansia Puskesmas Karangbinangun tahun 2016
merupakan tangggung jawab saya untuk membuat Pedoman Kerja Kesehatan Lansia yang
akan dilaksanakan selama satu tahun dan dalam melaksanakan kegiatan program
Kesehatan Lansia.
Puskesmas Karangbinangun menjalankan tiga fungsi pokok sebagai Pusat
Kesehatan Masyarakat yaitu sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, Pusat
pemberdayaan Masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pada kesempatan ini kami, penanggung jawab program Kesehatan Lansia
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala UPT Puskesmas Karangbinangun yang selalu memberikan arahan dan
pengawasan kepada saya.

2. Kepala Dinas Kabupaten Lamongan, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan staf yang
telah memberikan arahan dan bimbingan.
3. Bapak Camat Karangbinangun, selaku wilyah kecamatan karangbinangun yang
selama ini telah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program
kesehatan di wilayah kecamatan karangbinangun.
4. Muspika Kecamatan Karangbinnagun dan Kepala UPT sekecamatan
Karangbinangun, yang selama ini telah berkerjasama dengan baik bersama UPT
Puskesmas Karangbinangun.
5. Semua pihak yang telah membantu UPT Puskesmas Karanginnagun dalam
melaksanakan program kesehatan di wilayah kecamatan karangbinangun.

Semoga dengan tersusunnya Pedoman Kerja Kesehatan Lansia di Puskesmas


Karangbinangun ini, akan menjadi bahan untuk acuan saya kedepan dalam
melaksanakan program Kesehatan Lansia sehingga hasil cakupan program akan
meningkat dan fungsi pelayanan dapat berjalan dengan baik dan memuaskan bagi
masyarakat.

Karangbinangun, 2016
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Karangbinanggun PJ Kesehatan Usila

Dr. H. Abdullah wasi’an Ni’amah Amd. Keb


NIP. 19680128 200212 10003 NIP. 19760802 200701 2 013

DAFTAR ISI
VISI MISI.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..iv
BAB. I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan Pedoman.…………………………………………………….….....1

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Lansia…..………………………....2

1.4 Batasan Operasional……………………………………………………….2

1.5 Landasan Hukum………………………………………………………….2

BAB. II STANDAR KETENAGAAN..………................................................................3


2.1 Ketenagaan………..……………………………………………………….3

2.2 Distribusi Ketenagaan………………………………………...…………...3

BAB. III DEFINISI OPERASIONAL DAN INDIKATOR KINERJA……….…………4


3.1 Definisi Operasional dan Indikator Kinerja…………………….…………4

BAB. IV STANDAR FASILITAS………………………………………….……...…….5


4.1 Standar Fasilitas……………………………………………………….…..5
BAB. V PENCATATAN DAN PELAPORAN……………………………….…….…..6
BAB. VI TATA LAKSANA PELAYANAN……………………………………….……7
6.1 Lingkup Kegiatan Pelayanan Program Usila………………………….......7
6.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Lansia……………………..8
6.3 Monitoring dan Evaluasi………………………………………………......9
BAB. VII LOGISTIK…………………………………………………………………...10
BAB VIII KESELAMATAN PASIEN...…………………………………………….....11
8.1 Keselamatan Sasaran Program……......……………………………….…11
8.2 Risiko Yang Mungkin Terjadi Pada Sasaran Pelayanan Kesehatan Usila11
8.3 Sasaran Kesehatan pasien………………………………………………11
BAB IX KESELAMATAN KERJA………………………………………………...12
9.1 Keselamatan Kerja………………………………………………………12
9.2 Tujuan Keselamatan Kerja………………………………………………12
9.3 Strategi Keselamatan Kerja…………………………………………….12
9.4 Pengelolaan Kesehatan Petugas………………………………………..12
9.5 Pencatatan dan Pelaporan……………………………………………...13
BAB X PENGENDALIAN MUTU………………………………………………..14
BAB XI PENUTUP………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil
meningkatnya umur harapan hidup dengan akibat meningkatnya populasi penduduk
usia lanjut. Umur Harapan Hidup ( UHH ) tahun 1990 pada perempuan 64,7 tahun dan
pada laki-laki 61 tahun, tahun 1995 untuk perempuan mencapai 66,7 tahun untuk laki-
laki 62,9 tahun. Jumlah penduduk usia lanjut tahun 1990 : 11,3 juta jiwa ( 6,4 % )
meningkat menjadi 15,3 juta ( 7,4 % ) pada tahun 2000 dan pada tahun 2005-2010
diperkirakan akan sama dengan jumlah anak balita yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,5 %
dari seluruh jumlah penduduk. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah usia lanjut
antara lain adalah masalah penyakit degeneratif yang sering menyertai para usia lanjut,
bersifat kronis dan multipatologis, serta dalam penangganannya memerlukan waktu
lama dan membutuhkan biaya cukup besar.
Paradigma baru dalam pembangunan kesehatan melalui “ Visi Indonesia Sehat
2010” menyebabkan terjadinya pergeseran dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan
kesehatan yang lebih menonjolkan aspek preventif dan promotif di samping upaya
kuratif dan rehabilitatif yang ada. Setiap upaya penanggulangan masalh kesehatan akan
lebih terfokus pada upaya menyehatkan keluarga dan masyarakat, dan dalam langkah-
langkah pelaksanaannya lebih didasarkan pada kebutuhan masyarakat.

1.2 Tujuan Pedoman


Tujuan diterbitkannya pedoman ini adalah sebagai acuan dalam pemberian
pelayanan kepada pasien lansia dan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Lansia


Pelayanan kesehatan usila meliputi:
1. Kegiatan di dalam gedung:
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Konseling
c. Mencatat peserta usila di buku register
2. Kegiatan di luar gedung
a. Penyuluhan
b. Posyandu usila

1.4 Batasan Operasional

Berkaitan dengan program pelayanan kesehatan lansia, maka puskesmas bertugas


mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama
dengan semua pihak yang terkait. Pelaksanaan managemen pro meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumberdaya (dana, tenaga,
sarana dan prasarana)
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan
tugas pokok maka strategi operasional yang dilakukan dalam melaksanakan program
kegiatan lansia didalam dan luar gedung diantaranya melalui:
1. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik di
dalam gedung maupun diluar gedung.
2. Penggalangan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektoral.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka pemantauan dan penanganan
kesehatan para lanjut usia dengan cara mengadakan posyandu.

1.5 Landasan Hukum


Undang – undang No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan lanjut usia
(Lembaran negara Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Ketenagaan
1. Dokter umum
2. Bidan
3. Promkes

2.2 Distribusi Ketenagaan


Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan
kesehatan usila mulai dari Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung
jawab UKM, dan seluruh karyawan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan usila di Puskesmas adalah petugas usila.
Jadwal pelaksanaan kegiatan program usila disusun berdasarkan kebutuhan dan
kesepakatan sektor terkait.
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL DAN INDIKATOR KINERJA

3.1 Definisi Operasional dan Indikator Kinerja


No Indikator Definisi Cara Tar Tar Tar Tar Tar
Kinerja Operasional Penghitungan get get get get get
20 20 20 20 20
11 12 13 14 15
Upaya Kesehatan
Pengembangan
1. Progam Lansia

1) Pembina Jumlah posyandu Jml posyandu 3 x jumlah posyandu


an lansia mendapat lansia yang lansia
Posyand pembinaan oleh dibina
u Lansia tenaga kesehatan x100%
di Puskesmas di 3 x Jumlah
wilayah kerjanya posyandu lansia
selama periode
Januari s/d
Desember
2) Jumlah Jumlah pralansia Jml pralansia 70% 73% 75 7
pralansia (45-59 tahun) dan dan lansia yang % 8
dan lansia (> 60 tahun dilayani di %
lansia ) riil yang Puskesmas
baru mendapat _____
yang pelayanan x100 %
dilayani kesehatan Jumlah riil
kesehata pertama kali oleh pralansia dan
nnya tenaga kesehatan lansia
di fasilitas
kessehatan di
wilayah kerjanya
selama periode
Januari s/d
Desember
BAB IV
STANDAR FASILITAS

4.1 Standar Fasilitas


Pelayanan lansia ada di posyandu lansia 3 desa,dan Balai Pertemuan Kecamatan
Peralatan yang tersedia di Posyandu Lansia adalah sebagai berikut:
Alat posyandu:
a. Tensimeter dewasa : 1 buah
b. Stetoskop dewasa : 1 buah
c. Timbangan dewasa : 1 buah
d. Metlin : 1 buah
e. Alat ukur TB : 1 buah
f. Tas berisi obat – obatan : 1 buah
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan kegiatan di tiap kelompok usila berupa data yang diperoleh dari hasil
kegiatan yang ada di kelompok dicatat di register usila. Kegiatan ini dilaksanakan satu
bulan sekali dan dilaporkan ke pemegang program usila oleh penanggung jawab kelompok
tiap akhir bulan.
BAB VI
TATA LAKSANA PELAYANAN

6.1 Lingkup Kegiatan Pelayanan Program Usila


Lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat antara lain senam usia lanjut untuk
meningkatkan kebugaran.
Pelaksanaan suatu kegiatan perlu mengacu kepada prinsip prinsip manajemen yang
berlaku. Manajemen yang di maksudkan adalah bahwa semua kegiatan akan melalui
tahap tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Diharapkan dengan
perencanaan yang baik, pelaksanaan yang terarah serta monitoring dan evaluasi yang
baik, semua kegiatan akan dapat berhasil opimal dan sesuai target yang ditentukan.

Kegiatan Upaya Kesehatan Usila di dalam Gedung


No. Upaya Kegiatan
Kesehatan Usila
1 Pemeriksaan  Anamesa keluhan pasien
kesehatan  Mengukur tekanan darah tinggi
 Mengukur nadi
 Respirasi
 Memberikan pengobatan sederhana sesuai keluhan
 Membuatkan surat rujukan
2 Konseling Menjelaskan Diet seimbang atau makanan dengan menu
yang mengandung gizi seimbang
3 Dokumentasi Mencatat kunjungan lansia di buku register.

Kegiatan Upaya Kesehatan Usila di Luar Gedung


No Upaya kesehatan Kegiatan
usila
1 Kegiatan usia 1. Petugas/kader mendaftar lansia di buku register
lanjut ( Posyandu sebelum pelayanan,kemudian ke meja berikutnya.
lansia ) 2. Petugas/kader melakukan pemeriksaan tinggi badan,
berat badan dan tekanan darah.
3. Petugas/kader melakukan pencatatan di KMS Lansia
yang meliputi Indek Massa Tubuh, tinggi badan , berat
badan dan tekanan darah.
4. Petugas melakukan penyuluhan kesehatan perorangan
berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan
(PMT).
5. Petugas melakukan pemeriksaan yang meliputi
pemeriksaan kesehatan lansia dan memberikan
pengobatan ringan
2 Penyuluhan Menjelaskan Diet seimbang atau makanan dengan menu
kesehatan lansia yang mengandung gizi seimbang

6.2 MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN LANSIA


.1. Perencanaan
Di dalam menentukan kegiatan pembinaan kesehaan ianjut usia melalui strategi
pelayanan kesehatan lansia,tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah:
a. Kesepakatan di antara lintas sektor tentang pembinaan kesehatan lansia.
b. Pengumpulan data dasar,peta lokasi usia lanjut.
c. Melakukan pendekatan dan kerjasama lintas sektor di tingkat
kecamatan/desa/kelurahan,untuk memberikan informasi tentang pelayanan
kesehatan lansia yang akan dilakukan oleh Puskesmas.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode
sebulumnya dan memperbaiki program yang masih bermasala.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.
1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan kesehatan lansia
berdasarkan RUK
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kehatan lanjut usia secara umum mencakup
kegiatan pelayanan yang berbentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
a. Kegiatan promotif
Kegiatan promotif dilakuakan kepada lansia ,keluarga ataupun masyarakat di
sekitarnya,antaralain berupa penyuluhan tentang hidup sehat, gizi untuk
lansia, Proses degeneratif.Upaya meningkatkan kebugaran
jasmani,pemeliharaan kemandirian serta produktifitas lansia.
b. Kegiatan preventif
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit
dan komlikasinya akibat proses degeneratif.Kegiatan deteksi dini dan
pemantauan kesehatan lansia yang dapat dilaksanakan dikelompok lansia atau
puskesmas dengan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS ).
c. Kegiatan kuratif
Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinkan
dapat dilakukan di kelompok lansia / posyandu.Pengobatan selanjutnya
dilakukan di Puskesmas pembantu atau induk,bila sakit yang diderita lansia
perlu penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, maka dilakukan
rujukan ke RS setempat.
d. Kegiatan rehabilitative
e. Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis,psikososial,edukatif maupun
upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembalikan fungsional
dan kepercayaan diri lansia.
3. Pemantauan
Kegiatan Pemantauan dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan yang berlaku
atau melalui pengamatan langsung,untuk melihat apakah pelaksanaan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dan keberhasilan kegiatan.disamping melihat
hambatan/ masalah yang timbul serta kinerja pelaksana baik petugas maupun kader.

6.3 MONITORING DAN EVALUASI


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 bulan sekali oleh koordinator Program
Lansia dan membuat laporannya kepada Kepala Puskesmas. Apabila ada
ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kegiatan, maka Kepala Puskesmas bersama dengan
koordinator Program Lansia dan pelaksana kegiatan mencari penyebab masalahnya dan
mencari solusi penyelesaiannya
BAB VII
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program pelayanan
kesehatan lansia direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
KESELAMATAN PASIEN

8.1 Keselamatan Sasaran Program


Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa
memperhatikan keselamatan sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai
dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan
kepuasan masyarakat sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
dipihak lain. Tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan.

8.2 Risiko yang mungkin terjadi pada sasaran pelayanan kesehatan usila
1. Risiko yang terkait dengan sasaran program
2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
3. Risiko financial
4. Risiko lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/ alat
transportasi, misalnya Pusling, sepeda motor dan lain-lain
Untuk mencegah terjadinya kasus maka pelayanan Puskesmas dalam melaksanakan
pelayanannya harus senantiasa memperhatikan keselamatan sasaran program.

8.3 Sasaran Keselamatan Pasien


Yang meliputi :
1. Ketepatan identifikasi sasaran
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi
BAB IX
KESELAMATAN KERJA

9.1 Keselamatan kerja


Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan
penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas Puskesmas mempunyai
resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular dan juga potensial
sebagai media penular penyakit yang lain.

9.2 Tujuan Keselamatan Kerja


1. Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah kesehatan
kerja diwilayah kerja puskesmas.
2. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja dilingkungan puskesmas.
3. Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas
4. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas
5. Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan.
6. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector.

9.3 Strategi Keselamatan Kerja


1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannnya
3. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental maupun social.
4. Pakai APD pada kondisi tertentu

9.4 Pengelolaan Kesehatan Petugas

Keselamatan kerja petugas

Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Lamongan diselenggarakan dengan


senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan.

9.5 Pencatatan dan Pelaporan

Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja dicatat dan dilaporkan
kepada pimpinan.
BAB X
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program kesehatan lanjut usia dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun.
2. Pelayanan kesehatan : Cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi badan), yaitu
presentase lansia yang ditimbang berat badan serta diukur tinggi badannya.
3. Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan yaitu presentase lansia anggota kelompok
yang mendapat pemeriksaan kesehatan (termasuk pengukuran tekanan darah dan
pemeriksaan status mental) dalam setahun.
BAB XI
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelayanan kesehatan lansia dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program ini tergantung pada komitmen
yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat
dan peran serta aktif masyarakat/ kader lansia dalam bidang kesehatan.Karena pembinaan
kesehatan lansia merupakan strategi pelayanan kesehatan bagi lansia dengan segala
kondisinya baik fisik,mental dan psiko-sosial.Jumlah lansia yang semakin meningkat,harus
menjadikan perhatian kita untuk dapat melakukan pembinaan sedini mungkin agar mereka
tetap terpelihara kesehatan dan kemandiriannya.

Mengetahui Karangbinangun, Januari 2015


Kepala UPT Puskesmas Karangbinangun Penanggung Jawab Program Lansia
UPT Puskesmas Karangbinangun

dr. Abdullah Wasi’an


Nip. 19680128 200212 1 003 Ni’amah, Amd.Keb.
Nip. 19760802 200701 2 013
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut,


Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, 2000.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman


Puskesmas Santun usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, 2005.

Komisi Nasional Lanjut Usia, Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Jakarta: 2010.

Anda mungkin juga menyukai