PENYELENGGARAAN UKM
UPTD PUSKESMAS GUNUNGPATI
Nomor : B/IV/PD/I/1745.1
Revisi Ke : 00
Berlaku Tgl: 25 Januari 2018
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 2
C. Sasaran .................................................................................................. 2
B. Metode ..................................................................................................... 10
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting
di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan
dasar yang mampu memenuhi kebutuhan mayarakat.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di
Indonesia, agar tetap eksis ditengah persaingan global yang semakin kuat. Salah
satu strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi adanya persaingan
terbuka melalui pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada proses
pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu
bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun penyelenggara pelayanan
kesehatan.
Salah satu bentuk pelayanan puskesmas adalah upaya kesehatan
masyarakat. Agar penyelenggaraan UKM Puskesmas sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, maka perlu disusun pedoman pelayanan upaya kesehatan
masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan
pelaksana UKM Puskesmas, dalam melakukan pelayanan program UKM di
Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan rencana;
b. Memperoleh hasil dari kegiatan sesuai dengan yang diharapkan.
C. Sasaran
Pelayanan UKM memiliki sasaran yaitu seluruh masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Gunungpati dengan kriteria sesuai dengan pedoman masing-masing
UKM.
D. Ruang Lingkup
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan
membina peran serta masyarakat.
Pengertian dari pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu
disini, adalah upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya pencegahan
(preventif), upaya peningkatan kesehatan (promotif), dan upaya pemulihan
kesehatan (rehabilitatif), yang ditujukan kepada semua penduduk.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
Puskesmas, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya;
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat;
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Landasan hukum yang mendasari kegiatan UKM antara lain :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Di Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
E. Batasan Operasional
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
Gunungpati. Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yg
dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan promotif dan preventif.
Kegiatan UKM meliputi :
1. UKM KIA
UKM KIA adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak
balita serta anak prasekolah. Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk
menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat
dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.
2. UKM Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P)
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular dan tidak menular
yaitu upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi, untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit,
cacat dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial
dan ekonomi akibat penyakit menular.
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria,
demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta, tuberkulosis paru,
HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah
penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.
3. UKM Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan lingkungan
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui
upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan
peran serta masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
4. UKM Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang berfokus
pada pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat. Kegiatannya
meliputi penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga
kesehatan, kerjasama lintas sektor dan upaya dalam merumuskan
kebijakan bersama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5. UKM Gizi
UKM Gizi adalah salah satu upaya pokok Puskesmas yaitu kegiatan yang
meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi
Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat. Upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat.
6. UKM UKS (Usaha kesehatan sekolah)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah
yang berada di sekolah.
7. UKM Lansia
UKM lansia adalah salah satu upaya pengembangan puskesmas untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat usia
lanjut.
Kegiatan UKM dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Plan: rencana; Do: Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil; Action:
Perubahan/perbaikan).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Data ketenagaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas
Gunungpati dapat digambarkan sebagai berikut :
Pangkat/
No Nama Pegawai NIP Pendidikan Distribusi
Jabatan
1. drg. Andreas III d/ 198109052010011015 Kedokteran Penanggungjawab
Jatmiko Dokter Gigi Gigi UKM &
Koordinator
UKM UKS
2 Dewi Rohmawati, II d/ 198412082009022001 D III Koordinator
AMK Perawat Keperawatan Perkesmas
3. Siti Umuhani, III d/ 196604121989032021 D III Koordinator
Nutrisionis Gizi UKM Gizi
4. Sittaningrum, S.ST III c/ 197409102003122005 D IV Koordinator
Bidan Kebidanan UKM KIA
5. Saiful Bahri, SKM III a/ 198307252010011014 D III Koordinator
Sanitarian Kesehahtan UKM Kesehatan
Lingkungan Lingkungan
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM disepakati dan disusun bersama dengan
lintas program dan lintas sektor terkait dalam pertemuan minilokakarya
puskesmas dan minilokakarya lintas sektor.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kota /Kabupaten yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata
pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Terlihat bahwa puskesmas
dan jaringannya merupakan ujung tombak dinas kesehatan dalam upaya
mewujudkan target SPM kesehatan di Kota /kabupaten. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan;
b. Upaya Kesehatan Lingkungan;
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana;
d. Upaya Perbaikan Gizi;
e. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P);
f. Upaya Pengobatan Masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang
telah ada.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan
untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui
prosedur :
1. Pembelian;
2. Produksi sendiri, maupun dengan;
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat.
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang Farmasi Kota
berdasarkan usulan kebutuhan obat dari Puskesmas.
D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi penerimaan barang,
yang sebenarnya juga mempunyai peran strategi. Secara garis besar yang harus
dicek kebenarannya adalah :
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu
penyerahan barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja
(SPK)atau purchase order (PO);
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau,
noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan;
3. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO.
Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan
(BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan logistik ada
beberapajenis barang logistik, yang biasanya tidak langsung disimpan
digudang, akan tetapi diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting
adalah bahwa mekanisme ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta
internal check (saling uji secara otomatis) yang memadai, yang ditetapkan oleh
yang berwenang (Pimpinan).
Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi.Beberapa
keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi
kesulitan memperkirakan kebutuhan secara akurat;
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock);
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga
bahan;
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai;
5. Untuk mempercepat pendistribusian.
Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di Puskesmas
adalah dengan memperhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk barang
vital, esensial atau normal (VEN system), digabungkan dengan apakah barang
tersebut termasuk fast atau slow moving. Kombinasi kedua metode ini selama
periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan atau penggunaannya akan
diketahui rata-rata penggunaan perbulan, dan juga fluktuasi permintaannya.
Dari perhitungan itu secara empiris, dapat ditentukan berapa besar jumlah :
1. Persediaan minimal/jenis barang per bulan;
2. Persediaan maksimal/jenis barang per bulan;
3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock).
Untuk menghitung ini, yang perlu diperhatikan adalah berapa lama (durasi)
waktu penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/supplier sampai barang
diterima oleh Puskesmas (ini disebut Lead Time) dan berapa kebutuhan barang
selama periode tersebut.
Dalam penyimpanan dikenal ada system FIFO (first in first out). Khusus di
puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first out (FEFO),
manan yang mempunyai mempunyai masa kadaluarsa pendek/singkat harus
dikeluarkan terlebih dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya digudang.
E. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung akan
mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan oleh karena itu harus
ditetapkan prosedur yang baku pendistribusian bahan logistik, meliputi :
1. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab mengenai kebenaran dan
kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun
penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau
pengeluaran yang tidak perlu;
2. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang.
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab bendahara barang
atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali;
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur
ulang;
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date);
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain.
Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :
1. Pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam;
2. Dijual/dilelang. Untuk instansi pemerintah, hasil penjualan dan pelelangan
harus disetor ke kas Negara.
Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara Penghapusan,
yang tembusannya dikirim ke instansi yang berkompeten.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN