Anda di halaman 1dari 34

DINAS KESEHATAN

KOTA TANGERANG SELATAN


TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan alam semesta yang telah
memberikan rahmat dan karunia kepada kami untuk dapat menyelesaikan Laporan Profil
kegiatan UPT Puskesmas Pamulang. Penyajian profil ini ditujukan untuk mengetahui
pencapaian kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Hasil Kegiatan yang tecantum pada Profil ini merupakan suatu upaya yang
mengikutsertakan peran aktif dan kerjasama dari masyarakat, institusi dan berbagai lintas
sektor yang terkait di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
kegiatan sering ditemukan hambatan dan tantangan dalam mencapai target yang telah
ditentukan.

Dengan segala keterbatasan yang ada, kami memohon maaf apabila dalam laporan ini
masih banyak kekurangan. Semoga Profil ini dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan
serta menjadi acuan di tahun yang akan datang.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
atas tersusunnya Profil Tahun 2014 ini.

Pamulang, Februari 2015


Tim Penyusun

Kepala UPT Puskesmas Pamulang

Drg. Rosmawati. S., MM


NIP.19630708 199203 2 005
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PAMULANG ........................ 5
A. Situasi Keadaan Umum................................................................. 5
1. Geografi............................................................................ 5
2. Demografi......................................................................... 5

BAB III PROGRAM KESEHATAN................................................................... 10


A. Upaya Kesehatan Dasar ................................................................ 10
1. Promosi Kesehatan........................................................... 10
2. Kesehatan Lingkungan...................................................... 10
3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana.. 11
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.................................... 11
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 12
6. Pengobatan....................................................................... 12
B. Upaya Kesehatan Pengembengan Wajib....................................... 12
1. UKS................................................................................... 13
2. Upaya Kesehatan OLahraga............................................. 16
3. Upaya Kesehatan Kerja..................................................... 16
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut...................................... 17
5. Upaya Kesehatan Jiwa...................................................... 18
6. Upaya Kesehatan Mata..................................................... 18
7. Upaya Keshatan Usia Lanjut............................................. 18
8. Pembinaan Pengobatan Tradisional.................................. 19
9. Perawatan Kesehatan Masyarakat.................................... 19

BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN......................................... 20


A. Program Kegiatan Pokok .............................................................. 27
B. Program Pengembangan Wajib..................................................... 28
C. Sumber Daya Kesehatan ............................................................. 28
BAB V KESIMPULAN....................................................................................... 30
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang


memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan yang
merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan terus dicanangkan oleh
pemerintah. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang
disebut sarana kesehatan. Salah satu sarana kesehatan yang menjangkau masalah kesehatan
masyarakat adalah Puskesmas.
Selama ini paradigma masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas masih
bertumpu pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Padahal Puskesmas merupakan sarana
pelayanan primer yang komprehensif (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menciptakan perilaku sehat
yang mandiri dan berkesinambungan.
Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan melalui
program-program yang dijalankan di Puskesmas selama ini merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Untuk itu visi yang diupayakan Puskemas
Pamulang yaitu “ Terwujudnya Puskesmas Pamulang dengan Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu, Menyeluruh dan Terpadu tahun 2018” tidak menyimpang dari visi pembangunan
bidang kesehatan yaitu “Pembangunan Berwawasan Kesehatan Menuju Millenium
Development Goals 2015”. Letak Puskesmas Pamulang yang sangat strategis membuat
Puskesmas Pamulang menjadi unit pelayanan kesehatan tingkat pertama yang cukup
diminati oleh masyarakat, oleh karena itu Puskesmas Pamulang menjadi salah satu
puskesmas yang mempunyai jumlah kunjungan rawat jalan terbanyak di kota Tangerang
Selatan. Kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas Pamulang begitu tinggi, sehingga
kami perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Untuk menunjang keberhasilan
Program – program kesehatan, kami juga akan melakukan beberapa kegiatan prioritas yang
saat ini sangat perlu diperhatikan demi terwujudnya Visi dan Misi Puskesmas Pamulang.
Meskipun Puskesmas Pamulang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, namun pasti masih ada kekurangan pada setiap upaya
pelayanan kami. Oleh karena itu diperlukan manajemen pelayanan bermutu yang terpadu
dan berintegrasi. Profil Puskesmas dibuat untuk mengetahui gambaran Puskesmas Pamulang

0
secara umum, pencapaian kegiatan program serta dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan Puskesmas Pamulang.

I. Latar Belakang
Pembangunan yang berwawasan kesehatan sedang dicanangkan Pemerintah saat
ini, dimana pola pikir atau paradigma telah berubah dari paradigma sakit menjadi
paradigma sehat yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat dengan tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga
lahirlah sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Seperti yang kita ketahui paradigma sehat adalah pola pikir atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh, dengan melihat masalah kesehatan
yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dengan upaya lebih
diarahkan pada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan tidak hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan saja.
Dalam sistem kesehatan nasional Puskesmas merupakan unit pelayanan
kesehatan dasar dan ujung tombak bagi pelayanan terhadap masyarakat. Meskipun
puskesmas telah memberikan kontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, namun masih ada permasalahan lain seperti masih kurangnya pelayanan
yang bermutu. Oleh karena itu reformasi di Puskesmas diperlukan untuk menjadi
Puskesmas dengan pelayanan yang bermutu menyeluruh dan terpadu di seluruh
Puskesmas di Kota Tangerang Selatan.
Adapun Program yang terdapat di Puskesmas Pamulang yaitu : Program
Kesehatan dasar, Pengembangan wajib dan Pengembangan pilihan.

 Pengembangan Kesehatan Dasar meliputi :


1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan

1
 Upaya Kesehatan Pengembangan:
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Kesehatan Kerja
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Pembinaan Pengobatan Tradisional
9. Perawatan Kesehatan Masyarakat

II. Visi , Misi dan Tujuan

Visi :
Terwujudnya Puskesmas Pamulang dengan pelayanan Kesehatan yang bermutu,
menyeluruh dan terpadu tahun 2018.

Misi :
1. Memberikan pelayanan prima di semua sektor
2. Menjadi pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar
3. Menjadi pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga
4. Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor

Motto :
Berhasil Prima
Bersih, Harmonis, Silaturahim, dan Pelayanan Prima

Nilai :
1. Disiplin
2. Tanggung Jawab
3. Kejujuran

2
Tujuan
Tujuan Umum :
Melaporkan hasil-hasil kegiatan dan hasil pelaksanaan program-program Puskesmas
Pamulang Tahun 2014.

Tujuan Khusus :
1. Menyajikan data hasil kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014.
2. Menyajikan data hasil pelaksanaan program-program baik wajib, tambahan ataupun
pilihan yang dilaksanakan Puskesmas Pamulang pada tahun 2014.
3. Melaporkan hasil evaluasi dan analisa permasalahan, prioritas masalah, rencana
tindak lanjut dan rencana kegiatan pada tahun 2014.
4. Menjadi perencanaan program kerja untuk tahun berikutnya, yaitu tahun 2015.

Profil Kesehatan yang dibuat Puskesmas Pamulang mengacu pada Profil yang
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dengan tabel Indikator MDGs
2015, dengan sumber data diperoleh dari petugas statistik tingkat kecamatan serta
pemegang program di puskesmas.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PAMULANG

A. Geografi
UPT Puskesmas Pamulang berada di sebelah timur Kota Tangerang Selatan, terletak
di wilayah Kecamatan Pamulang dan mempunyai luas wilayah 16,38Km2, dengan batas
wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat.


- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Setu
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Timur dan Kota Depok.

Puskesmas Pamulang mempunyai 4 Kelurahan dalam wilayah kerjanya, yaitu :


Kelurahan Pamulang Barat, Kelurahan Pamulang Timur, Kelurahan Pondok Cabe Ilir dan
Kelurahan Pondok cabe Udik.
Tabel 2.1
JUMLAH PENDUDUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG
2014

NO NAMA KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK


1Pamulang Barat 55.894
2Pamulang Timur 5430
4Pd. Cabe Ilir 34.777
5Pd Cabe Udik 18.916
Jumlah 115.017
Sumber : Data Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Puskesmas Pamulang terletak di tepi jalan raya. Untuk mencapai Puskesmas


Pamulang relatif mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan dapat juga dengan
berjalan kaki sehingga transportasi secara umum mudah dijangkau.
Puskesmas Pamulang menempati tanah seluas ± 2400 m 2 di Jalan Surya Kencana no.1,
Rt.01, RW.022, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Jenis pelayanan yang dilakukan di PKM Pamulang meliputi :


1. Pengobatan Umum

4
2. Pengobatan Anak
3. Pengobatan Gigi
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Pelayanan KB
6. Pelayanan Askes dan rujukan
7. Pelayanan Jamsostek dan rujukan
8. Pelayanan Jamkesmas dan Rujukan
9. Pelayanan Jamkesda dan Rujukan
10. Pelayanan Jampersal dan Rujukan
11. Konsultasi Gizi dan ASI Ekslusif
12. Klinik TB Paru
13. Klinik Reproduksi
14. Klinik MTBS
15. Klinik Konsultasi Remaja
16. Klinik Kecantikan
17. Klinik Lansia
18. Refleksi
19. Laboratorium
20. Treadmill
21. Fisioterapi
Puskesmas Pamulang mempunyai 1 buah Ambulans ( Pusling ) dalam kondisi
baik, 7 buah sepeda motor dalam keadaan baik serta 1 buah kendaraan roda tiga.

B. Demografi

5
Puskesmas Pamulang mempunyai 4 kelurahan binaan dengan total jumlah
penduduk 115.017 jiwa yang terdiri dari 57.921 jiwa laki-laki dan 57.096 jiwa perempuan
dengan tingkat kepadatan penduduk 7,02 jiwa per km2. Jumlah KK yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Pamulang sebanyak 34.824 KK dengan jumlah rumah sebanyak28.334
rumah terdiri dari 79 RT dan 334 RW.

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG

Tabel 2.2

6
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Wilayah
Puskesmas Pamulang
Tahun 2014

KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK


UMUR LAKI-
PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
(TAHUN) LAKI
0–4 6.195 6.970 13.165
5–9 5.253 5.312 10.565
10 - 14 5.753 5.968 11.721
15 - 19 5.291 4.029 9.320
20 - 24 6.015 5.874 11.889
25 - 29 5.550 5.535 11.085
30 - 34 4.937 4.958 9.895
35 - 39 5.228 5.048 10.276
40 - 44 4.151 4.968 9.119
45 - 49 2.583 2.276 4.859
50 - 54 2.195 2.091 4.286
55 - 59 1.489 1.275 2.764
60 - 64 1.278 1.104 2.382
65 - 69 874 739 1.613
70 - 74 558 452 1.010
75+ 571 497 1.068
57.921 57.096 115.017
Sumber: Data Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Sosial Ekonomi :
1. Tingkat Pendapatan
Perkembangan perekonomian Kecamatan Pamulang tahun 2014 tercermin
salah satunya dari peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga berlaku di tahun 2014. Adapun data dari BPS belum tersedia untuk
tingkat Kecamatan Pamulang sehingga belum dapat ditampilkan data akurat. Selain
itu data tidak ada dalam tabel profil yang harus di isi sehingga kami sulit untuk
menganalisanya.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Tabel 3 didapatkan data :
Tidak Tamat SD/ MI : 11.233 Orang
SD/MI : 15.424 Orang
SMP/MTS : 20.001 Orang
SMA/MA/SMK : 46.894 Orang

7
Diploma I / Diploma II : 993 Orang
Akademi / Diploma III : 5065 Orang
Universitas / Diploma IV : 15.890 Orang
S2 / S3 (Master / Doktor) : 1.138 Orang

Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari Angka Melek Huruf
sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan, yang diukur dengan persentase
penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Adapun rata-rata
Angka Melek Huruf di wilayah Kecamatan Pamulang adalah 94,6 % dengan
rincian 91,8 % pada jenis kelamin laki-laki dan 97,4% pada jenis kelamin
perempuan.

8
BAB III
PROGRAM KESEHATAN PUSKESMAS PAMULANG

A. PENGEMBANGAN KESEHATAN DASAR


1. Promosi Kesehatan
Pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai: ” Upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib bagi Puskesmas.
Kegiatan promosi kesehatan yang diselenggarakan mencakup:
a. Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan kelompok seperti di
posyandu, rapat koordinasi tingkat Kelurahan atau Kecamatan, maupun dalam
bentuk pelatihan terhadap kader kesehatan posyandu maupun sekolah-sekolah.
b. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di beberapa tatanan seperti
rumah tangga, tempat-tempat umum, institusi pendidikan dan sarana kesehatan.
Keberhasilan promosi kesehatan ditandai dengan adanya perubahan perilaku
individu / keluarga, berkembangnya kelompok - kelompok yang peduli kesehatan dan
terbentuknya berbagai upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM).

2. Kesehatan Lingkungan
Pengertian Kesehatan Lingkungan menurut WHO adalah upaya perlindungan,
pengelolaan dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan
ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. Untuk menilai
keadaan lingkungan, telah dilakukan upaya dengan memilih empat indikator untuk
menciptakan lingkungan sehat, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air
bersih, persentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar
seperti yang tertuang dalam MDGs indikator ke-7 yaitu menurunkan hingga ½ nya
proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan
berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar yang layak di Tahun 2015.

9
Kegiatan untuk menilai kesehatan lingkungan dilakukan pemantauan kualitas
air minum, pemantauan sanitasi rumah sehat, pembinaan dan pemantauan sanitasi
tempat-tempat umum seperti sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana perbelanjaan,
sarana hiburan serta pembinaan di tempat pengolahan makanan dan minuman.

3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana


Sesuai dengan target MDGs ke-4 terkait dengan penurunan kematian balita,
angka kematian Balita, Bayi, dan Neonatal terus mengalami penurunan. Target
MDGs ke-5 terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) masih jauh dari
target yaitu 102/100.000 kelahiran hidup.
Untuk mengurangi angka kematian ibu pada komplikasi saat persalinan maka
diperlukan pemeriksaan Ibu Hamil yang dilakukan di Puskesmas maupun di Posyandu
disertai dengan pemberian tablet Fe3. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi
baru lahir sebagian besar terjadi pada masa persalinan, Hal ini antara lain disebabkan
karena pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan.
Melalui pemeriksaan Ibu Hamil maka akan diketahui Ibu Hamil dengan resiko
tinggi yang pada beberapa kasus memerlukan pelayanan kesehatan rujukan untuk
mendapatkan pelayanan khusus.
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan yang berisiko
kesehatan paling tinggi. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko antara lain
dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
dan satu kali pada umur 8-28 hari.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak juga melayani imunisasi serta pemantauan
tumbuh kembang anak termasuk kunjungan ke Sekolah Taman Kanak-kanak di
wilayah kerja Puskesmas Pamulang, sekaligus dilakukan deteksi dini penyakit.
Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Pamulang dilakukan di ruang
yang terpisah dari ruang KIA. Beberapa cara kontrasepsi dalam Keluarga Berencana
yang kita kenal, antara lain: Pantang Berkala atau yang dikenal dengan sistem
kalender, IUD, implant, suntikan, kondom, pil dan alat kontrasepsi mantap.

10
Program Keluarga Berencana menurut UU No.10 tahun 1992 adalah upaya
kepedulian dan peran serta suami istri dalam pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan mulai dari ibu hamil, balita,
dewasa khususnya yang berpenyakit TB paru, maupun konsultasi gizi untuk lanjut
usia.
Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang paling
rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan gizi. Kurang gizi atau Kurang
Energi Protein (KEP) adalah salah satu masalah gizi utama yang dijumpai pada balita.
Pengertian Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) dilakukan dengan menimbang berat badan
anak dibandingkan dengan umur, menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), dan
tabel BB/U baku median WHO tahun 2005. Kurang Energi Protein (KEP) yang
terjadi dapat berupa KEP ringan, sedang, dan berat yang disebut juga gizi buruk.
Penanggulangan kekurangan vitamin A (KVA) saat ini masih bertumpu pada
pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A biru (100.000 IU)
diberikan pada bayi (6-11 bulan) satu kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari
atau Agustus, sedangkan kapsul Vitamin A merah (200.000IU) diberikan kepada anak
balita (1-5 tahun) setiap bulan Februari dan Agustus, serta kepada ibu nifas paling
lambat 30 hari setelah melahirkan. Cakupan pemberian Vitamin A tahun 2013 dapat
dilihat pada lampiran tabel 43, 61, dan 62.
Berbagai upaya perbaikan gizi masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan
yang mencakup peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro
melalui pemberian vitamin A, Taburia, tablet besi bagi ibu hamil dan iodisasi garam,
serta tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang.

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

11
Dalam rangka penanggulangan penyakit menular dilakukan berbagai kegiatan
antara lain: pemberantasan penyakit menular bersumber binatang seperti (1)
Pemberantasan demam berdarah dengue melalui pemberantasan sarang nyamuk (2)
Filariasis ( 3 ) Chikungunya dan penyakit lainnya;
Penanggulangan Penyakit menular langsung seperti (1) Tuberkulosa dengan
gerakan penanggulangan tuberkulosis melalui penggalangan kemitraan dengan sektor
terkait dan masyarakat serta penerapan strategi pengobatan jangka pendek yang
diawasi secara langsung, (2) pemberantasan kusta dengan mencari penderita; selain
itu juga pemberantasan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) seperti (1) Polio (2) Campak (3) Difteri (4) Tetanus dan penyakit lainnya.

6. Pengobatan
Upaya pengobatan di Puskesmas Pamulang terdiri dari Pengobatan Umum
yang dilakukan di dalam gedung, dibagi menjadi tujuh tempat atau ruang pelayanan.
Pelayanan untuk pasien dengan kartu kepesertaan asuransi seperti Askes, Jamkesmas,
Jamsostek, Kader Kesehatan, dan Lanjut Usia di ruang pelayanan ASKES dan
Lansia. Sedangkan untuk pasien selain yang termasuk di atas di ruang pelayanan
Umum baik di Poli Anak dengan sistem MTBS, Poli Dewasa, Poli Gigi, Poli TB Paru
/ Kusta, serta pelayanan KIA/KB. Untuk upaya pengobatan umum luar gedung
dilakukan melalui Posbindu (Pos Binaan Terpadu) untuk para Lanjut Usia, Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) untuk para bayi, balita, bumil, buteki, serta pengobatan
gratis Puskesmas keliling (Pusling).
Selain pengobatan umum ada pelayanan pengobatan anak balita sakit yang
menerapkan sistem MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), pengobatan gigi, serta
upaya pengobatan penderita Tuberkulosa dan Kusta dengan ruang yang terpisah dari
pengobatan yang lain.
Puskesmas Pamulang selain menerima pengobatan rawat jalan juga dilengkapi
dengan rawat inap dan pelayanan persalinan dengan PONED, juga Unit Gawat
Darurat sederhana 24 jam.

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


1. Upaya Kesehatan Sekolah
a. Pendataan Sasaran UKS

12
Sasaran kegiatan UKS adalah TK, SD/MI, SLTP dan SLTA. Data tersebut
dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan UKS. Adapun data sasaran
kegiatan UKS di wilayah kerja puskesmas Pamulang adalah sebagai berikut :

 Jumlah TK / RA : 47 sekolah
 Jumlah SD / MI : 47 sekolah
 Jumlah SLTP/MTS : 21 sekolah
 Jumlah SLTA / MA : 10 sekolah

b. Rapat Koordinasi UKS


Rapat koordinasi dilaksanakan di TP UKS kecamatan, TP UKS Kota
Tangerang Selatan dan menjelang pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat tingkat
Propinsi Banten.
c. Pengkajian PHBS dan PSN
Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilaksanakan di tingkat
sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Lanjutan Atas. Karena pada
usia tersebut sudah mengerti dan memahami apa itu PHBS serta bagaimana PHBS
itu diterapkan di sekolah masing – masing.
Disamping pengkajian PHBS salah satu kegiatan para kader kesehatan /
Dokcil adalah dengan pemantauan jentik berkala .Hal ini sebagai wujud
kepedulian siswa dalam upaya menurunkan serta menanggulangi penyakit Demam
Berdarah.
d. Pembinaan KKR dan Dokcil
Pembinaan kader kesehatan sekolah (KKR) dan dokter kecil (Dokcil)
dilaksanakan di beberapa sekolah di wilayah kerja Puskesmas Pamulang seperti
SD Dharma Karya UT, SD Pondok Cabe Ilir IV, SD Pamulang Tengah, SD Al
Azkar, SD Pondok Cabe Udik I, SDN Pamulang Indah, SMPN 17 Tangsel serta
SMK Sasmita Jaya.
e. Penjaringan Kesehatan dan pelaksanaan BIAS
Penjaringan Kesehatan (penjaringan kesehatan umum dan gigi) dilakukan
di beberapa TK dan SD bersamaan dengan BIAS CAMPAK Pelaksanaan BIAS
terdiri dari BIAS CAMPAK untuk SD kelas 1 pada bulan Juli sampai bulan
Agustus, BIAS DT/TD untuk kelas 1, 2 dan 3 pada bulan November 2014.

13
Pembinaan Lomba Sekolah Sehat pada tahun 2014 diwakili oleh MTS
Darul Hikmah dalam Lomba Madrasah Sehat MTs yang diselenggarakan oleh
Kementerian Agama.
f. Pembinaan Warung Sekolah
Pembinaan Warung Sekolah Sehat dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
indikator PHBS di Institusi Pendidikan. Sekolah yang dibina warung / kantin
sekolahnya yaitu semua sekolah yang menjadi sasaran UKS di wilayah kerja
Puskesmas Pamulang. Sekolah-sekolah tersebut, diantaranya: Pembinaan Warung
Sekolah Sehat dilaksanakan di SMPN 17 PAMULANG,MTS Darul hikmah dan
SMA DHARMA KARYA UT.
Dilanjutkan dengan pemantauan warung sekolah, pemantauan dipusatkan
pada kebersihan dan jenis makanan yang dijual.Pembinaan dilakukan dengan
metoda penyuluhan terhadap pengelola kantin dan koperasi kepada siswa dan guru,
dilanjutkan dengan pemantauan warung sekolah, pemantauan dipusatkan pada
kebersihan dan jenis makanan yang dijual.
g. Penyuluhan HIV/NAPZA
Zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika Golongan II: Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir, untuk pengembangan ilmu, berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan, contoh: morfin, petidin, serta derivatnya.
Narkotika golongan III: Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi, untuk pengembangan ilmu pengetahuan, potensi ringan menimbulkan
ketergantungan, contoh : Kodein, Garam-garam narkotika dalam golongan
tersebut.
Psikotropika golongan IV : Berkasiat pengobatan, sangat luas digunakan
dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi ringan dalam
mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: Alprazolam (Xanax), Diazepam
Nitrazepam (Mogadon).
OPIAT (Heroin, morfin, kodein), menimbulkan perasaan nikmat yang
sangat hebat. Reaksi putus obat yang terjadi yaitu sel-sel otak menjadi overaktif

14
menimbulkan withdrawal syndrome, gejala seperti flu demam berkeringat,
menggigil.
Ganja Menyebabkan sebagian otak yang mengatur emosi, daya ingat dan
daya menilai menjadi kehilangan kendali, daya ingat jangka pendek berkurang
daya ingat jangka panjang berkurang Stimulan (kokain, caffein, amfetamin),
mempersempit pembuluh darah denyut jantung terganggu sampai fibrilasi merusak
cara kerja otak membuat seseorang merasa nikmat, bila tanpa kokain tidak dapat
merakan kenikmatan apapun. Mefemfetamin: tidak bisa tidur, paranoia, agresif,
halusinasi.
Benzodiazepam (pil Koplo, mogadon, pil KB, toleransi ketergantungan,
Gejala putus obat: Mual, muntah, kelelahan umum, Tekanan darah meningkat
Depresif, Tremor kasar pada lidah, kelopak mata, halusinogen (angel dust, LSD),
Merubah pancaindera Persepsi terhadap ruang dan waktu Sehingga persepsi
terhadap sekeliling akan berubah mendengar atau melihat ‘sesuatu’.
Alkohol dapat menyebabkan sirosis hati, menurunkan kadar testosteron
menyebabkan impotensi, gangguan lambung, mengubah persepsi, emosi,
koordinasi, melalukan tindakan berisiko menghambat indera dan daya ingat.
Program ini berjalan seiring dengan program UKS untuk di sekolah, serta
melalui kegiatan SBH maupun melaui pertemuan Kader dan PKK pada tingkat
Kelurahan maupun tingkat Kecamatan.
Upaya pencegahan dlm masyarakat umum dilakukan melalui pendekatan
agama & ketahanan keluarga, atau melalui pendidikan sebaya/ pemberdayaan
remaja dan generasi muda : “say NO to drugs & free sex”. Penjangkauan di tempat
kerja dan sekolah : fokus lelaki, Perlindungan & pemberdayaan perempuan &
remaja puteri
Untuk itu mutlak kerjasama erat antara masyarakat dan institusi pemerintah
serta perlunya pendidikan kelompok sebaya di lingkungan sekolah.

15
2. Upaya Kesehatan Olahraga
Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik
dan atau olahraga. Kesehatan olahraga telah ditetapkan menjadi salah satu indikator
keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Aktivitas fisik dan atau olahraga dapat memberikan dampak positif bila
dilakukan secara baik, benar, terukur, dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan tidak
sesuai dengan kaidah tersebut menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang
bisa berakibat fatal.
Program Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Keluarga dapat
dilakukan melalui kegiatan posyandu dan posbindu, salah satu diantaranya adalah
dengan senam lansia.

3. Upaya Kesehatan Kerja


ILO dan WHO (1995) menyatakan Kesehatan Kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja
dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Fokus utama kesehatan kerja, yaitu:
a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan
kapasitas kerja.
b. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang
mendukung keselamatan dan kesehatan.
c. Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja ke arah
yang mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, juga
meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar serta
meningkatkan produktivitas perusahaan.

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

16
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di Desa adalah termasuk program
pengembangan pilihan di Pamulang karena melalui UKGMD diharapkan pencegahan
penyakit terutama kesehatan gigi dan mulut di wilayah Pamulang dapat berjalan
dengan baik, selain melatih Kader untuk kegiatan UKGMD juga, dilakukan
penyuluhan maupun deteksi dini kesehatan gigi dan mulut melalui kegiatan Posyandu
ataupun Posbindu.

5. Upaya Kesehatan Jiwa


Kesehatan jiwa telah menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat. Salah satu
pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan jiwa adalah dampak
modernisasi dan globalisasi dimana tidak semua orang siap untuk menghadapi
cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru dan tuntutan hidup yang tinggi.
Gangguan kejiwaan tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi
keluarga penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Peran Puskesmas dalam penanggulangan masalah gangguan jiwa ini sangat
besar. Puskesmas diharapkan proaktif berorientasi pada upaya kesehatan pencegahan
dan promotif. Gangguan jiwa dapat dicegah dan diatasi, untuk itu penyelesaiannya
tidak hanya oleh tenaga kesehatan, tetapi juga perlu melibatkan peran aktif semua
pihak.

6. Upaya Kesehatan Mata


Masalah penglihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau medis,
namun juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah direncanakan Right to
Sight 2020, sesuai dengan program Vision 2020 yang diterapkan oleh WHO. Hal ini
kemudian diwujudkan melalui kebijakan Penanggulanngan Gangguan Penglihatan
dan Kebutaan (PGPK) di provinsi dan kabupaten/kota dengan fokus pada penyebab
utama kebutaan, yaitu: katarak, kelainan refraksi, glaukoma, dan xerophtalmia.
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Mata yang dilakukan di Puskesmas Pamulang,
berupa:
1. Promotif: penyuluhan kesehatan indera penglihatan
2. Preventif: deteksi dini / screening gangguan penglihatan
3. Kuratif: pelayanan kesehatan mata dasar dan rujukan.

17
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Di Indonesia batasan usia lanjut yang tercantum dalam Undang-undang
No.12/1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut adalah sebagai berikut: Usia Lanjut
adalah seorang yang telah mencapai ussia 60 tahun ke atas.
Usia lanjut sehat adalah usia lanjut yang dapat mempertahankan kondisi fisik
dan mental yang optimal serta tetap melakukan aktivitas sosial dan produktif. Proses
penuaan mengakibatkan terganggunya berbagai organ di dalam tubuh seperti sistem
gastro-intestinal, sistem genito-urinaria, sistem endokrin, sistem immunologis, sistem
serebrovaskular dan sistem saraf pusat. Perubahan yang terjadi pada otak mulai dari
tingkat molekuler, sampai pada struktur dan fungsi organ otak. Akibat dari perubahan
tersebut maka antara lain terjadi penurunan peredaran darah ke otak pada daerah
tertentu dan gangguan metabolisme, neurotransmiter, pembesaran transmiter,
pembesaran ventrikel sampai akhirnya terjadi atrofi dari otak dan berat otak
mengalami pengurangan kurang lebih 7 % dari berat sebelumnya. Akibat di atas,
maka fenomena yang muncul adalah perubahan struktural dan fisiologis, seperti sulit
tidur, gangguan perilaku, gangguan seksual dan gangguan kognitif.
Pelayanan Usia Lanjut untuk wilayah Puskesmas Pamulang dilakukan di
dalam gedung untuk pengobatan maupun kegiatan luar gedung melalui Posbindu.
8. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradicional (Batra) merupakan salah satu upaya pengobatan dan /
atau perawatan cara lain di luar ilmu pengetahuan dan / aytau ilmu keperawatan, yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi kesehatan. Maka pengobatan
tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus
divina, ditingkatkan, dikembangkan, dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
Pembinaan taman obat keluarga (TOGA) dapat dilakukan oleh Puskesmas
melalui beberapa kegiatan, diantaranya: pembentukan kader TOGA yang disesuaikan
dengan posyandu yang ada dan dengan penyuluhan. Dapat pula dilakukan pada
beberapa komponen masyarakat seperti lingkungan KK, lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, kelompok masyarakat, dll.

9. Perawatan Kesehatan Mayarakat

18
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatan masyarakat.
Sasaran Perkesmas adalah seluruh masyarakat, yang dapat terbagi menjadi:
a.Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit,
balita, lanjut usia, masalah mental / jiwa.
b. Keluarga khusunya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit,
masalah mental / jiwa.
c.Kelompok / masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh dan tidak
terjangkau pelayanan kesehatan.

BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

A. Program Kegiatan Pokok

1. Promosi Kesehatan
Upaya pencapaian Program Promosi Kesehatan dilaksanakan dengan berbagai
kegiatan penyebaran informasi pengetahuan kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) di masyarakat yang bertujuan mewujudkan keluarga dan lingkungan sehat yang
mandiri dan berkesinambungan. Dari 31.615 jumlah rumah tangga yang dipantau di 4
kelurahan, yaitu Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe

19
Udik terdapat 25.691 rumah yang telah melakukan PHBS. Persentase rata-rata yang telah
melakukan PHBS sebanyak 81,26%. (tabel 58).
Dari tabel 70 posyandu aktif yang ada di wilayah Puskesmas Pamulang tahun
2014 mencapai 100%. Keberhasilan Posyandu didukung oleh keaktifan dan keterampilan
kader di posyandu masing-masing. Kegiatan penyuluhan selama tahun 2014 di
Puskesmas Pamulang telah dilaksanakan dengan cukup baik. Dari 25.691 kali frekuensi
kegiatan penyuluhan dengana kunjungan rumah yang telah dilakukan (tabel 53),
sebanyak 413 kali penyuluhan tentang NAPZA terutama pada kelompok institusi
pendidikan tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA. Disamping itu juga dilakukan pada karang
taruna, ibu hamil, ibu menyusui, majelis ta’lim, posyandu dan calon pengantin.

2. Kesehatan Ibu dan Anak


Jumlah neonatus atau bayi lahir hidup di Puskesmas Pamulang tahun 2014
berjumlah 2961 dan 100% yang dilayani KN2, serta 86,7% bayi telah melakukan
kunjungan ke Posyandu atau ke Puskesmas atau ke Yankes Swasta (tabel 40). Jadi ada
13,3% bayi yang belum dilayani/berkunjung ke Yankes (tabel 46). Selain itu selama
tahun 2014 di Puskesmas Pamulang telah ditemukan 0.5% bayi BBLR, 100% telah
ditangani sesuai standar tetapi tidak ada penanganan khusus dari puskesmas terhadap
bayi BBLR tersebut karena memerlukan rujukan ke rumah sakit yang alat-alatnya lebih
lengkap (tabel 37). Dari 1.333 bayi yang ada, sebanyak 995 bayi (74,6%) diantaranya
mendapat ASI eksklusif (tabel 39).
Di wilayah Puskesmas Pamulang ditemukan adanya 1 kasus kelahiran mati pada
neonatus (tabel 5). Dan ditemukan adanya 1 kasus kematian ibu bersalin (tabel 6).
Selama tahun 2014 kunjungan K1 Puskesmas Pamulang sebanyak 99% dan
kunjungan K4 sebanyak 95,2%. Dari 3369 persalinan yang terjadi selama tahun 2014,
persalinan sebanyak 91,8% ditolong oleh tenaga kesehatan (tabel 29). Hal ini sesuai
dengan komitmen yang dibangun bersama dukun paraji bahwa mereka menjadi mitra
bersama bidan dalam menolong persalinan, bukan dukun paraji sendiri yang menolong
persalinan. Sedangkan dari jumlah ibu hamil (Bumil) yang didata selama tahun 2014,
terdapat 20% bumil dengan Resti/Komplikasi, dan 100,7% bumil dengan
komplikasi/Resti telah ditangani (tabel 33). Dan terdapat pula 18,71% neonatal Resti
yang ditemukan dan 100% telah dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
PUS yang menjadi peserta KB Baru dengan menggunakan NON MKJP sebanyak
88,7%, terutama suntik sebanyak 33,3% dari jumlah keseluruhan peserta KB Baru Non

20
MKJP. Persentase-nya lebih tinggi bila dibandingkan dengan peserta KB Baru yang
mengunakan MKJP yaitu sebanyak 11,3% (tabel 35). Demikian pula Peserta KB
lama/aktif yang menggunakan NON MKJP suntik sebanyak 39,8% dan pil sebanyak
32,3% (tabel 34). Jumlah peserta PUS yang menjadi peserta KB yang tercatat dan
dilayani oleh UPT Puskesmas Pamulang tahun 2014 yaitu 84,9% (tabel 36) dengan
11,1% diantaranya adalah PUS yang menjadi Peserta KB Baru.

3.Perbaikan Gizi
Perbaikan gizi dilakukan dengan cara meningkatkan pemantauan pertumbuhan
balita dengan pelayanan gizi. Indikator keberhasilan pencapaian program perbaikan gizi
dapat dilihat dari pelayanan penimbangan status gizi bayi dan balita, penanggulangan
KEP, anemia gizi, GAKY, dan kurang vitamin A serta adanya data status gizi balita.
Dari 13165 balita yang ada di Puskesmas Pamulang, balita yang ditimbang
sebanyak 85 %, balita BGM sebanyak 0,7 %. (tabel 47). Balita gizi buruk sebanyak
15,1% (tabel 48).
Dari 3530 ibu hamil yang ada di Puskesmas Pamulang, cakupan pemberian tablet
Fe 1 sebanyak 98,98% dan cakupan pemberian tablet Fe 3 sebanyak 95,27% (tabel 32).
Untuk jumlah Persentase kelurahan yang beryodium baik, tidak bisa kita nilai karena
kegiatan pemantauan ini tidak dilakukan.

4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Penyakit yang mendominasi di Puskesmas Pamulang adalah penyakit menular.
Dalam rangka penanggulangan penyakit menular dilakukan berbagai kegiatan antara
lain: pemberantasan penyakit menular bersumber binatang seperti pemberantasan
demam berdarah dengue melalui pemberantasan sarang nyamuk; Filariasis dan penyakit
lainnya; penyakit menular langsung seperti TB, yaitu gerakan penanggulangan
tuberkulosis melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dan masyarakat dan
penerapan strategi pengobatan jangka pendek diawasi secara langsung; pemberantasan
kusta dengan mencari penderita sampai pelosok wilayah dan penyakit lainnya; selain itu
juga pemberantasan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Data-data
yang dapat disajikan sebagai berikut:
a. Penyakit menular bersumber binatang
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)

21
Upaya pemberantasan penyakit DBD dititikberatkan pada kegiatan
pergerakan potensi masyarakat dan pemantauan jentik. Untuk memantau
angka bebas jentik, upaya yang dilakukan selama 2014 antara lain adalah
penemuan penderita secara dini dengan sistem surveilans, penegakkan
diagnosa secara cepat dan penanganan korban secara tepat, serta pemantauan
dan pengendalian vektor. Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Kecamatan Pamulang adalah yaitu sebanyak 94 kasus. Semua
kasus tersebut sudah ditangani, yaitu sebanyak 100%. Kasus tersebut sudah
ditangani sesuai standar oleh Puskesmas Pamulang atau CFR Rate 0 %.
(tabel 21).
2) Filariasis
Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit filaria
difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan massal, dan
pengendalian vektor yang berpotensi di wilayah endemis. Penyakit filariasis
di Kecamatan Pamulang pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus suspect
filariasis , yang ada adalah 2 penderita kasus lama yang masih menjalani
pengobatan.
3) Chikungunya
Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit chikungunya
difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, dan pengendalian vektor yang
berpotensi di wilayah endemis. Penyakit chikungunya di Kecamatan
Pamulang pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak 100 kasus suspect
chikungunya yang terdapat di Kelurahan Pamulang Barat sebanyak 50
penderita, di Kelurahan Pamulang Timur sebanyak 17 penderita, di Kelurahan
Pondok Cabe Udik sebanyak 27 penderita, dan di Kelurahan Pondok Cabe
Ilir sebanyak 6 penderita. Dan ke-100 penderita tersebut telah ditangani
dengan baik .
b. Penyakit Menular Langsung
1) Penyakit Tuberkulosa
Jumlah penderita TBC klinis yang diperiksa pada tahun 2014
sebanyak 438 pasien, dan ditemukan kasus TBC Paru BTA Positif
sebanyak 57 pasien dan diobati 60 pasien. Dari pasien TBC BTA (+)
tercatat angka kesembuhan 60 orang atau 100%. (tabel 7, tabel 8, tabel 9)
2) Penyakit Diare

22
Penyakit diare adalah penyakit yang banyak menyerang golongan
umur anak-anak terutama balita. Dimana hal ini dapat mempengaruhi
perkembangan pertumbuhan dan kualitas hidup anak. Upaya program
pemberantasan melalui edukasi dan peningkatan kemampuan
penanggulangan kasus oleh petugas lapangan terus dilakukan. Pada tahun
2014 jumlah kasus diare untuk semua umur ditemukan 4975 kasus, dan
kasus yang ditangani sebanyak 4768 penderita atau 95,8%. (tabel 13)
3) Penyakit Kusta
Penderita penyakit kusta Puskesmas Pamulang ada 1 kasus dengan
tipe PB dan 8 kasus dengan tipe MB. Pada tahun 2014 ini penderita yang
sudah RFT adalah 2 orang dengan tipe PB dan MB yaitu sebanyak 25%.
(tabel 17).
4) Penyakit Pneumonia
Pada tahun 2014 kasus penyakit pneumonia yang ditemukan di
Puskesmas Pamulang sebanyak 1317 kasus, dengan semua penderitanya
adalah balita. Penderita yang ditangani sebanyak 1197 atau sebesar 90,9 %.
(tabel 10).
5) Penyakit HIV/AIDS
Pada tahun 2014 upaya pelayanan kesehatan dalam rangka
penanggulangan HIV/AIDS, ditujukan pada upaya pencegahan melalui
penemuan penderita secara dini, sedangkan penanganan penderita dilakukan
di Rumah Sakit. Jumlah kasus HIV didapatkan sebanyak 6 kasus (tabel 11).
6) Penyakit IMS
Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS). (tabel 11).

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


Keberhasilan pemberian imunisasi diukur dengan pencapaian Universal
Child Immunization (UCI) yang pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap
cakupan atas imunisasi secara lengkap pada kelompok bayi. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah, berarti dalam wilayah tersebut
tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity)
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam
indikator Indonesia sehat 2010 ditargetkan pencapaian UCI 100%. Didefinisikan

23
dengan 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut mendapatkan imunisasi
dasar lengkap. Pada daerah kerja Puskesmas Pamulang, wilayah yang melayani
UCI jumlahnya 100%. (Tabel 41).
PD3I adalah macam-macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Upaya pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi, dan vaksin yang
dipakai adalah: DPT-HB untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan
hepatitis B, sedangkan vaksin polio untuk mencegah penyakit Polio (lumpuh
layu); vaksin campak untuk mencegah penyakit campak (measles) dan BCG
untuk mencegah penyakit TBC. PD3I berpotensi menjadi kejadian luar biasa
(KLB). Beberapa penyakit bisa dikatakan sebagai KLB apabila ada kejadian
kasus diatas rata-rata atau dari tidak ada menjadi ada. Sebagai contoh, untuk
campak bisa dikatakan sebagai kejadian luar biasa apabila dalam suatu wilayah
tertentu ( RT/ RW ) ada 5 kejadian kasus dalam kurun waktu satu minggu dan
ada hubungan epidemiologi antar penderita, sedangkan untuk Dipteri setiap kasus
adalah KLB. Pada tahun 2014, di wilayah Puskesmas Pamulang, ditemukan kasus
campak sebanyak 22 kasus, serta tidak ditemukan kasus polio dan hepatitis B.
(Tabel 20).
Pelaksanaan Imunisasi terhadap bayi selama tahun 2014 di empat Kelurahan
Binaan, baik yang melalui Posyandu, Yankes Swasta, dan Puskesmas dan seluruh
jenis imunisasinya sudah mencapai target, yaitu BCG 98%; DPT-HB1 94,5%;
DPT-HB3 105%; Polio 97%; dan Campak 96,4%. (Tabel 42).
Sedangkan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) yang telah di imunisasi TT1
sebanyak 23,4%; 20,9 % untuk TT2; 22,5% untuk TT3, 22,3% untuk TT4 dan
22,4% untuk TT5. (Tabel 30).

5. Penyehatan Lingkungan
Program penyehatan lingkungan bertujuan untuk menilai keadaan lingkungan dan
upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat dengan melihat empat indikator
yaitu persentase rumah sehat, persentase keluarga yang memiliki akses air bersih keluarga
dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, tempat umum dan pengolahan makanan (TUPM).
Didalam memantau pelaksanaannya program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa
indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:
1. Penggunaan Air Bersih

24
Untuk tahun 2014, jumlah keluarga yang diperiksa yang memiliki akses air
minum bersih sebanyak 66,29%. Dari hasil inspeksi sanitasi petugas Puskesmas,
penggunaan air bersih pada setiap keluarga adalah dengan menggunakan Sumur Pompa
Tangan sebanyak 0 %; Sumur Gali sebanyak 17,3%; sedangkan yang lainnya
menggunakan pompa listrik (sanyo) sebanyak 83%. (tabel 60).
2. Rumah Sehat
Kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit
diantara anggota keluarga dan tetangga sekitarnya.
Pada tahun 2014 telah dilakukan pemeriksaan rumah sehat di 4 kelurahan. Dari
hasil inspeksi sanitasi pada 31.615 rumah maka 68,4% dinyatakan sehat. (tabel 59). Dari
data yang ada maka program sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun rumah
sehat perlu terus dilakukan sehingga pencegahan terhadap perkembangan vektor
penyakit dapat diperkecil, demikian pula penyebab penyakit lainnya disekitar rumah.
3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air
bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengolahan air limbah
keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan
lingkungan. Dari hasil inspeksi, rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar seperti
jamban keluarga yang sehat sebanyak 100,3% (tabel 62); tempat sampah yang sehat
sebanyak 84,2 %; dan yang memiliki pengolahan limbah yang sehat 96,7%.
4. Tempat umum dan Pengolahan makanan (TUPM)
Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor resiko sumber
penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU. Makanan termasuk minuman merupakan
kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak
dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan penyakit
saluran pencernaan (Food Borne Disease). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan
penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal
dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan, dan makanan
jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.
Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan
konsumen atau masyarakat. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan
kualitas lingkungan secara berkala, bimbingan dan penyuluhan.Dari hasil pengawasan di TUPM
yang ada di Puskesmas Pamulang tahun 2014 dari 211 TUPM yang diperiksa sebanyak 177
TUPM (83,89%) yang memenuhi syarat sehat. (tabel 65).

25
6. Pelayanan Pengobatan
Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan Puskesmas Pamulang yaitu pengobatan
umum, pengobatan gigi, gawat darurat, kesehatan ibu anak, dan rawat inap. Ditujukan
untuk pelayanan masyarakat umum, pemegang jaminan kesehatan prabayar (BPJS
Ketenagakerjaan) termasuk pelayanan untuk masyarakat miskin atau pemegang kartu
jamkesmas. Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan pada masyarakat pengguna jaminan
miskin (Jamkesmas, Jamkesda) di Puskesmas Pamulang adalah 12.963 jiwa yang telah
mendapat pelayanan kesehatan atau 33,97% dari total seluruh pasien pengguna jaminan.
Sisanya adalah pasien pengguna jaminan lain seperti BPJS Ketenagakerjaan yang
termasuk didalamnya adalah jaminan Askes PNS, TNI, dan Askes Polri (tabel 54).
Total kunjungan pasien rawat jalan selama tahun 2014 baik dari kunjungan lama
dan baru jumlahnya mencapai 68.928 pasien. Sedangkan total jumlah pasien rawat inap
selama tahun 2014 sebanyak 668 pasien (tabel 55).

B. Program Pengembangan Wajib


1. Program Lansia
Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana
pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi
tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan usia lanjut, telah dilaksanakan
kegiatan program pelayanan kesehatan usia lanjut. Program Kesehatan Usia Lanjut juga telah
diupayakan melalui kegiatan penjaringan usia lanjut di Posbindu. Pada tahun 2014 jumlah
posbindu yang ada di wilayah Pamulang adalah 18 Posbindu yang menyebar di 4 kelurahan
(tabel 71). Dengan jumlah lansia usia 45-59 tahun sebanyak 11.909 jiwa dan usia 60+ sebanyak
6073 jiwa. Lansia yang dilayani kesehatannya sebanyak 15.913 jiwa (88,5%).

2. Program UKS/UKGS

26
Selama tahun 2014 dari 18.267 siswa SD/MI di wilayah Puskesmas Pamulang
sebanyak 3258 siswa (17,8%) diperiksa kesehatan gigi dan mulut. Jumlah yang perlu
mendapat perawatan sebanyak 1817 sedangkan yang telah mendapat perawatan di
Puskesmas Pamulang hanya sebanyak 848 atau 46,7% (Tabel 51). Hal ini dapat
dikarenakan kurangnya kesadaran dan keaktifan orang tua untuk membawa anaknya
memeriksakan kesehatan gigi di Puskesmas.

3. Program NAPZA
Penyuluhan tentang NAPZA adalah salah satu bentuk penyuluhan dari program
Promosi Kesehatan (PromKes) Puskesmas Pamulang sekaligus berdasarkan data yang
ada. Penyuluhan, pencegahan, penanggulangan dan penyalahgunaan NAPZA Puskesmas
Pamulang telah melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan cakupan frekuensi sebanyak
21 kali dalam setahun.

C. Sumber Daya Kesehatan


Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga,
sarana, dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.
Dalam mewujudkan peningkatan kualitas SDM kesehatan dengan melakukan
pelatihan-pelatihan yang berbasis kompentensi, peningkatan loyalitas terhadap profesi
kesehatan, penambahan jumlah tenaga kesehatan yang secara rinci dapat digambarkan
perkembangan dan hambatan situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut:
1. Ketenagaan
Ketenagaan di Puskesmas Pamulang selama tahun 2014 dapat dilihat di tabel 73-
77. Menurut kami, jumlah petugas di Puskesmas Pamulang sudah cukup ideal.

2. Anggaran Kesehatan

27
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama
didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja
barang. Pembiayaan oprasional puskesmas bersumber dari pengembalian retribusi. Di
dalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan melalui
dana APBN dalam bentuk Jamkesmas, serta APBD Kabupaten/Kota. Total anggaran di
Puskesmas Pamulang tahun 2014 sebesar Rp. 460.196.350,. yang diperoleh dari
sumber APBD Rp.362.696.350,- dan dari sumber pemerintah lain Rp. 97.500.000,-
(tabel 82).

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap profil yang tercantum pada
laporan, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

28
 Jumlah posyandu yang aktif adalah 100%.

 Persentase Rumah Tangga ber-PHBS sebesar 84,18% di tahun 2014. Hal ini didukung
dengan terus meningkatnya jumlah penyuluhan informasi kesehatan yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.

 Cakupan frekuensi penyuluhan NAPZA di lingkungan kerja Puskesmas Pamulang sudah


mencapai target. Sosialisasi akan bahaya NAPZA akan terus ditingkatkan guna
mengurangi dampak buruk penyalahgunaan NAPZA.

 Cakupan bayi/neonatus yang dilayani/berkunjung ke Puskesmas sudah mencapai target.

 Pemeriksaan K1 dan K4 masih sudah mencapai target.

 Jumlah peserta PUS yang menjadi peserta KB di tahun 2014 yang tercatat dan dilayani
oleh UPT Puskesmas Pamulang yaitu 84,9% dengan 11,1% diantaranya adalah PUS
yang menjadi Peserta KB Baru. PUS yang menjadi peserta KB baru kebanyakan
memakai KB suntik (33,3%).

 Jumlah balita yang dideteksi dini tumbuh kembangnya sudah mencapai 96,2%.

 Cakupan jumlah Bumil diberikan Fe1, Fe3, dan pemberian Vitamin A pada balita sudah
mencapai target.

 Cakupan program gizi (K/S) dan pencapai program gizi (N/S) dan partisipasi masyarakat
(D/S) sudah mencapai target. Pencapaian perbaikan status gizi buruk setelah mendapat
PMT juga sudah mencapai target.

 Pelaksanaan seluruh jenis Imunsasi terhadap bayi sudah mencapai target 95%-99%.
Jumlah wilayah yang melayani UCI jumlahnya 100%. Jumlah WUS yang telah di

29
imunisasi adalah sebanyak 23,4%; 20,9 % untuk TT2; 22,5% untuk TT3, 22,3% untuk
TT4 dan 22,4% untuk TT5.

 Dari 2 penderita kusta terdapat 2 orang yang sembuh sampai dengan Desember 2014.
Demikian pula untuk pasien TB yang sembuh telah mencapai 100%.

 Jumlah murid SD/MI yang diperiksa sudah mencapai target.

 Dari 31.615 rumah yang ada, sudah 81,3% yang diperiksa.

 Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 94 kasus sudah
ditangani sebanyak 100%.

 Keluarga dengan Akses Air Bersih yang diperiksa sudah mencapai target. Sedangkan
jumlah TUPM yang sehat yang diperiksa mencapai 83,89%.

 Institusi yang dibina kesehatan lingkungan yang mencapai target baru mencapai 83,88%.

 Jumlah lansia yang dilayani kesehatannya dari semua tingkatan usia rata-rata sebanyak
88,5%.

 Angka total anggaran kesehatan Puskesmas Pamulang tahun 2014 bersumber dari APBD
dan dana pemerintah lain.

30

Anda mungkin juga menyukai