Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR

HASIL PRAKTEK LAPANGAN

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas


PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI FKTP
DI PUSKESMAS PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh :
1. Dr. Doni Wicaksana
2. Syaifulloh, S.Kep
3. Winarno, SKM
4. Apri Hadi Suryo Putro, SKM
5. Husnul Hotimah, S.ST
6. Vidya Nirmala, SKM., M.Kes
7. Drg. Farida Mahmudah
8. Sito Hatmoko, SKM., M.KM
9. Herni Pusparini, STrKL
10. Isnaeni Setyani, SKM
11. Dr. Tina Darmi Koestyorini
12. Dr. Yudanti Primasari
13. Rini Widiastuti, S.ST
14. Dr. Evie Lusita
15. Dwi Erna Widayanti, SKM
16. Dr. Mahad Nur Muddaris

Badan Pelatihan Kesehatan Gombong Provinsi Jawa Tengah


Tahun 2017

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 0


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan Hidayah Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktek

Kunjungan Lapangan dalam rangka Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP.

Praktek Kunjungan Lapangan sangat bermanfaat dalam

mengimplementasikan konsep yang diperoleh dari Pelatihan di lapangan.

Implementasi pendampingan dilakukan dengan melaksanakan self assessment

dan tindak lanjut dengan pendampingan penyusunan dokumen yang

dipersyaratkan dalam akreditasi. Pendampingan akreditasi dilaksanakan dalam

Kelompok Kerja Administrasi dan Manajemen, Kelompok Kerja Upaya

Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan.

Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima

kasih dan apresiasi kepada pihak Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang

yang merupakan tempat Praktek Kunjungan Lapangan. Semoga dengan PKL ini

dapat bermanfaat bagi Puskesmas Pringapus khususnya dalam pelaksanaan

akreditasi.

Ungaran, 21 Maret 2017

Kelompok Praktek Kunjungan Lapangan


UPTD Puskesmas Pringapus

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 1


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) khususnya Puskesmas dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu
dan kinerja antara lain dengan pembakuan dan pengembangan sistem
manajemen mutu dan upaya perbaikan kinerja yang berkesinambungan .
Untuk menjamin bahwa upaya perbaikan mutu dan peningkatan kinerja
dilaksanakan di FKTP maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal
dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme
akreditasi.
Akreditasi adalah pengakuan terhadap fasilitas yang diberikan oleh
lembaga independen penyelenggaran akreditasi yang ditetapkan oleh
menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama tersebut
telah memenuhi standar akreditasi. Di masa transisi, pelaksanaan akreditasi
FKTP dilakukan oleh Komisi Akreditasi FKTP yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.02.02/Menkes/59/2015.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan yang berada di garis
depan di masyarakat, selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dengan melakukan berbagai upaya perbaikan, antara lain dengan
memenuhi sarana prasarana puskesmas dan jaringannya, meningkatkan
sumber daya manusia, memanfaatan sistem informasi kesehatan serta
melakukan upaya perbaikan mutu pelayanan melalui akreditasi puskesmas.
Agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu, terjangkau dan
profesional, maka Puskesmas harus dikelola untuk memenuhi
profesionalitas sebagai unit yang memberikan pelayanan publik. Dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.
Puskesmas Pringapus merupakan pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Semarang yang bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
kesehatan di wilayah kerja puskesmas sesuai Keputusan Bupati Semarang

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 2


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
nomor : 445/0310/2014 tentang Ijin Operasional Pusat Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Semarang.
Untuk mempersiapkan FKTP Puskesmas Pringapus dalam pelaksanaan
akreditasi maka perlu difasilitasi melalui proses pendampingan oleh Tim
Pendamping Akreditasi Kabupaten Semarang yang terlatih. Agar
pendampingan dilakukan dengan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka perlu dilakukan proses pendampingan akreditasi di Puskesmas
pringapus melalui Praktek Kunjungan Lapangan dalam rangka Pelatihan
pendamping Akreditasi FKTP.
Praktik Kunjungan lapangan bagi Peserta Pelatihan Pendamping
Akreditasi FKTP adalah salah satu kegiatan pelatihan yang dilakukan
dengan cara melihat kondisi lapangan yang terkait dengan kegiatan untuk
mendapatkan informasi persiapan penilaian Akreditasi Puskesmas.

B. TUJUAN
Umum
Tujuan umum kegiatan ini adalah terlaksananya praktek kunjungan
lapangan pendampingan akreditasi di Puskesmas
Khusus
Peserta Pelatihan dapat mengerti dan memahami :
1. Proses pendampingan di FKTP Puskesmas sesuai materi yang diterima
saat pelatihan di lapangan,
2. Proses self assesment sebagai bentuk pendampingan akreditasi dalam
menilai kesiapan puskesmas,
3. Proses penyusunan dokumen di puskesmas dalam memenuhi standar
akreditasi.

C. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan PKL pada Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP ini dilaksanakan
pada :
Hari : Senin – Selasa
Tanggal : 20-21 Maret 2017
Waktu : Pkl 08.00 – 14.00 WIB
Tempat : UPTD Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 3


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
D. MANFAAT
Dengan dilaksanakan Praktek Kunjungan Lapangan ini peserta dapat
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dari pelatihan.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 4


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
BAB II
PROFIL PUSKESMAS PRINGAPUS

A. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Pringapus terletak di Kelurahan Pringapus Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang, yang menempati sebidang tanah seluas
738 M2, terletak di Jln Honggowicono No 5 Pringapus Kecamatan Pringapus.
Status tanah milik PEMDA Kabupaten Semarang.
Adapun Batas – batas administratif Puskemas Pringapus sebagai berikut :
Sebelah Utara : Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran Timur,
Puskesmas Leyangan kecamatan Ungaran.
Sebelah Timur : Puskesmas Karang ngawen Kecamatan Karang Ngawen.
Sebelah Selatan : Puskesmas Tuntang Kecamatan Tuntang, Puskesmas
Bringin Kecamatan Bringin.
Sebelah Barat : Puskesmas Bergas Kecamatan Bergas.
Luas wilayah Puskesmas Pringapus ± 78,4 Km2 dengan wilayah kerja
meliputi 1 Kelurahan dan 8 Desa antara lain :
- Kelurahan Pringapus,
- Desa Klepu,
- Desa Pringsari
- Desa Jatirunggo
- Desa derekan
- Desa Wonorejo
- Desa Wonoyoso
- Desa Candirejo
- Desa Panawangan

B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data hasil proyeksi dari kantor Biro Statistik Kabupaten
Semarang Tahun 2015 jumlah penduduk wilayah Puskesmas Pringapus
adalah 51,188 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 738 M2 dengan
perbandingan jumlah penduduk laki – laki 25,640 jiwa dan perempuan
25,548 jiwa.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 5


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Menurut kelompok umur, jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus tertinggi di usia 15 – 44 tahun yaitu berjumlah
25,083 orang, dan jumlah kelompok umur lainnya terlihat seperti grafik di
bawah ini:

Jumlah Penduduk Wilayah Kerja


Puskesmas Pringapus Menurut Kelompok Umur Tahun
2015

30,000

25,083
25,000

20,000

15,000

10,000 10,870
8,241
Jumlah…

5,000 3,723

3,271
0
0-4
5 − 14
15 - 44
45 - 64
≥65

C. PEMBANGUNAN KESEHATAN PUSKESMAS PRINGAPUS


Untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Puskesmas
Pringapus, perlu menetapkan fungsi, peran dan kinerja yang bersifat
komplementer guna mendukung kegiatan peningkatan upaya kesehatan
optimal.
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan di Puskesmas Pringapus adalah
Menyehatkan Masyarakat Kecamatan Pringapus.terwujudnya
2. Misi
a. Berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungan.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 6


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
b. Berupaya memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan
terjangkau pada semua lapisan masyarakat tanpa ada
pengecualian.
c. Berupaya mendorong masyarakat mandiri serta ber perilaku hidup
bersih dan sehat secara maksimal.
d. Berupaya menggerakkan dan meningkatkan pembangunan
berwawasan kesehatan di tingkat kecamatan.
e. Berupaya meningkatkan sumberdaya manusia secara terus
menerus dan berkesinambungan demi peningkatan mutu
pelayanan.
f. Siap menjadi mitra masyarakat dalam menanggulangi masalah –
masalah kesehatan KLB (Kejadian Luar Biasa, Bencana Alam,
Wabah, dsb).
g. Berupaya melaksanakan Management secara Profesional,
Akuntabilitas, dan Transparan.
3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan kesehatan
adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sehingga tercipta masyarakat yang memiliki
kemampuan yang menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal
di seluruh masyarakat di wilayah Kecamatan Pringapus.
4. Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan adalah tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kerjasama lintas sektoral meningkat secara bermakna dalam
pembangunan kesehatan dengan ditandainya adanya kontribusi
positif sektor lain terhadap kesehatan .
b. Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta yang meningkat
dengan terciptanya kemampuan masyarakat untuk memlihara dan
memperbaiki keadaan kesehatannya melalui pelayanan kesehatan
yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 7


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
c. Meningkatnya perilaku hidup sehat yang ditandai dengan
peningkatnya indikator kesehatan masing-masing program secara
bermakna .
d. Terciptanya lingkungan fisik dan sosial yang sehat di masyarakat
e. Upaya pelayanan kesehatan yang meningkat dengan terpenuhinya
jumlah sarana kesehatan yang bermutu, jangkauan dan cakupan
pelayanan kesehatan, pemanfaatan pelayanan yang promotif dan
preventif .
f. Meningkatnya pengelolaan manajemen kesehatan sebagai dasar
kebijakan selanjutnya .
g. Meningkatnya indicator derajat kesehatan masyarakat.
5. Strategi
Strategi yang dijalankan dalam bidang kesehatan di Puskesmas
Pringapus sebagai berikut:
a. Lebih intensif memberikan ketrampilan, khususnya pada staf untuk
dapat melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat.
b. Mensosialisasikan program – program Puskesmas ditiap – tiap
kesempatan, agar dalam pelaksanaannya mendapatkan dukungan.

D. Program Pembangunan Kesehatan di Wilayah Puskesmas Pringapus


1. Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat
dengan kegiatan Peningkatan Kesehatan Lingkungan & Perilaku Hidup
Sehat.
2. Program Peningkatan Upaya Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan :
 Kesinambungan Imunisasi
 Pengamatan & Penanggulangan Penyakit Menular (KLB)
 Pencegahan Penyakit Tidak Menular
 Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
 Peningkatan upaya pelayanan kesehatan
 Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga
3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan kegiatan Perbaikan Gizi.
4. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dengan kegiatan
Promosi Kesehatan.
5. Program Pengawasan Obat Makanan & Bahan Berbahaya dengan
kegiatan :

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 8


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
 Pengawasan Obat,Makanan-Minuman dan Bahan Berbahaya
 Pengadaaan Obat
6. Program Penataan Kelembagaan & Penatalaksanaan Pemerintah
dengan kegiatan :
 Pengembangan SDM dan Penyusunan Perencanaan Kesehatan
 Pengelolaan Administrasi Keuangan
 Pengelolaan Rumah Tangga Dinas
 Administrasi Kepegawaian

E. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PUSKESMAS PRINGAPUS


Gambaran pencapaian pembangunan kesehatan di Puskesmas
Pringapus dapat dilihat dari hasil – hasil yang telah dicapai tahun 2015.
1. ANGKA KESAKITAN
a) Penyakit Bersumber Binatang
P2 DBD
Pada tahun 2015, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
yang ditemukan dan ditangani sebanyak 70 kasus dan tidak ada
kematian.
b) Penyakit Menular Langsung
- P2 TB Paru
Dari gambaran pencapaian program P2P mengenai TBC di
Puskesmas Pringapus menunjukkan bahwa penemuan
penderita TB paru & BTA positif di Kecamatan Pringapus tahun
2015 sebanyak 9 dan suspek 78 penderita.
2) P2 Diare
Jumlah perkiraan kasus diare tahun 2015 sebanyak 1093
kasus. Penemuan penderita diare yang ditangani sebanyak 537
atau 49 % dari jumlah keseluruhan kasus yang ada.
3) KLB
Kejadian Luar Biasa di Puskesmas Pringapus selama tahun
2015 tidak ada kasus.
4) Penyakit tidak menular
- Diabetes Militus
Kasus Diabetes Militus yang ditemukan di Puskesmas
Pringapus selama tahun 2015 sebanyak 642 kasus.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 9


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
- Gangguan Mental
Kasus gangguan mental dan perilaku yang ditemukan di
Puskesmas Pringapus selama tahun 2015 sebanyak 9 kasus
(psikosis ).
- Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Kasus Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang
ditemukan di Puskesmas Pringapus selama tahun 2015
antara lain Dekomp kardis 232 kasus, Hipertensi esensial
836 kasus , stroke Hemoragik 0 , dan Srok Non Hemoragik 0
kasus.

2. ANGKA KEMATIAN
a. Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
Jumlah kematian ibu di Puskesmas Pringapus Tahun 2015 tidak
ada kematian dari 742 jumlah ibu hamil.
b. Angka Kematian Bayi ( AKB )
Jumlah Kematian Bayi di Puskesmas Pringapus tahun 2015
sebanyak 6 kematian dari 748 kelahiran.
c. Angka Kematian Balita ( AKABA )
Jumlah kematian Balita di Puskesmas Pringapus Tahun 2015
sebanyak 13 kematian dari 3.734 Balita.

3. KEADAAN GIZI
Status gizi balita di Puskesmas Pringapus tahun 2015 dari 3.734
balita ditimbang 3.076 balita, Balita dibawah garis merah (BGM)
sebanyak 20 balita atau 0,7 %.
ASI ( Air Susu Ibu ) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang paling optimal ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6
(enam) bulan dan dapat dilanjutkan samapi anak berumur 2 (dua)
tahun. Namun demikian, selama ini kebanyakan para ibu menyusuinya
pekerja pabrik sehingga kerepotan untuk memberikan ASI nya,
sehingga cakupannya masih rendah. Dari jumlah bayi 327 sedang yang
mendapatkan ASI Eklusif hanya 96 bayi atau 29,4 %.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 10


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Dari 9 desa / kelurahan yang diperiksa oleh petugas Puskesmas
Pringapus tentang penggunaan garam beryodium yang baik. Semua
penduduk menggunakan garam beryodium.

4. KEADAAN LINGKUNGAN
Jumlah rumah sehat di Kecamatan Pringapus Tahun 2015 sejumlah
9,179 rumah (78%) dari 11,769 rumah yang ada. Dari hasil
pengumpulan data rumah / bangunan jumlah rumah yang ada 11.769.
Pemeriksaan tempat – tempat umum sejumlah 110 tempat, adapun
yang memenuhi syarat ada 100 TPM dari hasil periksaan dan
dinyatakan sehat.sedangkan yang 10 dinyatakan tidak sehat/ tidak
memenuhi syarat.
Dari 51.188 jumlah penduduk yang ada. Dari 2.196 sarana sumur
gali terlindung digunakasn oleh 12.859 penduduk, sumur gali dengan
pompa 341 di gunakan oleh 2.578. mata air telindung 31 di gunakan
oleh 25.731, sedangkan perpipaan/ PDAM 140 di gunakan oleh 1.979
orang.

5. PERILAKU MASYARAKAT
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat menurut HL Belum adalah faktor perilaku hidup bersih dan
sehat. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan suatu penyakit. Dari data yang diperoleh
pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Pringapus, rumah tangga
yang dipantau sebesar 8.556 dari jumlah KK seluruhnya yaitu 11.769
Angka rumah tangga yang ber PHBS se jmlah 8.556 KK. pencapaiannya
sebesar 100%.
BPJS PBI merupakan salah satu upaya pemeliharaan kesehatan
masyarakat secara paripurna, terstruktur yang dijamin kesinambungan
dan mutunya, dimana pembiayaannya dilakukan secara pra-upaya.
Berdasarkan laporan dari PT BPJS KESEHATAN dan laporan program,
jumlah penduduk yang tercaver oleh berbagai Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) tahun 2015 di Kecamatan Pringapus sebesar 24.264
jiwa. Peserta PBI APBN 18,676 edangkan peserta PBI APBD 1,038 jiwa.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 11


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Pada hakekatnya, Posyandu merupakan kegiatan yang tumbuh dari,
oleh, dan untuk masyarakat sehingga pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana Posyandu menjadi tanggung jawab kita bersama
terutama masyarakat di sekitarnya.
Posyandu Pratama yang ada di Kecamatan Pringapus berjumlah 0
Posyandu, Posyandu Madya berjumlah 51 posyandu, Posyandu
Purnama 10, sedangkan posyandu mandiri berjumlah 0 posyandu.
Jumlah keseluruhan posyandu di Puskesmas Pringapus adalah 61
Posyandu.

6. UPAYA KESEHATAN
a. UPAYA KESEHATAN DASAR
Jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas Pringapus selama
tahun 2015 untuk rawat inap 605. dan jumlah kunjungan baru
rawat jalan sebanyak 12.113 kunjungan.
1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil di
Kecamatan Pringapus tahun 2015 sebesar untuk Fe1 70,21 %
dan untuk Fe3 59,58%.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil di Kecamatan
Pringapus tahun 2015 : TT1 181, TT2 251, TT3 172, TT4 72,
TT5 34. Dari jumlah ibu hamil 903 orang.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(profesional, bidan) di Kecamatan Pringapus tahun 2015
sebanyak 748 / (100 %) dari 748 bumil.
2) Pelayanan Kesehatan Neonatal, Bayi dan Balita
Jumlah kunjungan neonatus Kecamatan Pringapus tahun
2015 KN1 sebanyak 737 atau sekitar 99,3 % dan Lengkap
738 atau 99,5% dari 742 bayi lahir hidup.
Cakupan kunjungan bayi di Kecamatan Pringapus tahun
2015 sebanyak 556 (74,9 %) atau sebanyak 742 jumlah bayi.
Pada tahun 2015 dari 742 kelahiran hidup di Kecamatan
Pringapus terdapat sebanyak 26 bayi lahir yang memiliki berat
badan kurang dari 2500 gram atau BBLR.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 12


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Imunisasi DPT1 + HB 1 sebanyak 803 dan DPT 3 + HB3
sebanyak 800 Campak sebanyak 803, BCG sebanyak 801 dan
Polio 4 sebanyak 800, immunisasi dasar lengkap sebanyak 768
3) Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila
Jumlah pra usila (60 Tahun keatas) di Kecamatan Pringapus
pada tahun 2015 adalah 5.074 orang dan mendapat pelayanan
kesehatan sebanyak 3,295 atau sekitar 64,94 %.
4) Program KB (PUS, KB Baru, KB Aktif)
Berdasarkan data dari DinKesSos & KB Kecamatan Pringapus
pada tahun 2015 jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak
11,199 pasangan. Peserta KB baru sebanyak 1,144 atau
sekitar 10,2 % dan peserta KB aktif sebanyak 9,520 atau
sekitar 85 %.
5) Kesehatan Kerja dan Kesehatan Institusi
Jumlah pekerja bidang informal di Kecamatan Pringapus
tahun 2015 sebanyak 4,858 pekerja dan yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 4,858 pekerja atau sekitar 100
%. Jumlah pekerja formal sebanyak 20,500 pekerja dan yang
mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 20,500 pekerja atau
sekitar 100 %.
Jumlah siswa SD/MI sebanyak 5,105 siswa dan yang
diperiksa kesehatannya sebanyak 2,319 atau ( 45,5 %).

b. UPAYA KESEHATAN KHUSUS


1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
Jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa tahun 2015 ada 9
orang
2) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
Pringapus selama tahun 2015 meliputi tumpatan gigi tetap
sebanyak 275. tumpatan, pencabutan gigi tetap sebanyak 275
dan rasio tambal/cabut. Jumlah murid SD sebanyak 5.105
siswa, dan murid SD yang diperiksa kesehatan giginya
sebanyak 2.319 (45.4 %) dan yang mendapat perawatan
sebanyak 528.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 13


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
7. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat serta dalam upaya mendekatkan pelayanan kesehatan pada
masyarakat, masih diperlukan jumlah tenaga kesehatan dan
pendistribusian yang merata di Puskesmas Pringapus Kecamatan
Pringapus. jenis tenaga kesehatan dibagi menjadi : Tenaga Medis
(dokter, dokter gigi) sejumlah 4 orang, Tenaga perawat & bidan
(termasuk lulusan D3 & S1) sejumlah 8 orang perawat dan 14 orang
bidan, Tenaga kefarmasian (Assisten apoteker) sejumlah 1 orang,
Tenaga Gizi (lulusan D3 gizi) sejumlah 1 orang, dan Tenaga teknis
medis (analis Laborat D3) sejumlah 1 orang,

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 14


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
BAB III
HASIL PRAKTEK KUNJUNGAN LAPANGAN

Hasil dari praktek Kunjungan Lapangan yang dilaksanakan di UPTD


Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang diperoleh
dari masing-masing Kelompok Kerja (Pokja) yang dijelaskan sebagai berikut :
A. ADMINISTRASI MANAJEMEN (ADMEN)
1. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (Bab I)
a. Analisa kebutuhan masyarakat dan perencanaan puskesmas
- Sudah ada Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pringapus
tentang jenis-jenis pelayanan, namun didalam penyusunan
dokumen surat keputusan Kepala Puskesmas belum
berdasarkan pedoman tata naskah kabupaten Semarang.
Informasi jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Pringapus brupa
leaflet yang berisikan visi, misi, moto, tata nilai, waktu pelayanan
dan kompetensi petugas.
- Identifikasi kebutuhan masyarakat wilayah Puskesmas
Pringapus dilaksanakan didalam lokakarya mini Puskesmas,
namun untuk bukti telusur didalam notulen lokakarya mini
Puskesmas lebih dilengkapi dengan usulan dan saran yang
kemudian dianalisa, disesuaikan dengan sarana prasarana yang
ada di Puskesmas. Identifikasi kebutuhan masyarakat masih
perlu digali dengan beberapa cara misalnya curah pendapat, SMS
gate way, survey, dll.
- Dalam pembuatan SOP belum sesuai dengan Permenpan No. 32
Tahun 2012 dan belum tertuang di dalam pedoman manual
mutu.
- Rencana Lima Tahunan Puskesmas dalam tahap penyusunan.
Didalam penyusunan renstra puskesmas belum mengacu pada
renstra dinas kesehatan dan kebutuhan masyarakat.
- RUK dan RPK dalam tahap penyusunan. RUK dan RPK
diperlukan analisa capaian kinerja, kebutuhan masyarakat dan
kebijakan baik kebijakan dari Kementerin Kesehatan maupun
dari Dinas Kesehatan serta dengan melihat kemampuan

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 15


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Puskesmas yang didukung dengan sarana prasarana yang ada di
Puskesmas.
b. Akses dan pelaksanaan kegiatan
- Akses dan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Pringapus kepada
masyarakat masih sangat terbatas baru berupa leaflet dan belum
didukung dengan bukti sosialisasi tentang jenis-jenis pelayanan,
Di Puskesmas Pringapus belum ada mekanisme monitoring
penyelenggaraan yang dituangkan didalam SOP mekanisme
monitoring dan tindak lanjut hasil monitoring.
c. Evaluasi
- Di Puskesmas Pringapus belum tersedia mekanisme untuk
melakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh pimpinan
Puskesmas dan penanggungjawab upaya Puskesmas dan
kegiatan pelayanan Puskesmas.
- Hasil penilaian kinerja Puskesmas belum dianalisisdan diberikan
umpan balik kepada pihak terkait.

2. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (Bab II)


a. Persyaratan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
- Persyaratan lokasi pendirian puskesmas Pringapus sudah
tersedia yang disertai analisis pendirian puskesmas tetapi untuk
dilengkapi latar belakang untuk analisis pendirian puskesmas
- Bangunan puskesmas sudah sesuai dengan Permenkes no 75
tahun 2014, tetapi untuk dilengkapi evaluasi tata graha penataan
serta pencahayaan ruangan,
- Denah ruangan puskesmas sudah tersedia walaupun masih
dalam tahap perbaikan gambar denah,
- Prasarana yang tersedia di Puskesmas Pringapus sudah
terpelihara dan di monitoring hanya saja bukti hasil monitoring
belum dituangkan dalam dokumen,
- Peralatan medis dan non medis sudah tersedia tetapi dalam
pemeliharaan belum dilakukan kalibrasi alat bagi alat yang
memerlukan kalibrasi secara berkala (jadwal dan bukti
kalibrasi)

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 16


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
b. Persyaratan ketenagaan puskesmas
- Kepala puskesmas sudah memenuhi kompetensi yang ada
sebagai persyaratan sebagai kepala puskesmas, hanya saja perlu
belum tersedia SK kompetensi dan uraian tugas kepala
puskesmas,
- Tenaga medis, tenaga kesehatan lainnya dan non kesehatan suda
tersedia analisis kebutuhan berdasarkan ABK tetapi belum
dilengkapi dokumen hasil analisis kebutuhan tenaga.
c. Kegiatan pengelolaan puskesmas
- Struktur organisasi Puskesmas Pringapus sudah tersedia
berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang,
hanya belum terlihat alur komunikasi serta belum ada kajian dan
tindak lanjut hasil kajian SOTK
- Kejelasan tugas, peran dan tanggungjawab pimpinan puskesmas,
penanggungjawab dan karyawan belum tersedia SK yang
disosialisasikan dan evaluasi pelaksanaan tugas,
- Belum tersedia SK standar kompetensi, SOP, KAK tentang
pengembangan pengelola puskesmas serta analisis dan evaluasi
kebutuhan tenaga,
- Orientasi karyawan baru belum tersedia baik SK, SPO dan KAK,
- Visi, misi, tujuan dan tata nilai di Puskesmas Pringapus sudah
tersedia dan berproses, tetapi belum didukung SK, SOP, KAK
komunikasi dan koordinasi,
- Mekanisme pengarahan kepala puskesmas tentang kinerja
pelayanan melalui pencatatan dan pelaporan yang didukung SK,
SOP dan KAK
- Pedoman (manual mutu) di Puskesmas Pringapus sudah
tersedia tetapi perlu dukungan SK, SOP, KAK,
- Pengelolaan data dan informasi di Puskesmas mulai dari
pengumpulan, penyimpanan dan retrieving (pencarian kembali)
walaupun proses sudah berjalan tetapi belum didukung oleh
SOP, evaluasi dan tindak lanjut.
d. Hak dan kewajiban pengguna puskesmas
- Kejelasan hak dan kewajiban pengguna puskesmas (pasien)
sudah tersedia dan dipasang di depan loket pendaftaran berupa

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 17


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
banner, tetapi belum tersedia SK, SOP dan KAK pemenuhan hak
dan kewajiban pengguna puskesmas,
- Belum tersedia peraturan internal tentang pelaksanaan upaya
puskesmas dan kegiatan pelayanan puskesmas berupa SK, SOP,
KAK
e. Kontrak pihak ketiga
- Belum tersedia dokumen pendukung kontrak kerja dengan
pihak ketiga berupa SK pengelola kontrak, evaluasi kinerja pihak
ketiga
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana
- Pemeliharaan sarana prasarana sudah berproses tetapi harus
dilengkapi dokumen pendukung berupa program kerja.

3. Peningkatan Mutu Puskesmas (Bab III)


a. Perbaikan mutu dan kinerja puskesmas konsisten dengan tata nilai,
visi, misi dan tujuan puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh
pimpinan puskesmas, penanggung jawab upaya puskesmas dan
pelaksana
- Puskesmas sudah memenuhi elemen penilaian 1 sampai 5.
Dokumen yang sudah tersusun berupa Surat Keputusan, uraian
tugas, penunjukan penanggung jawab mutu, dan
pedoman/manual mutu. Penggalangan komitmen untuk
meningkatkan mutu kinerja secara konsisten dan
berkesinambungan telah dilaksanakan dan tertuang dalam
penandatanganan deklarasi komitmen seluruh karyawan dan
karyawati Puskesmas Pringapus. Pembuatan SK masih
memerlukan perbaikan karena terdapat penulisan yang belum
sesuai dengan pedoman penyusunan dokumen.
- Esensi dari kriteria 3.1.2 adalah penyelenggaraan Pertemuan
Tinajauan Manajemen (PTM). Sampai dengan akhir bulan Maret
ini Puskesmas belum melaksanakan PTM. Dokumen yang sudah
dibuat puskesmas yaitu Standar Oeraional Prosedur (SOP) dan
blangko Rencana Tindak lanjut (RTL). Penyusunan SOP tentang
PTM belum disusun sesuai dengan pedoman sehingga masih
memerlukan perbaikan.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 18


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
- Pada kriteria 3.1.3 mensyaratkan bahwa seluruh kompone
puskesmas yaitu pimpinan puskesmas, penanggung jawab
upaya (UKM dan UKP), serta pelaksana kegiatan bertanggung
jawab ddan menunjukkan peran serta dalam memperbaiki mutu
dan kinerja. Untuk mencapai hal tersebut puskesmas Pringapus
sudah melaksanakan sosialisasi kebijakan mutu yang di
dalamnya memuat tanggung jawab setiap karyawan untuk
memahami dan berperan aktif dalam upaya perbaikan mutu
kepada seluruh karyawan dengan penyelenggaraan lokakarya
mini. Bukti penyelenggaraan loka karya mini sudah
terdokumentasikan dengan baik.
- Upaya puskesmas Pringapus untuk melibatkan pihak-pihak
terkait dilakukan dengan melaksanakan loka karya mini dengan
tujuan mengidentifikasi pihak terkait dan perannya dalam
peningkatan mutu dan kinerja sudah dilaksnakan dan bukti
kegiatan sudah terdokumentasikan dengan baik., akan tetapi
puskesmas belum menindaklanjuti hasil dariloka karya mini
tersebut.
- Kriteria 3.1.4 mensyaratkan bahwa pimpinan puskesmas dan
penan bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi kegiatan
kinerja melalui kegiatan audit internal. Puskesmas Pringapus
sampai akhir bulan Maret ini belum melaksanakan audit
internal. Persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan audit
internal yang sudah dilakukan yaitu pengumpulan data
indicator, pembuatan SOP audit internal, dan blangko rencana
tindak lanjut.
- Kriteria ini menjelaskan bahwa untuk dalam memperbaiki
kinerja, puskesmas perlu memberdayakan pengguna puskesmas.
- Pukesmas Pringapus sudah melaksanakan loka karya mini
sesuai kebijakan dan SOP untuk mendapatkan asupan dari
pengguna. Puskesmas belum melaksanakan survei dan tindak
lanjut untuk mendapatkan asupan dari pengguna.
- Puskesmas suah mebuat SK tentang penetapan indikaor kinerja
dan mutu. Puskesmas belum melakukan upaya perbaikan mutu
yang didasarkan pada analisis capaian kinerja dan asupan dari

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 19


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
masyarakat, lintas sector, maupun dari pengguna. Prosedur
tindakan preventif dan korektif sudah dibuat, namun masih
belum sesuai pedoman sehingga masih memerlukan perbaikan.
- Kriteri ini menjelaskan tentang perlunya kaji banding untuk
peningkatan kinerja. Puskesmas Pringapus belum membuat
dokumen perencanaan seperti kerangka acuan, instrument, dan
belum melaksanakan kaji banding.

B. UPAYA KESHATAN MASYARAKAT (UKM)


1. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran/UKMBS (Bab
IV)
a. Kebutuhan akan upaya kesehatan masyarakat dianalisa.
- Kebutuhan akan upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas
Prinapus sudah dilaksanakan dengan metode survey dan sudah
diidentifikasi akan tetapi belum dilakukan analisis. Belum ada :
SOP identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, SOP
pembahasan umpan balik, KAK memperoleh Umpan balik, RTL
dan TL pembahasan umpan balik.
b. Akses masyarakat dan sasaran kegiatan terhadap kegiatan upaya
kesehatan masyarakat.
- Sudah ada akses informasi ke masyarakat tetapi belum ada
monitoring ketepatan waktu dan kemudahan akses bagi
masyarakat.
- Kepala puskesmas dan penanggungjawab UKM puskesmas
melakukan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan UKM
puskesmas dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan
dan harapan masyarakat/sasaran
- Kepala puskesmas sudah menetapkan indicator kinerja dan
target pencapaian tetapi belum ada evaluasi kinerja secara rutin
analisa pencapaian program.

2. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat (Bab V)


a. Tanggungjawab pengelola UKM puskesmas

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 20


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
- Belum ada Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang standar
dan kompetensi serta penetapan penanggungjawab Upaya
Kesehatan Masyarakat di UPTD Puskesmas Pringapus.
- Belum dibuat pedoman penyelenggaraan Upaya Kesehatan di
UPTD Puskesmas Pringapus
- Belum ada kerangka acuan program orientasi, SOP dan bukti
pelaksanaan orientasi, hasil evalusasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan orientasi.
- Belum ada SK Kepala Puskesmas tentang tujuan, sasaran, tata
nilai tiap-tiap UKM dan belum membuat hasil evaluasi dan
tindak lanjut terhadap sosialisasi tujuan, sasaran dan tata nilai.
- Belum ada SOP dan bukti pelaksanaan pembinaan;, kerangka
acuan pembinaan dan bukti pembinaan; bukti pelaksanaan dan
jadwal pembinaan; kerangka acuan tahapan jadwal kegiatan
bukti sosialisasi; SOP koordinasi lintas program dan lintas
sektoral; kerangka acuan yang memuat lintas program dan lintas
sektoral; SOP dan hasil evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan
komunikasi lintas program dan lintas sektoral.
- Belum ada hasil analisis risiko kegiatan upaya kesehatan
masyarakat
- Belum ada SK kepala Puskesmas tentang kewajiban
penanggungjawab UKM dan pelaksana untuk memfasilitasi
peran serta masyarakat; rencana, kerangka acuan, SOP
pemberdayaan masyarakat; SOP pelaksanaan SMD; SOP
komunikasi dengan masyarakat dan sasaran UKM; bukti
perencanaan dan pelaksanaan UKM yang bersumber dari
swadaya masyarakat/swasta.
b. Perencanaan kegiatan UKM puskesmas
- Belum ada RUK Puskesmas dengan kejelasan kegiatan tiap-tiap
UKM; RPK Puskesmas dengan kejelasan tiap-tiap kegiatan UKM;
RUK dan RPK; Kerangka acua tiap-tiap UKM; jadwal kegiatan
tiap-tiap UKM
- Belum ada SOP dan hasil kajian kebutuhan masyarakat; SOP
hasil kajian kebutuhan sasaran; hasil analisis; hasil RPK

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 21


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
Puskesmas; jadwal pelaksanaan kegiatan apakah sudah dengan
usulan masyarakat.
- Belum ada hasil monitoring; SOP monitoring, jadwal dan
pelaksanaan monitoring; SOP pembahasan hasil monitoring,
bukti pembahasan, rekomendasi hasil pembahasan; hasil
penyesuaian rencana; SOP perubahan rencana kegiatan;
dokumentasi hasil monitoring, dokumentasi proses, dan hasil
pembahasan.
c. Pengorganisasian upaya kesehatan masyarakat
- Belum ada dokumen uraian tugas penanggungjawab UKM;
uraian tugas pelaksana UKM; isi dokumen uraian tugas; bukti
pelaksanaan sosialisasi uraian tugas; pendistribusian uraian
tugas; bukti pelaksanaan sosialisasi uraian tugas pada lintas
program.
- Belum ada bukti hasil monitoring pelaksanaan uraian tugas;
hasil monitoring; bukti tindak lanjut monitoring.
- Belum ada SK Kepala Puskesmas tentang kajian ulang uraian
tugas beserta SOP nya, bukti pelaksanaan kajian ulang hasil
tinjauan ulang; uraian tugas yang direvisi; ketetapan hasil revisi
uraian tugas.
d. Komunikasi dan koordinasi
- Belum ada pedoman penyelenggaraan UKM Puskesmas; uraian
peran lintas program untuk tiap program; kerangka acuan
program memuat peran lintas program dan lintas sektoral.
- Belum membuat SK Kepala Puskesmas dan SOP tentang
mekanisme komunikasi dan koordinasi program; bukti
pelaksanaan lintas program dan lintas sektoral; bukti
pelaksanaan koordinasi; hasil evaluasi, rencana tindak lanju dan
tindak lanjut terhadap pelaksanaan koordinasi lintas program
dan lintas sektoral.
e. Kebijakan dan prosedur pengelolaan
- Belum ada panduan pengendalian dokumen kebijakan dan SOP;
SOP pengendalian dan pelaksanaan dokumen eksternal; SOP dan
bukti penyimpanan dan pengendalian arsip, perencanaan, dan
penyelenggaran UKM

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 22


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
- Belum ada SOP monitoring, jadwal dan pelaksanaan monitoring;
masih perlu pemahaman lebih jelas tentang kegiatan
monitoring; hasil monitoring; hasil evaluasi terhadap kebijakan
dan prosedur monitoring.
- Belum ada SK evaluasi kinerja; SOP evaluasi kinerja; belum
memahami kebijakan dan prosedur evaluasi kinerja; SOP hasil
evaluasi kinerja; evaluasi terhadap kebijakan dan prosedur
evaluasi UKM.
f. Akuntabilitas pengelolaan dan pelaksanaan UKM puskesmas
- Belum ada SOP monitoring kesesuaian proses pelaksanaan
program kegiatan; hasil monitoring; rencana tindak lanjut dan
bukti tindak lanjut hasil monitoring; dokumentasi hasil
monitoring dan tindak lanjut.
- Belum ada SOP pengarahan pada pelaksana; bukti pelaksanaan
kajian; bukti pelaksanaan tindak lanjut; dokumentasi hasil kajian
dan pelaksanaan tindak lanjut; bukti pelaksanaan pertemuan
penilaian kinerja.
- Belum ada hasil penilaian kinerja; kerangka acuan SOP
pertemuan penilaian kinerja, bukti pelaksanaan pertemuan;
bukti tindak lanjut dan laporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
g. Hak dan kewajiban sasaran
- Belum ada SK Kepala Puskesmas tentang hak dan kewajiban
sasaran; SOP sosialisasi hak dan kewajiban sasaran
- Belum memahami aturan tata nilai; belum maksimal dalam
pelaksanaan tata nilai dan tidak ada bukti tindak lanjut.

3. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (BAB VI)


a. Perbaikan kinerja masing-masing UKM puskesmas konsisten
dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan puskesmas, dipahami dan
dilaksanakan oleh kepala puskesmas, penanggungjawab UKM
puskesmas dan pelaksana yang ditunjukkan dalam sikap
kepemimpinan.
- Tata nilai, visi, misi, dan tujuan belum disosialisasikan dan
diterapkan secara berkesinambungan, konsisten dalam budaya

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 23


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
kinerja. Belum merencanakan dan melaksanakan perbaikan
kinerja.
b. Kaji banding
- Belum ada SOP Kaji banding, perencanaan kaji banding ke
puskesmas lain tentanag kinerja UKM Puskesmas. Instrumen
kaji banding belum disusun.

C. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)


1. Layanan Klinis Yang Berorientasi Pasien (Bab VII)
a. Proses pendaftaran pasien
- Prosedur alur pendaftaran yang jelas dan tercantum dalam
Kebijakan Kepala Puskesmas belum tersedia. belum terjadi
komitmen yang baik pada bagian pendaftaran untuk
pelaksanaan proses pendaftaran, dimulai dari prosedur
pendaftaran, prosedur menilai kepuasan pasien, identifikasi
kendala / hambatan bahasa, budaya dan disabilitas, cara
penyampaian informasi kepada pasien termasuk penyampaian
informasi maupun tentang fasilitas rujukan dari puskesmas dan
cara penyampaian hak dan kewajiban pasien belum terlaksana.
Dalam ketenagaan, masih ada kekurangan dalam kompetensi
petugas. Dalam hal ini, untuk menyempurnakan proses
pendaftaran, perlu diusulkan untuk mengikuti pelatihan
kompetensi tenaga di pendaftaran.
b. Pengkajian
- Hingga saat ini belum tersedia SOP yang mengatu tentang
pelayanan medis maupun paramedis di Puskesmas Pringapus.
Beberapa formulir mengenai kajian dalam Rekam Medis belum
tertuang secara lengkap. Pengkajian awal pasien dilakukan oleh
seorang dokter, namun belum semua terpenuhi. Penanganan
kasus kegawatan sudah tertuang dalam kebijakan kepala
Puskesmas, akan tetapi dalam pelaksanaan belum terlaksana
dengan baik, sehingga prosedur yang dijadikan acuan harus
diperbaiki.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 24


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
c. Keputusan layanan klinis
- Keputusan layanan klinis harus dilakukan oleh seorang yang
mempunyai kompetensi, dalam hal ini adalah seorang dokter.
Sehingga dalam kesehariannya, apabila dokter tidak melakukan
penegakkan diagnosis dapat dilakukan oleh seorang perawat
dengan cara Pendelegasian wewenang. Perlu adanya
pembenahan dalam surat pendelegasian dan prosedur
pendelegasian yang ada.
- Peralatan klinis yang terdapat dalam Puskesmas belum
terkoordinir dengan baik. Hal ini terbukti belum adanya
prosedur inventarisasi alat yang baik termasuk pemilihan alat
yang perlu di sterilisasi dan jadwal pemeliharaan alat yang
belum sistematis.
d. Rencana layanan klinis
- Rekam Medis yang terdapat di Puskesmas Pringapus mulai
diberlakukan personal folder. Dalam penulisan rekam medis
belum tercantum dalam surat kebijakan. Rekam medis yang ada
belum memuat kelengkapan rekam medis yang didasarkan pada
Permenkes No. 269 tahun 2008. Informed consent yang telah
dilakukan belum sesuai dengan standar.
e. Rencana rujukan
- Dalam pelaksanaan rujukan, belum terdokumentasi dengan baik.
Hal ini dibuktikan dengan belum adanya prosedur persiapan
pasien rujuk, hingga belum adanya resume medis yang
menggambrkan keadaan pasien ketika datang hingga di rujuk
dan saat perjalanan menuju fasilitas rujukan.
f. Pelaksanaan layanan
- Dalam pelaksanaan layanan klinis, Puskesmas Pringapus belum
mempunyai Pedoman Layanan Klinis sebagai acuannya.
Penanganan kegawat daruratan dibakukan ke dalam SK yang
selanjutnya di terapkan dalam prosedur. Ada 10 penyakit gawat
darurat yang terdokumentasi oleh Puskesmas.
- Semua pencatatan dalam pemberian obat atau cairan intra vena
maupun intra muskular belum tertuang dalam rekam medis
secara rinci.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 25


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
g. Pelayanan anastesi lokal, sedasi dan pembedahan
- Belum terlaksana monitoring status fisiologis pasien sebelum,
saat, dan sesudah pemberian anestesi. Hal ini terjadi pula pada
laporan pembedahan. Semua tindakan yang dilakukan kepada
pasien harus dilakukan edukasi, pencatatan dan persetujuan.
h. Penyuluhan/pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/
keluarga
- Pedoman mengenai pendidikan dan penyuluhan kepada pasien
belum tersedia di Puskesmas. Sehingga dalam pelaksanaan pun
belum terdokumentasi dengan baik.
i. Makanan dan terapi nutrisi
- Petugas gizi di Puskesmas Pringapus belum melaksanakan
asuhan gizi sebagaimana mestinya, dan hanya berorientasi pada
Upaya Kesehatan Masyarakat. Sehingga dokumentasi dan
pelaksanaan asuhan gizi dalam gedung belum dilakukan.
j. Pemulangan dan tindak lanjut
- Prosedur pemulangan pasien sudah sesuai dengan prosedur,
hanya saja petugas yang berkompeten memulangkan pasien
belum tertuang dalam kebijakan kepala Puskesmas. Tindak
lanjut setelah pemulangan pasien atau rujukan dari sarana lain
belum terdokumentasi.
- Pemahaman pasien mengenai edukasi yang diberikan oleh
petugas medis belum terdokumentasi, walaupun dalam
kesehariannya sudah dilaksanakan.

2. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (Bab VIII)


a. Pelayanan laboratorium tersedia tepat waktu untuk memenuhi
kebutuhan pengkajian pasien, serta mematuhi standar, hukum dan
peraturan yang berlaku
- Pelayanan laboratorium telah ada kebijakan, tetapi masih
kurang terperinci terkait jam pelayanan, jenis pelayanan,
rentang nilai rujukan, ambang nilai kritis, pengelolaan reagen.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 26


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
b. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi
kebutuhan pasien
- Pengelolaan obat telah dibuat kebijakan tetapi masih belum
terperinci terkait, panduan pelayanan farmasi, pelayanan
farmasi diluar jam kerja, ketersediaan obat, stok buffer, tenaga
yang membantu pelayanan farmasi belum ditentukan
kompetensinya, kebijakan mengenai peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat, formularium belum terperinci, pengawasan
dan pengendalian obat psikotropika dan narkotika.
- SOP sudah mulai disusun tetapi sebagian besar belum dibuat.
- Belum dilakukan monitoring dan pengawasan pelayanan farmasi
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang
c. Pelayanan radiodiagnostik disediakan sesuai kebutuhan pasien,
dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten, dan mematuhi
persyaratan perundangan yang berlaku
- Bonus, karena tidak ada pelayanan radiodiagnostik di
Puskesmas Pringapus
d. Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan,
pengelola sarana, dan pihak terkait di luar organisasi dapat
dipenuhi melalui proses yang baku
- Belum ada dokumen yang disiapkan oleh puskesmas, sehingga
penilaian masih kosong, direkomendasikan untuk segera
melengkapi dokumen sesuai dengan elemen penilaian yang
diminta
e. Lingkungan pelayanan mematuhi persyaratan hukum, regulasi dan
perijinan yang berlaku
- Belum ada dokumen yang disiapkan oleh puskesmas, sehingga
penilaian masih kosong, direkomendasikan untuk segera
melengkapi dokumen sesuai dengan elemen penilaian yang
diminta
f. Peralatan dikelola dengan tepat
- Pengelolaan Peralatan belum didokumentasikan dengan baik
dan belum dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 27


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
g. Terdapat proses rekrutmen, retensi, pengembangan dan
pendidikan berkelanjutan tenaga klinis yang baku
- Belum disusun kebijakan dan prosedur terkait rekrutmen
retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan tenaga
klinis,
- Direkomendasikan untuk berkoordinasi dengan pokja admin
terkait pola ketenagaan dan program peningkatan kompetensi

3. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien / PMKP (Bab IX)


a. Perencanaan, monitoring, dan evaluasi mutu layanan klinis dan
keselamatan menjadi tanggungjawab tenaga yang bekerja di
pelayanan klinis
- Sudah dibuat SK dan sop serta indikator mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, akan tetapi bukri teusur pelaksanaan
kegiatan monitoring belum sepenuhnya dilakukan.
b. Mutu layanan klinis dan keselamatan dipahami dan didefinisikan
dengan baik oleh semua pihak yang berkepentingan
- Belum ditemukan dokumentasi yang mengarah ke sistem PDCA.
c. Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur,
dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat
- Sudah dibuat sk dan sop tetapi uraian tugas didalam sk belum
ada.
- Indikator sasaran keselamatan pasien masinh menggunakan
indikator yang tidak bisa dihitung, perlu dlakukan kajian ulang
atas pemilihan indikator tsb.
- Bukti pelaksananan belum di dokumentasikandegan baik.
d. Perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien diupayakan,
dievaluasi dan dikomunikasikan dengan baik
- Belum di temukan dokumentasi secara baik, dan bukti bukti
proses pelaksanaanya

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 28


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahwa puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang dalam mempersiapkan akreditasi, dalam hal ini masih berproses
dengan baik, di dalam self assesment akreditasi beberapa pokja masi h
memerlukan perhatian dalam proses tersebut, dalam hal ini pokja UKM di
bab IV dan V serta di bab pokja UKP di bab VII dan VIII. Untuk proses
peningkatan mutu dan keselamatan pasien harusnya mengikuti system
PDCA. Untuk itu diperlukan komitmen yang luar biasa dari seluruh
karyawan puskesmas Pring Apus untuk menjalani peroses Akreditasi .

B. REKOMENDASI
Puskesmas Pringapus diharapkan untuk :
- Melaksanakan rapat koordinasi tiap Pokja untuk kembali menjalankan
proses akreditasi
- Kembali merevisi pembuatan dokumen yang belum sesuai standar
- Melengkapi dokumen yang belum dibuat,
- Membenahi Tata Graha puskesmas mengacu pada 5 R (Ringkas, Resik,
Rawat, Rapi dan Rajin) dengan memperhatikan keselamatan pasien.

Laporan Akhir PKL Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP di Puskesmas 29


Pringapus Kab Semarang Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai