Disusun Oleh :
1. Dr. Doni Wicaksana
2. Syaifulloh, S.Kep
3. Winarno, SKM
4. Apri Hadi Suryo Putro, SKM
5. Husnul Hotimah, S.ST
6. Vidya Nirmala, SKM., M.Kes
7. Drg. Farida Mahmudah
8. Sito Hatmoko, SKM., M.KM
9. Herni Pusparini, STrKL
10. Isnaeni Setyani, SKM
11. Dr. Tina Darmi Koestyorini
12. Dr. Yudanti Primasari
13. Rini Widiastuti, S.ST
14. Dr. Evie Lusita
15. Dwi Erna Widayanti, SKM
16. Dr. Mahad Nur Muddaris
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan Hidayah Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktek
yang merupakan tempat Praktek Kunjungan Lapangan. Semoga dengan PKL ini
akreditasi.
A. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) khususnya Puskesmas dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu
dan kinerja antara lain dengan pembakuan dan pengembangan sistem
manajemen mutu dan upaya perbaikan kinerja yang berkesinambungan .
Untuk menjamin bahwa upaya perbaikan mutu dan peningkatan kinerja
dilaksanakan di FKTP maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal
dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme
akreditasi.
Akreditasi adalah pengakuan terhadap fasilitas yang diberikan oleh
lembaga independen penyelenggaran akreditasi yang ditetapkan oleh
menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama tersebut
telah memenuhi standar akreditasi. Di masa transisi, pelaksanaan akreditasi
FKTP dilakukan oleh Komisi Akreditasi FKTP yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.02.02/Menkes/59/2015.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan yang berada di garis
depan di masyarakat, selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dengan melakukan berbagai upaya perbaikan, antara lain dengan
memenuhi sarana prasarana puskesmas dan jaringannya, meningkatkan
sumber daya manusia, memanfaatan sistem informasi kesehatan serta
melakukan upaya perbaikan mutu pelayanan melalui akreditasi puskesmas.
Agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu, terjangkau dan
profesional, maka Puskesmas harus dikelola untuk memenuhi
profesionalitas sebagai unit yang memberikan pelayanan publik. Dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.
Puskesmas Pringapus merupakan pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Semarang yang bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
kesehatan di wilayah kerja puskesmas sesuai Keputusan Bupati Semarang
B. TUJUAN
Umum
Tujuan umum kegiatan ini adalah terlaksananya praktek kunjungan
lapangan pendampingan akreditasi di Puskesmas
Khusus
Peserta Pelatihan dapat mengerti dan memahami :
1. Proses pendampingan di FKTP Puskesmas sesuai materi yang diterima
saat pelatihan di lapangan,
2. Proses self assesment sebagai bentuk pendampingan akreditasi dalam
menilai kesiapan puskesmas,
3. Proses penyusunan dokumen di puskesmas dalam memenuhi standar
akreditasi.
A. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Pringapus terletak di Kelurahan Pringapus Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang, yang menempati sebidang tanah seluas
738 M2, terletak di Jln Honggowicono No 5 Pringapus Kecamatan Pringapus.
Status tanah milik PEMDA Kabupaten Semarang.
Adapun Batas – batas administratif Puskemas Pringapus sebagai berikut :
Sebelah Utara : Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran Timur,
Puskesmas Leyangan kecamatan Ungaran.
Sebelah Timur : Puskesmas Karang ngawen Kecamatan Karang Ngawen.
Sebelah Selatan : Puskesmas Tuntang Kecamatan Tuntang, Puskesmas
Bringin Kecamatan Bringin.
Sebelah Barat : Puskesmas Bergas Kecamatan Bergas.
Luas wilayah Puskesmas Pringapus ± 78,4 Km2 dengan wilayah kerja
meliputi 1 Kelurahan dan 8 Desa antara lain :
- Kelurahan Pringapus,
- Desa Klepu,
- Desa Pringsari
- Desa Jatirunggo
- Desa derekan
- Desa Wonorejo
- Desa Wonoyoso
- Desa Candirejo
- Desa Panawangan
B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data hasil proyeksi dari kantor Biro Statistik Kabupaten
Semarang Tahun 2015 jumlah penduduk wilayah Puskesmas Pringapus
adalah 51,188 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 738 M2 dengan
perbandingan jumlah penduduk laki – laki 25,640 jiwa dan perempuan
25,548 jiwa.
30,000
25,083
25,000
20,000
15,000
10,000 10,870
8,241
Jumlah…
5,000 3,723
3,271
0
0-4
5 − 14
15 - 44
45 - 64
≥65
2. ANGKA KEMATIAN
a. Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
Jumlah kematian ibu di Puskesmas Pringapus Tahun 2015 tidak
ada kematian dari 742 jumlah ibu hamil.
b. Angka Kematian Bayi ( AKB )
Jumlah Kematian Bayi di Puskesmas Pringapus tahun 2015
sebanyak 6 kematian dari 748 kelahiran.
c. Angka Kematian Balita ( AKABA )
Jumlah kematian Balita di Puskesmas Pringapus Tahun 2015
sebanyak 13 kematian dari 3.734 Balita.
3. KEADAAN GIZI
Status gizi balita di Puskesmas Pringapus tahun 2015 dari 3.734
balita ditimbang 3.076 balita, Balita dibawah garis merah (BGM)
sebanyak 20 balita atau 0,7 %.
ASI ( Air Susu Ibu ) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang paling optimal ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6
(enam) bulan dan dapat dilanjutkan samapi anak berumur 2 (dua)
tahun. Namun demikian, selama ini kebanyakan para ibu menyusuinya
pekerja pabrik sehingga kerepotan untuk memberikan ASI nya,
sehingga cakupannya masih rendah. Dari jumlah bayi 327 sedang yang
mendapatkan ASI Eklusif hanya 96 bayi atau 29,4 %.
4. KEADAAN LINGKUNGAN
Jumlah rumah sehat di Kecamatan Pringapus Tahun 2015 sejumlah
9,179 rumah (78%) dari 11,769 rumah yang ada. Dari hasil
pengumpulan data rumah / bangunan jumlah rumah yang ada 11.769.
Pemeriksaan tempat – tempat umum sejumlah 110 tempat, adapun
yang memenuhi syarat ada 100 TPM dari hasil periksaan dan
dinyatakan sehat.sedangkan yang 10 dinyatakan tidak sehat/ tidak
memenuhi syarat.
Dari 51.188 jumlah penduduk yang ada. Dari 2.196 sarana sumur
gali terlindung digunakasn oleh 12.859 penduduk, sumur gali dengan
pompa 341 di gunakan oleh 2.578. mata air telindung 31 di gunakan
oleh 25.731, sedangkan perpipaan/ PDAM 140 di gunakan oleh 1.979
orang.
5. PERILAKU MASYARAKAT
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat menurut HL Belum adalah faktor perilaku hidup bersih dan
sehat. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan suatu penyakit. Dari data yang diperoleh
pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Pringapus, rumah tangga
yang dipantau sebesar 8.556 dari jumlah KK seluruhnya yaitu 11.769
Angka rumah tangga yang ber PHBS se jmlah 8.556 KK. pencapaiannya
sebesar 100%.
BPJS PBI merupakan salah satu upaya pemeliharaan kesehatan
masyarakat secara paripurna, terstruktur yang dijamin kesinambungan
dan mutunya, dimana pembiayaannya dilakukan secara pra-upaya.
Berdasarkan laporan dari PT BPJS KESEHATAN dan laporan program,
jumlah penduduk yang tercaver oleh berbagai Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) tahun 2015 di Kecamatan Pringapus sebesar 24.264
jiwa. Peserta PBI APBN 18,676 edangkan peserta PBI APBD 1,038 jiwa.
6. UPAYA KESEHATAN
a. UPAYA KESEHATAN DASAR
Jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas Pringapus selama
tahun 2015 untuk rawat inap 605. dan jumlah kunjungan baru
rawat jalan sebanyak 12.113 kunjungan.
1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil di
Kecamatan Pringapus tahun 2015 sebesar untuk Fe1 70,21 %
dan untuk Fe3 59,58%.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil di Kecamatan
Pringapus tahun 2015 : TT1 181, TT2 251, TT3 172, TT4 72,
TT5 34. Dari jumlah ibu hamil 903 orang.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(profesional, bidan) di Kecamatan Pringapus tahun 2015
sebanyak 748 / (100 %) dari 748 bumil.
2) Pelayanan Kesehatan Neonatal, Bayi dan Balita
Jumlah kunjungan neonatus Kecamatan Pringapus tahun
2015 KN1 sebanyak 737 atau sekitar 99,3 % dan Lengkap
738 atau 99,5% dari 742 bayi lahir hidup.
Cakupan kunjungan bayi di Kecamatan Pringapus tahun
2015 sebanyak 556 (74,9 %) atau sebanyak 742 jumlah bayi.
Pada tahun 2015 dari 742 kelahiran hidup di Kecamatan
Pringapus terdapat sebanyak 26 bayi lahir yang memiliki berat
badan kurang dari 2500 gram atau BBLR.
A. KESIMPULAN
Bahwa puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang dalam mempersiapkan akreditasi, dalam hal ini masih berproses
dengan baik, di dalam self assesment akreditasi beberapa pokja masi h
memerlukan perhatian dalam proses tersebut, dalam hal ini pokja UKM di
bab IV dan V serta di bab pokja UKP di bab VII dan VIII. Untuk proses
peningkatan mutu dan keselamatan pasien harusnya mengikuti system
PDCA. Untuk itu diperlukan komitmen yang luar biasa dari seluruh
karyawan puskesmas Pring Apus untuk menjalani peroses Akreditasi .
B. REKOMENDASI
Puskesmas Pringapus diharapkan untuk :
- Melaksanakan rapat koordinasi tiap Pokja untuk kembali menjalankan
proses akreditasi
- Kembali merevisi pembuatan dokumen yang belum sesuai standar
- Melengkapi dokumen yang belum dibuat,
- Membenahi Tata Graha puskesmas mengacu pada 5 R (Ringkas, Resik,
Rawat, Rapi dan Rajin) dengan memperhatikan keselamatan pasien.