Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

PRINSIP EKONOMI KESEHATAN DAN


ASURANSI KESEHATAN

Dosen Pengampu :
dr. H. Welly Refnealdi Ch, M.Kes, PhD

Penulis :
Dina Krisnawati Oktaviani
(1919720046)

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KADER BANGSA
TAHUN AJARAN 2019-2020
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
EKONOMI KESEHATAN DAN ASURANSI KESEHATAN
SEMESTER GENAP TAHUN 2020

SOAL :
1. Sebutkan masalah-masalah yang dibahas dalam Ekonomi Kesehatan….?
2. Jelaskan sifat-sifat kebutuhan ekonomi….?
3. Bagaimana strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kesehatan…?
4. Sebutkan ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis dan bagaimana dampaknya terhadap
kesehatan jika diterapkan di Indonesia…..?
5. Apa yang dimaksud dengan Asuransi Kesehatan, jelaskan….?
6. Apa beda asuransi kesehatan di Jerman dan Jepang, jelaskan….?

JAWABAN :
1. Masalah-masalah yang dibahas dalam Ekonomi Kesehatan antara lain :
a. Banyaknya angka persalinan yang ditolong oleh paraji atau dukun
beranak khususnya di daerah terpencil karena kondisi ekonomi yang tidak
memungkinkan untuk membayar tenaga kesehatan di lingkungan tersebut.
b. Masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat di tenaga non-
madis (Paranormal) dikarenakan harga yang terjangkau dan sukarela,
yang disebakan karena pendapatan ekonomi yang minim pada setiap
individu.
c. DARI ASPEK PEMBANGUNAN
❖ Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga,
kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas
untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan
mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan
mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi
di negara-negara sedang berkembang, dimana proporsi terbesar
dari angkatan kerja masih bekerja secara manual.
❖ Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik
merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi
jangka panjang.

d. DARI ASPEK KEMISKINAN


❖ Penduduk miskin lebih rentan terhadap penyakit karena
terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan
gizi.
❖ Penduduk miskin cenderung enggan mencari pengobatan
walaupun sangat membutuhkan karena terdapatnya kesenjangan
yang besar dengan petugas kesehatan, terbatasnya sumber daya
untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan terbatasnya pengetahuan
untuk menghadapi serangan penyakit.
❖ Bila suatu waktu ada anggota keluarga yg jatuh sakit berat oleh
karena sebab lain terpaksa keluarga harus menjual aset yang
dimiliki. Hal ini akan menyebabkan keluarga jatuh kedalam
kemiskinan, dan jika tidak bisa keluar dari hal ini akan mengganggu
tingkat kesejahteraan seluruh anggota keluarga bahkan generasi
berikutnya.
Pendidikan secara luas dikenal sebagai kunci dari pembangunan,
tetapi masih belum dihargai betapa pentingnya kesehatan anak
dalam pencapaian hasil pendidikan.
Kesehatan yang buruk secara langsung menurunkan potensi
kognitif dan secara tidak langsung mengurangi kemampuan
sekolah.

e. DEMOGRAFI
Hal yang paling merugikan, namun kurang diperhatikan, biaya yang
tinggi dari kematian bayi dan anak dapat ditinjau dari aspek
demografi. Keluarga miskin akan berusaha mengganti anaknya
yang meninggal dengan cara memiliki jumlah anak yang lebih
banyak. Jika keluarga miskin mempunyai banyak anak maka
keluarga tersebut tidak akan mampu melakukan investasi yang
cukup untuk pendidikan dan kesehatan untuk setiap anaknya.
Dengan demikian, tingginya beban penyakit pada keluarga yang
memiliki banyak anak akan menyebabkan rendahnya investasi
untuk kesehatan dan pendidikan untuk setiap anaknya.

4 isu pokok yang ada dalam ekonomi kesehatan yaitu:

1. Mobilisasi sumber daya.


Upaya memobilisasi sumber daya yang terbatas dalam bidang
kesehatan yang kita hadapi dewasa ini menjadi tantangan ekonomi
kesehatan, misalnya bagaimana meningkatkan anggaran pemerintah
untuk kesehatan, bagaimana memobilisasi sumber dana di masyarakat
lewat upaya pengembangan askes dan penyesuaian tarif yankes dan
sebagainya.

2. Alokasi sumber daya.


Seperti telah disebutkan di depan, bahwa ilmu ekonomi sebenarnya
merupakan ilmu untuk pilih memilih ( choices ) di antara sumber daya agar
diperoleh hasil yang optimal. Dewasa ini, alokasi anggaran kesehatan
lebih banyak tercurah pada program kuratif. Ke depan seiring proses
pergeseran paradigma baru kesehatan, alokasi ini akan bergeser ke arah
program yang mengutamakan upaya preventif dan promotif. Juga alokasi
anggaran untuk biaya operasional, gaji, obat, bahan dan seterusnya,
merupakan tantangan dari ekonomi kesehatan.

3. Efesiensi dan efektifitas


Di tengah keterbatasan sumber daya di bidang kesehatan, maka
sumbangan ekonomi kesehatan sangat diperlukan. Misalnya dalam aspek
efisiensi ( daya guna ) dan efektivitas ( hasil guna ).

4. Mekanisme pasar dan meningkatnya peran swasta di kesehatan


Ekonomi kesehatan harus dapat membantu memberikan solusi

terbaik dan menguntungkan semua pihak dengan adanya peningkatan


peran swasta dalam dunia kesehatan.
2. Sifat-sifat kebutuhan ekonomi, antara lain :
a. Berbeda antara satu orang dengan yang lain
b. Tidak sama sepanjang waktu
c. Berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya
d. Dapat saling melengkapi atau saling bertentangan
e. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas itu, juga dapat dilihat dari jenis
kebutuhannya seperti kebutuhan primer-sekender, kebutuhan jasmani-rohani,
kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang.

3. Strategi Peningkatan Efisiensi Pelayanan Kesehatan :


Rumah sakit harus juga bekerja keras dalam mempertahakan keberlangsungan
hidupnya. Biaya harus ditekan seminimal mungkin agar rumah sakit tetap dapat
beroperasi dan bertahan di Era JKN ini (COST CONTAINMENT). Cost containment
yang meliputi setiap upaya untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
Maka cara meningkatkan efisiensi yang dapat dilakukan adalah :
a. Economic Efficiency
Disebut juga dengan penggunaan input yang biayanya rendah.
Contohnya :
❖ menggunakan obat generik karena obat-obat generik relatif lebih murah
❖ drug utilization review untuk menge-tahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dalam kaitannya dengan tingkat penggunaan obat secara
kuantitatif maupun kualitatif.
❖ menggunakan tenaga kesehatan yang lebih efisien
❖ menggunakan alat-alat yang lebih sesuai/tidak perlu canggih disesuaikan
dengan kebutuhan

b. Technical in efficiency
Menghilangkan pemborosan yang bersifat teknis akibat dari kombinasi
sumber daya yang tidak sesuai.
Contohnya :

0
❖ Terdapat alat canggih di rumah sakit tetapi pada kenyataannya tidak
memiliki operator sehingga harus mendatangkan dari pihak luar yang
membutuhkan cost tinggi.
c. Scale Efficiency
Efisiensi yang berkaitan dengan besarnya investasi yang sangat rawan untuk
terjadi inflasi.

4. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis dampaknya terhadap kesehatan jika


diterapkan di Indonesia antara lain :

a. Sistem Ekonomi Kapitalis ciri-cirinya :

1. Mengandalkan Laissez faire ( kebebasan ) dan persaingan

2. Swasta bebas melakukan produksi, konsumsi dan distribusi

3. Pemilikan alat produksi dan sumber daya oleh swasta

4. Harga ditetapkan oleh mekanisme pasar

5. Peran negara sebagai penguasa sangat kecil

6. Tujuan mencari laba atau keuntungan setinggi-tingginya

7. Sering disebut sebagai sistem ekonomi ekstrim kanan.

b. Dampak Sistem Ekonomi Kapitalis terhadap kesehatan di Indonesia :


Sistem ekonomi kapitalis merupakan yang berorientasi pada cara-cara
produksi secara individu, atau dimiliki oleh individu, dimana distribusi
penentu harga dan jasa-jasa pelayanaan di dalamnya ditentukan oleh pasar
bebas. Pandangan hidup masyarakat barat pada umumnya merupakan
rasionalistik, metarealisme dan liberalisme. Sebagai suatu sistem ekonomi
yang berhubungan erat dengan pandangan hidup
rasionalisme, metarialisme, individualisme dan liberalisme.

DAMPAK SISTEM EKONOMI KAPITALIS SECARA UMUM DI INDONESIA :


1
1. Timbul tidak ratanya modal serta kecilnya kepemilikan modal bagi para
pengusaha Indonesia berdampak kepada kemampuan daya saing yang kecil
apabila harus dipaksa bersaing dengan pemilik modal yang telah memiliki
brand terkenal.
2. Sulitnya birokrasi peminjaman modal, izin pendirian bangunan, kemudahan
melalui bisnis di Indonesia, menyebabkan pengusaha asli Indonesia sangat
terhambat untuk ikut bersaing dengan para pengusaha atau investor asing
yang memiliki modal lebih besar.

DAMPAK SISTEM EKONOMI KAPITALIS TERHADAP KESEHATAN


DI INDONESIA :

1. Kapitalisme membuat aspek kesehatan dikomersialisasi dimana jumlah


uang yang dikeluarkan oleh seseorang akan menentukan layanan
kesehatandan obat yang ia peroleh. Jumlah uang ini juga menentukan
seberapa boleh tenaga kesehatan memberikan layanan kesehatan.
Fenomena ini mencederai hakikat layanan public dan tergadainya
integritas pemberi layanan kesehatan selalu berbayar dan penarikan
premi dari masyarakat.
2. Kapitalisme ini juga berpengaruh pada dokter dimana dokter
memperoleh monopoli dalam profesi kedokteran. Apalagi jika
ketersediaan dokter – terutama dokter spesialis sangat terbatas
sehingga pasar kerja akan berpihak pada dokter. Profesi dokter dapat
mengalami peningkatan dari penjual jasa menjadi kapitalis kecil
dimana selain berpraktik merek juga memiliki saham dalam klinik dan
rumah sakit. Proses industrialisasi akan membuat dokter lebih banyak
berpraktik dalam grup seperti dalam klinik dibandingkan dengan praktik
di rumah.
3. Kapitalisme dalam kesehatan ini membuat peran Negara semakin
berkurang dan peran masyarakat sipil semakin meningkat. Bahkan
saat pemerintah tidak berperan sama sekalibersamaan dengan
semakin banyaknya swasta baik dalam maupun luar negeri yang
menanam modal, maka keadaan ini akan mengakibatkan kompetisi

2
dan dari pegawai kesehatan baik yang bekerja di swasta maupun
pemerintah , apalagi jika pemerintah tidak memegang kuasa sama
sekali maka RS dan klinik swasta maupun lembaga social sebagai
perusahaan pengejar laba, memonopoli pengadaan pelayanan
kesehatan sehingga hanya masyarakat dari ekonomi menengha ke
atas yang mampu membayar dan mendapat layanan kesehatan.
4. Berkembangnya lembaga baru yang mendukung kesehatan seperti
travel, penerbangan, hotel, asuransi, serta kartu kredit.
5. Meningkatnya konglomerasi atau gurita industri kesehatan
6. Meningkatnya cabang-cabang rumah sakit yang berada di kota yang
sama baik dalam skala nasional dan internasional.
7. Meningkatnya jumlah dokter dari luar negeri untuk berpraktik di
Indonesia.
8. Berbagai industri kesehatan dari luar negeri telah membuka cabang di
berbagai kota di Indonesia.

5. Asuransi Kesehatan adalah :


Menurut Investopedia (2019), asuransi kesehatan adalah jenis pertanggungan
asuransi yang membayar biaya medis, bedah, ataupun terkait biaya perawatan
kesehatan seperti yang disebutkan dalam polis asuransi. Perusahaan asuransi yang
menerbitkan polis asuransi kesehatan dapat mengganti biaya tertanggung untuk biaya
yang timbul karena sakit atau cedera, atau membayar biaya perawatan secara
langsung.
Produk asuransi jenis yang secara khusus memberikan manfaat kepada pemegang
polis atas jaminan biaya kesehatan atau perawatan ketika terjadi kecelakaan atau jatuh
sakit Asuransi kesehatan menjamin ketersediaan dana yang dibutuhkan untuk
membiayai kebutuhan kesehatan Anda dan keluarga selaku pemegang polis.
Kejadian sakit atau kecelakaan bukanlah kejadian yang direncanakan dan sama
sekali tidak ada orang yang ingin hal itu terjadi. Namun kita tidak bisa memprediksi
apa yang akan terjadi dan bagaimana dampaknya kepada kita. Hal inilah yang
menjadi perhatian para penyedia layanan jasa asuransi untuk membantu Anda dalam
memberikan jaminan kesehatan seperti contohnya biaya rawat inap dan biaya operasi.

Perusahaan-perusahaan biasanya menyediakan paket asuransi untuk


3
karyawannya sebagai bentuk jaminan perlindungan. Pembayaran premi beragam, ada
yang dibayar perusahaan, ada pula yang dipotong dari pemberi kerja tetapi seringkali
juga dikurangkan dari gaji karyawan. Biaya premi asuransi kesehatan dapat
dikurangkan kepada pembayar, dan manfaat yang diterima bebas pajak.

Asuransi kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam yakni :

1. Ditinjau dari pegelola dana

Jika ditinjau badan pengelola dana, asuransi kesehatan dapat dibedakan atas
dua macam yakni :
a. Asuransi kesehatan pemerintah

Disebut asuransi kesehatan pemerintah (government health insurance),


jika pengelolaan dana dilakukan oleh pemerintah. Dengan ikut sertanya
pemerintah dalam pembiyaan kesehatan dapat diawasi, kesehatan dapat
diperoleh beberapa keuntungan misalnya biaya kesehatan dapat diawasi,
pelayanan kesehatan dapat distandarisasi. Tetapi disamping itu juga
ditemukan beberapa kekurangan yang umumnya berkisar pada kurang
puasnya para peserta yang kesemuanya kait berkait dengan mutu pelayanan
yang kurang sempurna.
b. Asuransi Kesehatan swasta.

Disebut asuransi kesehatan swasta (private health insurance), jika


pengelolaan data dilakukan oleh suatu badan swasta. Keuntungan dari
asuransi kesehatan swasta ialah mutu pelayanan relatif lebih.
2. Ditinjau dari keikutsertaan anggota

a. Asuransi Kesehatan wajib

Pada asuransi kesehatan wajib (compulsary health insurance)


keikutsertaan peserta bersifat wajib. Dapat berlaku untuk setiap penduduk
(national health insurance) dan ataupun untuk kelompok tertentu saja,
misalnya misalnya dalam perusahaan. Pada umumnya asuransi kesehatan
wajib berlaku jika asuransi kesehatan tersebut dikelola oleh swasta.

4
b. Asuransi kesehatan sukarela.

Pada asuransi kesehatan sukarela (compulsary healt insurance), keikut


sertaan peserta tidaklah wajib, melainkan terserah pada kemauan masing-
masing. Bentuk ini berlaku jika asuransi kesehatan tersebut dikelola oleh
swasta.

3. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung :

a. Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan

Pada sitem asuransi kesehatan dimana pengelola dana juga bertindak


sebagai penyedia pelayanan, jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung
biasanya mencankup seluruh jenis pelayanan kesehatan (comprehensive
plans). Jadi tidak terbatas hanya pada pelayanan kuratif, tetapi juga pelayanan
preventif. Tujuan utamanya ialah untuk memelihara dan meningkatkan kesetan
peserta. Peserta akan jarang sakit, penggunaan jasa pelayanan berkurang,
sehingga dengan demikian badan asuransi kesehatan akan memperoleh
keuntungan yang lebih baik.

b. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan saja.

Disini yang ditanggung biaya hanya sebagian dari pelayanan kesehatan


(partial plants) saja. Misalnya untuk macam pelayanan kesehatan tertentu
yang umumnya membutuhkan biaya besar.

4. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung

Jika ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung, asuransi kesehatan dapat
dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan.

Pada sistem ini seluruh biaya kesehatan ditanggung (first dollar


principle) oleh asuransi kesehatan. Musah diperkirakan, jika kesadaran
peserta kurang, dapat mendorong pemanfaatan yang berlebihan sehingga
menyulitkan badan asuransi dan atau penyedia pelayanan kesehatan.

5
b. Hanya menanggung pelayanan kesehatan dengan biaya yang tinggi saja.

Untuk mengatasi penggunaan yang berlebihan, diperkenalkan bentuk


lain, dimana asuransi kesehatan hanya menanggung pelayanan kesehatan
yang membutuhkan biaya besar saja (large loss principle). Apabila biaya
tersebut masih di bawah standar yang ditetapkan, peserta harus membayar
sendiri.

5. Ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung.

Jika ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung, asuransi kesehatan dapat
dibedakan atas tiga macam yakni :
a. Peserta adalah perseorangan (individual health insurance)

b. Peserta adalah salah satu keluarga (family health insurance)

c. Peserta adalah satu kelompok (group health insurance)

6. Ditinjau dari peranan badan asuransi

Jika ditinjau dari peranan badan asuransi, asuransi kesehatan dapat


dibedakan atas dua macam yakni :
a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana

Bentuk ini adalah bentuk klasik dari asuransi kesehatan yang apabila
dikombinasi dengan sistem pembayaran ke sarana kesehatan secara
reimbursment, dapat mendorong tingginya biaya kesehatan. Tetapi apabila
dikombinasi dengan sistem prepeyment, biaya kesehatan akan dapat
dikendalikan.
b. Juga bertindak sebagai penyelenggara kesehatan

Bentuk HMO adalah salah satu contoh dimana badan asuransi sekaligus
juga berperan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pada bentuk akan
diperoleh beberapa keuntungan yakni dapat diawasinya biaya kesehatan,
tetapi juga dapat mendatangkan kerugian yakni kurang sesuainya pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.

6
7. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan Jika ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara
palayanan kesehatan, asuransi kesehatan dapat dibedakan atas dua macam
yakni :
a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta

Disini pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah kunjungan peserta


(reimbursment) yang manfaatkan pelayanan kesehatan. Makin banyak jumlah
kunjungan, maka makin besar uang diterima oleh penyedia pelayanan
kesehatan.
b. Pembayaran dilakukan di muka

Pada sistem ini, pembayaran kepada penyedia pelayanan pembayaran


dilakukan di muka (pre-payment), dalam arti setelah pelayanan kesehatan
selesai diselenggarakan.

MANFAAT PENYELENGGARAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN

1. Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai

Karena pada asuransi kesehatan telah ada yang menjamin biaya kesehatan,
maka para peserta tidak perlu menyediakan dana tunai pada setiap kali
berobat.

2. Biaya kesehatan dapat diawasi

Dengan asuransi kesehatan, apalagi jika dikelola oleh pemerintah, akan dapat
diawasi biaya pelayanan keseahatan. Pengawasan yang dimaksud berupa
diperlukannya berbagai peraturan yang membatasi jenis pelayanan kesehatan
yang dapat diberikan oleh penyedia pelayanan dan atau yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta. Dengan adanya pembatasan ini, penggunaan yang
berlebihan akan dapat dicegah yang apabila berhasil dilaksanakan, pada
gilirannya akan mampu mengawasi biaya kesehatan.

7
3. Mutu pelayanan dapat diawasi

Keuntungan lain dari asuransi kesehatan ialah dapat diawasinya mutu


pelayanan. Pengawasan yang dimaksud ialah melalui penilaian berkala
terhadap terpenuhi atau tidaknya standar minimal pelayanan. Dengan
dilakukannya penilaian berkala ini yang lazimnya dilaksanakan oleh suatu
badan khusus, misalnya di Amerika Serikat oleh Profesional Standard Review
Organization (PSRO) akan dapat dihindari pelayanan dengan mutu yang
rendah.
4. Tersedianya data kesehatan

Asuransi kesehatan membutuhkan tersedianya data kesehatan yang lengkap


yang diperlukan untuk merencanakan dan ataupun menilai kegiatan yang
dilakukan. Data ini dapat pula dimanfaatkan untuk pekerjaan perencanaan dan
ataupun penilaian berbagai program kesehatan lainnya

MASALAH PENYELENGGARAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN

Sekalipun asuransi kesehatan banyak mendatangkan manfaat, bukan lalu


berarti penyelenggaraan program asuransi kesehatan tidak menghadapi
masalah. Dari pengalaman mengelola sistem asuransi kesehatan tercatat ada
beberapa masalah yang perlu diperhatikan. Masalah yang dimaksud ialah :
1. Mendorong penggunaan yang berlebihan

Karena peserta tidak mengeluarkan uang tunai pada setiap kali berobat, maka
ada kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan secara
berlebihan. Untuk menghindari kerugian, badan asuransi terpaksa harus
menaikkan iuran yang jika berkelanjutan akan menyulitkan peserta karena turut
mendorong naiknya biaya kesehatan.
2. Mendorong pelayanan yang berlebihan

Karena penyedia pelayanan memperoleh imbal jasa untuk setiap pelayanan


yang diberikannya (reimbusment system), maka untuk menaikan
pendapatannya, dilakukanlah pelayanan yang berlebihan. Tentu saja badan
asuransi tidak mau rugi, dan sebagai jalan keluarnya dinaikanlah iuran, yang
apabila berkelanjutan juga akan menyulitkan peserta karena akan turut
mendorong naiknya biaya kesehatan.
8
6. Perbedaan asuransi kesehatan di Jerman dan Jepang antara lain :
a. ASURANSI KESEHATAN DI JERMAN

Jerman dipandang sebagai negara pertama yang memperkenalkan


asuransi kesehatan sosial di jaman Otto von Bismarck di tahun 1883. Pada
masa lalu, jumlah badan penyelenggara asuransi kesehatan sosial (sickness
funds), yang seluruhnya bersifat nirlaba, berjumlah sekitar lima ribuan. Namun
demikian, karena dorongan efisiensi dan portabilitas, banyak pengelola dana
yang bergabung sehingga kini jumlahnya sudah menysut menjadi 270 saja.
Kini asuransi kesehatan sosial terbesar dipegang oleh badan yang
bernama AOK yang mengelola hampir 70 persen peserta asuransi kesehatan
sosial di Jerman. Semua penduduk dengan penghasilan di bawah EUR 3.375
per bulan wajib mambayar kontribusi untuk asuransi kesehatan yang kini
mencapai 14 persen dari upah sebulan. Penduduk yang berpenghasilan diatas
itu, boleh tidak menjadi peserta asuransi nasional, akan tetapi sekali mereka
tidak ikut (opt out) dengan membeli asuransi kesehatan komersial, mereka
tidak diperkenankan lagi ikut asuransi sosial. Akibatnya, hanya 10 persen saja
penduduk Jerman yang membeli asuransi kesehatan komersial.

b. ASURANSI KESEHATAN DI JEPANG

Jepang memiliki pola sistem asuransi kesehatan yang mengikuti pola


Jerman dengan berbagai modifikasi. Di Jepang istilah asuransi nasional
bernama Kokuho, Kokumin Kenko Hoken yang digunakan untuk
penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pekerja mandiri (self- employed),
pensiunan swasta maupun pegawai negeri, dan anggota keluarganya.
Penyelenggara asuransi tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah.
Sementara asuransi kesehatan bagi pekerja aktif di sektor formal diatur dengan
UU asuransi sosial kesehatan secara terpisah. Jepang telah memulai
mengembangkan asuransi sosial kesehatan sejak tahun 1922 dengan
mewajibkan pekerja di sektor formal untuk mengikuti program asuransi
kesehatan sosial. Akan tetapi, mewajibkan asuransi kesehatan bagi pekerja
sektor formal saja tidak bisa menjamin penduduk di sektor informal dan
penduduk yang telah memasuki usia pensiun mendapatkan asuransi
kesehatan. Untuk memperluas jaminan kesehatan kepada seluruh penduduk
9
(universal health coverage), Jepang kemudian memperluas cakupan asuransi
kesehatan dengan mengeluarkan UU asuransi nasionalnya.
Dalam sistem asuransi kesehatan di Jepang, peserta dan anggota
keluarganya harus membayar biaya (cost sharing) yang besarnya bervariasi
antara 20-30 persen dari biaya kesehatan di fasilitas kesehatan. Bagian biaya
inilah yang menjadi pangsa pasar asuransi kesehatan komersial.

PERBEDAAN ANTARA ASURANSI KESEHATAN DI JERMAN DAN


JEPANG ADALAH :

a. di Jerman → semua penduduk dengan penghasilan di bawah EUR 3,375


perbulan wajib membayar kontribusi untuk asuransi kesehatan. Penduduk
yang berpenghasilan di atas itu boleh tidak menjadi peserta asuransi
nasional, akan tetapi seklai mereka tidak ikut (opt out) dengan membeli
asuransi kesehatan komersial, mereka tidak diperkenankan lagi mengikuti
Asuransi social. Akibatnya hanya 10 % saja penduduk jerman yang membeli
asuransi kesehatan komersial sehingga asuransi kesehatan komersial tidak
cukup berkembang.

c. Di Jepang → asuransi nasional digunakan untuk penyelenggaraan asurasni


kesehatan bagi pekerja mandiri (self employed), pensiunan swasta maupun
pegawai negeri dan anggota keluarganya yang pengaturannya diserahkan
kepada pemerintah daerah. Sementara asuransi kesehatan bagi pekerja aktif
di sector formal diatur dengan UU asuransi social kesehatan secara terpisah.
Namun setelah itu, jepang mengeluarkan UU asuransi nasionalnya dimana
peserta dan anggota keluarganya harus membayar biaya (cost sharing)
yang besarnya bervariasi antara 20-30 % dari biaya kesehatan di fasilitas
kesehatan. Bagian biaya inilah yang menjadi pangsa pasar asuransi
kesehatan komersial sehingga asuransi kesehatan komersial lebih
berkembang.

10
11

Anda mungkin juga menyukai