Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN REAKSI PADA

PENDERITA KUSTA
No. Dokumen : 067/UKP/303/
SOP/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal terbit : 06 Maret 2017
Halaman : 1/4
UPTD Unit
Puskesmas GUNAWAN, SKM, M.M
NIP. 18680222 1989003 1 006
Karanggayam II

A. Pengertian a. Penderita kusta adalah seseorang yang telah didiagnosa kusta


berdasarkan tanda klinis dan atau hasil pemeriksaan laboratorium
dan membutuhkan pengobatan.
b. Reaksi kusta adalah suatu episode dalam perjalanan kronis
penyakit kusta yang merupakan suatu reaksi kekebalan atau reaksi
antigen – antibodi dengan akibat merugikan penderita, terutama
jika mengenai saraf tepi karena dapat menimbulkan gangguan
fungsi atau kecacatan.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah petugas untuk
penanganan reaksi pada penderita kusta di UPTD Unit Puskesmas
Karanggayam.
C. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Unit Puskesmas Karanggayam II Nomor : 440
/ 041 / KEP / 2017 tanggal 01 Maret 2017 tentang pelayanan klinis di
UPTD Unit Puskesmas Karanggayam II.
D. Referensi Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta.
E. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi pasien mengalami reaksi atau tidak dari
hasil pemeriksaan PFS.
2. Petugas menentukan tipe reaksi. (reaksi tipe I ringan, reaksi tipe I
berat, reaksi tipe II ringan, reaksi tipe II berat).
3. Petugas menentukan derajat reaksi (Ringan & Berat) berdasarkan
gejala klinis penderita.
4. Petugas melakukan penanganan pada reaksi ringan sbb:
a. Berobat jalan atau istirahat di rumah.
b. Pemberian analgetik/antipiretik jika perlu.
c. MDT diberikan terus dengan dosis tetap.
d. Menghindari / menghilangkan faktor pencetus.
5. Petugas melakukan penanganan pada reaksi berat sbb :
a. Immobilisasi lokal / istirahat di rumah.
b. Pemberian analgetik / antipiretik.
c. MDT tetap diberikan dengan dosis tetap.
d. Menghindari / menghilangkan faktor pencetus.
1/4
e. Memberikan obat anti reaksi (prednison, lamprene).
f. Pemberian prednison sesuai skema dibawah ini (skema nanti
akan dibuat).
6. Petugas mengidentifikasi dan mengendalikan faktor pencetus.
7. Petugas kusta mengkonsultasikan ke Unit terkait sesuai dengan
faktor pencetusnya.
8. Petugas melaksanakan pemeriksaan fungsi saraf setiap 2 minggu
sekali pada saat pengambilan obat anti reaksi untuk penderita
kusta yang mengalami reaksi.
9. Petugas mengisi form evaluasi pemberian prednison di kartu
penderita dan melengkapi tanda reaksi sesuai koding pada register
monitoring. Tanda lingkaran untuk reaksi berat, tanda segitiga
untuk reaksi berat berulang.
10. Petugas memberikan lamprene sesuai skema jika pasien
mengalami reaksi berat berulang. ( terlampir)
11. Petugas merujuk penderita kusta dengan reaksi berat yang tidak
dapat di tangani di Puskesmas sesuai dengan prosedur rujukan.
(lihat prosedur rujukan)

2/4
F. Diagram Alir
Petugas Petugas
mengidentifikas menentukan tipe
i pasien reaksi

Petugas
menentukan
derajat reaksi

Petugas
melakukan
penanganan pada
reaksi ringan

Petugas
melakukan
penanganan pada
reaksi berat

Petugas mengidentifikasi dan


mengendalikan faktor pencetus

Petugas kusta
mengkonsultasikan ke
Unit terkait

Petugas melaksanakan
pemeriksaan fungsi
saraf setiap 2 minggu
sekali

Petugas mengisi form


evaluasi pemberian
prednison di kartu
penderita dan
melengkapi tanda reaksi

Petugas memberikan
lamprene sesuai skema
jika pasien mengalami
reaksi berat berulang

G. Dokumen Kartu penderita, register monitoring.SOP Rujukan Penderita Kusta


3/4
Terkait
H. Unit terkait RPU
MTBS
KIA

4/4
I. Rekaman historis
Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

5/4

Anda mungkin juga menyukai