Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS NUMULARIS

No.Dokumen : 440/C.VII.SOP.PU.0029.12/436.6.3.14/2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 01 Desember 2016
Halaman : 1/2

1. Pengertian Dermatitis numularis adalah dermatitis berbentuk lesi mata uang (koin)
atau lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing/madidans).
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah - langkah
penatalaksanaan Dermatitis Numularis.
3. Kebijakan Berdasarkan Penetapan Kepala Nomor
440/C.VII.SP.0008.11/436.6.3.14/2016 Tentang layanan klinis yang
menjamin kesinambungan layanan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis
2. Petugas melakukan anamnesa
Bercak merah yang basah pada predileksi tertentu dan sangat gatal, hilang
timbul dan sering kambuh.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
a. Lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3–1,0 cm), berbentuk
uang logam, eritematosa, sedikit edema, dan berbatas tegas.
b. Tanda eksudasi, karena vesikel mudah pecah, kemudian mengering
menjadi krusta kekuningan.
c. Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral, atau
simetris, dengan ukuran yang bervariasi.
d. Tempat predileksi terutama di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk
punggung tangan.
4. Petugas memberikan terapi
a. Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin
memprovokasi seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
b. Farmakoterapi yang dapat diberikan:
 Topikal (2x sehari) : Kompres terbuka dengan larutan PK
(Permanganas Kalikus) 1/10.000, menggunakan 3 lapis kasa bersih,
selama masing-masing 15-20 menit/kali kompres (untuk lesi
madidans/basah) sampai lesi mengering. Kemudian terapi dilanjutkan
dengan kortikosteroid topikal: Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak
tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%) selama
maksimal 2 minggu. Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi
dan hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat
krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%). Pada kasus infeksi
sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal atau
sistemik bila lesi meluas.
 Oral sistemik ; klorfeniramin maleat 3x4mg/hari atau loratadin 1x10
mg/hari selama maksimal 2 minggu. Jika ada infeksi bakterial,
diberikan antibiotik topikal atau sistemik bila lesi luas.
5. Petugas memberikan konseling
Edukasi pasien bahwa kelainan bersifat kronis dan berulang sehingga
penting untuk pemberian topikal rumatan serta mencegah terjadinya infeksi
sebagai faktor risiko terjadinya relaps.
6. Petugas mencatat di rekam medis pasien
6. Diagram Alir
Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis.

Petugas
Petugas melakukan
melakukan anamnesis
anamnesis

Petugas
Petugas melakukan
melakukan pemeriksaan
pemeriksaan fisik
fisik

Petugas
Petugas memberikan
memberikan terapi
terapi

Petugas
Petugas memberikan
memberikan konseling
konseling

Petugas mencatat di rekam medis


pasien

7. Unit Terkait - Unit Obat


8. Rekaman historis perubahan.
No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan.

2
3

Anda mungkin juga menyukai