Anda di halaman 1dari 3

FRAKTUR

No. Dokumen : 128/SOP/PKM/KMG/2018


No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 19 Januari 2018
Halaman : 1/3

1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang


rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.
2. Fraktur terbuka adalah fraktur yang terdapat hubungan dengan lingkungan
1. Pengertian luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri dan dapat
menimbulkan komplikasi infeksi.
3. Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak berhubungan dengan lingkungan
luar.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam diagnosis dan tatalaksana
2. Tujuan
pasien fraktur.
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No. 116/SK/PKM/KMG/2018 tentang
3. Kebijakan
Standar Layanan Klinis di UPTD Puskesmas.
1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta : PB IDI. 2017.
4. Referensi
2. Arifputera A, Calistania C, Klarisa C, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Ed
ke-4. Jakarta : Media Aesculapius. 2016.
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis singkat terarah.
langkah a. Adanya riwayat trauma
b. Bagian tubuh yang nyeri, bengkak dan sulit digerakkan
c. Adanya luka terbuka
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik singkat terarah.
a. Inspeksi (look) : ada/tidaknya luka terbuka, pembengkakan,
deformitas
b. Palpasi (feel) : ada/tidaknya nyeri tekan, deformitas, panjang anggota
gerak berkurang dibandingkan sisi yang sehat
c. Gerak (move) : umumnya tidak dapat digerakkan
3. Petugas menegakkan diagnosis.
a. Fraktur tertutup
b. Fraktur terbuka
1) Derajat I : luka < 1 cm, bersih, cedera jaringan lunak minimal,
fraktur simpel atau oblik.
2) Derajat II : luka > 1 cm tanpa kehilangan kulit penutup luka,
kontaminasi sedang, cedera jaringan lunak tidak banyak, fraktur
kominutif sedang.
3) Derajat III : kerusakan jaringan lunak yang luas, kontaminasi
berat, trauma kecepatan tinggi.
a) III A : laserasi luas, namun tulang yng fraktur masih dapat
ditutup oleh jaringan lunak.
b) III B : laserasi luas, terkelupasnya daerah periosteum dan
tulang tampak terbuka.
c) III C : fraktur dengan kerusakan pembuluh darah (cedera
arteri).
4. Petugas melakukan tatalaksana.
a. Fraktur terbuka
1) Luka fraktur dibersihkan dengan cara irigasi dengan NaCl 0,9 %.
2) Balut luka untuk menghentikan perdarahan.
3) Pada fraktur dengan tulang menonjol keluar sedapat mungkin
dihindari memasukkan komponen tulang tersebut kembali ke dalam
luka.
4) Fraktur grade II dan III difiksasi dengan fiksasi eksterna.
5) Pemberian antibiotik:
a) IV : Ceftriaxon, 2 x 1 gr + Gentamycin, 3 x 80 mg, ATAU
b) PO : Clindamycin, 3 x 300 mg atau Amoxycillin, 3 x 500 mg
6) Pencegahan tetanus: injeksi ATS 1500 unit, IM.
7) Rujuk
b. Fraktur tertutup
1) Stabilisasi fraktur dengan bidai.
2) Rujuk.
Petugas melakukan anamnesis singkat terarah

- Adanya riwayat trauma


- Bagian tubuh yang nyeri, bengkak dan sulit digerakkan
- Adanya luka terbuka

Petugas melakukan pemeriksaan fisik singkat terarah

- Inspeksi (look) : ada/tidaknya luka terbuka, pembengkakan, deformitas


- Palpasi (feel) : ada/tidaknya nyeri tekan, deformitas, panjang anggota
gerak berkurang dibandingkan sisi yang sehat
- Gerak (move) : umumnya tidak dapat digerakkan

Petugas menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksana

6. Bagan alir

Fraktur terbuka Fraktur tertutup

- Luka fraktur dibersihkan dengan cara irigasi dengan Stabilisasi fraktur dengan
NaCl 0,9 %. bidai.
- Balut luka untuk menghentikan perdarahan.
- Pada fraktur dengan tulang menonjol keluar sedapat
mungkin dihindari memasukkan komponen tulang Rujuk
tersebut kembali ke dalam luka.
- Fraktur grade II dan III difiksasi dengan fiksasi
eksterna.
- Pemberian antibiotik:
o IV : Ceftriaxon, 2 x 1 gr + Gentamycin, 3 x 80
mg, ATAU
o PO : Clindamycin, 3 x 300 mg atau
Amoxycillin, 3 x 500 mg
- Pencegahan tetanus: injeksi ATS 1500 unit, IM.

Rujuk

7. Unit terkait UGD

Anda mungkin juga menyukai