Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS ATOPIK

No.Dokumen : 440/C.VII.SOP.PU.0027.12/436.6.3.14/2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 01 Desember 2016
Halaman : 1/2

1. Pengertian Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berulang dan kronis
dengan disertai gatal.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah - langkah
penatalaksanaan Dermatitis Atopik.
3. Kebijakan Berdasarkan Penetapan Kepala Nomor
440/C.VII.SP.0008.11/436.6.3.14/2016 Tentang layanan klinis yang
menjamin kesinambungan layanan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis
2. Petugas melakukan anamnesa
a. Gatal yang bervariasi lokasinya tergantung pada jenis dermatitis
atopik.
b. Gejala utama DA adalah pruritus (gatal), dapat hilang timbul sepanjang
hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya
penderita akan menggaruk.
c. Pasien biasanya mempunyai riwayat juga sering merasa cemas, egois,
frustasi, agresif, atau merasa tertekan.
d. Faktor resiko : tungau debu rumah, makanan : telur, susu, kacang
tanah.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Tanda patognomonis pada kulit penderita DA yaitu: kering pada perabaan,
pucat/redup, jari tangan teraba dingin, terdapat papul, likenifikasi, eritema,
erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta pada lokasi predileksi.
4. Petugas memberikan terapi
Topikal (2x sehari)
a. Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid topikal, seperti:
Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan
fluosinolon asetonidkrim 0.025%) selama maksimal 2 minggu.
b. Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat
krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%) .Pada kasus infeksi
sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal atau
sistemik bila lesi meluas.
Oral sistemik
a. Antihistamin sedatif yaitu klorfeniramin maleat 3x4mg/hari selama
maksimal 2 minggu atau setirizin 1x10 mg/hari selama maksimal 2
minggu.
b. Antihistamin non sedatif yaitu loratadin 1x10 mg/hari selama maksimal
2 minggu.
5. Petugas memberikan konseling
Edukasi pasien tentang penyakit yang bersifat kronis dan berulang; prinsip
pengobatan adalah menghindari gatal, menekan proses peradangan dan
menjaga hidrasi kulit; menekankan modifikasi gaya hidup harus menjadi
kebiasaan pasien dan keluarga.
6. Petugas merujuk pasien ke Rumah sakit
a. Jika dermatitis atopik luas, dan berat;
b. Dermatitis atopik rekalsitran atau dependent steroid;
c. Bila diperlukan skin prick test/tes uji tusuk;
d. Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar selama 2
minggu;
e. Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai eritroderma
7. Petugas mencatat di rekam medis pasien

2
6. Diagram Alir
Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis.

Petugas
Petugas melakukan
melakukan anamnesis
anamnesis

Petugas
Petugas melakukan
melakukan pemeriksaan
pemeriksaan fisik
fisik

Petugas
Petugas memberikan
memberikan terapi
terapi

Petugas
Petugas memberikan
memberikan konseling
konseling

Petugas merujuk pasien


Petugas merujuk pasien ke
ke Rumah
Rumah sakit
sakit bila
bila ada
ada penyulit
penyulit

Petugas mencatat di rekam medis


pasien

7. Unit Terkait - Unit Obat


- Unit Gizi
8. Rekaman historis perubahan.
No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan.

Anda mungkin juga menyukai