1. Pengertian Reakasi peradangan kulit imunologik karena reaksi hipersensivitas.
Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi berupa alergen (Fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. 2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pasien Dermatitis Kontak Alergi 3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kebonharjo Nomor 440/…/KPTS/414.103.032/2018 tantang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesamas Kebonharjo 4. Referensi KMK Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 5. Prosedur/ 1. Dokter / Perawat melakukan anamnesa dan menanyakan Langkah- keluhan – keluhan pasien langkah - Keluhan Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis . Keluhan dapat disertai timbulnya bercak kemerahan. - Hal yang penting ditanyakan adalah : 1. Bahan-bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan 2. Hobi 3. Obat topikal yang pernah digunakan 4. Obat sistemik 5. Kosmetik 6. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi 7. Riwayat alergi di keluarga - Faktor resiko 1. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan alergen 2. Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu 3. Riwayat dermatitis atopik atau riwayat atopi pada diri dan keluarga 2. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan tanda – tanda vital pasien - Pemeriksaan fisik Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada umumnya tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola kelainan kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya , seperti di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya. - Faktor predisposisi Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat alergen. 3. Dokter/Perawat melakukan penegakkan diangnosa pada pasien. - Diangnosis klinis Diangnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. - Diangnosis Banding Dermatitis kontak iritan Komplikasi Infeksi sekunder 4. Dokter / perawat melakukan penatalaksanaan pada pasien - Penatalaksanaan 1. Keluhan diberikan Farmakoterapi berupa: a. Topikal (2 kali sehari) pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperPingmentasi , dapat diberikan golongan Betametason Valerat Krim 0,1 % Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan Pemberian antibiotik topikal b. Oral sistemik Antihistamin hidroksisin 2x 25 mg per hari selama Maksimal 2 minggu 5. Dokter/Perawat memberikan penyuluhan/KIE kepada pasien - Konseling dan Edukasi - Konseling untuk menghindari bahan alergen di rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah - Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot - Memodifikasi lingkungan tempat bekerja 6. Dokter/Perawat memberikan rujukan pada pasien (bila diperlukan) - Kriteria Rujukan 1. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan patch test 2. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu setelah pengobatan standar dan sudah menghindari kontak. 7. Dokter/Perawat memberikan resep/ terapi pada pasien 8. Dokter/Perawat mencatat dan memasukkan semua hasil pemeriksaan kedalam rekam medis 6. Diagram Alir Dokter/Perawat melakukan anamnesa dan menanyakan keluhan-keluhan pasien
Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan
tanda-tanda vital pasien
Dokter/Perawat melakukan penegakkan diangnosa
pada pasien
Dokter/perawat melakukan penatalaksanaan pada
pasien
Dokter/perawat memberikan penyuluhan / KIE pada
pasien
Dokter/perawat memberikan rujukan pada pasien (bila
diperlukan)
Dokter/perawat memberikan resep/ terapi pada pasien
Dokter/Perawat mencatat dan
memasukkan semua hasil pemeriksaan ke dalam rekam medis
7. Unit terkait - Poli Umum
- Poli Lansia - Poli KIA - Pustu - Polindes 8. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai Perubahan diberlakukan