Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

DERMATITIS KONTAK ALERGI

No. Dokumen : ../SOP.U.3/2018


No. Revisi : 00
SOP Tanggal : 15 Maret 2018
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS BUDY UTOMO,S.Kep.Ns
KEBONHARJO NIP. 19681121 198812 1 002

1. Pengertian Reakasi peradangan kulit imunologik karena reaksi hipersensivitas.


Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi berupa
alergen (Fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pasien Dermatitis
Kontak Alergi
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kebonharjo Nomor
440/…/KPTS/414.103.032/2018 tantang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPTD Puskesamas Kebonharjo
4. Referensi KMK Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur/ 1. Dokter / Perawat melakukan anamnesa dan menanyakan
Langkah- keluhan – keluhan pasien
langkah - Keluhan
Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit
bergantung pada keparahan dermatitis . Keluhan dapat
disertai timbulnya bercak kemerahan.
- Hal yang penting ditanyakan adalah :
1. Bahan-bahan yang berhubungan dengan riwayat
pekerjaan
2. Hobi
3. Obat topikal yang pernah digunakan
4. Obat sistemik
5. Kosmetik
6. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi
7. Riwayat alergi di keluarga
- Faktor resiko
1. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan
alergen
2. Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu
tertentu
3. Riwayat dermatitis atopik atau riwayat atopi pada diri dan
keluarga
2. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan tanda – tanda
vital pasien
- Pemeriksaan fisik
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada
umumnya tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi
dan pola kelainan kulit penting diketahui untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya , seperti di
ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh jam
tangan, dan seterusnya.
- Faktor predisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan
yang bersifat alergen.
3. Dokter/Perawat melakukan penegakkan diangnosa pada pasien.
- Diangnosis klinis
Diangnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
- Diangnosis Banding
Dermatitis kontak iritan
Komplikasi
Infeksi sekunder
4. Dokter / perawat melakukan penatalaksanaan pada pasien
- Penatalaksanaan
1. Keluhan diberikan Farmakoterapi berupa:
a. Topikal (2 kali sehari)
 pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi
dan hiperPingmentasi , dapat diberikan golongan
Betametason Valerat Krim 0,1 %
 Pada kasus infeksi sekunder, perlu
dipertimbangkan Pemberian antibiotik topikal
b. Oral sistemik
 Antihistamin hidroksisin 2x 25 mg per hari
selama Maksimal 2 minggu
5. Dokter/Perawat memberikan penyuluhan/KIE kepada
pasien
- Konseling dan Edukasi
- Konseling untuk menghindari bahan alergen di
rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah
- Edukasi menggunakan alat pelindung diri
seperti sarung tangan dan sepatu boot
- Memodifikasi lingkungan tempat bekerja
6. Dokter/Perawat memberikan rujukan pada pasien
(bila diperlukan)
- Kriteria Rujukan
1. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan patch test
2. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu
setelah pengobatan standar dan sudah menghindari
kontak.
7. Dokter/Perawat memberikan resep/ terapi pada pasien
8. Dokter/Perawat mencatat dan memasukkan semua hasil
pemeriksaan kedalam rekam medis
6. Diagram
Alir
Dokter/Perawat melakukan anamnesa
dan menanyakan keluhan-keluhan pasien

Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan


tanda-tanda vital pasien

Dokter/Perawat melakukan penegakkan diangnosa


pada pasien

Dokter/perawat melakukan penatalaksanaan pada


pasien

Dokter/perawat memberikan penyuluhan / KIE pada


pasien

Dokter/perawat memberikan rujukan pada pasien (bila


diperlukan)

Dokter/perawat memberikan resep/ terapi pada pasien

Dokter/Perawat mencatat dan


memasukkan semua hasil
pemeriksaan ke dalam rekam medis

7. Unit terkait - Poli Umum


- Poli Lansia
- Poli KIA
- Pustu
- Polindes
8. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai