No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Dermatitis atopik adalah peradangan kulit berulang dan kronis dengan disertai gatal, pada
umunya pada bayi dan anak disertai adanya riwayat atopi pada keluarga.
1. Anamnesis :
- Keluhan utama gatal dapat hilang timbul sepanjang hari, umumnya lebih hebat
pada malam hari.
- Terdapat riwayat sering merasa cemas, frustasi.
- Faktor resiko penderita wanita lebih banyak dibandingkan pria, riwayat sensitif
terhadap wol, bulu kucing, anjing, ayam, burung.
2. Pemeriksaan Fisik : kulit penderita dermatitis atopik :
- Perabaan kering
- Pucat/redup
- Jari tangan teraba dingin
- Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta pada
lokasi predileksi.
3. Diagnosis differensial :
- Dermatitis seboroik
- Dermatitis numularis
- Scabies
- Pemeriksaan penunjang : Serum IgE,
- skin prick test
4. Terapi :
- Modifikasi gaya hidup : menghindari wol/bahan sintetik, memakai sabun dengan pH
netral dan mengandung pelembab, menghindari pemakaian bahan kimia
tambahan, menghindari stress psikis, menghindari bahan pakaian tebal/ketat/kotor,
menjaga kebersihan daerah popok (bayi), hindari penggunaan babyoil.
- Farmakoterapi :
- Topical : kortikosteroid topical 2x sehari (desonid krim 0,05% atau fluosinolon
asetonidkrim 0,025%) selama 2 minggu. Untuk likenifikasi dan hiperpigmentasi
diberikan golongan betametason valerat krim 0,1% atau mometason furoat krim
0,1%.
- Oral : antihistamin sedative yaitu hidroksisin 2x1 tablet selama 2 minggu atau
loratadine 1x10 mg/hr selama 2 minggu.
5. Kriteria rujukan :
- Bila diperlukan skin prick test
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Dermatitis Atopik di Puskesmas Ngulak
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2017 Tentang Kebijakan Hak Dan Kewajiban
Pasien
2. SK Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2017 Tentang Kebijakan Jenis-jenis Pelayanan
yang tersedia
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Alat :
1.1. Tensi meter
1.2. Stetoskop
1.3. Termometer
2. Bahan :
2.1. Rekam medis
2.2. Resep
2.3. Form Rujukan Esternal
6. Langkah-langkah 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan berat badan, mencatat
dalam rekam medik pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
lain terhadap pasien yang sesuai guna mendiagnosa Dermatitis Atopik
3. Dokter mendiagnosa Dermatitis Atopik
4. Dokter memberikan tata laksana sesuai dengan diagnosis yang dibuat.
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Dermatitis Atopik.
6. Dokter melakukan rujukan bila didapatkan tanda – tanda Dermatitis Atopik yang luas dan
berat, bila dengan pengobatan standar selama 4 minggu tidak ada perbaikan
7. Dokter mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan.
Dokter mendiagnosa
Dokter memberikan
tata laksana
Dokter mendokumentasikan
semua kegiatan
8. Hal-hal yang perlu Memberikan terapi sesuai dengan diagnosis.
diperhatikan
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
OSTEOARTRITIS
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
PUSKESMAS SHOLIHIN, SKM. MM.
NGULAK 19770214 199703 1 004
Osteoartritis adalah penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago
1. Pengertian
sendi. Pasien sering datang berobat pada saat sudah ada deformitas sendi yang bersifat
permanen.
Anamnesa : adanya nyeri sendi, hambatan gerakan sendi, kaku sendi, krepitasi,
pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan.
Faktor resiko :
1. Usia > 60 tahun
2. Wanita, usia > 50 tahun atau menopause
3. Kegemukan
4. Pekerja berat dengan penggunaan sendi terus menerus
Pemeriksaan Fisik :
Tanda patognomosis :
1. Hambatan gerak
2. Krepitasi
3. Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
4. Tanda-tanda peradangan sendi
5. Deformitas sendi yang permanen
6. Perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan penunjang : radiologi
Diagnosis klinis : diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan radiografi
Diagnosis banding :
1. Artritis Gout
2. Rhematoid arthritis
Komplikasi : deformitas permanen
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Osteoartritis di Puskesmas Ngulak
3. Kebijakan 3. SK Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2017 Tentang Kebijakan Hak Dan Kewajiban
Pasien
4. SK Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2017 Tentang Kebijakan Jenis-jenis Pelayanan
yang tersedia
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 2. Alat :
2.1. Tensi meter
2.2. Stetoskop
2.3. Termometer
3. Bahan :
3.1. Rekam medis
3.2. Resep
3.3. Form Rujukan Esternal
6. Langkah-langkah 1.Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan berat badan, mencatat
dalam rekam medik pasien.
2.Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain
terhadap pasien yang sesuai guna mendiagnosa Osteoartritis
3.Dokter mendiagnosa Osteoartritis
4.Dokter memberikan tata laksana sesuai dengan diagnosis yang dibuat.
5.Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Osteoartritis
6.Dokter melakukan rujukan bila terjadi komplikasi yaitu deformitas permanen
Dokter mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan.
Dokter mendiagnosa
Dokter memberikan
tata laksana
Dokter mendokumentasikan
semua kegiatan
diperhatikan
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan