Anda di halaman 1dari 8

ARTRITIS REUMATOID

No. Dokumen : SOP/TU/01/2018


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 12/05/2018
Halaman : 1/8
Puskesmas drg. Muhammad Zamroni
Bareng NIP. 19690512 200212 1 005

1. Pengertian Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan


terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai
persendian seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan arthritis


reumatoid

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bareng No.188.451/103


A/35.73.306.08/SK/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Bareng.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK 02.02/menkes/514/2015


tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama.

5. Alat dan Bahan Tensimeter, Stetoskop.

6. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan pasien


Langkah- langkah berupa lelah, anoreksia,seluruh tubuh merasa lemah yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan
2. Petugas melakukan pemeriksaan ttv dan pemeriksaan fisik dan
didapatkan:
a. gejala sinovitis berupa bengkak,nyeri gerak,kekakuan pagi
hari >1jam pada persendian-persendian proximal inter
phalangeal(PIP), metacarpophalangeal(MCP), pergelangan
tangan,lutut dan kaki
b. nodul rheumatoid pada kulit yang banyak menerima
penekanan,vaskulitis
c. soft tissue rheumatism,seperti carpal tunnel syndrome atau
frozen shoulder
d. keratokonjungtivitis sicca pada mata, episkleritis, skleritis
e. radang sendi krikoaritenoid,pneumonitis interstitial,efusi
pleura,atau fibrosis paru yang luas
f. perikarditis konstriktif,disfungsi katup,fenomena
embolisasi,gangguan konduksi,aortritis,kardiomiopati
2. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang berupa LED yang
meningkat
3. Petugas menegakkan diagnosa setelah melakukan pemeriksaan
tersebut berdasar kriteria ACR tahun 1987 (4 dari 9 kriteria)
a. kaku pagi,sekurangnya 1 jam,minimal selama 6 minggu
b. artritis pada sekurangnya 3 sendi, minimal selama 6 minggu
c. artritis pada sendi pergelangan tangan, MCP dan PIP,
minimal selama 6 minggu
d. artritis yang simetris minimal selama 6 minggu
e. nodul rheumatoid
f. faktor rheumatoid serum positif (85% kasus)
g. gambaran radiologik yang spesifik : bone displacement,
bone erosion
h. LED dan CRP meningkat
i. Terdapat gambaran inflamasi ringan-sedang pada analisis
cairan sendi.
4. Petugas menatalaksana penderita :
a. Memberikan informasi untuk memproteksi sendi terutama pada
stadium akut dengan menggunakan decker
b. Pemberian obat:
b.1. antiinflamasi non steroid,seperti diklofenak 50-100 mg
2x/hari, meloksikam 7,5-15 mg/hari, celecoxib 200-400
mg/hari
b.2. golongan steroid seperti prednison atau metilprednisolon
dosis rendah (sebagai bridging therapy)
c. Fisioterapi
6. Petugas merujuk penderita bila didapatkan :
a. tidak membaik dengan pemberian obat antiinflamasi dan steroid
dosis rendah
b. RA dengan komplikasi
c. deformitas untuk rujukan pembedahan
7. Diagram alir
Melakukan Melakukan
Aamnesa
pemeriksaan fisik Pemeriksaan
penunjang

Menegakan
diagnosa klinis

Menegakan
diagnosa banding

Menegakan
Komplikasi

Melakukan Konseling Melakukan Terapi


dan edukasi dan Tindakan
8. Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Laboratorium
3. Farmasi
ARTRITIS REUMATOID

No. Dokumen : SOP/TU/01/2016


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 12/05/2016
Halaman : 1/8
UPT Puskesmas dr. Rina Istarowati
Bareng NIP. 19751025 200312 2 005

1. Pengertian Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan


terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama
mengenai persendian seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan arthritis


reumatoid

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bareng No.188.451/103


A/35.73.306.08/SK/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Bareng.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK 02.02/menkes/514/2015


tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama.

5. Alat dan Bahan Tensimeter, Stetoskop.

6. Prosedur/Langkah- 5. Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan pasien


Langkah berupa lelah, anoreksia,seluruh tubuh merasa lemah yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan
6. Petugas melakukan pemeriksaan ttv dan pemeriksaan fisik dan
didapatkan:
a. gejala sinovitis berupa bengkak,nyeri gerak,kekakuan pagi
hari >1jam pada persendian-persendian proximal inter
phalangeal(PIP), metacarpophalangeal(MCP),
pergelangan tangan,lutut dan kaki
b. nodul rheumatoid pada kulit yang banyak menerima
penekanan,vaskulitis
c. soft tissue rheumatism,seperti carpal tunnel syndrome atau
frozen shoulder
d. keratokonjungtivitis sicca pada mata, episkleritis, skleritis
e. radang sendi krikoaritenoid,pneumonitis interstitial,efusi
pleura,atau fibrosis paru yang luas
f. perikarditis konstriktif,disfungsi katup,fenomena
embolisasi,gangguan konduksi,aortritis,kardiomiopati
7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang berupa LED yang
meningkat
8. Petugas menegakkan diagnosa setelah melakukan pemeriksaan
tersebut berdasar kriteria ACR tahun 1987 (4 dari 9 kriteria)
a. kaku pagi,sekurangnya 1 jam,minimal selama 6 minggu
b. artritis pada sekurangnya 3 sendi, minimal selama 6
minggu
c. artritis pada sendi pergelangan tangan, MCP dan PIP,
minimal selama 6 minggu
d. artritis yang simetris minimal selama 6 minggu
e. nodul rheumatoid
f. faktor rheumatoid serum positif (85% kasus)
g. gambaran radiologik yang spesifik : bone displacement,
bone erosion
h. LED dan CRP meningkat
i. Terdapat gambaran inflamasi ringan-sedang pada analisis
cairan sendi.
9. Petugas menatalaksana penderita :
c. Memberikan informasi untuk memproteksi sendi terutama
pada stadium akut dengan menggunakan decker
d. Pemberian obat:
b.1. antiinflamasi non steroid,seperti diklofenak 50-100 mg
2x/hari, meloksikam 7,5-15 mg/hari, celecoxib 200-400
mg/hari
b.2. golongan steroid seperti prednison atau metilprednisolon
dosis rendah (sebagai bridging therapy)
c. Fisioterapi
6. Petugas merujuk penderita bila didapatkan :
a. tidak membaik dengan pemberian obat antiinflamasi dan steroid
dosis rendah
b. RA dengan komplikasi
c. deformitas untuk rujukan pembedahan
7. Diagram Alir Melakukan
Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan
Anamnesa Fisik penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan diagnosa
banding

Menegakkan
komplikasi

Melakukan
konselling
dan edukasi Melakukan terapi dan
tindakan

8.
Melakukan Melakukan
Aamnesa
pemeriksaan fisik Pemeriksaan
penunjang

Menegakan
diagnosa klinis

Menegakan
diagnosa banding

Menegakan
Komplikasi

Melakukan Konseling Melakukan Terapi


dan edukasi dan Tindakan

9. Hal – Hal Yang Diagnosa banding :


Perlu Diperhatikan 1.Penyebab arthritis lainnya
2.Spondiloartropati seronegatif
3.Lupus eritematosus sistemik
4.Sindrom Sjorgen

10. Unit Terkait 4. Ruang Pemeriksaan Umum


5. Laboratorium
6. Farmasi
11. Dokumen Terkait Rekam Medik.
Rekaman Historis
No Halaman Yang Dirubah Perubahan DiberlakanTanggal

PENANGANAN ARTRITIS
REUMATOID
No. Dokumen :
DAFTAR No.Revisi :
TILIK TanggalTerbit :
Halaman :
Puskesmas Bareng dr. Rina Istarowati

NIP: 19751025 200312 2 005

Unit : ……………………………………………………………………
Nama Petugas : ……………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………………………

No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumlah

Compliance rate (CR) : ……………..%


………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor

……………………………………….
NIP: ………………..........................

Anda mungkin juga menyukai