SGT/AKR/SK/III/2023 SOP No Revisi :0 Tanggal Terbit : Halaman :1/2 UPTD Ni Ketut Sitiari, S.Kep PUSKESMAS Nip .19721015 199203 2 004 SIGENTI Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik 1. Pengertian yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya Sebagai pedoman menegakkan diagnosa dan memberikan pertolongan pasien 2. Tujuan Artritis Rematoid di puskesmas. 3. Kebijakan Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 5. Prosedur/Langkah- 5.1 Anamnesis : Langkah Gejala pada awal onset a. Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. b. Gejala spesifik pada banyak sendi (poliartrikular) secara simetris, dapat mengenai seluruh sendi terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal) atau MTP (metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Sendi DIP (distal interphalangeal) umumnya tidak terkena. c. Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam. d. Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis), hematologi (anemia). Faktor Risiko a. Wanita, b. Faktor genetik. c. Hormon seks. d. Infeksi e. Merokok 5.2 Pemeriksaan Fisik a. Manifestasi artikular: Bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi teraba hangat, deformotas (swan neck, boutonniere, deviasi ulnar) b. Manifestasi ekstraartikular: 1. Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima penekanan, vaskulitis. 2. Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen shoulder. 3. Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik. 4. Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi krikoaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura, atau fibrosis paru luas. 5. Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis konstriktif, disfungsi katup, fenomena embolisasi, gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati 5.3 Diagnosis Klinis Diagnosis RA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis. Dibuat skor dari beberapa poin dibawah ini : 1. Jumlah sendi yang terlibat a. 1 sendi besar : 0 b. 2-10 sendi besar : 1 c. 1-3 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) : 2 d. 4-10 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) : 3 e. >10 sendi dengan minimal 1 sendi kecil : 5 2. Sendi DIP, MTP I, carpometacarpal I tidak termasuk dalam kriteria. Yang dimaksud sendi kecil adalah MCP, PIP, MTP II-V, ibu jari, dan pergelangan tangan. Yang dimaksud sendi besar adalah bahu, siku, lutut, pangkal paha, dan pergelangan kaki. 3. Durasi a. Lebih dari 6 Minggu : 1 b. Kurang dari 6 Minggu : 0 Skor 6 atau lebih dapat dibuat diagnosis RA 5.4 Penatalaksanaan a. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama pada stadium akut dengan menggunakan decker. b. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50- 100 mg 2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari. c. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy). d. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis. 5.5 Kriteria rujukan a. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan steroid dosis rendah. b. RA dengan komplikasi. c. Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas. 5.6 Prognosis Prognosis adalah dubia ad bonam, sangat tergantung dari perjalanan penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya 6. Unit Terkait Poli umum Tanggal Mulai 7. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan diberlakukan Perubahan
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis