Anda di halaman 1dari 4

Rheumatoid Arthritis

No.Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
Evi Pujiani
Puskesmas NIP.197709062000032003
Lupak
1. Pengertian Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis
erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan
persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan artritis reumatoid di
puskesmas Lupak
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. ../PKM.LPK/SK/UKP........../I/20
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur / Anamnesis :
langkah-
Gejala pada awal onset
langkah
 Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh
tubuh terasa lemah yang berlangsung berminggu-
minggu atau berbulan-bulan.
 Gejala spesifik pada banyak sendi (poliartrikular)
secara simetris, dapat mengenai seluruh sendi
terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi
MCP (metacarpophalangeal) atau MTP
(metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu,
lutut, dan kaki. Sendi DIP (distal interphalangeal)
umumnya tidak terkena.
 Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak,
nyeri yang diperburuk dengan gerakan sehingga
gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari >
1 jam.
 Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis),
kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis),
hematologi (anemia).
Faktor Risiko
1. Wanita,
2. Faktor genetik.
3. Hormon seks.
4. Infeksi
5. Merokok

Pemeriksaan Fisik
 Manifestasi artikular:
Bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi teraba hangat,
deformotas (swan neck, boutonniere, deviasi ulnar)
 Manifestasi ekstraartikular:
1. Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak
menerima penekanan, vaskulitis.
2. Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome
atau frozen shoulder.
3. Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang
merupakan manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis.
Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik.
4. Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi
krikoaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura, atau
fibrosis paru luas.
5. Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis
konstriktif, disfungsi katup, fenomena embolisasi, gangguan
konduksi, aortritis, kardiomiopati

Diagnosis Klinis
Diagnosis RA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan
radiografis.

Dibuat skor dari beberapa poin dibawah ini :


1. Jumlah sendi yang terlibat
a. 1 sendi besar : 0
b. 2-10 sendi besar : 1
c. 1-3 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) : 2
d. 4-10 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) : 3
e. >10 sendi dengan minimal 1 sendi kecil : 5

Sendi DIP, MTP I, carpometacarpal I tidak termasuk dalam


kriteria
Yang dimaksud sendi kecil adalah MCP, PIP, MTP II-V, ibu
jari, dan pergelangan tangan
Yang dimaksud sendi besar adalah bahu, siku, lutut, pangkal
paha, dan pergelangan kaki.
4. Durasi
a. Lebih dari 6 Minggu : 1
b. Kurang dari 6 Minggu : 0

Skor 6 atau lebih dapat dibuat diagnosis RA

Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi,
terutama pada stadium akut dengan menggunakan decker.

2. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti:


diklofenak 50- 100 mg 2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari,
celecoxib 200-400 mg/sehari.
3. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil
prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy).
4. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan
ortosis.

Kriteria rujukan
1. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan
steroid dosis rendah.
2. RA dengan komplikasi.
3. Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas.

Prognosis
Prognosis adalah dubia ad bonam, sangat tergantung dari
perjalanan penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya
6. Bagan alir
(bila Perlu)

7.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

8. Unit terkait

9.Dokumen
terkait

10.Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai