Anda di halaman 1dari 3

ARTRITIS REMATOID

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit: Agustus 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. SUPRIATNA, SKM
RAWAT INAP NIP. 196504031986031028
CIPANAS
1. Pengertian Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik
yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga
melibatkan organ tubuh lainnya
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan artritis reumatoid
 3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Cipanas Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pelayanan Klinik
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur Anamnesis :
Gejala pada awal onset
 Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah
yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
 Gejala spesifik pada banyak sendi (poliartrikular) secara simetris, dapat
mengenai seluruh sendi terutama sendi PIP (proximal interphalangeal),
sendi MCP (metacarpophalangeal) atau MTP (metatarsophalangeal),
pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Sendi DIP (distal
interphalangeal) umumnya tidak terkena.
 Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang
diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas,
kekakuan pada pagi hari > 1 jam.
 Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), kardiovaskular (nyeri dada
pada perikarditis), hematologi (anemia).
Faktor Risiko
1. Wanita,
2. Faktor genetik.
3. Hormon seks.
4. Infeksi
5. Merokok

Pemeriksaan Fisik
 Manifestasi artikular:
Bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi teraba hangat, deformotas (swan
neck, boutonniere, deviasi ulnar)
 Manifestasi ekstraartikular:
1. Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima
penekanan, vaskulitis.
2. Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen shoulder.
3. Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan
manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak anemia
akibat penyakit kronik.
4. Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi krikoaritenoid,
pneumonitis interstitial, efusi pleura, atau fibrosis paru luas.
5. Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis konstriktif, disfungsi
katup, fenomena embolisasi, gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati

Diagnosis Klinis
Diagnosis RA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis.

Dibuat skor dari beberapa poin dibawah ini :


1. Jumlah sendi yang terlibat
a. 1 sendi besar : 0
b. 2-10 sendi besar : 1
c. 1-3 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) : 2
d. 4-10 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) : 3
e. >10 sendi dengan minimal 1 sendi kecil : 5

Sendi DIP, MTP I, carpometacarpal I tidak termasuk dalam kriteria


Yang dimaksud sendi kecil adalah MCP, PIP, MTP II-V, ibu jari, dan
pergelangan tangan
Yang dimaksud sendi besar adalah bahu, siku, lutut, pangkal paha, dan
pergelangan kaki.
4. Durasi
a. Lebih dari 6 Minggu : 1
b. Kurang dari 6 Minggu : 0

Skor 6 atau lebih dapat dibuat diagnosis RA

Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama pada stadium
akut dengan menggunakan decker.

2. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50- 100 mg


2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari.
3. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis
rendah (sebagai bridging therapy).
4. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis.

Kriteria rujukan
1. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan steroid dosis
rendah.
2. RA dengan komplikasi.
3. Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas.
6. Diagram Alir

7. Unit terkait BP Umum

Anda mungkin juga menyukai