Anda di halaman 1dari 9

JUDUL TUGAS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN


RHEUMATOID ARTHRITIS

( Disusun untuk memenuhi tugas Mata Ajar : Keperawatan Medical Bedah II )

Disusun Oleh:
Niah Kurniasih
NIM : GA2A15039

Dosen Pengampu:
Ns. Khoiriyah,M.Sc

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2015/2016
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN
RHEUMATOID ARTHRITIS

A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Rheumatoid Arthritis atau Radang sendi merupakan penyakit Autoimun
( Penyakit yang terjadi pada saat tubuh di serang oleh system kekebalan tubuhnya
sendiri ) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama.( Wikipedia )
Penyakit rheumatoid adalah penyakit inflamasi yang bersifat
sistemik,progesif,cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara sistematik. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar ilmu bedah orthopedic,hal 165 )
Arthritis rheumatoid adalah penyakit autoimunsistematik kronik yang
tidak di ketahui penyebabnya di karekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam
membrane synovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas
lebih lanjut ( Susan Martin Tucker 1998 )

Penyakit ini menyerang persendian,biasanya mengenai banyak sendi,yang di


tandai dengan radang pada membrane synovial dan struktur – struktur sendi serta
atropi otot dan penipisan tulang.
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi – sendi jari,pergelangan tangan,
bahu, otot dan kaki.
Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan
aktifitas sehari – hari dan kwalitas hidup nya menurun.
Di perkirakan rheumatoid arthritis di derita pada usia di atas 18 th dan berkisar
0,1 % sampai dengan 0,3 % dari jumlah penduduk Indonesia.

2. Etiologi
Penyebab pasti Rheumatoid Arthritis tidak di ketahui, biasanya merupakan
kombinasi dari factor genetic,lingkungan,hormonal dan factor system reproduksi.
Namun factor pencetus terbesar adalah factor infeksi seperti bakteri,mikoplasma
dan virus ( Limone & Burke 2001 )
Penyebab utama kelainan ini tidak di ketahui,ada beberapa teori yang
dikumukakan mengenai penyebab Rheumatoid Arthritis yaitu :
a. Endocrine
b. Autoimun
c. Metabolic
d. Factor genetic serta factor pemicu lainnya
e. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non hemolitikus
3. Patofisiologi
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang terjadi pada individu rentan
setelah respon imun terhadap agen pemicu yang tidak di ketahui. Agen pemicunya
adalah bakteri,mikoplasma,atau virus yang menginfeksi sendi atau mirip sendi
secara antigenic.biasanya respon antibody awal terhadap mikroorganisme di
perantarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil menghancurkan
mikroorganisme,individu yang mengalami Arthritis Rheumoid mulai membentuk
antibodi lain. Biasanya IgM atau IgG, terhadap antibody IgG awal. Antibody yang
ditujukan kekomponen tubuh sendiri ini di sebut factor rheumatoid ( Rheumatoid
Factor ,RF ) RF menetap di kapsul sendi sehinggal menyebabkan inflamasi kronis
dan kerusakan jaringan. Arthritis Rheumatoid diperkirakan terjadi karena terjadi
karena predisposisi genetic terhadap penyakit autoimun

4. Manifestasi Klinis
Pola karekteristik dari persendian yang terkena :
1. Mulai pada persendian kecil di tangan,pergelangan dan kaki
2. Secara progresif mengenai persendian,lutut,bahu,pinggul,siku,pergelangan
kaki,tulang belakang serviks,dan temporomandibular
3. Awalnya biasanya akut,bilateral,dan simetris
4. Persendian dapat teraba hangat,bengkak dan nyeri,kaku pada pagi hari
berlangsung selama lebih dari 30 menit
5. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum
Gambaran Ekstra articular :
1. Demam,penurunan berat badan,keletihan,anemia
2. Fenomena Reynaud
3. Nodulus rheumatoid,tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas,di temukan
pada jaringan subkutan diatas tonjolan tulang
Rheumatoid Arthritis di tandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa :
1. Demam,lemah tubuh dan pembengkakan sendi
2. Nyeri dan kekakuan sendi yang di rasakan paling parah pada pagi hari
3. Rentang gerak bergerak,timbul deformitas sendi dan kontraktur otot
4. Pada sekitar 20 % penderita Rheumatoid Arthritis muncul nodus Rheumatoid
ekstrasinovium. Nodus ini terdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang
terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk
di jaringan subkutis diatas siku dan jari tangan.

5. Komplikasi
Kelainan system pencernaan yang sering di jumpai adalah gastritisdan ulkus
peptic yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi non
steroid ( OAINS ) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( Disease modifying
Antirheumatoid Drug, DMARD )yang menjadi komplikasi syaraf yang terjadi
memberikan gambaran jelas, sehingga sukar di bedakan antara akibat lesi
artikuler dan lesi neuropatik.
Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidak stabilan vertebra
servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

6. Diagnostic
Diagnosis Rheumatoid Arthritis tidak bersandar pada satu karekteristik saja tetapi
berdasar pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala.
Criteria diagnostic adalah sebagai berikut :
 Kekakuan pagi hari ( sekurangnya 1 jam )
 Arthritis pada 3 atau lebih sendi
 Arthritis sendi- sendi jari tangan
 Arthritis yang simetris
 Nodula rheumatoid dan factor rematoid dalam serum
 Perubahan – perubahan radiologic ( erosi atau dekalsifikasi tulang )
Diagnosis rheumatoid arthritis dikatakan positif apabila sekurang – kurang nya
empat dari tujuh criteria ini terpenuhi. Empat criteria yang di sebutkan terdahulu
harus sudah berlangsung sekurang – kurangnya 6 minggu.

7. Penatalaksanaan
Tujuan pelaksanaan Rhematoid Arthritis adalah mengurangi nyeri,mengurangi
inflamasi,menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan
kemampuan mobilisasi penderita ( Lemone & Burke 2001 )
Adapun penatalaksanaan umum pada Rhematoid Arthritis antara lain :
1. Pemberian terapi
2. Pengaturan aktifitas dan istirahat
3. Kompres panas dan dingin
4. Diet
5. Pembedahan

B. KONSEP KEPERAWATAN.
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ –
organ lainnya ( misalnya mata,jantung,paru – paru, ginjal ).
 Aktifitas /istirahat
Gejala :nyeri sendi kerena gerakan,nyeri tekan,memburukdengan stress pada
sendi,kekakuan pada pagi hari,biasanya terjadi bilateraldan simetris’
 Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,waktu
senggang,pekerjaan,keletihan .
Tanda ; malaise,keterbatasanrentang gerak,atropi
otot,kulit,kontraktur/kelainan pada sendi.
 Kardiovascular
Gejala ;fenomena raynaud jari tangan / kaki ( Mis; pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal )
 Integritas ego
Gejala : factor – factor stress akut / kronik, mis:financial,pekerjaan,ketidak
mampuan, faktor – factor hubungan. Keputusan dan ketidak berdayaan
( situasi ketidak mampuan ).ancaman pada konsep diri,citra tubuh, identitas
pribadi, ( mis ; ketergantungan pada orang lain )
 Makanan /cairan
Gejala : ketidak mampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan
/cairan adekuat ; mual,anoreksia,kesulitan untuk mengunyah
Tanda : penurunan berat badan ,kekeringan pada membrane mukosa.
 Hygine
Gejala : berbagai kesulitan untuk mengingatkan aktifitas perawatan
pribadi,ketergantungan.
 Neurosensoris
Gejala : kebas, kesemutan, pada tangan dan kaki ,hilangnya sensasi pada jari
tangan,pembengkakan pada sendi simetris.
 Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( mungkin tidak di sertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
 Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan,lesi kulit,ulkus kaki,kesulitan
dalam ringan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga, demam
ringan menetap,kekeringan pada mata dan membrane mukosa.
 Interaksi sosial
Gejala : kerusakan interaksi social dengan keluarga / orang lain, perubahan
peran , isolasi .

2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera ;distensi jaringan oleh
akumulasi cairan / proses inflamasi, destrusi sendi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,nyeri ketidak
nyamanan, intoleransi aktifitas,penurunan kekuatan otot
3. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas –tugas umum, peningkatan
penggunaan energy,ketidak seimbangan mobilitas.
4. Kurang perawata diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak,depresi.
5. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai penyakit prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan berkurangnya pemahaman / mengingat
kesalahan interpretasi informasi.

3. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera ;distensi jaringan oleh
akumulasi cairan / proses inflamasi, destrusi sendi.
Kriteria Hasil :
 Menunjukkan nyeri hilang / terkontrol
 Terlihat rileks,dapat tidur /beristirahat dan berpartisipasi dalaam aktifitas
sesuai kemampuan
 Mengikuti program farmakologi yang di resepkan.
 Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam
program control nyeri.
Intervensi dan Rasional :
a. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas ( Skala 0 -10 ).catat factor – factor yang
mempercepat dan tanda – nyeri non verbal.
R/ : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program.
b. Berikan matras / kasur keras, bantal kecil
R/ : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada
sendi yang sakit
c. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun tidur ,kompres hangat pada sendi yang sakit.
R/ : panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas,menurunkan rasa sakit
dan melepaskan kekakuan di pagi hari,sensivitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat di sembuhkan.
d. Libatkan dalam aktifitas hiburan yang sesuai dengan situasi individu.
R/ : memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi dan
meningkatkan rasa percaya diri dan perasan sehat.
e. Kolaborasi : berikan obat – obatan sesuai petunjuk ( mis. Voltaren )
R / : sebagai anti inlamasi dan efek analgesic ringan dalam mengurangi
kakakuan dan meningkatkan mobilitas
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,nyeri ketidak
nyamanan, intoleransi aktifitas,penurunan kekuatan otot.
Kriteria Hasil :
 Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya / pembatatasan
kontraktur
 Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari
konpensasi bagian tubuh
 Mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan melakukan
aktifitas.
Intervensi dan Rasional :
a. Evaluasi / lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi
R / : tingkat aktivitas / latihan tergantung dari perkembangan / resolusi dari
proses inflamasi.
b. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika di perlukan jadwal aktivitas
untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari
yang tidak terganggu
R/ : Istirahat di anjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kelelahan.
c. Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.
R / : mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina
Umum.
3. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilanperan berhungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas – tugas umum, peningkatan penggunaan
energy, ketidak seimbangan mobilitas.
Kriteria Hasil :
 Mengungkapkan rasa percaya diri dalam kemampuan dalam menghadapi
penyakit, perubahan pada gaya hidup,dan kemungkinan keterbatasan.
 Menyusun rencana realistis masa depan .
Intervensi dan Rasional :
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit , harapan
masa depan .
R / : berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut / kesalahankonsep
dan menghadapinya secara langsung
b. Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada pasien atau orang terdekat,
memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya
hidup sehari – hari, termasuk aspek – aspek seksual.
R/ : mengidentifikasi bagaiman penyakit mempengaruhi persepsi diri dan
interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi /
konseling lebih lanjut.
c. Perhatikan prilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan.
R/ : dapat menunjukan emosional ataupun metode koping maladaptive,
membutuhkan intervensi lebih lanjut .
d. Susun batasan pada prilaku mal adaptif, bantu pasien untuk mengidentifikasi
prilaku positifyag dapat membantu koping.
R/ : membantu pasien untuk mempertahankan control diri,yang dapat
meningkatkan perasaan harga diri.
e. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang di perlukan
R/ : mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri.

4. Kurang perawatan diri berhungan dengan kerusakan musculoskeletal,penurunan


kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Kriteria Hasil :
 Melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan
kemampuan individual.
 Mendemonstrasikan perubahantehnik/ gaya hidup untuk memenuhi
perawatan diri
 Mengidentifikasi sumber – sumber pribadi / komunitas yang dapat
memenuhi perawatan diri.
Intervensi dan Rasional :
a. Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri,
R / : mendukung kemandirian fisik / emosional.
b. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi / rencana
untuk modifikasi lingkungan
R/ : menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan
harga diri
5. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan kurang pemahaman / mengingat kesalahan
interprestasi informasi.
Kriteria Hasil :
 Menunjukkan pemahaman tentang kondisi / prognosis perawatan
 Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya
hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktifitas
Intervensi dan Rasional :
a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan
R / : memberikan pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui
diet,obat – obatan, latihan dan istirahat
R/ : tujuan control penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri / jaringan
lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas .
c. Tekan kan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.
R/ : keuntungan dari terapi obat – obatan tergantung pada ketepatan dosis.
d. Anjurkan mencerna obat – obatan dengan makana, susu, atau antasida pada
waktu tidur.
R/ : membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan
tidur dan mengurangi kekakuan pada pagi hari
e. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein dan zat besi.
R/ : meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan
f. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat
maupun pada waktu melakukan aktifitas
R/ : mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien
untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia “ Rheumatoid Arthritis ,system immunology,Frankfurt institute for advance


studies ,Meyer Hamann M, figge MT, diakses tgl 2010-06-27.
2. Rasjad Chairuddin, pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal 165
3. Susan MartinTuker. 1998
4. Lemone & Burke . 2001

Anda mungkin juga menyukai