Disusun oleh :
KHG.D 20059
2020
A. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membran sinovial yang
mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. ( Susan Martin
Tucker.1998 ).
b. Etiologi
Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal mengenai
patogenesisnya telah terungkap. AR adalah suatu penyakit autoimun yang timbul pada
individu – individu yang rentang setelah respon imun terhadap agen pencetus yang tidak
diketahui. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri, mikoplasma, virus yang
menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis. Biasanya respon antibodi awal
terhadap mikro-organisme diperantarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil
mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang mengidap AR mulai membentuk
antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula. Antibodi ynng
ditunjukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR menetap di
kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan AR diperkirakan
terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko
Wanita lebih sering terkena artritis reumatoid lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki
lebih sering terkena artritis reumatoid paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi artritis reumatoid kurang lebih sama antara pada
laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi artritis
reumatoid lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis artritis reumatoid.
3. Suku bangsa
4. Genetik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya artritis reumatoid, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya
berkaitan dengan artritis reumatoid pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga
dengan artritis reumatoid sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping
faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor
lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya artritis
reumatoid paha pada usia mudah
8. Kepadatan tulang
c. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul sesuai dengan tahapan dan keparahan dari penyakit AR
itu sendiri. Nyeri sendi, bengkak, hangat, eritema, dan kurang berfungsi adalah gambaran
klinis yang klasik. Seringkali dapat diaspirasi cairan dari sendi yang mengalami
pembengkakan. Artritis sering diawali dengan timbulnya rasa sakit serta lemah pada sendi
tangan dan pinggang. Juga disertai bengkak dan kadang terjadi peradangan, tetapi sering tiba-
tiba hilang.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
e. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis,Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan synovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
f. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya
bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya
sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan
proses patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang
tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
9. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
B. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
a) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
3. Pemeriksaan fisik
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
6. Integritas ego
faktor-faktor hubungan.
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan
7. Makanan/ cairan
8. Hygiene
Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan adanya
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya
KADANG- TIDAK
NO ITEMS PENILAIAN SELALU
KADANG PERNAH
(2)
(1) (0)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga ( teman-teman ) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 P : Partnership
4 A :
Afek
5 R : Resolve
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi Nilai
: 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
15. Pengkajian Fungsi Kognitif ( SPMSQ )
Analisis hasil :
Skore salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
: 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
: 5-7 : kerusakan intelektual sedang
: 8-10 : kerusakan intelektual berat
Diatas
19.
20.
21.
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam tangan
23. Pensil
b. Pengulangan
Keterangan :
Analisis Hasil :
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
No Langka
h
1 Minta Pasien Berdiri di Sisi Tembok Dengan Tangan Direntangkan Kedepan
2 Beri Tanda Letak Tangan I
Minta Pasien Condong Kedepan Tanpa Melangkah Selama 1-2 Menit, Dengan
3
Tangan Direntangkan Ke Depan
4 Beri Tanda Letak Tangan Ke Ii Pada Posisi Condong
5 Ukur Jarak Antara Tanda Tangan I & Ke II
INTERPRETASI :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………
No Langka
h
1 Posisi Pasien Duduk Dikursi
Minta Pasienberdiri Dari Kursi, Berjalan 10 Langkah(3meter), Kembali
2
Ke Kursi, Ukur Waktu Dalam Detik
INTERPRETASI :
Score:
≤ 10 detik : low risk of falling
11 - 19 detik : low to moderate risk for falling
20 – 29 detik : moderate to high risk for falling
≥ 30 detik : impaired mobility and is at high
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………
20. Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi )
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Anda Sebenarnya Puas Dengan Kehidupan Anda?
Apakah Anda Merasa Takut Sesuatu Yang Buruk Akan Terjadi Pada
6
Anda?
12 Apakah Anda Merasa Tidak Berharga Seperti Perasaan Anda Saat Ini?
Pembuatan kriteria hasil dan perencanaan tindakan adalah tahap ketiga dari proses
keperawatan. Setelah perawat mengkaji kondisi klien dan menetapkan diagnosis
keperawatan, perawat perlu membuat rencana tindakan dan tolok ukur yang akan
digunakan untuk mengevaluasi perkembangan klien (DeLaune dkk, 2002).
d. Pelaksanaan keperawatan
Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada
tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya,
hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya. Evaluasi adalah proses
yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan untuk mengukur dan memonitor
kondisi klien untuk mengetahui kesesuaian tindakan keperawatan, perbaikan tindakan
keperawatan, kebutuhan klien saat ini, perlunya dirujuk pada tempat kesehatan lain,
apakah perlu menyusun ulang prioritas diagnosis supaya kebutuhan klien bisa
terpenuhi. Selain digunakan untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan, evaluasi juga digunakan untuk memeriksa semua proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adelia. (2011). Libas Rematik dan Nyeri Otot dari Hidup Anda. Yogyakarta:
Brilliant Books
Depkes RI. (2009). Klasifikasi Umur Menurut Kategori. Jakarta: Ditjen Yankes.
Maryam, S & dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Fakultas Kedokteran UI.2000. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta: Media Aescul