1.1 Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi(Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh(Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi
lainnya.
1.2 Etiologi
Penyebabpenyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.2.1 Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa
osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi
pada penuaan berbeda dengan perubahan pada osteoartritis.
1.2.2 Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi.
Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha,
pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun,
frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan
wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi
osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
1.2.3 Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-
masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan
pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan tulang.
1.2.4 Genetik
1.2.5 Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita
maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga
dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena
meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit)
yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
1.2.6 Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang
terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis
tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang
berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
1.2.7 Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan
dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
1.2.8 Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan
resiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang
yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban
yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.
1.3 Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah
dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari
tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
1.4 Jenis-Jenis
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
1.4.1 Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik
sendi(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang
palingsering ditemukan yaitu:
1.4.1.1 Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses
peradangan menahunyang tersebar diseluruh tubuh, mencakup
keterlibatan sendi danberbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendianmenyebabkan
kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangansendi
biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan
terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi)serta
pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan
padarawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di
persendiantangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui
dengan pasti. Adayang mengatakan karena mikoplasma, virus,
dan sebagainya.Namun semuanya belum terbukti. Berbagai
faktor termasukkecenderungan genetik, bisa mempengaruhi
reaksi autoimun.Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid
telah ditemukanberhubungan dengan keadaan stres yang berat,
seperti tiba-tibakehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-
satunya anak yangdisayangi, hancurnya perusahaan yang
dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran
sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal
sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan
kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh
sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas
(kelainan bentuk).
1.4.1.2 Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih
dengan penyebab yang belum diketahui, namun
mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran
klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah
rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh
persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul
dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian
(periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit
ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko
yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia
lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku
bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera
sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan,
kepadatan tulang, dan lain-lain.
1.4.1.3 Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat
darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis
penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila
diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi.
Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di
persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan
peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam
nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker,
vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan),
penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme
lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
1.4.2 Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan
lunakdi luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga
reumatikluar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis
reumatik yangsering ditemukan yaitu:
1.4.2.1 Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di
batang tubuhdan anggota gerak. Fibrosis lebih sering
ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah
faktor kejiwaan.
1.4.2.2 Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang
menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis
adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
1.4.2.3 Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada
tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut
entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan
lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
1.4.2.4 Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat
perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga
bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
1.4.2.5 Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan
dengan proses degenerarif diskus intervertebralis,
bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap
postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun
duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
1.4.2.6 Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua
orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah
pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat
menjalar ke tungkai dan kaki.
1.4.2.7 Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian
di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas
bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan
sendi bahu menjadi terbatas.
1.6 Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan
ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti
inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
(disease modifying antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.
Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada
penderita osteoartritis:
MK : Kurang Pengetahuan
Menetap di kapsul sendi
Rheumatoid Artriris
inflamasi Sistem Saraf
Otot spasme dan pendek nyeri Edema ( synovial menebal ) Penekanan nervus
Terbentuk pannus
MK : Resiko Cidera
Infiltrasi ke os. subcondria
Hambatan nutrisi kartilago
artikularis
Kartilago nekrosis
Erosi kartilago
MK : Gangguan Mobilitas
Fisik
1.9 Asuhan Keperawatan Teoritis
1.9.1 Pengkajian
1.9.1.1 Data dasar
Pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung,
paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau
remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis
lainnya.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,
memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan
simetris. Limitasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang, pekerjaan,keletihan.
Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi
otot, kulit, kontraktur, kelaianan pada sendi.
b. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis:
pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal)
c. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial,
pekerjaan,ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan), ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi
(misalnya ketergantungan pada orang lain).
d. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/
mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat,
mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah
(keterlibatan TMJ)
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada
membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan
aktivitas perawatan pribadi, Ketergantungan
f. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari
tangan pembengkakan sendi simetris
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai
oleh pembengkakan jaringan lunak pada
sendi).
h. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus,
lesi kulit, ulkus kaki, kekeringan pada meta
dan membran mukosa.
i. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/
orang lain; perubahan peran; isolasi.
j. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan
remaja), penggunaan makanan kesehatan,
vitamin, “penyembuhan“ arthritis tanpa
pengujian, riwayat perikarditis, lesi katup,
fibrosis pulmonal, pleuritis.
k. Pertimbangan
Perawatan menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
l. Rencana Pemulangan
Mungkin membutuhkan bantuan pada
transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/
pemeliharaan rumah tangga.
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Ulfa Sofiana, S.Kep
Tempat Praktek : Dusun Banjar Desa Labuhan Lombok
Tanggal Praktek :
Tanggal Pengkajian : 09 Juni 2022
II. IdentitasKlien
Nama : Ny. M
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah (Janda)
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan Terakhir :-
Alamat : Dusun Tembeng Putik Baret II
III. Genogram
: Pasien
: Perempuan
: meninggal
IV. Keluhan Utama
Ny “ M “ mengeluh Nyeri pada kedua kakinya
V. Riwayat Kesehatan Kelurga
Ny “ M “ mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti
dirinya dan hanya dirinya yang menderita penyakit seperti saat ini yaitu kedua
kakinya merasa nyeri dan kesemutan. Hal itu dirasakan oleh Ny. M sejak 2 tahun
terakhir. Rasa kesemutan dan nyeri bertambah ketika Ny. M terkena udara dingin.
VI. Kebiasaan
a. Merokok
Ny. M mengatakan dirinya tidak merokok
b. Minum alkohol
Ny. M mengatakan dirinya tidak meminum minuman keras seperti alkohol
c. Makan Sehari-hari
Ny. M mengatakan makan nasi dengan dan lauk pauk sepeti sayur dan kacang-
kacangan dan jarang makan daging, dan makan 3-4 kali sehari. Minum 4-5 gelas
air sehari dan kadang-kadang air minum tidak dimasak.
d. Olah raga
Ny. M mengatakan tidak pernah berolah raga dan hanya melalukan kegiatan
seharai-hari berupa menyapu di halaman rumah
e. Riwayat alergi
Ny. M mengatakan tidak ada pantangan atau alergi terhadap sesuatu atau jenia
f. Obat – obatan yang digunakan saat ini
Ny. M mengatakan saat ini tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Nyeri : Skala nyeri 4 ( 0-10) skala Numerik
Status gizi : BB saaT ini : 45 kg TB : 155 cm
Ny. M mempunyai status gizi normal
Personal Hygine :
Ny. M mengatakan mandi 2x sehari memakai sabun dan jarang sikat gigi. Ny
M mengatakan jarang mencuci rambut memaki shampo.
2. Sistem persepsi sensori
Pendengaran :
Ny. M mengatakan bisa mendengar dengan baik walaupun pendengarannya
mulai berkurang, tes garpu tala positif dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Penglihatan :
Ny. M mengatakan penglihatannya mualai berkurang, tidak menggunakan
kaca mata dan terindikasi menderita katarak.
Pengecap/ Penghidu :
Ny. M tampak gigi dan mulutnya kotor dan tidak menggunakan gigi palsu.
Peraba :
Sistem peraba Ny. M normal dan tidak ada masalah
3. Sistem pernapsan
Frekuensi : 20x/ menit
Suara napas : tidak terdapat gangguan ketika nafas., tidak terdapat suara
whezing dan ronchi.
4. Sistem kardiovaskuler
Tekanan Darah : 180/100 MmHg
Nadi : 88x/menit
Capillari RT : < 2 detik
5. Sistem syaraf pusat
Kesadaran : Compos Mentis
Oreantasi waktu : Ny.M mampu menyebutkan atau membedakan waktu
seperti siang dan malam.
Oreantasi orang : Ny.M dapat menyebutkan nama dan jumlah anakanya
beserta keluarganya.
6. Sistem gastrointerstinal
Nafsu makan Ny. M baik dengan pola makan 3 kali sehari. Minum 4-5 gelas
air sehari dan kadang-kadang air minum tidak dimasak
Abdomen
Tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka, tidak
terdapat pembesaran hati, tidak ada massa, bising usus normal 30x/menit dan
tidak ada pembesaran limpa.
Ny M. Mengatakan BAB 1x seharai dengan kosistensi lembek.
7. Sistem musculoskletal
Tidak Tulang Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada belakang
Depormitas √
Rentang Gerak √
Nyeri √ √
Bejolan √
Kemampuan ADL
Ny.M mampu melakukan aktifitas seharai –hari tanpa dibantu oleh orang lain
atau keluarga
8. Sistem integumen
Kulit tampak kering,tidak ada bercak merah dan luka, tidak ada benjolan.
9. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi Ny.M normal tidak ada kelaianan.
PSOKOSOSIAL BUDAYA DAN SPRITUAL
Psikologis
Skala depresi geriatric ( GDS) , yesavage dkk, 1983
Penilaian dengan menggunakan skala Depresi Beck
Sumber : Burns, 1991. Assasment Scales in old Age Psychiatry Martin Duintz Ltd.
London,P 2-3
Scor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal ( setiap jawaban yang bercetak tebal
mempuyai nilai 1)
0 – 1 = Not depressed
11 – 20 = Mild depressed
21 – 30 = Severe depressed
APGAR Gerontik
APGAR Gerontik
3 2 Registrasi
(jumlah percobaan : 3) 3
3 1 Tanyakan kembali nama ke3 benda yang telah disebutkan diatas berikan
1 angka untuk setiap jawaban yang benar. 3
Sumber : burn,1999. Assessment scales in old age psychiatry. Marthin dunitz ltd. London. P.35.
Skor
Skore N0 Pertanyaan
+ -
√ 4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien tidak mempunyai telepon
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua
secara menurun
( SPMSQ )
1 Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau √
mandi mandiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
2 Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian √
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagaian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri √
Tergantung :
Menerima bantuan unrtuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur unruk duduk, bangkit
dari kursi sendiri √
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu atau lebih perpindahan
5 Kontinen
Mandiri :
BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri
Bergantung : √
Inkontinensia parsial atau total, penggunaan kateter,
pispot, enema atau pembalut ( pempers)
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri
Bergantung : √
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan
parenteral (NGT)
Keterangan :
Analisis Hasil
Indeks Keterangan
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
C, D, E, F dan G
Indeks KATZ tidak menunjukkan salah satu dari huruf diatas, melainkan indeks
“Lain-Lain”
ANALISA DATA
Nama Klien : Tanggal Pengkajian :
Register : Diagnosa Medis :
TB : 145 cm, BB : 55 kg
RR : 20 x / menit, S : 36,8oC
penurunan kekuatan otot
TB : 145 cm, BB : 55 kg
Prioritas Masalah
1. Nyeri (kronis) berhubungan dengan proses inflamasi; dengan distensi jaringan:
penurunan fungsi tulang; destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal; nyeri,
ketidaknyamanan; intoleransi aktivitas; penurunan kekuatan otot.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Tindakan/Intervensi Rasional
Keperawatan
-
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan