Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN

REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA

1.1 Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi(Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh(Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi
lainnya.

1.2 Etiologi
Penyebabpenyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.2.1 Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa
osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi
pada penuaan berbeda dengan perubahan pada osteoartritis.
1.2.2 Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi.
Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha,
pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun,
frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan
wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi
osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
1.2.3 Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-
masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan
pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan tulang.
1.2.4 Genetik
1.2.5 Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita
maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga
dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena
meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit)
yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
1.2.6 Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang
terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis
tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang
berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
1.2.7 Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan
dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
1.2.8 Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan
resiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang
yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban
yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.

Beberapa faktor presipitasi dari atritis reumatoid yang


banyak menyebabkangejala, meliputi :
 Aktifitas/mobilitas yang berlebihan
Aktifitas klien dengan usia yang sangat lanjut sangatlah
membutuhkan perhatian yang lebih, karena ketika klien dengan
kondisi tubuh yang tidak memungkinkan lagi untuk banyak bergerak,
akan memberatkan kondisi klien yang menurun terlebih lagi sistem
imun yang sangat buruk. Sehingga klien dengan sistem imunitas tubuh
yang menurun, sangatlah dibutuhkan perhatian lebih untuk
mengurangi /memperhatikan tipe aktifitas/mobilitas yang berlebih.
Hal ini dikarenakan kekuatan sistem muskuloskeletal klien yang tidak
lagi seperti usianya beberapa tahun yang lalu, masih dapat beraktifitas
maksimal.
 Lingkungan
Mereka yang terdiagnosis atritis reumatoid sangatlah diperlukan
adanya perhatian lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika
lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung, maka kemungkinan
besar klien akan merasakan gejala penyakit ini. Banyak diantaranya
ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup dingin,
maka klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area-area yang
biasa terpapar, sulit untuk mobilisasi, dan bahkan kelumpuhan.

1.3 Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi.  Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). 
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah
dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari
tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

1.4 Jenis-Jenis
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
1.4.1 Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik
sendi(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang
palingsering ditemukan yaitu:
1.4.1.1 Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses
peradangan menahunyang tersebar diseluruh tubuh, mencakup
keterlibatan sendi danberbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendianmenyebabkan
kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangansendi
biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan
terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi)serta
pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan
padarawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di
persendiantangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui
dengan pasti. Adayang mengatakan karena mikoplasma, virus,
dan sebagainya.Namun semuanya belum terbukti. Berbagai
faktor termasukkecenderungan genetik, bisa mempengaruhi
reaksi autoimun.Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid
telah ditemukanberhubungan dengan keadaan stres yang berat,
seperti tiba-tibakehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-
satunya anak yangdisayangi, hancurnya perusahaan yang
dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran
sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal
sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan
kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh
sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas
(kelainan bentuk).
1.4.1.2 Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih
dengan penyebab yang belum diketahui, namun
mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran
klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah
rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh
persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul
dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian
(periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit
ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko
yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia
lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku
bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera
sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan,
kepadatan tulang, dan lain-lain.
1.4.1.3 Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat
darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis
penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila
diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi.
Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di
persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan
peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam
nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker,
vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan),
penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme
lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
1.4.2 Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan
lunakdi luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga
reumatikluar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis
reumatik yangsering ditemukan yaitu:
1.4.2.1 Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di
batang tubuhdan anggota gerak. Fibrosis lebih sering
ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah
faktor kejiwaan.
1.4.2.2 Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang
menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis
adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
1.4.2.3 Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada
tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut
entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan
lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
1.4.2.4 Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat
perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga
bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
1.4.2.5 Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan
dengan proses degenerarif diskus intervertebralis,
bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap
postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun
duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
1.4.2.6 Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua
orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah
pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat
menjalar ke tungkai dan kaki.
1.4.2.7 Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian
di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas
bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan
sendi bahu menjadi terbatas.

1.5 Manifestasi klinik


Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dan perubahan gaya jalan.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara
lain;
1.5.1 Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri
yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
1.5.2 Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
1.5.3 Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah
immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
1.5.4 Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi
yang sakit.
1.5.5 Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut
atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
1.5.6 Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut
atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar
untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

1.6 Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan
ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti
inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
(disease modifying antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.

1.7 Pemeriksaan Diagnostik


1.7.1 Tesserologi
- Sedimentasi eritrosit meningkat
- Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
1.7.2 Pemerikasaan radiologi
- Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
- Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
1.7.3 Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik,
cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
1.7.4 Antibodi antinukleus (AAN)- hasil yang positif terdapat pada kira-kira
20 kasus
1.7.5 Foto sinar X pada sendi-sendi yang terkena, perubahan-perubahan
yang dapat di temukan adalah:
- Pembengkakan jaringan lunak
- Penyempitan rongga sendi
- Erosi sendi
- Osteoporosis juksta artikule
1.7.6 Untuk menilai aktivitas penyakit:
- Erosi progresif pada foto sinar X serial.
- LED
Ingat bahwa diagnosis banding dari LED yang meningkat pada
artritisreumatoid meliputi :
o Penyakit aktif
o Amiloidosis
o Infeksi
o Sindroma Sjorgen ;
- Anemia
Berat ringannya anemia normakromik biasanya berkaitan dengan
aktifitas.
- Titer factor rematoid
Makin tinggi titernya makin mungkin terdapat kelainan ekstra
artikuler.
1.8 Penatalaksanaan
1.8.1 Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya
bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja
hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu
menghentikan proses patologis
1.8.2 Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit.
1.8.3 Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
1.8.4 Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
1.8.5 Dukungan psikososial
1.8.6 Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat
1.8.7 Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan
1.8.8 Diet rendah purin
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi
pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu
gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal.

Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada
penderita osteoartritis:

Zat Boleh Diberikan Tidak Boleh Diberikan


Karbohidrat Semua -
Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr -
atau tahu, tempe, oncom
Protein hewani Daging atau ayam, ikan Sardin, kerang, jantung, hati,
tongkol, bandeng 50 gr/hari, usus, limpa, paru-paru, otak,
telur, susu, keju ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Buah-buahan Semua macam buah -
Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang polong,
kecuali: asparagus, kacang kacang buncis, kembang kol,
polong, kacang buncis, bayam, jamur maksimum 50 gr
kembang kol, bayam, jamur sehari
maksimum 50 gr sehari
Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. -

Minuman Teh, kopi, minuman Alkohol


yangmengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi
WOC

Bakteri,mikroplasma,virus Factor genetic / turunan Factor metabolik

Melalui peredaran darah pentapeptida di lokus HLA- Hormone- estrogen


masuk persendian DR β1 kelas gen II
histokomptabiliti
TNF α aktif Sel B mempengaruhi plasma
membentuk IgG (factor rheumatoid)

MK : Kurang Pengetahuan
Menetap di kapsul sendi

TCD8 membunuh sel yang


Reaksi autoimun
terinfeksi
Bingung dalam mengatasi
Menyerang jaringan sinovial sakit

Rheumatoid Artriris
inflamasi Sistem Saraf

Otot spasme dan pendek nyeri Edema ( synovial menebal ) Penekanan nervus

MK :Nyeri akut Proliferasi membrane sinovial


MK : Gangguan Citra Tubuh neuropati

Destruksi sendi progresif


Lemah otot

Terbentuk pannus

MK : Resiko Cidera
Infiltrasi ke os. subcondria
Hambatan nutrisi kartilago
artikularis

Kartilago nekrosis

Erosi kartilago

Permukaan tulang atau sendi hilang


atau tidak rata

Kerusakan pada tulang rawan


Deformitas jaringan lunak
sendi

Kekakuan sendi MK : Gangguan Citra Tubuh

MK : Defisit Perawatan Gerakan sendi terbatas


Diri

MK : Gangguan Mobilitas
Fisik
1.9 Asuhan Keperawatan Teoritis
1.9.1 Pengkajian
1.9.1.1 Data dasar
Pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung,
paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau
remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis
lainnya.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,
memburuk dengan stres pada  sendi; kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan
simetris. Limitasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang,    pekerjaan,keletihan.
Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi
otot, kulit, kontraktur,   kelaianan pada sendi.
b. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis:
pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal)
c. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial,
pekerjaan,ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan), ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi
(misalnya ketergantungan pada orang lain).
d. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/
mengkonsumsi makanan/ cairan   adekuat,
mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah
(keterlibatan TMJ)
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada
membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan
aktivitas perawatan pribadi,   Ketergantungan
f. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari
tangan  pembengkakan sendi simetris
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai
oleh pembengkakan  jaringan lunak pada
sendi).
h. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus,
lesi kulit, ulkus kaki,  kekeringan pada meta
dan membran mukosa.
i. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/
orang lain; perubahan peran; isolasi.
j. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan
remaja), penggunaan makanan kesehatan,
vitamin, “penyembuhan“ arthritis tanpa
pengujian,  riwayat perikarditis,  lesi katup,
fibrosis pulmonal, pleuritis.
k. Pertimbangan
Perawatan menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
l. Rencana Pemulangan
Mungkin membutuhkan bantuan pada
transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/
pemeliharaan rumah tangga.

1.9.1.2 Fungsional klien (indeks katz dan barthel indeks)


1.9.1.2.1 Indeks Barthel yang dimodifikasi.
Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan
orang lain dalam meningkatkan aktivitas
fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah
tempat, kebersihan diri, aktivitas di toilet, mandi,
berjalan di jalan datar, naik turun tangga,
berpakaian, mengontrol defekasi, mengontrol
berkemih. Cara penilaiannya antara lain :
 Makan
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan
jika mandiri 10.
 Berpindah dari kursi roda ketempat tidur
dan sebaliknya termasuk duduk di tempat
tidur
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5-10
dan jika mandiri 15.
 Kebersihan diri (mencuci muka ,menyisir,
mencukur, menggosok gigi)
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 0 dan
jika mandiri 5.
 Aktivitas di toilet (mengelap, menyemprot)
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan
jika mandiri 10.
 Mandi
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 0 dan
jika mandiri 5.
 Berjalan dijalan yang datar
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 10
dan jika mandiri 15.
 Naik turun tangga
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan
jika mandiri 10.
 Berpakaian termasuk menggunakan sepatu
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan
jika mandiri 10.
 Mengontol defekasi
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan
jika mandiri 10.
 Mengontrol berkemih
Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan
jika mandiri diberi nilai 10.
Dengan penilaian:
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan moderat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri.

1.9.1.2.2 Indeks KATZ


Pengkajian menggunakan indeks
kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan sehari
– hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi
mandiri atau bergantung dari klien dalam hal:
makan,kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar
mandi, mandi dan berpakaian. Index Katz adalah
pemeriksaan disimpulkan dengan system penilaian
yang didasarkan pada tingkat bantuan orang lain
dalam melakukan aktifitas fungsionalnya. Salah
satu keuntungan dari alat ini adalah kemampuan
untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan
latihan setiap waktu, yang diakhiri evaluasi dan
aktivitas rehabilisasi.
Pengukuran pada kondisi ini meliputi Indeks
Katz. Termasuk/katagori manakah klien?
 Mandiri dalam makan,kontinensia
(BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi
ketoilet, berpindah dan mandi
 Mandiri semuanya kecuali salah satu dari
fungsi diatas
 Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi
diatas
 Mandiri,kecuali mandi,berpakaian dan salah
satu dari fungsi diatas
 Mandiri kecuali,mandi, berpakaian,ke toilet
dan satu fungsi yang lain
 Mandiri
kecuali,berpakaian,ketoilet,berpindah dan
satu fungsi yang lain
 Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
 Lain-lain (ketergantungan sedikitnya dua
fungsi tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai A,B,C,D,E,F & G)
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa
pengawasan,pengarahan atau bantuan efektif
dari orang lain,seseorang yang menolak untuk
melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi meskipun ia dianggap
mampu.
 
1.9.1.2.3 Status mental dan kognitif gerontik (SPSMQ dan
MMSE)
1.9.1.2.3.1 SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questioner)
Digunakan untuk mendeteksi
tingkat kerusakan intelektual terdiri
dari 10 hal yang menilai orientasi,
memori dalam hubungan dengan
kemampuan perawatan diri, memori
jauh dan kemampuan matematis.
Metode penentuan skor sederhana
merentangkan tingkat fungsi
intelektual, yang membantu dalam
membuat keputusan mengenai
kapasitas perawatan diri.

1.9.1.2.3.2 MMSE (Mini Mental Status Exam)


Merupakan suatu alat yang
berguna menguji kemajuan klien
dengan menguji aspek kognitif dari
fungsi mental, orientasi, regritasi,
perhatian, dan kalkulasi, mengingat
kembali dan bahasa. Nilai
kemungkinan adalah 30, dengan nilai
21 atau kurang biasanya indikasi
adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan lanjut.
1.9.2 Diagnosa Keperawatan
1.9.2.1 Nyeri berhubungan dengan agen pencedera; distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
1.9.2.2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas
skeletal, nyeri, penurunan kekuatan otot.
1.9.2.3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
ketidak seimbangan mobilitas.
1.9.2.4 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada
waktu bergerak, depresi.
1.9.2.5 Kurang Pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi dan kesalahan interpretasi informasi.
1.9.2.6 Risiko cedera berhubungan dengan penurunan lapang pandang,
kelemahan fungsi motorik dan factor lingkungan.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK  PADA NY. M
DENGAN REUMATIK DI DUSUN BANJAR TIMUR
DESA LABUHAN LOMBOK

I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Ulfa Sofiana, S.Kep
Tempat Praktek : Dusun Banjar Desa Labuhan Lombok
Tanggal Praktek :
Tanggal Pengkajian : 09 Juni 2022
II. IdentitasKlien
Nama : Ny. M
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah (Janda)
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan Terakhir :-
Alamat : Dusun Tembeng Putik Baret II
III. Genogram

: Pasien

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan

: meninggal
IV. Keluhan Utama
Ny “ M “ mengeluh Nyeri pada kedua kakinya
V. Riwayat Kesehatan Kelurga
Ny “ M “ mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti
dirinya dan hanya dirinya yang menderita penyakit seperti saat ini yaitu kedua
kakinya merasa nyeri dan kesemutan. Hal itu dirasakan oleh Ny. M sejak 2 tahun
terakhir. Rasa kesemutan dan nyeri bertambah ketika Ny. M terkena udara dingin.
VI. Kebiasaan
a. Merokok
Ny. M mengatakan dirinya tidak merokok
b. Minum alkohol
Ny. M mengatakan dirinya tidak meminum minuman keras seperti alkohol
c. Makan Sehari-hari
Ny. M mengatakan makan nasi dengan dan lauk pauk sepeti sayur dan kacang-
kacangan dan jarang makan daging, dan makan 3-4 kali sehari. Minum 4-5 gelas
air sehari dan kadang-kadang air minum tidak dimasak.
d. Olah raga
Ny. M mengatakan tidak pernah berolah raga dan hanya melalukan kegiatan
seharai-hari berupa menyapu di halaman rumah
e. Riwayat alergi
Ny. M mengatakan tidak ada pantangan atau alergi terhadap sesuatu atau jenia
f. Obat – obatan yang digunakan saat ini
Ny. M mengatakan saat ini tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Nyeri : Skala nyeri 4 ( 0-10) skala Numerik
Status gizi : BB saaT ini : 45 kg TB : 155 cm
Ny. M mempunyai status gizi normal
Personal Hygine :
Ny. M mengatakan mandi 2x sehari memakai sabun dan jarang sikat gigi. Ny
M mengatakan jarang mencuci rambut memaki shampo.
2. Sistem persepsi sensori
Pendengaran :
Ny. M mengatakan bisa mendengar dengan baik walaupun pendengarannya
mulai berkurang, tes garpu tala positif dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Penglihatan :
Ny. M mengatakan penglihatannya mualai berkurang, tidak menggunakan
kaca mata dan terindikasi menderita katarak.
Pengecap/ Penghidu :
Ny. M tampak gigi dan mulutnya kotor dan tidak menggunakan gigi palsu.
Peraba :
Sistem peraba Ny. M normal dan tidak ada masalah
3. Sistem pernapsan
Frekuensi : 20x/ menit
Suara napas : tidak terdapat gangguan ketika nafas., tidak terdapat suara
whezing dan ronchi.
4. Sistem kardiovaskuler
Tekanan Darah : 180/100 MmHg
Nadi : 88x/menit
Capillari RT : < 2 detik
5. Sistem syaraf pusat
Kesadaran : Compos Mentis
Oreantasi waktu : Ny.M mampu menyebutkan atau membedakan waktu
seperti siang dan malam.
Oreantasi orang : Ny.M dapat menyebutkan nama dan jumlah anakanya
beserta keluarganya.
6. Sistem gastrointerstinal
Nafsu makan Ny. M baik dengan pola makan 3 kali sehari. Minum 4-5 gelas
air sehari dan kadang-kadang air minum tidak dimasak
Abdomen
Tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka, tidak
terdapat pembesaran hati, tidak ada massa, bising usus normal 30x/menit dan
tidak ada pembesaran limpa.
Ny M. Mengatakan BAB 1x seharai dengan kosistensi lembek.

7. Sistem musculoskletal
Tidak Tulang Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada belakang
Depormitas √
Rentang Gerak √
Nyeri √ √
Bejolan √

Kemampuan ADL
Ny.M mampu melakukan aktifitas seharai –hari tanpa dibantu oleh orang lain
atau keluarga
8. Sistem integumen
Kulit tampak kering,tidak ada bercak merah dan luka, tidak ada benjolan.
9. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi Ny.M normal tidak ada kelaianan.
PSOKOSOSIAL BUDAYA DAN SPRITUAL
Psikologis
Skala depresi geriatric ( GDS) , yesavage dkk, 1983
Penilaian dengan menggunakan skala Depresi Beck

No ITEM PENILAIAN YA TIDAK

1   Apakah bapak/ibu merasa nyaman dalam kehidupan ini?


2  Apakah bapak/ibu mengalami penurunan dalam melakukan aktifitas?



3  Apakah bapak/ibu merasa hidup ini hampa?

4 Apakah bapak/ibu sering merasa bosan?

5  Apakah bapak/ibu sering merasa optimis terhadap masa depan?



6  Apakah bapak/ibu takut sesuatu yang buruk akan terjadi?

7  Apakah bapak/ibu merasa bahagia sepanjang waktu?



8  Apakah bapak/ibu merasa sendirian?

 Apakah bapak/ibu lebih senang berada dirumah daripada keluar rumah
9 dan mengerjakan sesuatu dirumah?

10  Apakah bapak/mempunyai masalah dengan daya ingat ?



11   Apakah bapak/ibu merasa senang dengan kehidupan saat ini?

12   Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga?

13 Apakah bapak/ibu saai ini bersemangat?

14  Apakah bapak/ ibu merasa orang lain lebih baik dari bapak/ibu

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU

Sumber : Burns, 1991. Assasment Scales in old Age Psychiatry Martin Duintz Ltd.
London,P 2-3

Scor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal ( setiap jawaban yang bercetak tebal
mempuyai nilai 1)

0 – 1 = Not depressed

11 – 20 = Mild depressed

21 – 30 = Severe depressed

Keterangan: Ny.D mengalami depresi ringan.

APGAR Gerontik
APGAR Gerontik

No Fungsi Uraian Skore

1 Saya puas bahwa dapat kembali pada Gerontik saya untuk 1


Adaptasi
membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya

2 Saya puas dengan cara Gerontik saya membicarakan sesuatu 2


Hubungan
dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya

3 Pertumbuha Saya puas bahwa Gerontik saya menerima dan mendukung 2


n keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru.

4 Saya puas dengan cara Gerontik saya mengespresikan afek dan 2


Afeksi berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.

5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya menyediakan 2


Pemecahan
waktu bersama-sama
Sosial
- Dukungan Gerontik
Keluarga sangat mendukung terhadap setiap keputusan yang diambil oleh klien
dengan sebelumnya mempertimbangkan bersama dengan baik
- Hubungan dengan Gerontik
Hubungan Ny. M dengan keluarganya tidak mengalami masalah dan dapat
berintraksi dengan keluarganya dengan baik.
- Hubungan dengan orang lain
Ny.M dapat berintraksi dengan tetangga sekitar rumahnya
Spiritual
- Pelaksanaan ibadah
Ny.M biasa melaksanakan ibadah shalat lima waktu
- Keyakinan tentang kesehatan
Ny.M mengatakan dengan seringnya berdoa, kesehatan akan mudah didapat

MINI MENTAL SATUS EXAMINITION ( MMSE )


Mental (SPMSQ/MMSE)
Nama : Ny. M
Usia : 70 Tahun
Pendidikan :-
Tanggal : 25 Juni 2022
Waktu : 10.00 Wita
Mini mental state examination ( MMSE) ; folstein MF , 1995

Skor minimum Skor manual Orientasi

5 0 Sekarang (hari),(tanggal), ( bulan), (tahun), berapa dan musim apa? 5

5 0 Sekarang kita berada dimana? (jalan),9no,rumah),(kota),(kabupaten),


(provinsi).

3 2 Registrasi

Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda,1 detik untuk tiap


benda. Kemudian mintalah pasien mengulangi ke3 nama tersebut
berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulang penyebutan k 3 nama tersebut sampai ia dapat mengulangnya
dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah
( kertas,pena,jam)

(jumlah percobaan : 3) 3

5 0 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 kebawah 1 angka untuk


tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5 hitungan (93,86,72,65).
Kemungkinan lain : ejalah kata”dunia” dari akhir keawal ( a-i-n-u-a) 0

Mengingat kembali ( RECALL).

3 1 Tanyakan kembali nama ke3 benda yang telah disebutkan diatas berikan
1 angka untuk setiap jawaban yang benar. 3

9 6 a. Apakah nama benda-benda ini ? ( perlihatkan pena dan buku) 2


b. Ulanglah kalimat berikut : jika tidak dan atau tapi (1).
c. Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas
dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan
dan letakkan di lantai (3).
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikt : “ pejamkan mata
anda”. (1).
e. Tulislah sebuah kalimat (1).
f. Tirukan gambar ini (0)
Skor total 9

Sumber : burn,1999. Assessment scales in old age psychiatry. Marthin dunitz ltd. London. P.35.

Skor

Nilai 24-30 : normal

Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif

Nilai 0-16 : definitive gangguan kognitif

Hasilnya 9 : Definitive gangguan kognitif


PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)

Skore N0 Pertanyaan

+ -

√ 1. Tanggal berapa hari ini?

√ 2. Hari apa sekarang ini?

√ 3. Apa nama tempat ini?

√ 4. Berapa nomer telepon anda?

√ 4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien tidak mempunyai telepon

√ 5 Berapa umur anda?

√ 6 Kapan anda lahir?

√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang?

√ 8 Siapa presiden sebelumnya?

√ 9 Siapa nama kecil ibu anda?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua
secara menurun

1 Jumlah kesalahan total

( SPMSQ )

Keterangan: Ny.M menjawab dengan salah 0 dari 10 pertanyaan, hal tersebut


menunjukan fungsi intelektual Ny.M masih utuh
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
Indeks kemandirian KATZ
No Aktivitas Mandiri Tergantung

1 Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau √
mandi mandiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
2 Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian √
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagaian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri √
Tergantung :
Menerima bantuan unrtuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur unruk duduk, bangkit
dari kursi sendiri √
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu atau lebih perpindahan
5 Kontinen
Mandiri :
BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri
Bergantung : √
Inkontinensia parsial atau total, penggunaan kateter,
pispot, enema atau pembalut ( pempers)
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri
Bergantung : √
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan
parenteral (NGT)
Keterangan :

Analisis Hasil
Indeks Keterangan

A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke

toilet, berpindah, dan mandi.

B Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.

C Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.

D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.

E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu

F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.

G Ketergantungan untuk enam fungsi tersebut


Lain - lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasi sebagai

C, D, E, F dan G

Indeks KATZ tidak menunjukkan salah satu dari huruf diatas, melainkan indeks
“Lain-Lain”
ANALISA DATA
Nama Klien : Tanggal Pengkajian :
Register : Diagnosa Medis :

No Data Etiologi Masalah

1 DS : proses inflamasi Nyeri


- Klien mengatakan nyeri pada kedua (Kronis)
kakinya.
- Klien mengatakan nyerinya datang secara dengan distensi jaringan
tiba-tiba.
DO :
- Skala Nyeri (4-5) penurunan fungsi tulang
- TTV :
TD : 180/100 mmHg, N : 88 x / menit
destruksi sendi.
RR : 20 x / menit, S : 36,8oC

TB : 145 cm, BB : 55 kg

2 DS : deformitas skeletal Gangguan


mobilitas
- Klien mengatakan kalau banyak
fisik
beraktivitas kakinya terasa nyeri.
nyeri
- Klien mengatakan kakinya terasa kaku
DO :

- Klien tampak sering tidak bergerak ketidaknyamanan


- Klien tampak diam
- Klien tampak banyak istirahat
- TTV : intoleransi aktivitas
TD : 180/100 mmHg, N : 88 x / menit

RR : 20 x / menit, S : 36,8oC
penurunan kekuatan otot
TB : 145 cm, BB : 55 kg

Prioritas Masalah
1. Nyeri (kronis) berhubungan dengan proses inflamasi; dengan distensi jaringan:
penurunan fungsi tulang; destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal; nyeri,
ketidaknyamanan; intoleransi aktivitas; penurunan kekuatan otot.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Tindakan/Intervensi Rasional
Keperawatan

1 Nyeri (kronis) Setelah dilakukan - Klien mengatakan Mandiri


berhubungan intervensi selama 3 x bahwa nyeri
- Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas - Membantu dalam menentukan
dengan proses 24 jam diharapkan berkurang/ hilang
(skala 0-10). kebutuhan manajemen nyeri
inflamasi; nyeri kronis pada (skala 0-3)
dan keefektifan program.
dengan pasien dapat hilang/ - Klien tampak rileks
- Anjurkan pasien mengambil posisi - Pada penyakit
distensi berkurang dapat tidur atau
yang nyaman pada waktu tidur atau berat/eksaserbasi tirah baring
jaringan : istirahat dengan tenang
duduk di kursi. mungkin diperlukan (sampai
penurunan - TTV
perbaikan objek dan subjektif
fungsi tulang; TD : 180/100 mmHg,
didapat) untuk membatasi
destruksi
N : 88 x / menit nyeri/cidera sendi.
sendi.
- Mengistirahatkan sendi-sendi
RR : 20 x / menit, - Anjurkan /pantau penggunaan bantal
yang sakit dan
S : 36,8oC mempertahankan posisi netral.
2 Gangguan Setelah dilakukan - Klien dapat Mandiri :
mobilitas fisik intervensi selama 3 melekukan aktifitas
- Lanjutkan pemantauan tingkat - Tingkat aktivitas/latihan
berhubungan x 24 jam diharapkan sendiri tanpa bantuan
inflamasi/rasa sakit pada sendi. tergantung dari
dengan kerusakan mobilitas - Kekuatan otot 4-5
perkembangan/resolusi dari
deformitas dapat teratas - ROM/rentang gerak :
proses inflamasi.
skeletal; nyeri, baik - Bantu dengan gerak aktif/ pasif,
- Mempertahankan/
ketidaknyama - TTV demikian juga latihan resistif dan
meningkatkan fungsi sendi,
nan; TD : 180/100 mmHg, isometric jika memungkinkan
kekuatan otot dan stamina
intoleransi
N : 88 x / menit umum.
aktivitas;
- Anjurkan untuk mengubah posisi - Meningkatkan stabilitas
penurunan RR : 20 x / menit,
dengan sering dengan jumlah personal jaringan (mengurangi risiko
kekuatan otot.
S : 36,8oC cukup cidera) dan mempertahankan
posisi sendi yang diperlukan
dan kesejajaran tubuh,
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi : mengurangi kontraktor.
anti reumatik, analgesik - Mungkin dibutuhkan untuk
menekan inflamasi sistemik
akut.
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 Senin Nyeri (kronis) Jam 10.00Wib Jam : 14.00 Wib


25/6/2022 berhubungan 1. Mengkaji nyeri, mencatat lokasi dan intensitas nyeri S : - Klien menyatakan bahwa nyeri
dengan proses (skala 0-10) di lututnya sudah agak berkurang
inflamasi; distensi - Lokasi nyeri berada pada lutut kiri dan kanan (skala : 3)
jaringan : klien. - Klien menyatakan pahanya sudah
penurunan fungsi - Intensitas nyeri berada pada skala : 6 (sedang) tidak terasa sakit
tulang; destruksi - Nyeri pada kedua lutut datang berulang-ulang - Klien menyatakan nyeri pada
sendi. (hilang timbul) kakinya masih datang berulang-
- Nyeri bertambah berat ketika berjalan lama ulang (hilang timbul)
- Kaki kiri terlihat bengkak dan merah. O : - Klien masih tampak berhati-hati
- Nyeri pada lutut klien menyebar ke paha. dan perlahan-lahan ketika
2. Menganjurkan pasien mengambil posisi yang berjalan.
nyaman pada waktu istirahat/tidur. - Klien tampak sedikit relaks
3. Menempatkan/memantau penggunaan bantal. Bantal - Klien masih memijat-mijat
ditempatkan di bawah kedua lutut. kakinya
- Skala nyeri : 3
- Rentang gerak masih terbatas
A : Masalah teratasi sebagian
(Klien tampak sedikit relaks, skala
nyeri : 5, klien menyatakan
pahanya sudah tidak terasa sakit)
P : Intervensi dilanjutkan dan
dipertahankan
- Kaji nyeri, catat lokasi dan
intensitas nyeri
- Anjurkan teknik napas dalam

2 Senen Kerusakan Jam 10.30 Wib Jam : 14.00 Wib


25/6/2022 mobilitas fisik 1. Melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi rasa sakit S : - Klien masih tidak sanggup
berhubungan pada sendi. berjalan jauh
dengan - Tanda inflamasi mulai berkurang. - Klien mengatakan kaku di
deformitas - Klien mengalami gangguan gerak/rentang gerak kakinya telah berkurang dan
skeletal; nyeri, terbatas sudah mudah digerakkan
ketidaknyamanan; - Kekuatan otot pada nilai : 3 - Klien mengatakan tubuhnya
intoleransi
aktivitas; 2. Membantu klien melakukan rentang gerak aktif/pasif sedikit lemah..
penurunan - Klien melakukan latihan dengan rentang gerak - Klien mengatakan tidur
kekuatan otot. aktif. malamnya masih terganggu
3. Menganjurkan untuk mengubah posisi dengan akibat nyeri.
sering, dengan jumlah personal yang cukup O:
Kekuatan otot pada nilai : 3
4. Berikan obat-obatan sesuai indikasi - Klien tampak latihan berjalan
- Myochrysine dan berdiri tanpa bantuan
- Prednison : 7,5 mg/hari anggota keluarganya.
- Rentang gerak mulai terlihat
membaik

A : Masalah teratasi sebagian


(Klien mengatakan kaku di
kakinya telah berkurang dan
mudah digerakkan, klien cukup
bersemangat untuk melakukan
mobilisasi, rentang gerak mulai
terlihat membaik)
P : Intervensi dilanjutkan dan
dipertahankan.
- Evaluasi dan lanjutkan
pemantauan tingkat inflamasi
rasa sakit pada sendi.
- Membantu klien melakukan
rentang gerak aktif
- Berikan obat sesuai indikasi
Myochrysine
Prednison : 7,5 mg/hari

-
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 Selasa Nyeri (kronis) Jam 10.00Wib Jam : 14.00 Wib


26/6/2022 berhubungan ● Mengkaji nyeri, mencatat lokasi dan intensitas nyeri S : - Klien menyatakan bahwa nyeri
dengan proses (skala 0-10) di lututnya sudah agak berkurang
inflamasi; distensi - Lokasi nyeri berada pada lutut kiri dan kanan (skala : 3)
jaringan : klien. - Klien menyatakan pahanya sudah
penurunan fungsi - Intensitas nyeri berada pada skala : 6 (sedang) tidak terasa sakit
tulang; destruksi - Nyeri pada kedua lutut datang berulang-ulang - Klien menyatakan nyeri pada
sendi. (hilang timbul) kakinya masih datang berulang-
- Nyeri bertambah berat ketika berjalan lama ulang (hilang timbul)
- Kaki kiri terlihat bengkak dan merah. O : - Klien masih tampak berhati-hati
- Nyeri pada lutut klien menyebar ke paha. dan perlahan-lahan ketika
● Menganjurkan pasien mengambil posisi yang berjalan.
nyaman pada waktu istirahat/tidur. - Klien tampak sedikit relaks
● Menempatkan/memantau penggunaan bantal. - Klien masih memijat-mijat
Bantal ditempatkan di bawah kedua lutut. kakinya
- Skala nyeri : 3
- Rentang gerak masih terbatas
A : Masalah teratasi sebagian
(Klien tampak sedikit relaks, skala
nyeri : 5, klien menyatakan
pahanya sudah tidak terasa sakit)
P : Intervensi dilanjutkan dan
dipertahankan
- Kaji nyeri, catat lokasi dan
intensitas nyeri
- Anjurkan teknik napas dalam

2 Selasa Kerusakan Jam 10.30 Wib Jam : 14.00 Wib


26/6/2022 mobilitas fisik S : - Klien masih tidak sanggup
● Melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi rasa
berhubungan berjalan jauh
sakit pada sendi.
dengan - Klien mengatakan kaku di
- Tanda inflamasi mulai berkurang.
deformitas kakinya telah berkurang dan
- Klien mengalami gangguan gerak/rentang gerak
skeletal; nyeri,
ketidaknyamanan; terbatas sudah mudah digerakkan
intoleransi - Kekuatan otot pada nilai : 3 - Klien mengatakan tubuhnya
aktivitas; sedikit lemah..
penurunan ● Membantu klien melakukan rentang gerak aktif/pasif - Klien mengatakan tidur
kekuatan otot. - Klien melakukan latihan dengan rentang gerak malamnya masih terganggu
aktif. akibat nyeri.
● Menganjurkan untuk mengubah posisi dengan sering, O :
dengan jumlah personal yang cukup Kekuatan otot pada nilai : 3
- Klien tampak latihan berjalan
● Berikan obat-obatan sesuai indikasi dan berdiri tanpa bantuan
- Myochrysine anggota keluarganya.
- Prednison : 7,5 mg/hari - Rentang gerak mulai terlihat
membaik

A : Masalah teratasi sebagian


(Klien mengatakan kaku di
kakinya telah berkurang dan
mudah digerakkan, klien cukup
bersemangat untuk melakukan
mobilisasi, rentang gerak mulai
terlihat membaik)
P : Intervensi dilanjutkan dan
dipertahankan.
- Evaluasi dan lanjutkan
pemantauan tingkat inflamasi
rasa sakit pada sendi.
- Membantu klien melakukan
rentang gerak aktif
- Berikan obat sesuai indikasi
Myochrysine
Prednison : 7,5 mg/hari
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 Rabu Nyeri (kronis) Jam 10.00Wib Jam : 14.00 Wib


27/6/2022 berhubungan S : - Klien menyatakan bahwa nyeri
▪ Mengkaji nyeri, mencatat lokasi dan intensitas nyeri
dengan proses di lututnya sudah agak berkurang
(skala 0-10)
inflamasi; distensi (skala : 3)
- Lokasi nyeri berada pada lutut kiri dan kanan
jaringan : - Klien menyatakan pahanya sudah
klien.
penurunan fungsi tidak terasa sakit
- Intensitas nyeri berada pada skala : 6 (sedang)
tulang; destruksi - Klien menyatakan nyeri pada
- Nyeri pada kedua lutut datang berulang-ulang
sendi. kakinya masih datang berulang-
(hilang timbul)
ulang (hilang timbul)
- Nyeri bertambah berat ketika berjalan lama
O : - Klien masih tampak berhati-hati
- Kaki kiri terlihat bengkak dan merah.
dan perlahan-lahan ketika
- Nyeri pada lutut klien menyebar ke paha.
▪ Menganjurkan pasien mengambil posisi yang nyaman berjalan.
pada waktu istirahat/tidur. - Klien tampak sedikit relaks
▪ Menempatkan/memantau penggunaan bantal. Bantal - Klien masih memijat-mijat
ditempatkan di bawah kedua lutut. kakinya
- Skala nyeri : 3
- Rentang gerak masih terbatas
A : Masalah teratasi sebagian
(Klien tampak sedikit relaks, skala
nyeri : 5, klien menyatakan
pahanya sudah tidak terasa sakit)
P : Intervensi dilanjutkan dan
dipertahankan
- Kaji nyeri, catat lokasi dan
intensitas nyeri
- Anjurkan teknik napas dalam

2 Rabu Kerusakan Jam 10.30 Wib Jam : 14.00 Wib


27/6/2022 mobilitas fisik S : - Klien masih tidak sanggup
▪ Melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi rasa sakit
berhubungan berjalan jauh
pada sendi.
dengan - Klien mengatakan kaku di
deformitas - Tanda inflamasi mulai berkurang. kakinya telah berkurang dan
skeletal; nyeri, - Klien mengalami gangguan gerak/rentang gerak sudah mudah digerakkan
ketidaknyamanan; terbatas - Klien mengatakan tubuhnya
intoleransi - Kekuatan otot pada nilai : 3 sedikit lemah..
aktivitas; - Klien mengatakan tidur
penurunan ▪ Membantu klien melakukan rentang gerak aktif/pasif malamnya masih terganggu
kekuatan otot. - Klien melakukan latihan dengan rentang gerak akibat nyeri.
aktif. O:
▪ Menganjurkan untuk mengubah posisi dengan sering, Kekuatan otot pada nilai : 3
dengan jumlah personal yang cukup - Klien tampak latihan berjalan
dan berdiri tanpa bantuan
▪ Berikan obat-obatan sesuai indikasi anggota keluarganya.
- Myochrysine - Rentang gerak mulai terlihat
- Prednison : 7,5 mg/hari membaik

A : Masalah teratasi sebagian


(Klien mengatakan kaku di
kakinya telah berkurang dan
mudah digerakkan, klien cukup
bersemangat untuk melakukan
mobilisasi, rentang gerak mulai
terlihat membaik)
P : Intervensi dilanjutkan dan
dipertahankan.
- Evaluasi dan lanjutkan
pemantauan tingkat inflamasi
rasa sakit pada sendi.
- Membantu klien melakukan
rentang gerak aktif
- Berikan obat sesuai indikasi
Myochrysine
Prednison : 7,5 mg/hari

Anda mungkin juga menyukai