ARTHRITIS
Disusun Oleh :
Elia Firdaus, S.Kep.
NIM: 4012230017
1. Pengertian
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-
laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh
patogenesis osteoartritis.
c. Suku bangsa
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
d. Genetik
g. Kelainan pertumbuhan
h. Kepadatan tulang
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.
3. Jenis Reumatik
a. Reumatik Sendi (Artikuler)
sendi (reumatik artikuler).
b. Artritis Reumatoid
ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
d. Atritis Gout
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
3) Entesopati
4) Bursitis
5) Back Pain
fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan,
6) Nyeri pinggang
kaki.
lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan
terbatas.
4. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara
lain :
a. Nyeri sendi
c. Kaku pagi
d. Krepitasi
5. Patofisiologi
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain.
Sinovial menebal
Defisit Pengetahuan
Pannus Deformitas sendi Gangguan Citra Tubuh
Risiko Cedera
Kekuatan sendi Terbatasnya gerakan sendi Defisit Perawatan Diri
Gangguan mobilitas
fisik
7. Pemeriksaan penunjang
bersamaan.
perkembangan panas.
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
a. Medikamentosa
patologis
e. Dukungan psikososial
yang tepat
h. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
9. Komplikasi
d. Terjadi splenomegali.
akan meningkat.
1. Pengkajian
a. Biodata
2. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
4. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres
pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan
5. Kardiovaskuler
6. Integritas ego
7. Makanan/ cairan
8. Hygiene
pribadi. Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
mukosa.
peran; isolasi.
13. Riwayat Psiko Sosial
Kekuatan sendi
Terbatasnya gerakan sendi
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Pengetahuan (D.0111)
2. Risiko Cedera (D.0136)
3. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
4. Nyeri Akut (D.0077)
5. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
6. Defisit Perawatan Diri (D.0109)
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
.
1. Defisit pengetahuan Tingkat Pengetahuan (L12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)
(D.0111) Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
tingkat pengetahuan membaik 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Kriteria hasil : menurunkan motivasi perilaku perilaku hidup bersih dan
1. Perilaku sesuai anjuran sehat
Terapeutik:
meningkat 1. Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Kemampuan menjelaskan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan suatu topik 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi :
3. Pertanyaan tentang masalah 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
yang dihadapi menurun 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Persepsi yang keliru terhadap 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
masalah menurun perilaku hidup bersih dan sehat
5. Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat menurun
2. Risiko cedera Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Keselamatan Lingkungan (I.14513)
(D.0136) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x24 jamkeparahan Identifikasi kebutuhan keselamatan
dan cedera yang diamati atau Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
dilaporkan menurun. Terapeutik:
Kriteria hasil : Hilangkan bahaya keselamatan, Jika memungkinkan
1. Kejadian cedera menurun Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan risiko
2. Luka/lecet menurun Sediakan alat bantu kemanan linkungan (mis. Pegangan
3. Pendarahan menurun tangan)
4. Fraktur menurun Gunakan perangkat pelindung (mis. Rel samping, pintu
terkunci, pagar)
Edukasi
Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi
bahaya lingkungan
Yogyakarta. 2011
Jakarta. 2010
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti,
Jakarta. 2006
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia