Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.H DENGAN ARTRITIS REUMATOID

Di DESA WAIHONG KEC.NUSANIWE KAB.KOTA.AMBON

Disusun Oleh

Nama : Herlina
Kelas : Progsus

STIKES MALUKU HUSADA


PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2018

STIKes Maluku Husada


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA DENGAN REMATOID ATRITIS

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian

Rematoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur
dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma
maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-
penyakit sendi lainnya.

B. Epidemiologi

Rematik terjadi antara usia 30 tahun dan 50 tahun dengan puncak insiden antara usia 40
tahun dan 50 tahun. Wanita terkena dua sampai tiga kali lebih sering dari pada pria. Rematik
adalah suatu penyakit inflamasi sistematik yang paling sering dijumpai, menyerang sekitar 1%
populasi dunia.

C. Etiologi

Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat.
Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang
rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45
tahun, frekuensi osteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diatas
usia 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada
pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
STIKes Maluku Husada
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masing-masing suku bangsa. Hal ini mungkin
berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital
dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan
dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit)
yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan
peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi
yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis
paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal
ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi
lebih mudah robek.

D. Jenis-jenis Rematik

Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:


1. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler).
Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
a. Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar
diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang
terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan
terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang
mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di
persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi). Penyebab
Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena
mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor
termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa
STIKes Maluku Husada
kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat,
seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-satunya anak yang
disayangi, hancurnya perusahaan yang dimilikinya dan sebagainya. Peradangan kronis
membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi
hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon
peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin
merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
b. Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang
sama. Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya
mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan
jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium
lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur,
dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui
dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit
ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa,
genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga,
kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
c. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik
gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila
diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat
kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan
peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout
primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder
disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu
senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk
dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat
juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan
(alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan),
penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang
tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan
metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan
menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
2. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
STIKes Maluku Husada
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft
tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism).
Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
a. Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak.
Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor
kejiwaan.
b. Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat
perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
c. Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat
mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat
menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
d. Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang.
Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
e. Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus
intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur
tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat
proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
f. Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri
terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar
ke tungkai dan kaki.
g. Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa
menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi
terbatas.

E. Patofisiologi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,


eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal,
terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk
pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan
granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
STIKes Maluku Husada
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama
dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid
(seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
F. Manifestasi Klinis

Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi,
kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan
rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang
menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
STIKes Maluku Husada
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
H. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal.
Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis.
I. Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat
pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi
faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat
ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data dasar
Pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya (
misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi
dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur,
kelaianan pada sendi.
b. Kardiovaskuler
STIKes Maluku Husada
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
c. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi
ketidakmampuan ), ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya
ketergantungan pada orang lain).
d. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat, mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ)
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
Ketergantungan
f. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
pembengkakan sendi simetris
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
h. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki, kekeringan
pada meta dan membran mukosa.
i. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.
j. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja ), penggunaan makanan
kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “ arthritis tanpa pengujian, riwayat perikarditis, lesi
katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
k. Pertimbangan : Perawatan menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas
perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
2. Fungsional klien (indeks katz dan barthel indeks)
a. Indeks Barthel yang dimodifikasi.
Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas
fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan diri, aktivitas di
toilet, mandi, berjalan di jalan datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defekasi,
mengontrol berkemih. Cara penilaiannya antara lain : Makan, jika memerlukan bantuan
di beri nilai 5 dan jika mandiri 10. Berpindah dari kursi roda ketempat tidur dan
sebaliknya termasuk duduk di tempat tidur , jika memerlukan bantuan di beri nilai 5-10
dan jika mandiri 15. kebersihan diri (mencuci muka ,menyisir, mencukur, menggosok
gigi), jika memerlukan bantuan di beri nilai 0 dan jika mandiri 5. Aktivitas di toilet
STIKes Maluku Husada
(mengelap, menyemprot), jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan jika mandiri 10.
Mandi, jika memerlukan bantuan di beri nilai 0 dan jika mandiri 5. Berjalan dijalan yang
datar, jika memerlukan bantuan di beri nilai 10 dan jika mandiri 15. Naik turun tangga,
jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan jika mandiri 10. Berpakaian termasuk
menggunakan sepatu, jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan jika mandiri 10.
Mengontol defekasi, jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan jika mandiri 10.
Mengontrol berkemih, Jika memerlukan bantuan di beri nilai 5 dan jika mandiri diberi
nilai 10.
Dengan penilaian:
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan moderat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri.
b. Indeks katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan sehari –
hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam hal:
makan,kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar mandi, mandi dan berpakaian. Index
Katz adalah pemeriksaan disimpulkan dengan system penilaian yang didasarkan pada
tingkat bantuan orang lain dalam melakukan aktifitas fungsionalnya. Salah satu
keuntungan dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas
dan latihan setiap waktu, yang diakhiri evaluasi dan aktivitas rehabilisasi. Pengukuran
pada kondisi ini meliputi Indeks Katz. Termasuk/katagori manakah klien?
A. Mandiri dalam makan,kontinensia,(BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi
ketoilet, berpindah dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi diatas
D. Mandiri,kecuali mandi,berpakaian dan salah satu dari fungsi diatas
E. Mandiri kecuali,mandi, berpakaian,ke toilet dan satu fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali,berpakaian,ketoilet,berpindah dan satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
H. Lain-lain (ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai A,B,C,D,E,F & G)
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan,pengarahan atau bantuan efektif dari orang
lain,seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan
fungsi meskipun ia dianggap mampu.

3. Status mental dan kognitif gerontik (SPSMQ dan MMSE)


a. SPMSQ (Short Portable Mental Status Questioner)
Digunakan untuk mendeteksi tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10 hal yang
menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori
STIKes Maluku Husada
jauh dan kemampuan matematis. Metode penentuan skor sederhana merentangkan
tingkat fungsi intelektual, yang membantu dalam membuat keputusan mengenai
kapasitas perawatan diri.
b. MMSE (Mini Mental Status Exam)
Merupakan suatu alat yang berguna menguji kemajuan klien dengan menguji aspek
kognitif dari fungsi mental, orientasi, regritasi, perhatian, dan kalkulasi, mengingat
kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan adalah 30, dengan nilai 21 atau kurang
biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses
inflamasi, destruksi sendi.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan
kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas umum, ketidak seimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Kurang Pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi dan kesalahan interpretasi informasi.
6. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan lapang pandang, kelemahan fungsi motorik
dan factor lingkungan

STIKes Maluku Husada


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, Rheumatoid Artritis, Available at : (online)


http://kamuskesehatan.com/arti/reumatoid-artritis/ diakses tgl 03 februari 2019

Muttaqin,A, 2007, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal,
Jakarta:EGC.

NANDA, 2013 , Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA.

Price, Sylvia,2009,Patofisiologi,Jakarta: EGC.

Rizha,2013, Askep Gerontik Pasien dengan Rematik, Available at: (online) http
://rhizaners.blogspot.com/2013/02/askep-gerontik-pasien-dengan-rematik.html (pada 03
pebruari 2019)

STIKes Maluku Husada


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.H DENGAN ARTRITIS REUMATOID
Di DESA WAIHONG KEC.NUSANIWE KAB.KOTA.AMBON

PENGKAJIAN

I. DATA DEMOGRAFI
Nama Lansia : Ny.H
Umur : 60 Tahun
Alamat : Waihong
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Suami : Tn.Ali
Umur : 65 Tahun
______________________________________________________________________________

II. PENGKAJIAN :

A. Fisik

Wawancara

 Pandangan Lanjut Usia tentang kesehatannya :


Ny. H merasa kalau dirinya sakit tetapi sakitnya tidak terlalu berat. Keluhannya sakit lutut
sebelah kanan dan kadang-kadang batuk
 Kegiatan yang mampu dilakukan Lanjut Usia :
Ny. H masih mampu mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, cuci piring BAB, dan
BAK
 Kebiasaan Lanjut Usia merawat diri sendiri :
Ny. H mampua merawat diri seperti makan /minum, mandi, Berpakaian, Ke WC,
Transfering/pindah dan Ambulasi
 Kekuatan fisik Lanjut Usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran :
Kekuatan otot dan sendi kekuatan pada masing-masing anggota ekstrimitas berbeda
Tangan kiri dan kanan kekuatannya cukup kuat kiri dan kanan kekuatannya berkurang, jika
jalan terlalu lama terasa sakit pada kedua lutut Penglihatan kurang baik (silau di siang hari
dan berair) Pendengaran Pendengaran Ny. H cukup jelas
 Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil :
Kebiasaan makan,minum, istirahat/ tidur, buang air besar/kecil :
a. Kebiasaan makan : selera makan Ny. H kurang
b. Kebiasaan minum : minum jika haus, sehari ± 7 gelas/hari
c. Kebiasaan tidur : Ny. H tidur siang ± 2 jam, kadang susah tidur kalau malam
d. Kebiasaan BAB/ BAK : Ny. H masih lancar BAB dan BAK
 Kebiasaan gerak badan/olah raga/senam Lanjut Usia :
Ny. H biasanya jalan-jalan di waktu pagi
 Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan :
Ny. H sudah tidak mampu berjalan terlalu lama karena sering sakit pada kedua lututnya.
 Kebiasaan Lanjut Usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat:
Ny. H jarang memeriksakan kesehatannya, kalau sakit biasanya beli obat tradisional seperti
jamu dll.

I. Pengkajian Umum
A. Observasi TTV
TD : 140/90
N : 88 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36 C
B. Tingkat orientasi
Penilaian Tingkat Kesadaran Kaulitatif : Compos Mentis
Penilaian Tingkat Kesadaran Kuantitatif
Glasgow Come Scale / GCS ( M,V,E) : E = 4 V= 5 M = 6
STIKes Maluku Husada
C. Pola Tidur
a. Kwantitas (Lama tidur) : 4 – 7 jam/hari
b. Kwalitas : Kurang baik
c. Pola : Sering terbangun dimalam hari
D. Istirahat
a. Kwantitas (Lama istirahat) : 5 – 8 jam
b. Kwalitas : Baik
c. Pola : Baik

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan inspeksi , palpasi , Auskultasi , perkusi
Pemeriksaan Per Sistem
Sistem Persyarafan :
12 Saraf Caranial :
 Nevrus I (Olvaktorius)
penciuman bagus dan tidak terganggu, klien dapat membedakan minyak wangi dan kayu
putih.
 Nevrus II (Optikus).
Penglihatan Kurang baik (silau di siang hari dan berair)
 Nervus III . IV , V, (okulomoforius, tokhlearis, Abdusen)
Pergerakan bola mata darat digerakan kesegala arah (atas, bawah, kiri, kanan) dan dapat
menutup dan membuka mata dengan spontan.
 Nervus VI ( trigeminus)
Rahang atas dan bawah dapat digerakan dengan baik, reflek mengunyah baik..
 Nervus VII (Trigeminus)
Fungsi pendengaran menurun tapi masih bisa mendengar terbukti dapat menjawab
pertanyaan yang di lontarkan dengan jawaban yang relevan.
 Vervus IX, X (Glosofaringeus, vagus)
Pembicaraan jelas dan dapat di mengerti, reflek menelan masih cukup bagus.
 Vervus XI (Asesorius)
Kepala dan bahu dapat di gerakan dan ada tahanan , tetapi bahu kadang terasa pegal.
 NervusXII (hipoglosus)
Lidah dapat digerakan kekiri,kekanan,kedalam dan keluar dengan baik.
 NervusVII (Fasialis)
Klien dapat , senyum , cemberut, dan merasakan sentuhan ringan di wajah

PEMERIKSAAN SISTEMATIK
1. Keadaan Rambut dan Hygine kepala : Rapi
2. Hidrasi Kulit : Baik
PEMERIKSAAN MATA
3. Palpabre : Normal
4. Sclera & conjungtiva : Normal
5. Tekanan Bola Mata / T.I.O ( Tekanan Intra Okular) : Normal
6. Pupil dan refleks cahaya : Normal

PEMERIKSAAN HIDUNG,TELINGA( MEMBRAN TYMPANI )


8. Hidung : Normal
9. Telinga/ Membran Tympani ) : Normal
PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN
10. (Tes Rinne, Weber & Schwabach : Normal
11. Hygine Rongga Mulut,Gigi,Lidah, Tonsil dan pharynx : Normal
12. Kelenjar getah bening,Leher, Sub Mandibulla & sekitar telinga : Normal
13. Kelenjar Tiroid : Baik
15. Peemeriksaan Kaku Kuduk : Tidak ada
PEMERIKSAAN THORAKS DAN SISTIM PERNAFASAN
STIKes Maluku Husada
16. Sistem pernafasan
Inspeksi : pergerakan dada simetris
Auskultasi : Vesikuler
Perkusi : Resonon
Palpasi : Normal

17. Sistem Kardivaskuler/ Jantung


Inspeksi/ ictus cordis : Reguler
Auskultasi / bunyi jantung : Lup Dup
Perkusi / mentukan batas-batas jantung : terdengar pekak
Palpasi / ictus cordis : normal
18. Sistem Gastrointestinal / Abdomen
Inspeksi keadaan umum Abdomen : tambak rata
Palpasi : tidak ada Benjolan
Perkusi : terdengar tympani
Auskultasi / bising usus : bising usus terdengar 8x/menit
Pemeriksaan penujung lain :
Pemasukan diet : Baik
Anoreksia : tidak ada
Mual/Muntah : Tidak ada
Mengunyah dan menelan : tidak ada
Konstipasi (sembelit) : tidak ada
Diare : tidak ada
19. Sistem Genitourinarius
Warna dan bau urine : kuning/bau pessing
Distensi kandung kemih : tidak ada
Inkontinensia : tidak ada
Frekuensi : 3-4 x/menit
Tekanan/ desakan : tidak ada
Pemasukan cairan : 7 gelas
pengeluaran cairan : 300 cc
Disuria : tidak ada
Seksualitas
20. Sistem integumen
Kulit
 Temperatur : hangat
 Tingkat kelembaban : lembab
 Keadaan luka
- Luka terbuka/tertutup : tidak ada
- Robekan : tidak ada
 Turgor (kekenyalan kulit) : tidak kenyal
 Pigmen : baik
Jaringan parut : tidak ada
Keadaan kuku : kurang baik

21. SISTEM MUSKULOSKELETAL


Kontraktur :
 Otot : nyeri otot
 Tendon : baik
 Gerakan sendi : Nyeri sendi

Pemeriksaan penunjuang lainnya


1. Tingkat mobilisasi
 Ambulasi (Dengan atau tanpa bantuan/peralatan) : dengan bantuan
 Gerakan : lambat
 Kemampuan melangkah atau berjalan : kurang baik harus di bantu
2. Gerakan sendi : lemas dan pergerakan terbatas
3. Paralisis : tidak ada
4. Kifosis : tidak ada

22. Psikologis
Pengenalan masalah-masalah utama : pasien sering mengeluh sakit dan batuk
STIKes Maluku Husada
Sikap terhadap proses penuaan : menerima keadaan
fungsi kognitif
- Daya ingat : Ny. H masih mampu mengingat kejadian masa lalu, tetapi tidak mampulagi
menceritakan secara detail.
- Proses pikir : Baik
- Alam perasaan : : Ny. H merasa ingin berkumpul dengan anak-anaknya
- Orientasi : Ny. H masih mampu beradaptasi dengan tempat tinggal sekitar rumah

23. Sosial Ekonomi


Sumber keuangan : dari suami
Kesibukan dalam mengisi waktu luang : berinteraksi dengan tentangga dan cucu
Teman tinggal ; Suami dan cucu
Kegiatan organisasi : tidak ada
Pandangan terhadap lingkungannya : baik
Hubungan dengan orang lain di luar rumah : baik
Yang biasa mengunjungi : anak dan tengga
Penyalurkan hobi/keinginan : bersih bersih
sesuai fasilitas yang ada : tidak ada

24. Spiritual
Kegiatan ibadah : Sering beribadah di rumah sholat 5 waktu
kegiatan keagamaan : tidak mengikuti kegiatan
Cara Lanjut Usia menyelesaikan masalah : musyawarah
Penampilan Lansia : rapi

Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif Dan Sosial


a. Pengkajian Status Fungsional
INDEKS KATZ
skore KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F, dan G

b. Pengkajian Status Kognitif Dan Afektif


Shart Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
 1 Tanggal berapa hari ini ?
 2 Hari apa sekarang ini ? (hari, tanggal, bulan)
 3 Apa nama tempat ini ?

STIKes Maluku Husada


 4 Berapa nomor telepon anda ?
 4a. Dimana alamat anda ? ( tanyakan jika hanya klien tidak
mempunyai telepon)
 5 Berapa umur anda ?
 6 Kapan anda lahir ?
 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
 8 Siapa nama presiden sebelumnya ?
 9 Siapa nama kecil ibu anda ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
Jumlah keseluruhan total 7
Penilaian :
Benar :7
Salah :2
Penilaian SPMSQ
(1) Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
(2) Kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan
(3) Kesalahan 5-7 fungsi intelektual sedang
(4) Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat
(a) Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya berpendidikan sekolah
dasar
(b) Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subjek mempunyai pendidikan diatas
sekolah menengah atas
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subjek kulit hitam dengan
Mini Mental State Exam (MMSE)
Nilai max pasien pertanyaan
orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) apa sekarang ?
5 Dimana kita : (Negara bagian) (wilayah) (kota)
(rumah sakit) (lantai)
Registrasi
3 Nana 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing-
masing. Kemudian tanyakan klien ketiga objek
setelah anda telah mengatakan. Beri 1 poin untuk
setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi
sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan
percobaan dan catat
Percobaan : ………………………………………
Perhatian dan kalkulasi
5 Seri 7”s. 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja “kata”
ke belakang

Mengingat
3 Meminta untuk mengulang ketiga objek di atas

STIKes Maluku Husada


Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil, dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut : “tidak ada jika, dan atau
tetapi” (1 poin”
Nilai total

Ikuti perintah 3-langkah : “ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh dilantai (3 poin)
Baca dan turuti hal berikut : “tutup mata anda” (1 poin)
Tulis satu kalimat( 1 poin)
Menyalin gambar (1 poin)

Inventaris Depresi Beck


Inventaris Depresi Beck
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di mana saya tak dapat menghadapinnya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seorang (orang tua, suami, istri)
2 Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan sendiri saya sendiri

STIKes Maluku Husada


0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik Diri Dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka
semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-Raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membut keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam penampilan saya
dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian : 4
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
>16 depresi berat

STIKes Maluku Husada


Skala Depresi Geriatric Yesavage

Skala Depresi Geriatric Yesavage, bentuk singkat

1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ? (tidak)


2. Apakah anda membatalkan banyak dari rencana kegiatan/minat anda?(ya)
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ?(ya)
4. Apakah anda sering bosan ? (ya)
5. Apakah anda mempunyai suatu harapan/masa depan yang baik setiap waktu ? (tidak)
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda ? (ya)
7. Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu ? (tidak)
8. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, dari pada pergi dan melakukan sesuatu
yang baru ? (ya)
9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah dengan ingatan anda daripada
yang lainnya ? (ya)
10. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini ? (tidak)
11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda sekarang ? (ya)
12. Apakah anda merasakan penuh daya dan energi ? (tidak)
13. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan ? (ya)
14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada anda ? (ya)
Penilaian :
Ya : 9
Tidak : 5
5-10depresi
>10 : depresi berat

c. Pengkajian Status Sosial


APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 1
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya 1
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya 2
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga saya menyediakan 2
waktu bersama-sama

Jumlah 8
Skor 7 – 10 : Fungsi keluarga yang baik
Skor 4 – 6 : Fungsi keluarga yang sedang (moderate dysfunctional dalam keluarga
STIKes Maluku Husada
Skor 0 – 3 : Severelly dysfunctional dalam keluarga/fungsi keluarga yang tidak baik

Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Nyeri
1. Ny. H mengatakan ± sudah Proses menua
satu tahun merasa kesemutan
dan linu pada kakinya
2. Ny. H mengatakan rasa Perubahan hormonal

kesemutan dan linu


bertambah jika terkena dingin
Permukaan tulang dan
dan berkurang setelah minum
sendi tidak lagi licin
obat.
DO :
1. TD : 140/90 mmHg
Tulang mengalami
2. Nadi : 88 x/menit
gesekan
3. Suhu : 36 C

4. Respirasi : 20 x/menit Nyeri


Ny. H tampak memegangi
kakinya
2 DS : Kurang pengetahuan
Ny. H mengatakan tidak Proses menua tentang rematik
mengerti tentang penyakit
rematik, makanan pantangan
dan cara pengobatan untuk Penurunan daya ingat

rematik
DO : Kurang terpapar

Ny. H tampak bertanya informasi

tentang rematik, makanan


pantangan dan cara Kurang pengetahuan
pengobatan rematik tentang rematik

STIKes Maluku Husada

Anda mungkin juga menyukai