Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA TN. S

DI SUSUN OLEH

AHMAD YUSEP RIPAI

NPM : 214291517006
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
2021/2022

ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA

A. Pengertian
Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,
ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri
maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau
akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun
demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi
kaum lansia.
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua
jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan
meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga
melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan
trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan
penyakit-penyakit sendi lainnya.

B.     Penyebab (etiologi)


Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko
yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.      Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang
terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja.
Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2.      Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45
tahun, frekuensi osteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi
diatas usia 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3.      Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masing-masing suku bangsa. Hal ini
mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4.      Genetik
5.      Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan
dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu disamping faktor
mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain
(metabolit) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6.      Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan
dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan
cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

7.      Kelainan pertumbuhan


Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis
paha pada usia muda.
8.      Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis.
Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu
mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang
rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

C.     Jenis Reumatik


Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik
artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar
diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi
yang terkena.Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.
Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan
pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua
sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang
mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum
terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi
autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan
dengan keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri,
kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang
dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami
pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial
yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus
dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan
menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis
yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan
akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum,
kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular).
Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya
fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini
tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan
dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih
sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi,
pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) .
Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif.
Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini
timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini
menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada
penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat
atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam
urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti
dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida
yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft
tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler
rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak.
Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah
faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat
perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat
mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat
menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang.
Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus
intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur
tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa
akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya.
Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat
menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang
bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila
lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu
menjadi terbatas.

D.    Manifestasi klinik


Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi,
kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain;
1.      Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2.      Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3.      Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4.      Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5.      Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6.      Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

E.     Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi
dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

F.     Pemeriksaan Diagnostik


1. Tes serologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.

G. Pathway
H. Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;
1.      Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2.      Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang
sakit.
3.      Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5.      Dukungan psikososial
6.      Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7.      Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.      Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:

Golongan bahan makanan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh
diberikan
Karbohidrat Semua --
Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati, usus,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, keju limpa, paru-paru, otak, ekstrak
daging/ kaldu, bebek, angsa,
burung.
Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr atau --
tahu, tempe, oncom

Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. --

Sayuran Semua sayuran sekehendak kecuali: Asparagus, kacang polong, kacang


asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur
buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehari
maksimum 50 gr sehari

Semua macam buah --


Buah-buahan
Teh, kopi, minuman yang Alkohol
Minuman mengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi
I. Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui
dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o    Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o    Catat bila ada krepitasi
o    Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o    Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
c. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
d. Ukur kekuatan otot
e. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
f. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya
aspek body image dan harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan
adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul
yaitu:
Tabel Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, Distensi jaringan akibat Nyeri Akut
kelelahan, berfokus pada diri akumulasi cairan/proses
sendiri, Perilaku distraksi/ respons inflamasi, destruksi sendi
autonomic
2 Distensi jaringan akibat akumulasi deformitas skeletal, Gangguan
cairan/proses inflamasi, destruksi nyeri, penurunan kekuatan otot mobilitas
sendi fisik
berhubungan
dengan.
3 Perubahan fungsi dari bagian-bagian deformitas skeletal, Gangguan
yang sakit. nyeri, penurunan kekuatan otot Citra Tubuh
4 Ketidakmampuan untuk mengatur kerusakan musculoskeletal, Defisit
kegiatan sehari-hari. penurunan kekuatan, daya tahan, perawatan
nyeri pada waktu bergerak, diri
depresi
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama Mahasiswa : AHMAD YUSEP RIPAI


NPM : 214291517006
Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2022
Ruangan :
Diagnosa Medis : Osteoarthritis

I. Identitas
A. Nama : TN. S
B. Umur : 64 Tahun
C. Alamat : Kadupinang
D. Pendidikan : S1 ekonomi
E. Jenis Kelamin : Laki-Laki
F. Suku : Jawa
G. Agama : Islam
H. Status perkawinan : Kawin

II. Status kesehatan saat ini


Klien mengeluh nyeri dan linu pada kedua lutut, bisa di tekuk secara perlahan lahan,
tetapi masih dapat berjalan tanpa menggunakan bantuan orang lain atau tongkat
penyanggah. Skala nyeri 5 (1-10). Diberikan therapy oral natrium diclofenac 3x1, Vit.
B1 1x1, CTM 2x1. Klien tidak mengetahui apa penyebab timbulnya rasa sakit ini.

III. Riwayat kesehatan masa lalu


Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit lainnya

IV. Riwayat kesehatan keluarga


Menurut klien pada keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit seperti Diabetes
melitus,Asam urat,dan Kolesterol

Genogram :

X X X

X 64

Ket:

: Klien

: Laki-laki

: perempuan

X : Meninggal
V. Pengkajian persistem ( jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di bawah
meliputi pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya )
a.Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : Compos mentis
2) GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6 )
3) TTV : TD:120/80 mmhg,N:80x/mnt,RR:20x/mnt,S:36 C
4) BB/TB : BB:58 Kg, TB:140cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia : Tegap
6) Keluhan : tidak ada keluhan

b. Indeks Massa Tubuh

1) BMI : 58(kg) = 29,6


(1,4(m) x 1,4(m))

Klasifikasi nilai:

Berlebih: 25 – 29.9

c.Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : rambut terlihat bersih
b) Kerontokan rambut : tidak rontok
c) Keluhan : tidak ada keluhan
d) Jika ya, jelaskan :-

2) Mata
a) Konjungtiva : tidak anemis
b) Sklera : tidak ikterik
c) Stabismus : tidak strabismus
d) Penglihatan : tidak kabur
e) Peradangan : tidak ada
f) Katarak : tidak katarak
g) Penggunaan kacamata : menggunakan kacamata
h) Keluhan : tidak ada keluhan
i) Jika ya , jelaskan :-

3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris
b) Peradangan : tidak ada peradangan
c) Penciuman : tidak terganggu
d) Keluhan : tidak ada keluhan
e) Jika ya , jelaskan :-

4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik
b) Mukosa : lembab
c) Peradangan : tidak ada peradangan
d) Gigi : tidak karies,sebagian gigi ompong
e) Radang gusi : tidak ada radang gusi
f) Kesulitan mengunyah : tidak ada kesulitan mengunyah
g) Keluhan lain : tidak ada keluhan
h) Jika ya , jelaskan :-
5) Telinga
a) Kebersihan : bersih
b) Peradangan : tidak ada peradangan
c) Pendengaran : tidak terganggu
d) Jika ya , jelaskan : -

6) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b) JVD (Jugularis Vena Distensi) : tidak ada distensi vena jugularis
c) Kaku kuduk : tidak ada
d) Keluhan : tidak ada keluhan
e) Jika ya , jelaskan :-

7) Dada
a) Bentuk dada : normal chest
b) Payudara : ada
c) Retraksi dinding dada : tidak ada retraksi dinding dada
d) Suara nafas : vesikuler
e) Wheezing : tidak ada
f) Ronchi : tidak ada
g) Suara jantung tambahan : tidak ada
h) Keluhan : tidak ada keluhan
i) Jika ya , jelaskan :-

8) Abdomen
a) Bentuk : flat
b) Nyeri takan : tidak ada nyeri tekan
c) Kembung : tidak kembung
d) Supel : ya
e) Bising Usus : ada, frekuensi : 5x/menit
f) Massa : tidakada
g) Keluhan : tidak ada keluhan
h) Jika ya , jelaskan :-

9) Genetalia
a) Kebersihan : baik
b) Frekuensi BAK : 5x/hari
c) Frekuensi BAB : 1 hari sekali
d) Haemoroid : tidak ada
e) Hernia : tidak ada
f) Keluhan : tidak ada keluhan
g) Jika ya , jelaskan :-

10) Ekstremitas
a) Kekuatanotot (skala 1-5 ) : 5555 5555

4444 4444

Ket :

0 = Lumpuh
1 = Ada Kontraksi
2 = Melawan gravitasi dengan sokongan
3 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
4 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh

b) Rentang gerak : maksimal


c) Deformitas : tidak ada
d) Tremor : tidak ada
e) Edema : tidak ada
f) Penggunaan alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
g) Nyeri persendian : ya
h) Paralysis : tidak ada paralysis
i) CRT : <2 detik
j) Keluhan : ya
k) Jika ya , jelaskan : pada ekstremitas atas tidak ada keluhan pada
klien,sedangkan pada ekstremitas bawah klien
mengeluh nyeri pada kedua sendi lutut.
11) Integumen
a) Kebersihan : baik
b) Warna : tidak pucat
c) Kelembapan : lembab
d) Lesi/Luka : tidak ada lesi
e) Perubahan tekstur : tidak asa perubahan
f) Gangguan pada kulit : tidak ada gangguan
g) Keluhan : tidak ada keluhan
h) Jika ya , jelaskan :-

12) Pemeriksaan laboratorium tanggal 11-03-2021


a) GDS : 150 mg/dl N:74-180
b) AsamUrat : 7,9 mg/dl N: 3,5-5
c) Kolestrol : 262 mg/dl N: 152-229

VI. Pola aktifitas sehari – hari


Aktifitas sehari-hari klien di lakukan tanpa bantuan orang lain seperti mandi,makan di
lakukan sendiri oleh klien.

VII. Pengkajian psikososial dan spiritual


a.Psikososial
Klien mampu bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan,sikap klien terhadap
orang lain sangat baik,klien masih suka ikut pengajian setiap hari kamis
PENGKAJIAN PSIKOSOIAL
Hubungan dengan orang lain
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
Kebiasaan klien berinteraksi ke tetangga rumah
(1) Selalu
(2) Sering
(3) Jarang
(4) Tidak pernah
Stabilitas emosi
(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
Jelaskan : klien jika menyelesaikan masalah selalu dalam keadaan tenang
b. Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan :
Pertanyaan tahap satu :
 Apakah klien mengalami sulit tidur ? tidak
 Apakah klien sering gelisah? tidak
 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ? tidak
 Apakah klien sering was-was atau khawatir? iya
( lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “ya” satu atau lebih dari
satu )

Pertanyaan tahap dua


 Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam sebulan ? >3 bulan
 Ada banyak masalah atau fikiran ? tidak
 Ada masalah dengan keluarga ? tidak
 Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ? tidak
 Cendrung mengurung diri ? tidak
Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”
.
MASALAH EMOSIONAL POSITIF
c.Spiritual
Agama, kegiatan keagamaan, konsep dan keyakinan klien tentang kematian dan
harapan klien terhadap kehidupan spiritualnya.

Sejak klien pensiun dari pekerjaannya, klien lebih mendekatkan diri kepada Allah
dengan cara melakukan shalat berjamaah di mushola pada setiap waktu shalat dan
mengikuti kegiatan pengajian yang di adakan setiap hari kamis jam 08:30 Wib

VIII. Pengkajian status fungsional klien


 KATZ Indeks :
Termasuk katagori yang manakah klien

A. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi
ke toilet, berpindah dan mandi.
B. Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas.
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian ke toilet dan satu fungsi yang lain.
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
H. Lain-lain.

Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia anggap mampu.

Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ?

NO. KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN

1 Makan 5 10 Frekuensi:3x/hr

Jumlah:1 porsi

Jenis:nasi

2 Minum 5 10 Frekuensi:7x/hr

Jumlah:1 gelas

Jenis:air putih

3 Berpindah dari kursi roda ke 5 – 10 15


tempat tidur, sebaliknya

4 Personal toilet (cuci muka, 0 5


menyisir rambut, gosok gigi )

5 Keluar masuk toilet ( mencuci 5 10


pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram )
6 Mandi 5 15 Frekuensi:2x/hr

7 Jalan di permukaan datar 0 5

8 Naik turun tangga 5 10

9 Mengenakan pakaian 5 10

10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi :1x

Konsistensi :lem
bek

11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :5x

Warna :kuning

12 Olah raga / latihan 5 10 Frekuensi


:2x/minggu

Jenis :jalan santai

13 Rekreasi / pemanfaatan waktu 5 10 Jenis :berkunjung


luang ke tempat sdra.

Jumlah total 130

Keterangan :

a. 130 : Mandiri
b. 65 - 129 : Ketergantungan sebagian
c. < 65 : Total Care

IX. Pengkajian Status Mentas Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Shorf Portable Mental
Status Questioner (SPMSQ)

Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.
BENAR SALAH NO PERTANYAAN

 01 Tanggal berapa hari ini ? 24-05-2022

 02 Hari apa sekarang ini ? kamis

 03 Apa nama tempat ini ? rumah

 04 Dimana alamat anda ? kadupinang

 05 Berapa umur anda ? 64 tahun

 06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)


1957

 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi

 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?


Susilo bambang yudoyono

 09 Siapa nama Ibu anda ? suginah

 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari


setiap angka baru, semua secara
menurun:17,14,11,8,5,2

0
Score =

Interprestasi :

a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh


b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam) :

 Orientasi.
 Registrasi.
 Perhatian.
 Kalkulasi.
 Mengingat kembali.
 Bahasa.

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :

 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang berada ?

 Negara Indonesia
 Propinsi banten
 Kota pandeglang
 .....
 .....
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksaan) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing obyek.

Kemudian tanyakan kepada klien


ketiga tadi. (Untuk disebutkan)

 Kursi
 Meja
 Kertas
3 Perhatian dan 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat

 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada No. (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing-masing
obyek
 Kursi
 Meja
 Kertas
5 Bahasa 9 9 Tunjukan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.

 (misal jam tangan)


 (misal pensil)
 (missal jendela)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut : “tak ada jika, dan tetapi”.

Bila benar, nilai satu point.

 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,


tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3
langkah:Ambil kertas ditangan Anda,
lipat dua dan taruh di lantai.

 Ambil kertas ditangan kanan.


 Lipat dua.
 Taruh dilantai.

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut(Bila aktifitas sesuai dengan
perintah nilai 1 point.

 Tutup mata anda.Perintahkan pada


klien untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar.
 Tulis satu kalimat.
 Menyalin Gambar.

Interprestasi hasil :28

Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :

24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif


18 – 23 : Gangguan kognitif sedang

0–7 : Gangguan kognitif berat

Morse Fall Scale

No Pengkajian Skala Nilai Ket

1 Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh Tidak 0


0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25

2 Diagnosa Sekunder : apakah lansia memiliki Tidak 0


0
Lebih dari satu penyakit ? Ya 25

3 Alat Bantu Jalan :


0
 Bedrest/ dibantu perawat
0
 Kruk/tongkat/walker 15

 Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi, 30


lemari, meja)
4 Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0
0
Terpasang infuse ? Ya 20

5 Gaya berjalan/cara berpindah : 0 0

 Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat bergerak


sendiri)
 Lemah (tidak bertenaga) 10

 Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20

6 Status mental
0 0
 Lansia menyadari kondisi dirinya
 Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

Total Nilai 0

Keterangan : 0 – 24 tindakan perawatan dasar

Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan

TidakResiko 0 – 24 Perawatan dasar

ResikoRendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar.

ResikoTinggi > 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko


tinggi.

Skala Depresi Geriatrik (Geriatric Depression Scale/ GDS)


Nama : TN. S
Usia : 64
Jenia Kelamin : LAKI-LAKI
Ruangan :
Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda pada pertanyaan dibawah ini :
No Pertanyaan Tidak
Ya

1 Apakah anda merasa puas dengan hidup anda ? Ya Tidak

Apakah anda sering merasa tidak berminat untuk melakukan


2 Ya Tidak
kegiatan ?

3 Apakah anda merasa hidup anda terasa hampa/tidak bermakna ?


Ya Tidak

4 Apakah anda sering merasa bosan/ jenuh ? Ya Tidak

5 Apakah anda sangat bersemangat disetiap waktu? Ya Tidak

6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
Ya Tidak

7 Apakah anda sering merasa bahagia setiap waktu? Ya Tidak

Ya Tidak
8 Apakah anda sering merasa tanpa pengharapan/putus asa?

Apakah anda lebih suka diam dirumah daripada keluar atau


9 Ya Tidak
melakukan sesuatu hal yang baru?

Apakah anda merasa memiliki masalah memori/ingatan daripada


10
orang lain? Ya Tidak

11 Apakah menurut anda sangat menyenangkan bias hidup saat ini?


Ya Tidak

12 Apakah anda merasa kurang berharga/ bernilai saat ini?


Ya Tidak

13 Apakah anda merasa benar-benar bersemangat ? Ya Tidak

14 Apakah anda merasa putus asa atau tidak ada harapan saat ini? Ya Tidak
15 Apakah anda merasa orang lain berada pada kondisi yang lebih
Ya Tidak
baik dari pada anda?

Interpretasi :
Normal :0-4
Depresi Ringan :5–8
Depresi sedang : 9 – 11
Depresi Berat : 12 - 15

1. Data Fokus
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

1. Nyeri di kedua lutut kaki 1. Tingkat Kesadaran : Compos mentis


2. Lutut sulit untuk di tekuk 2. GCS:15 (E:4 V:5 M:6)
3. Klien tidak mengetahui apa penyebab 3. TTV: TD:120/80mmhg, N:80x/mnt, RR:20x/mnt,
timbulnya rasa sakit ini
S:36 C
4. BB:58 Kg, TB:140cm
5. Pemeriksaan laboratorium tanggal 11-03-2021
1) GDS :150 mg/dl N:74-180
2) AsamUrat :7,9 mg/dl N: 3,5-5
3) Kolestrol :262 mg/dl N: 152-229

2. Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Nyeri akut Agen injuri biologis
1. Pasien menyatakan nyeri
di kedua lutut kakinya
DO :
1. Tingkat Kesadaran :
Compos mentis
2. GCS:15 (E:4 V:5 M:6)
3. TTV :
TD:120/80mmhg,
N:80x/mnt, RR:20x/mnt,
S:36 C
4. BB:58 Kg, TB:140cm

2 DS : Hambatan mobilitas Fisik Kelemahan Otot


1. Klien mengeluh nyeri dan
linu pada kedua lutut, bisa
di tekuk tapi secara
perlahan lahan

DO :
2. GCS:15 (E:4 V:5 M:6)
3. TTV :
TD:120/80mmhg,
N:80x/mnt, RR:20x/mnt,
S:36 C
4. Skala nyeri 5 (1-10) nyeri
sedang
5. Pemeriksaan laboratorium
tanggal 11-03-2021
1) GDS :150 mg/dl
N:74-180
2) AsamUrat :7,9
mg/dl N: 3,5-
5
3) Kolestrol :262
mg/dl N: 152-
229

3 DS: Kurang pengetahuan Kurang informasi


Klien mengatakan tidak tentang kesehatan tentang kesehatan
mengerti tentang penyakitnya
DO:
Klien mengatakan belum
mengerti tentang penyakitnya
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)
Tanggal Tanggal
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN P&R Nama Jelas
Ditemukan Teratasi

1 Nyeri akut berhubungan dengan Agen 24-05-2022


Injuri Biologis

2 Hambatan mobilitas Fisik berhubungan 24-05-2022


dengan Kelemahan Otot

3 Kurang pengetahuan tentang kesehatan 24-05-2022


berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakitnya.

B. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)

Diagnosa Paraf &


Tujuan Dan Kriteria
Tgl No Keperawatan Rencana Tindakan Nama
Hasil
(PES) Jelas

24-05- 1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi TTV dan


2022 berhubungan asuhan keperawatan tingkat nyeri pasien
dengan Agen selama 3x24jam nyeri 2. Ajarkan pasien tertarik
Injuri Biologis klien berkurang dengan relaksasi nafas dalam
kriteria hasil 3. Kompres dengan air
hangat
1. TTV dalam batas
4. kolaborasi dengan
normal
dokter pemberian
2. Nyeri berkurang
analgetik
3. wajah rileks
2 Hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi kemampuan
mobilitas Fisik asuhan keperawatan pasien dalam
berhubungan selama 3x24 jam tidak beraktifitas
dengan Kelemahan terjadi hambatan 2. Lakukan ROM
Otot mobilitas fisik dengan 3. Edukasi keluarga untuk
kriteria hasil mendampingi aktifitas
pasien
1. klien dapat
4. kolaborasi dengan ahli
menekuk lututnya
fisioteraphy
2. nyeri tidak ada

3 Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat


pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan pasien
tentang kesehatan selama 1x24 jam pasien 2. Berikan pendidikan
berhubungan paham terhadap kesehatan tentang
dengan kurangnya penyakitnya. penyakitnya
informasi tentang kriteria hasil: pasien 3. Ajarkan pasien cara
penyakitnya. mengetahui tentang pencegahan penyakit
penyakitnya 4. kolaborasi dengan
dokter untuk
memberikan informasi

C. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )


Tgl/ NO PARAF &
Tindakan Keperawatan Dan Hasil
Waktu DK NAMA

24-05- 1 1. Observasi TTV dan tingkat nyeri pasien


2022 Hasil : TD:120/80mmhg, N:80x/mnt, RR:20x/mnt, S:36 C
Skala nyeri 5 (1-10)
2. Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam
Hasil: klien mampu melakukan teknik relaksasi nafas
dalam
3. Kompres dengan air hangat pada lutut klien
Hasil: klien merasa nyaman
4. kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
hasil : natrium diclofenac 3x1, Vit. B1 1x1, CTM 2x1
24-05- 2 1. Observasi kemampuan pasien dalam beraktifitas
2025 2. Lakukan ROM
3. Hasil: klien mampu melakukan gerakan secara perlahan
4. Kurangi aktifitas berlebihan
5. Edukasi keluarga untuk mendampingi aktifitas pasien
6. kolaborasi dengan ahli fisioteraphy
hasil : belum dilakukan
3 1. mengkaji tingkat pengetahuan pasien
2. memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya
3. mengajarkan pasien cara pencegahan penyakit
4. kolaborasi dengan dokter untuk memberikan informasi

D. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )

NO Hari/ Tgl/ Paraf &


Evaluasi Hasil (SOAP) (Mengacu Pada Tujuan)
DK Jam Nama

1 selasa/24-05- S:
2022/ 15.00
wib Pasien mengatakan nyeri pada lutut terasa pegel-pegel,
bisa beraktifitas jalan terasa sakit
O:
1. KU: Cm
2. TTV TD : 130/80mmHg, Nadi : 88x/menit Suhu :
36,50 C RR: 22x/menit
3. Wajah pasien tegang menahan nyeri
4. Skala nyeri 5 (1-10)
A.
Nyeri akut belum teratasi
P.
lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV dan tingkat nyeri pasien
2. Ajarkan pasien tertarik relaksasi nafas dalam
3. Kompres dengan air hangat
4. Kompres dengan parut jahe
5. kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
natrium diclofenac 3x1, Vit. B1 1x1, CTM 2x1
2 selasa/24-05- S:
2022/ 15.00
wib Pasien mengatakan lutut sakit kalau ditekuk
O:
Klien terlihat sedang duduk di teras rumah smbil
menggerakan kaki sedikit demi sedikit
A: Rasa sakit pada lutut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi kemampuan pasien dalam beraktifitas
2. Lakukan ROM
3. Edukasi keluarga untuk mendampingi aktifitas
pasien
4. kolaborasi dengan ahli fisioteraphy
5. Kurangi aktifitas berlebihan
3 selasa/24-05- S:
2022/ 15.00
wib Klien mengatakan mengerti tentang penyakitnya, dan
mengerti kenapa timbul rasa sakit dan kaku lutut
O:
1. Klien terlihat memahami tentang penyakitnya
2. Klien terlihat duduk sambil memegang lututnya
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi

1 rabu/25-05- S:
2022/ 15.00
wib Pasien mengatakan nyeri pada lutut berkurang, bisa
beraktifitas jalan perlahan lahan
O:
1. KU: Cm
2. TTV TD : 110/90mmHg, Nadi : 84x/menit Suhu :
36, C RR: 22x/menit
3. Wajah pasien tegang menahan nyeri
4. Skala nyeri 4 (1-10)
A.
Nyeri akut teratasi sebagian
P.
lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV dan tingkat nyeri pasien
2. Ajarkan pasien tertarik relaksasi nafas dalam
3. Kompres dengan air hangat
4. Kompres dengan parut jahe
5. kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
natrium diclofenac 3x1, Vit. B1 1x1, CTM 2x1

2 rabu/25-05- S:
2022/ 15.00
wib 1. Pasien mengatakan rasa sakit berkurang
2. Lutut Bisa di tekuk saat solat ( pelan pelan)
O:
Klien terlihat bisa melakukan aktifitas pengajian setiap
hari kamis
A: Rasa sakit pada lutut teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi kemampuan pasien dalam beraktifitas
2. Lakukan ROM
3. Edukasi keluarga untuk mendampingi aktifitas
pasien
4. Kurangi aktifitas berlebihan
5. kolaborasi dengan ahli fisioteraphy. Rencana
hari senin ke fisioteraphy
1 kamis/26-05- S:
2022/ 15.00
wib Pasien mengatakan nyeri masih terasa tetapi berkurang,
bisa beraktifitas jalan kaki di depan rumah
O:
1. KU: Cm
2. TTV TD : 120/90mmHg, Nadi : 84x/menit Suhu :
36,3 C RR: 22x/menit
3. Wajah pasien terlihat rilex
4. Skala nyeri 4 (1-10)
A: Nyeri akut teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV dan tingkat nyeri pasien
2. Ajarkan pasien tertarik relaksasi nafas dalam
3. Kompres dengan air hangat
4. Kompres dengan parut jahe
5. kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
natrium diclofenac 3x1, Vit. B1 1x1, CTM 2x1

2 kamis/26-05- S:
2022/ 15.00
wib 1. Pasien mengatakan rasa sakit berkurang
2. Lutut Bisa di tekuk ( pelan pelan)
O:
1. Klien terlihat bisa melakukan aktifitas seperti pergi
ke warung
2. Terlihat klien sedang menggerak gerakkan kaki nya
sambil duduk
A: Rasa sakit pada lutut teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi
1. Observasi kemampuan pasien dalam beraktifitas
2. Lakukan ROM
3. Edukasi keluarga untuk mendampingi aktifitas
pasien
4. Kurangi aktifitas berlebihan
5. kolaborasi dengan ahli fisioteraphy. Rencana
hari senin ke fisioteraphy

Anda mungkin juga menyukai