Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KESEHATAN KERJA
DI PUSKESMAS TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Kesehatan Kerja merupakan suatu layanan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental, sosial ) Yang setinggi tinginya
bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerja, perlindungan pekerja dari risiko kesehatan
dan risiko akibat faktor yang kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam lingkungan kerja yaitu adaptasi pekerjaan dengan manusia serta
manusia dengan jabatannya. ( ILO/WHO 2010).
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan Kegiatan pengendalian
Risiko kesehatan yang mencakup rekognisi hazard, penilaian risiko dan
intervensi risiko, dengan kebijakan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan, dengan strategi Pengembangan pelayanan kesehatan kerja
primer dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja,
Pengembangan Pos UKK sebagai bentuk UKBM pada pekerja serta
Peningkatan kesehatan kelompok pekerja rentan, seperti nelayan, TKI, dan
pekerja perempuan (GP2SP)

B. LATAR BELAKANG
Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 164 disebutkan
bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi
pekerja disektor formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain
pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja.

Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan


kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk
memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja,
mencegah timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya
kesehatan serta menempatkan pekerja dilingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerja. Upaya kesehatan kerja mencakup
kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang
kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
termasuk pengendalian faktor resiko, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan termasuk pemulihan kapasitas kerja (Depkes RI, 2005).

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan


kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau
kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan
kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi.

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat


(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit
akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut
mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular,
dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang
mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis
B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.

Menurut Hudoyo (2004) yang dikutip oleh Depkes RI (2007) resiko petugas
puskesmas terhadap kesehatan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat
digambarkan bahwa rendahnya perilaku petugas kesehatan dipuskesmas
terhadap kepatuhan melaksanakan setiap prosedur tahapan kewaspadaan
universal dengan benar hanya 18,3%, status vaksinasi hepatitis B petugas
kesehatan puskesmas masih rendah sekitar 12,5%, riwayat pernah tertusuk
jarum bekas sekitar 84,2%.

Melihat hal diatas tentunya kita perlu menyadari bahwa dalam lingkup
pekerjaan dibidang kesehatan mempunyai banyak resiko terhadap para
pekerjanya, sehingga muncul pertanyaan dalam benak kita bagaimana pula
dengan lingkup pekerjaan lain yang bukan bidang kesehatan. Kalau kita lihat
dari gambaran masalah kesehatan kerja yang mencakup angka kesakitan dan
kematian akibat kerja dan akibat hubungan kerja dari International Labaour
Organisation (ILO) yaitu 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena
kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta
kecelakaan, 3000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena
PAHK.Diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya. Sedangkan
untuk besaran masalah kesehatan kerja yang menyangkut angka kesakitan dan
kematian akibat kerja dari beberapa penelitian diperoleh gambaran bahwa lebih
dari 50% pekerja Indonesia peserta jamsostek mengidap penyakit kulit akibat
masuknya zat kimia melalui kulit dan pernafasan. Nelayan penyelam
tradisional di pulau bungin, NTB menderita nyeri persendian 57,5% dan
gangguan pendengaran 11,3%. Pandai besi menderita gangguan/pengurangan
tajam pendengaran 30-54%. Dan penyelam tradisional menderita kelainan
pernafasan berupa sesak nafas (Depkes RI, 2005).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dikalangan petani sering terjadi


keracunan pestisida, beberapa peneliti melaporkan angka keracunan pestisida
berkisar antara 20-50% (Achmadi, 1985,1990, 1992, Eman dan Sukarno, 1984
serta Depkes, 1983). Berdasarkan Kepmenkes Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan
bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Mengingat tingginya risiko
kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja dan adanya amanat dalam
Undang-undang untuk menerapkan kesehatan kerja di tempat kerja, maka perlu
dilaksanakannya Upaya Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar oleh puskesmas dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah
kesehatan kerja diwilayah kerja puskesmas.
b. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja di kawasan
perusahaan
c. Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas kawasan
peusahaan
d. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
e. Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan
kesehatan kerja dasar.
f. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja.
g. Terbentuknya unit pelayanan kesehatan kerja dasar di kawasan Usaha
(Pos UKK).
Sasaran yang dilibatkan adalah pengelola program kesehatan kerja
dikabupaten/kota dan penyelenggaran pelayanan kesehatan kerja dasar
puskesmas (Depkes, 2008).

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan yang dilakukan untuk kesehatan kerja, adanya tugas di dalam
gedung dan di luar gedung.
Di luar gedung :
1. Kunjungan ke tempat pabrik/perusahaan yang mayoritas di wilayah kerja
Puskesmas
2. Melakukan survey bersama kader kepada pekerja untuk dilakukan
pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan di tempat tersebut.
3. Melakukan Pembentuk Pos UKK dan pelayanan bagi kelompok pekerja
4. Melakukan Pembentukan dan pembinaan GP2SP

Di dalam gedung :
Melakukan pemeriksaan kepada usia profuktif (18-55Th), lalu membuat
laporan bulanan dan diserahkan ke dinas kesehatan sebelum tanggal 5 tiap
bulan dengan kriteria sebagai berikut :
- Pekerja sakit yang dilayani
- Kasus penyakit umum dikalangan pekerja
- Jenis penyakit terbanyak dikalangan pekerja
- Kasus penyakit yang diduga berkaitan dengan pekerjaan
- Kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan
- Kasus kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pelaksanaan kegiatan di luar gedung dengan sasaran pekerja non formal
sesuai hasil survey bersama kader di wilayah Puskesmas yang sudah
ditetapkan, dengan proses :
a. Sosialisasi dan pembentukan pos UKK / GP2SP jika belum terbentuk
b. Jika sudah terbentuk maka secara rutin sesuai jadwal datang ke POS
UKK
c. Lakukan pertemuan terlebih dahulu dengan kader untuk memudahkan
kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan tersebut
d. Pekerja datang ke pos UKK sesuai kesepakatan
e. Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu dijelaskan tatalaksana kegiatan
f. Saat sasaran sudah datang, daftar dan menulis daftar hadir. Sebelum
dilakukan pemeriksaan, diadakan penyuluhan yang berkaitan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja . contoh : Alat pelindung diri untuk
bekerja
g. Setelah penyuluhan selesai, lakukan pemeriksaan: :
- Tanyakan keluhan
- Lakukan pemeriksaan tekanan darah
- Lakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan pekerjaannya (head
to toe)
h. Setelah selesai jika harus dibawa ke puskesmas, pekerja dianjurkan
untuk datang kesana untuk pengobatan selanjutnya, jika kondisi baik
pekerja di sarankan untuk menjaga pola hidup dan makan.
i. Melakukan rencana tindak lanjut kunjungan ke tempat kerja

2. Pelaksanaan di dalam gedung yang dilaksanakan di Puskesmas :


a. Pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada usia produktif (18-55th)
b. Pada saat dilakukan pemeriksaan , pasien ditanya terlebih dahulu
pekerjaanya. Untuk memudahkan menganalisis kemungkinan
penyebab penyakit.
c. Pasien ditanyakan keluhan
d. Lalu di dokumentasikan di rekam medis

F. SASARAN
Masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas dalam dan luar gedung:
 Semua penduduk di wilayah kesehatan kerja yang ada di tempat kerja
informal/Formal (GP2SP)
 Semua penduduk usia produktif 18-55Th

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Kesehatan Kerja :
a. Melaksankan laporan bulanan yang dilihat dari laporan harian penyakit
yang di laksanakan di permeriksaan umum
b. Melakukan kunjungan ke pos pelayanan kerja setiap 3 bulan sekali
untuk memantau resiko dan masalah yang ada di pos tersebut atau
sesuai jadwal kesepakatan

H. BIAYA
Biaya di bebankan pada anggaran BOK/APBD

I. EVALUAI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan hasil kegiatan, hasil survey dan pelaporan dilaksakan
pada tiap Triwulan

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan disajikan dalam acara Lokakarya Mini Tri Bulanan Pertama
Puskesmas dengan tujuan untuk menindak lanjuti hasil kegiatan di tahun
mendatang terutama untuk kegiatan kesehatan kerja di Puskesmas.

K. PENUTUP
Demikian kerangka Acuan ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan
kesehatan kerja di Puskesmas untuk memudahkan tahapan selanjutnya di
tahun 2019
Tana Paser, Juni 2019
Ditetapkan/Disahkan oleh :
Kasi Kesling & Kesjaor

Alfrianti K., SKM, M.Kes


NIP. 19710417 199703 2 001

Anda mungkin juga menyukai