KLINIK ASSHOMADIYAH
DI SUSUN OLEH :
AHMAD FAHRUROJI
214291517008
1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
NPM: 214291517008
Tanggal/Praktek:04-06-2022
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
luka terbuka yang terdiri dari akibat kekerasan tumpul yang kuat
3
a) Derajat I adalah robekan adviticia dan media, tanpa menembus
dinding.
a. Anatomi kulit
4
tubuh yang vital.Luas kulit orang dewasa 1,5 -2 m2 dengan berat kira-
iklim, umur, sex, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Secara struktural, maka kulit dapat kita bagi secara garis besar
1) Lapisan epidermis
epidermis tidak ada pembuluh darah. Coba kalian review ulang, saat
kalian tergores sesuatu yang tidak begitu tajam, maka kulit kalian
dermis.
luar. Lapisan ini terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dalam artian
5
kondisi kelainan atau gangguan kulit yang mengakibatkan kulit
bersisik.
b) Stratum lucidum
c) Stratum granulosum
(seperti pada pipi bagian dalam, atau hidung bagian dalam) tidak
d) Stratum spinosum
6
sel Langerhans yang berfungsi sebagai prajurit pertahanan
tubuh.
e) Stratum basale
2) Lapisan dermis
Berbeda dengan epidermis yang berlapis jelas ibarat bolu lapis, pada
dermis hanya dibagi dalam dua bagian (atau pars). Yaitu pars
a) Pars papilare
b) Pars retikulare
7
kekencangan kulitnya. Semakin tua usia seseorang, maka
ini bervariasi. Area lengan atas memiliki lapisan lemak yang lebih
b. Fisiologis kulit
1) Proteksi
tidak ada kulit, maka organ-organ dalam tubuh kita tidak ada yang
melindungi.
8
seperti bakteri dan lainnya agar tidak berkoloni atau hidup di
kulit).
2) Absorpsi
maka tidak ada gunanya kita menggunakan salep, krim, dan lain
3) Eksresi
4) Persepsi
rangsangan.
9
5) Termoregulasi
6) Pembentukan pigmen
c) Oksi Hb
d) Reduksi Hb
e) karoten
7) Pembentukan vitamin D
8) Keratinisasi
akhirnya menjadi sel keratin, dan kemudian terlepas dari kulit dan
selanjutnya. Jika tidak demikian, dalam hal ini kulit kita tidak
10
pernah berganti, tentu kita akan seperti siput, yang harus mencari
kulit yang baru yang lebih besar seiring tubuh kita yang bertambah
2. Etiologi
3. Klasifikasi
11
kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas, trauma arteri dibedakan
dinding.
4. Patofisiologi
12
dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya antara jaringan mati
dan hidup.
5. Manifestasi klinis
Apabila seseorang terkena luka maka dapat terjadi gejala setempat
(local) dan gejala umum (mengenai seluruh tubuh)
a. Gejala Local
b. Gejala umum
adalah:
2) Jaringan rusak
3) Bengkak
4) Pendarahan
13
5) Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasanya di
daerah rambut
6. Penatalaksanaan Medis
14
c) Yodoform, sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya u
3) Oksidansia
kuman anaerob.
6) Derivat fenol
15
b) Heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk mencuci
tangan.
2000:390).
lihan cairan dalam pencucian luka harus cairan yang efektif dan
aman terhadap
cairan
pencuci luka lain yang saat ini sering digunakan yaitu Normal
Saline.
16
ion Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154 mEq/l (InETNA,2004:16 ; ISO
Indonesia,2000:18).
c. Pembersihan Luka
ndari
A, 2004:16).
d. Penjahitan luka
e. Penutupan Luka
f. Pembalutan
17
penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang
menyebabkan hematom.
g. Pemberian Antibiotik
h. Pengangkatan Jahitan
1) Kelopak Mata
Waktu : 3 hari
2) Pipi
Waktu : 5 hari
18
Waktu : 7-10+ hari
7. Komplikasi
a. Kerusakan arteri:
b. Kompartement Syndrom
c. Infeksi
d. Shock
oksigenasi
e. Kontraktur
19
9. Pathway
Vulnus laseratum
( Luka robek)
Mengenai ujung
Merusak lapisan Merusak lapisan
saraf reseptor nyeri
epidermis jaringan ( Hypodermis
muskular
(Noxious stimulu)
kerusakan jaringan
sensori
Luka terbuka Kerusakan Kerusakan
integritas kulit integritas jaringan
transmisi melalui
Infasi serabut saraf
mikroorganisme
patigen Mencederai
medulla spinalis pembuluh darah dan
thalamus-korteks otot
serebri
Pengeluaran anti body Kerusakan pembuluh
darah
Kerusakan otot
persepsi,diskriminasi
tendon
nyeri setelah
Anti body kurang mengalami modulasi perdarahan
responsif sepanjang CNS dan PNS
Keterbatasan melakukan
motorik halus- kasar,
b. Kasus
Non Mekanis Mekanis
(termis,kimia,Elek (terkena benda
tris) tajam)
vulnus laceratum
(luka robek)
trauma pada kulit trauma pada jaringan
persepsi,diskriminasi
kerusakan integritas
nyeri setelah
mengalami modulasi jaringan
sepanjang CNS dan PNS
Nyeri Akut
21
A. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
teori seperti Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang
b. Sirkulasi
22
c. Integritas ego
d. Eliminasi
e. Neurosensori
Tanda : sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, pusing, nyeri pada
f. Nyeri / kenyamanan
Tanda : wajah meringis, respon menarik pada rangsang nyeri yang hebat,
g. Kulit
2. Diagnosa
atau perubahan pola interaksi actual dan potensial dari individu atau
23
a. Nyeri Akut b.d Terputusnya kontinitas jaringan.
24
3. Intervensi dan Rasional
tindakan keperawatan.
a. Nyeri akut
3) Observasi TTV
dialami.
5) Pertahhankan tirah baring selama fase akut atau beri posisi nyaman.
25
6) Berikan analgetik sesuai indikasi
infeksi
infeksi.
26
1) Ubah posisi klien tiap 2 jam
terbentuknya edema.
27
R/Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda adanya
perdarahan.
ada tanda-tandaperdarahan.
pengambilan darah.
pasca operasi.
28
sesarea meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat
penyembahan.
R/pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan normal atau
dan besi.
oleh steptococus.
29
7) Bantu sesuai kebutuhan pada pengangkatan jahitan kulit, atau
klips.
4. Implementasi
5. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang di
30
Tahap evaluasi berpedoman pada criteria tujuan yang tercantum
a. Nyeri akut
31
4) Tanda-tanda vital dalam batas normal
VULNUS LASERATUM
Nama : An. Y
32
No Rekam Medis : 136898
Umur : 13 tahun
Alamat : Sp.2
Agama : Kristen
Suku : Amume
Pendidikan : SD
Keluarga yang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sp.2
C. RIWAYAT KELUHAN
33
Pasien mengatakan kaki kirinya sakit dan terdapat luka di kaki kiri
akibat terkena panah 2 minggu yang lalu (30 Mei 2022),pasien sempat
di rawat di rumah dan pada tanggal 01 Juni 2022 pasien di bawa oleh
T : 3-5 menit
34
Pasein mengatakan tidak mempunyai penyakit atau keluhan yang sering
pasien juga mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumya dan
riwayat asma, jantung, kencing manis dan alergi serta tidak mempunyai
b. Genogram :
13
Keterangan :
: Laki – laki
35
: Perempuan
: Pasien
X : Laki – laki Meninggal
: Perempuan meninggal
: Tinggal Serumah
13 : Umur pasien
F. KEADAAN UMUM
1. Keadaan sakit
2. Tanda-tanda Vital
a. Kesadaran :
Kesimpulan : composmentis
c. Suhu : 36,7 0C
d. Pernapasan : 19 x/menit
e. Nadi : 78 x/menit
36
1. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit :
mekanan yang di berikan di rumah sakit yaitu : nasi, lauk, sayur dan
40 kg.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit :
kekuningan.
37
a. Sebelum sakit :
Pasien mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam (8-10 jam)
Pasien mengatakan tidur siang biasanya 2-3 jam dan tidur malam
a. Sebelum sakit :
H. PENGKAJIAN FISIK
38
1. Kepala
b. Palpasi : Tidak teraba benjolan pada kepala pasien, dan tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata
b. Palpasi : Tidak teraba adanya edema pada palpebra, dan tidak ada
nyeri tekan.
3. Hidung
4. Telinga
a. Inspeksi : tampak simetris kiri dan kanan, canalis bersih, tidak ada
5. Mulut
39
a. Inspeksi : keadaan gigi tampak lengkap, tidak ada malasah menelan,
pasien dapat berbicara dengan baik, posisi ovula ditengah, tidak ada
tampak baik.
6. Leher
tampak.
nafas tambahan.
8. Jantung
: 80 x/menit.
c. Perkusi : Kanan atas ICS II linea para sternalis dekstra, kanan bawah
ICS IV linea para sternalis dekstra, kiri atas ICS II linea sternalis
40
d. Auskultasi : Bunyi jantung II A : di ICS 2 linea sternalis kanan,
clavikularis kiri.
9. Abdomen
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa, hepar tidak teraba
10. Ekstermitas
bawah bagian kiri tidak dapat digerakan dengan baik karena terdapat
luka dengan ukuran luka 6,9 x 4,0 x 1,5 x (luka 1) dan 4,5 x 4,5 x
1,5 (luka 2)
5 5
M
5 3
Keterangan :
41
1. Tidak ada gerakan / terlihat atau teraba adanya kontraksi.
11. Anus Genitalia dan Status Reproduksi : Tidak di kaji karena pasien
menolak.
12. Neurologis :
Jumlah : 15 ( composmentis ).
1. Parenteral :
42
Ceftriaxone 2 x1 gr
Antrain 3 x 1 gr
Ranitidin 3 x 1 amp
I. KLASIFIKASI DATA
J. Analisa Data
43
Pasien mengatakan kaki kirinya sakit, sakitnya hilang Terputusnya Nyeri Akut
timbul seperti di tusuk-tusuk kontinitas
Do : jaringan
- wajah pasien tampak meringis kesakitan
- skala nyeri 5 dari 0-10
- nyeri terjadi selama ± 3- 5 menit
- TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 78 x / m
S : 36,7 0C
P : 19 x / m
Ds :
- Pasien mengatakan terdapat luka akibat terkena
panah
Do : Faktor Kerusakan
- terjdapat luka pada kaki kiri dengan ukuran luka 6,9 Mekanik Integritas
x 4,0 x 1,5 x (luka 1) dan 4,5 x 4,5 x 1,5 (luka 2). (Robekan) Jaringan
- luka tampak berwarna merah
- TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 78 x / m
S : 36,7 0C
P : 19 x / m
DIAGNOSA KEPERAWATAN
44
K. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut b.d Terputusnya Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan hubungan terapeutik 1. Membina hubungan saling
kontinitas jaringan. Di tandai keperawatan selama 3 x 24 dengan pasien dan keluarga percaya antara pasien dengan
dengan : jam nyeri dapat berkurang perawat, perawat dan
Ds : dengan criteria : keluarga.
Pasien mengatakan kaki kirinya - mampu mengontrol 2. lakukan penkajian nyeri
sakit, sakitnya hilang timbul nyeri secara komperhensif 2. menentukan kebutuhan dan
seperti di tusuk-tusuk . - melaporkan bahwa keefektifan intervensi
nyeri berkurang 3. Observasi TTV
- skala nyeri 1-2 3. Merupakan indicator atau
- mampu mengenali nyeri derajat nyeri yang tidak
langsung dialami.
45
- menyatakan rasa
Do : nyaman 4. Ajarkan pasien untuk
- wajah pasien tampak - tanda-tanda vital dalam melakukan teknik relaksasi
meringis Batas normal. napas dalam. 4. Memfokuskan perhatian
- skala nyeri 5 dari 0-10 membantu menurunkan
- nyeri terjadi selama ± 3- 5 tegangan otot dan
menit 5. Pertahhankan tirah baring meningkatkan proses
- TTV selama fase akut atau beri penyembuhan.
TD : 100/60 mmHg posisi nyaman.
N : 78 x / m 5. Tirah baring dalam posisi yang
S : 36,7 0 C nyaman memungkinkan
P : 19 x / m pasien untu menurunkan
6. Berikan analgetik sesuai spasme otot, menurunkan
indikasi penekanan pada bagian tubuh
tertentu.
46
2 Kerusakan Integritas Jaringan b.d Setelah dilakukan tindakan 1. lakukan hubungan teraupetik 1. Membina hubungan saling
Faktor Mekanik (Robekan). Di keperawatan selama 3 x 24 dengan pasien dan keluarga percaya antara pasien dengan
tandai dengan: jam kerusakan integritas perawat, perawat dan
Ds : jaringan dapat teratasi, 2. kaji keadaan luka (ukuran, keluarga.
Pasien mengatakan terdapat luka dengan criteria warna, kedalaman, jaringan 2. memberikan informasi dasar
akibat terkena panah - perfusi jaringan normal nekroti dan kondisi sekitar tentang kebutuhan penanaman
Do : - ketebalan dan tekstur luka) kulit dan mungkin petunjuk
- terjdapat luka pada kaki kiri jaringan normal tentang sirkulasi.
dengan ukuran luka 6,9 x 4,0 - menunjukkan 3. Berikan Informasi tentang 3. Memberikan informasi
x 1,5 x (luka 1) dan 4,5 x 4,5 terjadinya proses proses penyembuhan luka tentang status proses
x 1,5 (luka 2) penyembuhan luka penyembuhan dan
- luka tampak berwarna merah - tanda-tanda vital dalam mewaspadakan terhadap tanda
- TTV Batas normal dini infeksi
TD : 100/60 mmHg 4. peningkatan TTV menunjukan
N : 78 x / m 4. Observasi tanda-tanda vital perubahan sirkulasi dan
S : 36,7 0 C infeksi
P : 19 x / m 5. mengurangi tekanan konstan
5. mengubah posisi pasien pada area yang sama dan
sesering mungkin menimalkan resiko kerusakan
kulit
47
6. berikan perawatan luka 6. menyiapkan jaringan untuk
dengan teknik steril penanaman dan turunkan
resiko infeksi.
48
L. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
10.15
49
4. mengajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi napas dalam.
50
15.30 2. Melakukan pengkajian nyeri dalam dan nyaman dengan posisi yang di
Hasil : nyeri skala 5 dari 0-10,wajah pasien berikan
masih tampak meringis, pasien mengatakan
nyeri pada luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk . O:
- pasien tampak ramah dan koperatif
18.00 3. mengobservasi ttv - wajah pasien tampak meringis
Hasil : - skala nyeri 5 dari 0-10
TD : 110/70 mmHg - posisi pasien semi fowler / setengah duduk
N : 68x/m - kaki yang sakit diletakan di atas bantal
S : 36 ‘ c - TTV
P : 21 x m TD : 110/60 mmhg
N : 56 x / m
18.15 4. mengajarkan pasien untuk melakukan teknik S : 36 ‘ c
relaksasi napas dalam. P : 19 x/m
Hasil : pasien melakukan teknik relaksasi
A: masalah belum teratasi
18.20 5. mempertahhankan tirah baring selama fase akut
atau beri posisi nyaman. P: lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi
semi fowler / setengah duduk dan kaki yang sakit
diletakan di atas bantal
51
20.15 6. memberikan analgetik sesuai indikasi
hasil : injeksi iv antrain1 gr
52
06.00 3.mengobservasi ttv
Hasil :
TD : 110/60 mmHg A : masalah belum teratasi
N : 86x/m
S : 36 0 c P : lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
P : 20 x /m
53
3. Berikan Informasi tentang proses penyembuhan - pasien tidur dengan kepala 30’
luka - TTV
Hasil :pasien mengerti dengan penjelasan TD : 100/60 mmHg
perawat. N : 80x/m
08.30 S : 36,30 c
4. Memberikan perawatan luka dengan teknik steril P : 20 x m
dan tindakan control infeksi
54
15.00 2 1.Melakukan hubungan teraupetik dengan pasien 04-06-22
dan keluarga 21.00
Hasil : pasien dan keluarga tampak ramah dan S : pasien mengatakan nyaman dengan posisi
koperatif dengan perawat yang di berikan,luka terbalut kasa dan
mengerti dengan penjelasan perawat.
15.30 3. Berikan Informasi tentang proses penyembuhan
luka O:
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan perawat - pasien tampak ramah dan kooperatif
- luka teralut perban.
18.00 4.Mengobservasi tanda-tanda vital - posisi pasien semi fowler / setengah duduk.
Hasil :
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/m - TTV
S : 36 ‘ c TD : 110/60 mmhg
P : 21 x m N : 79 x / m
S : 36 ‘ c
18.20 5.Mengubah posisi pasien sesering mungkin P : 19 x/m
Hasil : posisi pasien semi fowler / setengah
duduk. ‘ A : masalah belum teratasi
55
21.15 2 1.Melakukan hubungan teraupetik dengan pasien 05-06-22
dan keluarga 08.00
Hasil : pasien dan keluarga tampak ramah dan S : pasien mengatakan nyaman dengan posisi
koperatif dengan perawat yang di berikan, luka terbalut kasa dan
mengerti dengan penjelasan perawat.
21.30 3. Berikan Informasi tentang proses penyembuhan
luka O:
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan perawat - pasien tampak ramah dan kooperatif
- luka teralut perban.
- pasien tidur dengan posisi kepala 30’
21.45 5.Mengubah posisi pasien sesering mungkin
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi - TTV
tidur dengan kepala 30 ‘ TD : 110/60 mmHg
05-06-22 N : 86x/m
06.00 4.Mengobservasi tanda-tanda vital S : 36,3 ‘ c
Hasil : P : 20 x m
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/m A : masalah belum teratasi
S : 36 ‘ c
P : 21 x m P : lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
56
Hari,Tgl,Jam No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
02-06-22 1 02-06-22
09.45 2. Melakukan pengkajian nyeri 14.00
Hasil : nyeri skala 4 dari 0-10,wajah pasien
S : pasien mengatakan masih merasa nyeri
tampak meringis, pasien mengatakan nyeri pada
pada luka di kaki kiri, pasien mengerti dengan
luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk.
penjelasan perawat tentang relaksasi nafas
dalam dan nyaman dengan posisi yang di
10.00 3. Mengobservasi ttv
berikan
Hasil :
TD : 110/60 mmHg
O:
N : 82x/m
- pasien tampak ramah dan koperatif
0
S : 36,8 c
- wajah pasien tampak meringis
P : 20 x m
- skala nyeri 4 dari 0-10
- nyeri terjadi selama 3-4 menit
10.15 4. Menganjurkan pasien untuk melakukan teknik
- posisi pasien 4 tidur dengan kepala 30 0
relaksasi napas dalam.
- kaki yang sakit diletakan di atas bantal
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan
- TTV
perawat dan mencoba melakukan teknik
TD : 110/70 mmhg
relaksasi
N : 76 x / m
S : 37,2 0 c
57
P : 19 x/m
10.30
5. Mempertahhankan tirah baring selama fase akut
atau beri posisi nyaman.
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi A: masalah mulai teratasisebagian
kepala 30’ dan kaki yang sakit diletakan di atas
bantal P: lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
13.00
6. Memberikan analgetik sesuai indikasi
Hasil : injeksi iv antrain1 gr
1 03-06-2022
15.30 2.Melakukan pengkajian nyeri 21.00
Hasil : nyeri skala 4 dari 0-10,wajah pasien
masih tampak meringis, pasien mengatakan S :
nyeri pada luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk pasien mengatakan masih merasa nyeri pada
terjadi selama luka di kaki kiri, pasien mengerti dengan
penjelasan petugas tentang relaksasi nafas
dalam dan nyaman dengan posisi yang di
berikan.
58
18.00 3.Mengobservasi ttv O:
Hasil : - pasien tampak ramah dan koperatif
TD : 100/70 mmHg - wajah pasien tampak meringis
N : 74x/m - skala nyeri 4 dari 0-10
S : 36, 50 c - nyeri terjadi selama 3-4 menit
P : 20 x m posisi pasien semi fowler / setengah duduk
- kaki yang sakit diletakan di atas bantal
18.15 4.Menganjurkan pasien untuk melakukan teknik - TTV
relaksasi napas dalam. TD : 110/60 mmhg
Hasil : pasien melakukan teknik relaksasi N : 69 x / m
S : 37 0c
P : 21 x/m
18.20 5.Mempertahhankan tirah baring selama fase akut
atau beri posisi nyaman.
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi
semi fowler / setengah duduk dan kaki yang sakit A: masalah mulai teratasi sebaian
diletakan di atas bantal
P: lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
20.00 6.Memberikan analgetik sesuai indikasi
Hasil : injeksi iv Antrain1 gr
59
21.30 1 2.Melakukan pengkajian nyeri 04-06-2022
Hasil : nyeri skala 4 dari 0-10,wajah pasien masih 08.00
tampak meringis, pasien mengatakan nyeri pada
luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk . S:
pasien mengatakan masih merasa nyeri pada
21.45 5.mempertahhankan tirah baring selama fase akut luka di kaki kiri, pasien mengerti dengan
atau beri posisi nyaman. penjelasan petugas tentang relaksasi nafas
dalam dan nyaman dengan posisi yang di
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi berikan
tidur dengan kepala 30 ‘dan kaki yang sakit .
Minggu,07-03- diletakan di atas bantal O:
16 - wajah pasien tampak meringis
05.00 6.memberikan analgetik sesuai indikasi - skala nyeri 4 dari 0-10
Hasil : injeksi iv Antrain1 gr - nyeri terjadi selama 3-4 menit
- posisi pasien tidur dengan kepala 30’
06.00 3.mengobservasi ttv - kaki yang sakit diletakan di atas bantal
Hasil : - TTV
TD : 110/70 mmHg TD : 110/60 mmHg
N : 68x/m N : 56x/m
S : 36 0c S : 36 0 c
P : 21 x m P : 19 x m
60
06.30 4.menganjurkan pasien untuk melakukan teknik A : masalah mulai teratasi sebagia
relaksasi napas dalam.
Hasil : pasien mampu melakukan teknik relaksasi P : lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
61
10.30 5. Mengobservasi tanda-tanda vital S : 36,6 0 c
Hasil : P : 21 x m
TD : 100/60 mmHg
N : 78x/m A: masalah mulai teratasi sebagian
S : 36,6 0 c
P : 19 x m P: lanjutkan intervensi 2,3,4,5
62
P : 19 x m 5x2 cm dengan kedalaman ± 1 cm., luka
tampak merah, tidak terdapat jaringan
18.15 5.Mengubah posisi pasien sesering mungkin nektrotik.
Hasil : posisi pasien semi fowler / setengah duduk. - luka tertutup kasa dan terbalut perban.
- pasien tidur dengan kepala 30 0
- TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 78x/m
S : 36,6 0 c
P : 21 x m
63
04-06-22 5.Mengubah posisi pasien sesering mungkin - pasien tampak ramah dan kooperatif
05.00 Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi - luka teralut perban.
tidur dengan kepala 30 0 - pasien tidur dengan posisi kepala 300
- TTV
06.00 TD : 110/60 mmHg
4.Mengobservasi tanda-tanda vital N : 56x/m
Hasil : S : 36 0c
TD : 110/70 mmHg P : 19 x m
N : 67x/m A : masalah mulai teratasi sebagian
S : 36 0 c
P : 21 x m P : lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
64
Hari,Tgl,Jam No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
04-06-22 1 1. melakukan hubungan terapeutik dengan pasien 04-06-22
08.00 dan keluarga 14.00
Hasil : pasien dan keluarga tampak ramah dan
koperatif dengan perawat S:
pasien mengatakan nyeri berkurang pada luka
09.45 2. Melakukan pengkajian nyeri di kaki kiri, pasien mengerti dengan penjelasan
Hasil : nyeri skala 3 dari 0-10,wajah pasien petugas tentang relaksasi nafas dalam dan
tampak meringis, pasien mengatakan nyeri pada nyaman dengan posisi yang di berikan
luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk .
O:
10.00 3. mengobservasi ttv - pasien tampak ramah dan koperatif
Hasil : - pasien tampak lebih rileks
TD : 110/70 mmHg - skala nyeri 3 dari 0-10
N : 82x/m - nyeri terjadi selama 2-3 menit
S : 36,8 0 c - posisi pasien tidur dengan kepala 30 0
P : 20 x m
65
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan - TTV
perawat dan mencoba melakukan teknik relaksasi TD : 110/70 mmhg
N : 76 x / m
5. mempertahhankan tirah baring selama fase akut S : 37,2 0 c
10.30 atau beri posisi nyaman. P : 19 x/m
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi
kepala 30’ dan kaki yang sakit diletakan di atas
bantal
A: masalah teratasi sebagian
6. memberikan analgetik sesuai indikasi
13.00 Hasil : injeksi iv Antrain1 grl. P: lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6,
15.30 1 2.Melakukan pengkajian nyeri 04-06-22
Hasil : nyeri skala 3 dari 0-10,wajah pasien masih 21.00
tampak meringis, pasien mengatakan nyeri pada S :
luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk . pasien mengatakan nyeri berkurang pada luka
di kaki kiri, pasien mengerti dengan penjelasan
petugas tentang relaksasi nafas dalam dan
nyaman dengan posisi yang di berikan.
66
Hasil : - pasien tampak ramah dan koperatif
TD : 100/70 mmHg - pasien tampak lebih rileks
N : 74x/m - skala nyeri 3 dari 0-10
S : 36, 50 c posisi pasien semi fowler / setengah duduk
P : 20 x m - kaki yang sakit diletakan di atas bantal
- TTV
18.15 4.menganjurkan pasien untuk melakukan teknik TD : 110/60 mmhg
relaksasi napas dalam. N : 69 x / m
Hasil : pasien melakukan teknik relaksasi S : 37 0c
P : 21 x/m
18.20 5.mempertahhankan tirah baring selama fase akut
atau beri posisi nyaman. A: masalah teratasi sebagian
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi
semi fowler / setengah duduk dan kaki yang sakit P: lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6
diletakan di atas bantal
67
Hasil : nyeri skala 3 dari 0-10,wajah pasien masih 08.00
tampak meringis, pasien mengatakan nyeri pada S :
luka kaki kiri seperti di tusuk-tusuk. pasien mengatakanm nyeri berkurang pada luka
di kaki kiri pasien dapat melakukan teknik
21.45 5.mempertahhankan tirah baring selama fase akut relaksasi nafas dalam, dan nyaman dengan
atau beri posisi nyaman. posisi yang di berikan
Hasil : pasien tetap di tempat tidur dengan posisi
tidur dengan kepala 30 0
68
4.menganjurkan pasien untuk melakukan teknik A : masalah teratasi sebagian
relaksasi napas dalam.
Hasil : pasien melakukan teknik relaksasi P : lanjutkan Intervensi 2,3,4,5,6
69
Hasil : merawat luka menggunakan metro dan N : 78x/m
Nacl 0,9% dan menutupi dengan kutti cell dan S : 36,6 0 c
kasa steril. P : 21 x m
70
N : 88x/m - luka terbalut perban.
S : 36,2 0 c - posisi pasien semi fowler / setengah duduk.
P : 19 x m - TTV
TD : 100/60 mmhg
18.20 5. Mengubah posisi pasien sesering mungkin N : 76 x / m
Hasil : posisi pasien semi fowler / setengah S : 36, 0 c
duduk. ‘ P : 20 x/m
71
04-06-22 4.Mengobservasi tanda-tanda vital - TTV
06.00 Hasil : TD : 100/60 mmHg
TD : 100/70 mmHg N : 84 x/m
N : 79 x/m S : 36, 30 c
S : 36,50 c P : 19 x m
P : 21 x m
A : masalah teratasi sebagian
72
73