OLEH:
KELOMPOK 6
PRODI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2019
HALAMAN RINGKASAN
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menyelimuti seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit atau sistem integument
merupakan organ tubuh manusia yang paling besar karena fungsinya sebagai
pembungkus seluruh tubuh manusia. Kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu
epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar, dermis (korium, kutis, kulit
jangat), dan subkutis atau jaringan lemak yang terletak dibawah dermis.
Jaringan saraf kulit mengandung sensor somatik dan serat simpatik
otonom. Sensor fiber (ujung saraf bebas) atau dalam hubungannya dengan struktur
yang spesial (reseptor korpuskula) memiliki fungsi pada setiap titik di tubuh
sebagai reseptor sentuhan, rasa sakit, suhu, gatal, dan rangsangan mekanik.
Beberapa fungsi kulit, yaitu :
1. Termoregulasi
2. Reservoir Darah
3. Proteksi
4. Ekskresi & Absorbsi
5. Cutaneous Sensations
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi
pada umumnya kulit dibagi menjadi tiga lapis jaringan yaitu epidermis,
dermis, dan lapis lemak di bawah kulit. Lapis terluar adalah stratum
korneum atau lapis tanduk yang terdiri dari sel mati berkeratin padat dan
berlapis-lapis. Oleh karena sifat alami dari stratum korneum ini, maka nilai
koefisien difusi dari jaringan ini kurang lebih seribu kali lebih kecil
daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat Barrier stratum
korneum lebih tinggi dan umumnya tidak dapat ditembus oleh obat.
Stratum korneum merupakan barrier untuk menahan keluar masuknya zat-
zat kimia. Komponen sel yang utama adalah protein, lemak, air yang
tersusun dalam struktur yang teratur (Idson & Lazarus, 1994)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kulit?
2. Apa saja struktur lapisan pada kulit?
3. Apa itu saraf kulit?
4. Apa saja fungsi kulit?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi kulit.
2. Untuk mengetahui dan memahami struktur lapisan kulit.
3. Untuk mengetahui pengertian dan apa saja saraf kulit itu.
4. Untuk mengetahui fungsi kulit.
1
BAB II
MATERI
A. PENGERTIAN KULIT
3
b. Stratum lusidium : lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang
sangat gepeng dan bening. Membran yang membatasi sel-sel
tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara keseluruhan
seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada daerah
tubuh yang berkulit tebal seperti telapak kaki dan telapak tangan.
c. Stratum granulosum : lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal
yang agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi
butiran (granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan bahan
kimia masuk ke dalam tubuh.
d. Stratum spinosum : lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel
berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di tengan dan
sitoplasmanya berisi berkas serat yang terpaut pada desmosom
(jembatan sel). Desmosom merupakan sel induk epidermis yang
banyak terdpat pada membran sel.
e. Stratum malpigi : unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan
kimia yang khas. Inti bagian basal lapis taju mengandung kolestrol
dan asamasam amino. Stratum malpigi merupakan lapisan terdalam
dari epidermis yang berbatasan dengan dermis dibawahnya dan
terdiri atas selapis sel berbentuk kubus. Diantara sel epidemis
terdapat melanosit, sel langerhans, dan sel-sel merkel.
1) Melanosit adalah sel-sel epidermis yang berasal dari krista
neuralis embriologik. Melanosit menghasilkan melanin dan
terletak sendirian di dalam lapisan basal, tampak sebagai sel
jernih besar.
2) Sel-sel Langerhans merupakan Non Keratinosit yang terletak
pada Suprabasal Lapisan Epidermis Sel-sel Langerhans adalah
sel-sel dendrit jernih yang terletak diantara sel-sel startum
spinosum. Sel-sel ini dianggap sebagai sel yang memproses
antigen. Sel-sel langerhans adalah sel utama dalam epidermis
4
Yang bertanggung jawab untuk pengenalan, penyerapan,
pengolahan dan penyajian antigen larut yang peka terhadap
limfosit T.
3) Sel-sel merkel adalah sel-sel neuron-endokrin yang terdapat di
dalam lapisan basal epidermis. Sel-sel ini tidak dapat dikenali
dengan potongan histologik rutin, tetapi dapat diidentifikasi
pada mikrograf elektron dengan adanya granul neurosekretorik
sitoplasmik.
2. Dermis
Terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin yang berada di
dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin
mukopolisakarida. Serabut kolagen dapat mencapai 72% dari
keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak. Di dalam dermis
terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut, papila rambut,
kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak
rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut
lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Eroschenko,
2012). Dalam dermis, setidaknya ada dua lapisan, yakni :
a. Lapisan papilia : Lapisan ini mengandung lekuk-lekuk papilia
sehingga stratum malpigi juga ikut melekuk. Lapisan ini
mengandung lapisan pengikat longgar yang membentuk lapisan
bunga karang yang diebut lapisan startum spongeosum. Lapisan
papila terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan retikulin yang
tersusun membentuk jaring halus yang terdapat dibawah epidermis.
Lapisan ini memegang peranan penting dalam peremajaan dan
penggandaan unsur-unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk
alas dari serabut yang masuk ke dalam membran basal di bawah
epidermis.
b. Lapisan retikulosa : Lapisan ini mengandung jaringan pengikat
rapat dan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini
5
tersusun bergelombang, mangandung sedikit serat retikulin,
dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat
tersebut terbentuklah garis ketegangan kulit.
3. Hipodermis atau Subkutis
Hipodermis atau lapisan subkutis (tela subcutanea) tersusun atas
jaringan ikat dan jaringan adiposa yang membentuk fasia superficial
yang tampak secara anatomis. Hipodermis ini terdiri dari sel-sel lemak,
ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening,
kemudian dari beberapa kandungan yang terdapat pada lapisan ini
sehingga lapisan hipodermis ini memiliki fungsi sebagai penahan
terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada
tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan
cadangan makanan (Eroschenko, 2012). Sel-sel lemak membentuk
jaringan lemak pada lapisan adiposa yang terdapat pada susunan
lapisan subkutan untuk menentukan mobilitas kulit diatasnya. Bila
terdapat lobulus lemak yang merata, hipodermis membentuk bantal
lemak yang disebut pannikulus adiposus. Bagian superfisial
hipodermis mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut. Dalam
lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena,
dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit
dibawah dermis.
C. SARAF KULIT
Dalam semua lapisan kulit dan hipodermis terdapat banyak badan
akhir sel saraf. Folikel rambut dipersarafi secara terpisah dari ujung-ujung
bebas saraf sensoris tidak bermielin yang terdapat di dalam atau dekat
epidermis, selain serat saraf sensorik terdapat saraf eferen simpatis yang
mempersarafi pembuluh darah, otot penegak rambut, dan sel-sel sekretorik
kelenjar keringat.
6
Jaringan saraf kulit mengandung sensor somatik dan serat simpatik
otonom. Sensor fiber (ujung saraf bebas) atau dalam hubungannya dengan
struktur yang spesial (reseptor korpuskula) memiliki fungsi pada setiap
titik di tubuh sebagai reseptor sentuhan, rasa sakit, suhu, gatal, dan
rangsangan mekanik. Saraf sensor secara umum menyediakan beruas-ruas
kulit, namun ada beberapa batas yang tidak tepat dan menyebabkan
persarafan tumpang tindih pada bagian tertentu. Persarafan otonom tidak
mengikuti pola yang sama secara persis karena serat postganglionik
didistribusikan pada kulit berasal dari rantai ganglia simpatik dimana serat
preganglionik berbeda dari beberapa saraf spinal sinaps. Secara mekanik,
dengan adanya saraf pada kulit yang berfungsi sebagai reseptor manusia
bisa merasakan sensasi suhu.
D. FUNGSI KULIT
a. Termoregulasi
Kulit berkontribusi pada termoregulasi tubuh dengan dua cara,
yaitu dengan cara melepaskan keringat dari permukaan dan
menyesuaikan aliran darah di dermis. (Tortora & Derrickson, 2009).
b. Reservoir Darah
Dermis mempunyai jaringan pembuluh darah yang luas yang mana
membawa 8-10% dari total pembuluh darah dalam manusia dewasa
yang sedang beristirahat (Tortora & Derrickson, 2009).
c. Proteksi
Kulit memproteksi tubuh dengan berbagai cara. Keratin membantu
proteksi jaringan dibawahnya dari mikroba, abrasi, panas, dan kimia.
Selain itu, pigmen melanin juga membantu proteksi dari efek
berbahaya sinar ultraviolet (Tortora & Derrickson, 2009).
d. Ekskresi & Absorbsi
Walaupun stratum korneum bersifat tahan air, sekitar 400 mL air
menguap melaluinya setiap hari. Keringat berperan sebagai melepas air
7
dan panas dari tubuh, selain itu keringat juga sebagai transportasi
untuk ekskresi beberapa jumlah garam, karbon dioksida, dan 2
molekul organic yang dihasilkan oleh pemecahan protein: amonia dan
urea. Ada beberapa absorbsi zat-zat yang larut air melalui kulit, namun
ada juga beberapa vitamin yang larut lemak (A, D, E, & K), beberapa
obat, dan gas oksigen serta gas karbondioksida dapat menembus kulit.
Beberapa material toksik seperti aseton dan karbon tetraklorida, garam
dari logam berat seperti timah, arsen, merkuri juga dapat diabsorbsi
oleh kulit (Tortora & Derrickson, 2009).
e. Cutaneous Sensations
Cutaneous Sensations adalah sensasi yang timbul di kulit, termasuk
sensasi taktil; sentuhan, tekanan, dan getaran; sensasi termal seperti
panas dan dingin. Cutaneous Sensations yang lain adalah rasa sakit,
biasanya sakit adalah indikasi adanya jaringan yang akan atau rusak.
8
BAB III
KAJIAN KASUS
Beberapa kasus luka atau penyakit kulit pada bayi dalam kebidanan :
1. Eritema toksikum
Eritema toksikum merupakan kondisi kulit ringan yang
berlangsung sementara. Kondisi ini hanya memiliki gejala berupa ruam
pada kulit. Sebanyak 30-70% bayi yang lahir cukup bulan akan mengalami
kondisi ini.
Pada bayi yang mengalami eritema toksikum, akan tampak bintik-
bintik kecil yang menonjol dengan kemerahan di sekitarnya, terkadang
disertai dengan nanah. Kondisi ini ditemukan pada wajah, badan, lengan,
dan tungkai bagian atas.
3. Milia
Milia juga termasuk penyakit kulit yang sering terjadi pada bayi.
Milia pada bayi ditandai dengan lenting-lenting kecil berukuran 1-3 mm,
berwarna bening atau kekuningan. Milia terjadi pada 40-50% bayi cukup
bulan, Pada bayi yang lahir kurang bulan atau prematur, penyakit kulit ini
lebih jarang dialami.
9
4. Dermatitis
Kulit bayi yang lebih tipis dan sensitif membuat bayi lebih rentan
mengalami dermatitis. Penyakit ini dapat disebabkan kulit yang kering,
iritasi, maupun alergi. Kondisi ini umum dialami pada anak usia 6 bulan
hingga 5 tahun.
Kulit bayi akan tampak merah, gatal, dan tampak bersisik saat
terjangkit dermatitis. Pada bayi berusia di bawah 6 bulan, dermatitis sering
terjadi pada pipi, dagu, dahi, dan kulit kepala. Pada usia yang lebih besar,
yaitu 6 bulan hingga 12 tahun, dermatitis lebih banyak dialami pada
bagian tubuh lain, seperti siku dan lutut ketika bayi mulai belajar
merangkak.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Eritema toksikum
Pada Eritema toksikum, bila terjadinya kemerah-merahan maka
lapisan yang terlibat adalah lapisan epidermis atau melanosit nya
bermasalah. Kasus ini atau penyakit kulit ini hanya terjadi sementara maka
melanosit ini pun bekerja bukan karena melanosit nya rusak.
Hindari penggunaan lotion saat bayi terkena jerawat, terutama lotion yang
mengandung minyak. Cuci wajah bayi Anda dengan sabun bayi yang
lembut dan air sekali sehari. Tepuk wajahnya dengan lembut dengan
handuk sampai kering.
11
3. Milia
4. Dermatitis
12
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia memiliki lapisan terluar yang menyelimuti seluruh
tubuhnya. Secara kasat mata, lapisan tersebut terkesan hanya berfungsi
sebagai penahan benturan agat tidak terjadi peradangan pada organ dalam.
Lapisan tersebut biasa dikenal dengan sebutan kulit. Kulit adalah lapisan
atau jaringan yang menyelimuti seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari
bahaya yang datang dari luar. Kulit atau sistem integument merupakan
organ tubuh manusia yang paling besar karena fungsinya sebagai
pembungkus seluruh tubuh manusia. Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2
meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika
tanpa lemak (Tranggono, 2007).
Kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari)
sebagai lapisan yang paling luar dan dermis (korium, kutis, kulit jangat),
dan subkutis atau jaringan lemak yang terletak dibawah dermis. Pada
kasus kulit pada kebidanan rentan terjadi pada lapisan kulit epidermis dan
dermis yaitu pada bayi baru lahir.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/DELL/Downloads/BAB%201.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41547/3/jiptummpp-gdl-monicarose-50794-3-babii.pdf
http://repository.unair.ac.id/25569/12/12.%20Bab%202.pdf
https://www.sehatq.com/artikel/tidak-semua-penyakit-kulit-pada-bayi-berbahaya
Michael F. Rizen, dkk, Menjadi Remaja Sehat: Panduan Remaja Dan Orangtua
Untuk Kesehatan Usia Puber, terj. Rani Sundari Ekawati, (Bandung: Mizan,
2012), 26
Ridwan Abdullah Sani, Sains Berbasis Alquran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2014), 176
iv