Anda di halaman 1dari 30

BUKU SAKU

FORMULATOR
KOSMETIK FARMASI
KELOMPOK 5

JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU


KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 0
KATA PENGANTAR

Buku Saku Formulator Kosmetik Farmasi ini ditulis dengan tujuan untuk
membantu mahasiswa Farmasi agar dapat mengerti dengan baik tentang kulit dan
adneksa kulit serta masalah kulit dan formulasi sediaan kosmetik yang sangat
dibutuhkan dalam bidang Farmasi. Dengan buku ini Mahasiswa dapat menghemat
waktu untuk tidak mencatat semua materi kuliah secara lengkap, cukup mencatat
yang pokok-pokoknya saja di dalam elas kuliah, karena dengan buku ini dapat
meengkapi pemahaman tentang materi kosmetologi. Buku ini dibuat sedemikian
ringkasnya, sehingga dapat mudah dipahami.

Penulis sangat menyadari bahwa buku Saku Formulator Kosmetik Farmasi ini
masih banyak kekurangan-kekurangannya dan mungkin juga masih ditemukan
adanya kesalahan-kesalahan yang tidak disadari oleh penulis. Kritikan dan saran yang
bersifat positif terhadap isi buku ini akan penulis terima dengan senang hati.

Romang Polong-Gowa, Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I

Kulit dan Adneksa Kulit.......................................................................................... 3

BAB II

Masalah Pada Kulit .............................................................................................


...............................................................................................
.. 11

BAB III

Pertimbangan Pemilihan Bahan Kosmetik............................................................ 14

BAB IV

Formula Kosmetik ..................................................


.................................................................................................
............................................... 26

Daftar Pustaka

2
BAB I

KULITT DAN ADNEKSA KULIT

A. Kulit

1. Definisi
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.
Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan
kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang
vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Djuanda,
2007).

2. Anatomi kulit secara histopatologik

3
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
(Djuanda, 2007) :
a) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas :

1. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan


epidermis paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat
melanosit. Melanosit adalah sel dendritic yang membentuk melanin. Melanin
berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari.
2. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga
prickle cell layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat
dan tebal. Terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan makin
gepeng bentuknya. Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen.
3. Lapisan granular atau stratum granulosum (Lapisan Keratohialin). Lapisan
granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul)
keratohialin yang basofilik. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
4. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah
lapisan korneum. Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
5. Lapisan tanduk atau stratum korneum. Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar

yang terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Pada permukaan
p ermukaan lapisan ini sel-sel
mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat.

4
b) Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen
selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni:
1. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
2. Pars retikulaare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan.
Bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin,
dan retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea.

5
c) Lapisan subkutis
Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang memisahkan
dermis dan subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke

pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Jaringan subkutan mengandung


mengandun g syaraf,
pembuluh darah dan limfe, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan
terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas,
bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.
B. Adneksa kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelanjar kulit, rambut, dan kuku (Djuanda , 2007)
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri dari:
a) Kelenjar keringat
Ada dua macam yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis
dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih
dalam dan sekretnya lebih kental. Fungsi dari kelenjar keringat meliputi mengatur
suhu. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat di
selaput lendir. Sedangkan kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang
bermuara ke folikel rambut.
b) Kelenjar palit (Glandula sebasea)
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki.
Kelenjar ini disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret

kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat di lumen akar rambut
(folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen,
wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anak-
anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak
serta mulai berfungsi secara aktif.
c) Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum)
korneum) yang menebal.
Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail
( nail root), bagian

6
yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku
(nail plate)
plate) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh
dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per minggu.
d) Rambut

Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang
berada di luar kulit (batang rambut).
C. Fungsi kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
Adapun fungsi utama kulit adalah (Djuanda,2007):
a) Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan
gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar.
lua r.
b) Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
16
c) Fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
d) Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis sehingga
kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas
diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis, rangsangan dingin
diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan
diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila dermis, dan rangsangan
tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.

7
e) Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,
peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada

waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan
keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu
panas.
f) Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan 17
jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit
ras maupun individu.
g) Fungsi kreatinisasi
Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
h) Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D
D. Mikroba pada kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda,
tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk
pertumbuhannya. Adapun mikroba yang sering dijumpai pada pemeriksaan penyakit
di kulit, yaitu :

a. Staphylococcus aureus
b. Staphylococcus epidermidis
c. Propionilbacterium acnes
d. Jamur (Pityrosporum ovale dan Pityrosporum orbiculare)
orbiculare)

8
E. Rambut

a) Definisi rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut terdiri atas
bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) 18
dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe
rambut yaitu rambut velus yaitu rambut halus yang sedikit mengandung
pigmen dan rambut terminal yaitu rambut kasar yang mengandung banyak
pigmen (Djuanda,2007).
b) Anatomi rambut

Rambut terdiri dari batang dan akar rambut. Batang rambut adalah Bagian
rambut yang ada di luar kulit. Jika batang rambut kita potong melintang, maka
terlihat tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
1) Kutikula yang terdiri dari sel-sel saling keratin yang datar (pipih) dan
saling bertumpuk. Lapisan ini keras dan berfungsi melindungi dari
kekeringan dan masuknya senyawa-senyawa asing dari luar ke dalam
rambut.
2) Korteks rambut adalah lapisan yang lebih dalam, terdiri dari serabut
polipeptida yang memanjang, tersusun rapat. Lapisan ini sebagian besar

9
terdiri dari pigmen rambut dan rongga-rongga udara. Struktur korteks
menentukan tipe rambut: lurus, berombak, atau keriting.
3) Medulla rambut dapat disamakan dengan sumsum rambut. Ia terdiri dari
tiga atau empat lapis sel kubus, berisi keratohyalin, butir-butir lemak, dan

rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medulla.


4) Akar rambut atau folikel rambut terletak di dalam lapisan dermis kulit.
Folikel rambut dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah yang
memberikan makanan.
Akar rambut terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Umbi rambut adalah bagian rambut yang akan terbawa jika rambut kita cabut.
2. Papil rambut adalah baigan yang akan tertinggal di dalam kulit meskipun rambut
dicabut sampai ke akar-akarnya, sehingga akan terjadi pertumbuhan rambut baru
kecuali jika papil rambut itu dirusak, misalnya dengan bahan kimia atau arus
listrik (Djuanda,2007).
c) Siklus pertumbuhan rambut
Rambut tumbuh secara siklik. Siklus pertumbuhan rambut secara normal adalah
sebagai berikut :
1) Fase anagen : disebut juga sebagai fase pertumbuhan dimana sel-sel matriks
melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas.
Lamanya fase ini adalah 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh 0,35mm per hari.
2) Fase katagen : merupakan masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan

ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian
di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada
(club). Masa ini berlangsung 2-3 minggu.
3) Masa telogen : merupakan masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel
dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan
terdorong keluar.
Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari sedangkan masa telogen sekitar 100
hari. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia berkisar 100.000 dengan jumlah
rambut yang rontok perhari sekitar 100 helai (Djuanda,2007)

10
BAB II
MASALAH PADA KULIT
A. Jerawat

Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada masa remaja
bahkanhingga dewasa yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustule,

nodus, dan kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung.
Penyebab jerawat adalah hyperkeratosis di bagian stratum korneum kulit,
penumpukan keratin pada lapisanstratum korneum kulit dapat menyebabkan
tertutupnya pori-pori kulit sehingga banyak bakteri di lapisan kulit karena
kelenjar lemakatau kelenjar minyak terus memproduksi dan bakteri akan
berkembang karena ada nutrisi yang diperoleh sedangkan udara dan air tidak
mampu menembus pori-pori kulit untuk membrsihkan karena tertutupi oleh
tebalnya keratin di permukaan kulit, sehingga bakteri-bakteri berkembang pesat
dan menimbulkan jerawat.
Oleh karena itu, bahan-bahan yang dapat mengatasi jerawat adalah
pertama scrub yang dapat mengelupas atau mengangkat sel-sel kulit mati yang
menumpuk di stratum korneum, kedua bahan-bahan antibotik atau bahan-bahan
antiseptic yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri seperti
antibiotik Gentamicin atau bahan antiseptik seperti alcohol.
Jadi, kosmetik yang dapat diformulasikan adalah kosmetik jenis
pembersih wajah dengan
den gan basis air dalam
d alam bentuk krim
k rim sehingga dapat mengangkat
sel-sel kulit mati yang ditambahkan bahan scrub yang dapat mengelupaskan sel-

11
sel kulit mati yang keras dan menebal pada lapisan stratum korneum kulit serta
dilengkapi atau ditambahkan akohol dengan konsentrasi yang dapat diterima kulit
wajah sehingga dapat membunuh bakteri-bakteri di wajah dan menghalangi
munculnyakembali bakteri-bakteri tersebut.

B. Kulit Kusam

Kulit kusam merupakan masala kulit


kulit yang paling sering terjadi karena
disebabkan oleh paparan sinar matahari. Namun, pokok masalah kulit ini terjadi
karena menumpuknya sel kulit mati pada lapisan stratum korneum dan ketika
terkena sinar UV maka kulit akan semakin kering dan akan terlihat kusam karena
kulit juga kekurangan air di lapisan epidermis.
epidermis.
Oleh karena itu, bahan-bahan yang dapat mengatasi kulit kusam adalah
pertama scrub yang dapat mengangkat sel-sel kulit mati, kedua, vitamin c yang
dapat berfungsi sebagai antianging yang dapat mencerahkan kulit. Ketiga, AHA
dan Vit. B3 yang dapat membuat kulit wajah cepar beregenerasi sehingga lapisan
kulit mati yang menyebabkan kulit terlihat kusam dapat terangkat.
Jadi, jenis kosmetik yang dapat mengatasi kulit wajah kusam, pertama
adalah pembersih wajah yang mengandung scrub sehingga dapat mengelupas
sel-sel kulit mati pada lapisan stratum korneum dan kedua berupa kosmetik krim
khusus penggunaan di malam hari dengan kandungan AHA dan B3 sehingga
dapat meregenerasi kulit saat di malam hari atau saat tidur.

12
C. Flek Hitam

Flek hitam merupakan masalah kulit yang ditandai dengan adanya bintik
hitam datar pada kulitwajah yang terbentuk akibat peningkatan melanin atau
pigmen alami kulit. Penyebab flek hitam adalah karena meningkatknya produksi
p roduksi
melanin pada lapisan stratum basal terutama setelah kulit terpapar sinar UV
Oleh karena itu, bahan-bahan yang dapat mengatasi masalah ini adalah
bahan bahan yang dapat menghambat pembentukan
pembentu kan melanin atau melanogenesis
melanog enesis
dan bahan-bahan antioksidan sehingga dapat menghambat oksidasi asam
aminotirosin menjadi L-DOPA kemudianmenjadi dopakuinon seperti bahan
asam elagikdn vitamin e danbahan SPF untuk melindungi kulit dari paparan sinar
UV
Jadi, jenis kosmetik yang dapat mengatasi masalah flek hitam adalah
jenis kosmetik dalambentuk sediaan krim wajah dengan kandungan vitamin E
untuk menghambat melanogenesis kulit dan kandungan SPF untuk melindungi

kulit dari paparan sinar UV.

13
BAB III
PERTIMBANGAN PEMILIHAN BAHAN KOSMETIK

Kosmetika itu sendiri mengacu pada bahan atau sediaan yang dimaksudkan
dimaksudkan

untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM,2011).
Bentuk sediaan kosmetik cukup beragam. Umumnya, bentuk sediaan kosmetik
berupa cairan, krim, suspensi dan serbuk. Dari beberapa bentuk sediaan tersebut, krim
adalah yang paling banyak dipilih sebagai bentuk sediaan kosmetik terutama untuk
produk perawatan kulit. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Biasanya sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air dan lebih ditujukan
untuk penggunaan kosmetika dan estetika (FI edisi V, 2014)

Ciri-ciri kosmetik yang mengandung bahan berbahaya


berbaha ya seperti :
1. Tidak Ada Izin BPOM atau Lembaga Kesehatan
Krim-krim pemutih berbahaya sudah pasti tidak masuk dalam daftar BPOM
Indonesia. Hati-hati jika ada krim yang mencantumkan nomor registrasi atau
apapun, cek kebenarannya.
2. Warna Krim Mengkilap
Warna dalam krim abal-abal yang biasanya dimasukkan dalam wadah jar
memiliki warna yang menyolok. Seringkali pewarna yang digunakan adalah
pewarna berbahaya. Curigai krimyang berwarna kuning atau putih mengkilap
seperti mutiara.
3. Tidak Tercampur Rata dan Lengket
Krim pemutih abal-abal biasanya lengket karena dicampur dengan bedak. Selain
itu, krim terasa kasar saat dipakai. Beberapa krim pemutih berbahaya kadang
terpisah, ada bagian yang berminyak atau padat dalam satu kemasan.

14
4. Bau Menyengat
Kosmetik seringkali menimbulkan reaksi setelah dipakai. Pada kosmetik yang
mengandung bahan berbahaya, kulit akan terasa panas, perih, memerah atau
gatal. Penjual biasanya berkilah itu adalah reaksi biasa, tetapi ini adalah bukti

bahwa kosmetik tersebut mengandung bahan keras yang tidak cocok untuk
kulit.

a) Kulit Merah Saat Kena Matahari


Kulit memiliki perlindungan alami, sehingga dia tidak akan merah meskipun
Anda berdiri di bawah matahari yang terik. Tetapi bila kulit mulai memerah
jika terkena matahari, maka kemungkinan ada lapisan kulit telah rusak.
b) Kulit Putih Pucat dan Tidak Alami
Krim pemutih yang aman akan memberikan hasil putih cerah atau putih
normal seperti kulit Anda yang jarang terkena sinar matahari. Krim pemutih
berbahaya biasanya memberi hasil putih yang sangat putih seperti kertas
HVS, pucat, bahkan keabu-abuan. Jika pemakaian krim pemutih dihentikan,
wajah akan tampak menggelap, sehingga muncul ketergantungan untuk terus
memakai krim berbahaya tersebut. Semakin lama dipakai, racun semakin
menumpuk dalam tubuh dan jaringan kulit pada akhirnya akan semakin rusak.
c) Bahaya Menggunakan Kosmetik yang Tidak Ramah Lingkungan
Beberapa alasan diutarakan mengapa tidak menggunakan produk yang tidak

ramah lingkungan. Ada berbagai alasan yang diutarakan ahli kecantikan.


Salah satunya bahaya bagi diri kita sendiri. Sehingga berikut beberapa
informasi tambahan mengenai kosmetik tidak ramah lingkungan, yaitu :
1. Kandungan Paraben
Jika anda tidak tahu, dalam kosmetik yang berlabel non alami mengandung
bahan dengan nama paraben. Setelah diteliti banyak ahli, paraben ini
mengandung bahan-bahan yang menyebabkan tumor dan juga kanker
payudara pada wanita. Untuk itu, ada baiknya menghindari bahan tersebut
dari sekarang.

15
2. Instan dan tidak aman
Jika anda merasa kelebihan beberapa kosmetik menyebabkan perbedaan anda
lebih instan, itu bukanlah kelebihan melainkan kekurangan kosmetik tersebut.
Dengan begitu terkandungnya bahan kimia yang berat dalam kosmetik

tersebut. jika menggunakan bahan alami, pasti akan berubah namun


membutuhkan proses. Sehingga ketika berhasil mengalami perubahan menjadi
lebih cantik dan sehat, akan bertahan lama. Tidak seperti kosmetik yang instan
dan cepat berubah namun berbahaya dan juga cepat kembali ke kondisi
semula jika tidak digunakan.
3. Tiruan
Kosmetik tidak ramah lingkungan mudah sekali ditiru. Karena bahan kimia
yang sudah mudah didapat dimana-mana sekarang ini menyebabkan kita tidak
tahu mana kosmetik yang asli dan juga palsu. Untuk itu, jika dibuat dari bahan
ramah lingkungan maka kita dapat mengetahui, kosmetik mana yang asli dan
juga tiruan. Ada baiknya anda memilih kosmetik
k osmetik ramah lingkungan mulai dari
sekarang.
4. Kemasan yang berbahaya
Beberapa orang menyepelekan produk yang memiliki kemasan berbahaya.
Karena berpikir kita tidak akan menggunakannya. Kita memang tidak
menggunakannya, namun kita terkena bahannya secara tidak langsung
sehingga tidak baik jika kita menggunakan kosmetik non ramah lingkungan

5. Zat Berbahaya pada Kosmetika


Banyak bahan kimia yang terdapat dalam kosmetik dan membahayakan. tanpa
disadari telah menyababkan gangguan kesehatan pada tubuh. Berikut bahan-
bahan yang sering digunakan para produsen dalam membuat kosmetik

1. Diethanolamine (DEA)
Biasanya ada dalam shampoo, moisturizer, sabun, dan pembersih lainnya sebagai
surfaktan (pembuat busa) dan pengental supaya bentuknya creamy. DEA
berpotensi sebagai pengacau hormon. Bereaksi dengan nitrile dari produk yang

16
membentuk nitrosamine yang menyebabkan kanker (terutama pada hati dan
ginjal). Menyebabkan penurunan kadar kolin yang dibutuhkan untuk
perkembangan otak janin. Efek itu terjadi dengan
d engan adanya cocamide dan lauramide
DEA.

2. Formaldehyde
Fungsinya sebagai pengawet. Ada dalam berbagai body product, antiperspirant,
kuteks, lem bulu mata, dan cat rambut. Golongan formaldehyde dalam kosmetik
adalah Imidazolidinyl Urea and DMDM Hydantoin, Bronopol, Paraformaldehyde,
benzylhemiformal, 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane, diazolidinyl urea, Quaternium-
15, sodium hydroxymethyl glycinate, dan Methenamine. Menyebabkan keracunan
sistem imun, iritasi saluran pernafasan dan kanker pada manusia.
3. Fragrance
Fragrance dapat mengandung banyak bahan kimia seperti phthalates, synthetic
musk, dan ethylene oxide. Silahkan membaca tentang ketiganya di link ini :
phthalates, synthetic musk, ethylene oxide. Semuanya bersifat sebagai
pengganggu hormon, mengacaukan aktivitas hormon androgen dan estrogen
dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan kanker pada organ/bagian tubuh yang
berkaitan dengan reproduksi (ovarium, serviks) yang paling banyak
ban yak kasus kanker
payudara. Phthalates mengganggu aktivitas hormon sehingga dapat memicu
obesitas dan perkembangan organ reproduksi. Terlalu banyak terpapar bahan
berbahaya dalam parfum dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, perubahan

tingkah laku, iritabilitas.

Bahan pencerah kulit adalah setiap bahan atau kombinasi bahan yang dapat
mengganggu suatu langkah dari jalur melanogenesis, transfer melanin, atau
deskuamasi yang menghasilkan penurunan pigmentasi pada permukaan kulit baik
berasal dari sumber alami dan sintetis. Namun, bahan aktif ini ada pula yang memiliki
efek membahayakan kesehatan. Olumide, dkk, 2008 melaporkan bahwa merkuri,
hidrokuinon, dan kortikosteroid adalah bahan aktif utama dalam kosmetik pemutih

17
kulit yang digunakan di Afrika. Padahal bahan tersebut berbahaya bagi kesehatan
apalagi jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
a. Merkuri
Kasus keracunan merkuri dan komplikasi kulit karena penggunaan krim pemutih

kulit telah dilaporkan sejak tahun 1970-an (Barr, R.D., B.A. Woodger,
1973);(Peregrino dkk, 2011). Merkuri diketahui bersifat racun kumulatif yang dapat
diserap melalui kulit dan dapat menyebabkan kondisi gangguan kulit terlokalisasi
yang serius (Park, H., 2011)
b. Hidrokuinon
Hidrokuinon memiliki efek yang berbahaya atau beracun jika digunakan sebagai
salah satu bahan aktif utama dalam krim pemutih kulit. Efek terhadap kesehatan
seperti neuropati, ochronosis eksogen, dan leukoderma dengan depigmentasi mirip
confetti setelah paparan jangka panjang (Kooyers, T.J., 2004)
c. Kortikosteroid
Krim kortikosteroid dijual di banyak negara dengan resep untuk mengobati
kondisi peradangan. Namun, di banyak negara Afrika, kortikosteroid juga digunakan
untuk efek pemutihan kulit (Gaudiano et al, 2010). Meskipun terdapat efek
menguntungkan dari kortikosteroid tetapi lebih banyak efek samping pada
penggunaan jangka panjang. Salah satunya adalah penipisan epidermal atau atrofi,
yang dimulai setelah 3-14 hari dari aplikasinya (Wiedersberg dkk, 2008).
d. Titanium dioksida

Titanium dioksida banyak digunakan secara luas sebagai bahan tabir surya
karena nilai indeks refraksinya yang tinggi (menyebarkan cahaya yang diterima)
sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap sinar matahari (Carretero, M.I.,
2010). Popularitas tabir surya terus meningkat karena dapat menghindari kanker
ataupun antipenuaan. Penggunaan tabir surya yang mengandung titanium dioksida
menyebabkan kulit lebih putih karena indeks reflektifnya yang besar (2,6) dan ukuran
partikelnya (Antoniou dkk, 2008). Nohynek dkk, 2007 menyatakan bahwa
penggunaan partikel berukuran nano dari titanium dioksida atau seng oksida dalam
produk kosmetik atau tabir surya tidak memiliki resiko kesehatan. Namun, studi

18
terbaru menunjukkan titanium dioksida menginduksi penyakit peradangan kronis
pada tikus (Park, 2009) dan sitotoksisitas pada sel-sel saraf manusia dan fibroblast
(Jin, dkk. 2008;Lai, dkk, 2008). Hal ini menjadi pertimbangan pembatasan
penggunaan titanium dioksida dalam kosmetik, termasuk tabir surya.

A. Bentuk Sediaan

1. Bentuk Cair (liquid)


Bentuk sediaan yang dapat tumpah dan tersusun dari zat-zat cair. Jenis bentuk
sediaan cair adalah, larutan, lotion dan suspensi.
Larutan (solution)
(solution) larutan adalah bentuk sediaan liquid ((air)
air) yang jernih,
homogen yang mengandung satu atau lebih
lebih zat kimia yang larut dalam pelarut
atau campuran dari zat-zat yang saling melarutkan). Berdasarkan tipe pelarutnya,
larutan di bagi menjadi 3;
a) Water based solution, yaitu larutan yang mengandung air sebagai agen nya.
misalnya, make up remover, sabun pencuci tangan, sampo dan lain-lain
b) Hydroalcoholic solution, yaitu larutan yang mengandung campuran air dan
alkohol sebagai agennya. contohnya ; toner, mouthwash
mouthwash,, after shave cologne, hair
spray
c) Anhydrous, (tidak mengandung air) larutan yang mengandung zat-zat selain air di
dalamnya, misalnya nail polish remover (cairan pembersih kuteks). Sebelum kita

membahas lotion dan suspensi, saya akan terlebih dahulu membahas mengenai
emulsi, karena lotion adalah salah satu dari jenis emulsi
e mulsi .
Mayoritas bahan-bahan mentah kosmetik tidak saling melarutkan atau larut
sebagian (tidak sempurna) dalam hal ini diperlukan formulasi yang dapat
mengabungkan zat-zat yang saling tidak melarutkan tersebut. Sehingga dikenallah
istilah emulsi.
1) Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak
tidak saling
melarutkan, dimana satu cairan terdispersi dalam bentuk droplet (fase
terdispersi(fase internal) di dalam cairan lainnya (fase kontinyu(fase eksternal ),

19
yang secara umum distabilkan oleh satu atau lebih agen pengemulsi (emulsifying
agents) . Berdasarkan definisi ini terdapat tiga bahan dasar utama emulsi, yaitu oil
phase, water phase dan emulsifier. Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase
terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu emulsi tipe O/ W dan tipe W/ O .

Teksturnya yang unik serta memberikan kesan nyaman dikulit menjadikan


emulsi menjadi salah satu bentuk sediaan yang paling banyak digunakan dalam
industri kosmetik. Kekurangnya adalah bentuk emulsi ini secara termodinamika
tidak begitu stabil. Berdasarkan viskositas (kekentalannya) nya, emulsi dibagi
menjadi dua yaitu lotion dan cream.
2) Lotion adalah emulsi dengan viskuositas rendah dan masuk dalam kategori liquid
(cairan). Di desain untuk diaplikasikan tanpa di gosok secara berlebihan di kulit.
Lotion memiliki kandungan air yang lebih tinggi pada fase kontinyu
dibandingkan dengan krim. lotion memiliki karakter yang ti
tidak
dak begitu
greasy dan dapat dibersihkan dengan mudah, karena kandungan airnya pada
water phase lebih tinggi. Lotion juga sering
sering disebut dengan istilah
istilah “milks” dan
“balms.” . contoh lotion adalah susu pembersih
pembersih (cleansing milks), foundations
cair (liquid foundations), aftershave balms, dan non-aerosol sunscreen sprays
3) Suspensi adalah bentuk sediaan yang
yang mengandung zat-zat padat yang larut dalam
medium cair. Terdapat tiga jenis suspensi , yaitu : Water-based suspensions;
formulasi Hydroalcoholic , seperti beberapa jenis toner wajah.
Formulasi Anhydrous , seperti spray antiperspirant dengan bahan dasar silikon
silikon ,

pengkilap kuku dengan pelarut organik , maskara, eyeliner cair, dan lip gloss.
suspensi, sama seperti emulsi, cenderung tidak stabil secara termodinamika.
Selain itu Partikel-partikel yang tidak larut, akibat gaya gravitasi akan mengendap
di bagian bawah kontainernya, oleh sebab itu sebelum digunakan hendaknya di
kocok dulu. Atau jika anda membeli sebuah produk, dan ada instruksi ” kocok
dulu sebelum digunakan” itu berarti bentuk sediaan produk
produ k yang anda beli adalah
Suspensi.

20
2. Bentuk Semisolid

Bentuk sediaan memiliki konsistensi antara bentuk padat dan cair, maka ia di
kategorikan sebagai semisolid. Perbedaannya hanya pada viskositasnya saja, jika

sediaannya memiliki viskositas yang rendah, dalam artian dapat dituang dengan
mudah, dan akan langsung mengalir di tangan, maka sediaannya adalah liquid .
Namun jika ia lebih kental, dan perlu usaha lebih untuk mengeluarkannya dan
mengaplikasikannya, maka sediaan tersebut disebut semisolid. Semisolid terdiri dari
krim, salep, pasta dan gel.

a) Krim

Krim adalah emulsi semisolid dengan viskositas lebih tinggi (lebih tebal). Krim
merupakan emulsi yang mengandung air > 20% dan volatil (mudah menguap)
dan/atau < 50% hidrokarbon, lilin, atau polyols sebagai vehicle (agennya). Karena
krim mengandung oil phase yang lebih tinggi, krim cenderung lebih greasy
greasy.. Contoh
krim adalah krim pelembab, conditioner untuk rambut, krim eye shadow dan
krim depilatori (perontok bulu).

b) Ointment

Ointment adalah bentuk sediaan semisolid yang mengandung <20% air dan bersifat
volatil serta >50% hidrokarbon, lilin, atau polyols sebagai vehicle (agen(nya).
biasanya digunakan secara topikal untuk perlindungan atau sebagai produk
pengobatan kulit. Salep (ointment) memiliki sifat oklusif alamiah dan mengunci
permukaan atas kulit. Kandungan air dalam salep sangat sedikit atau juga
bisa anhydrous
anhydrous.. Pada formulasi anhydrous, peluang kontaminasi mikroba sangat
rendah. Salep kurang cocok digunakan sebagai produk skin care karena sangat oily,
waxy, greasy, sticky, tacky dan heavy sehingga tidak nyaman digunakan. Tapi,
sediaan ini bermanfaat digunakan untuk area kulit yang lebih kecil yang sangat kering
dan membutuhkan kelembapan ekstra, atau area yang rentan terhadap gesekan

21
pakaian dan butuh perlindungan. Salep warnanya biasanya putih (opaque
opaque)) atau agak
kekuningan karena kandungan airnya tinggi. Contoh produk kosmetik yang
menggunakan sediaan ointment adalah, pomade rambut, dan salep untuk ruam popok.

c) Gel

Gel adalah bentuk sediaan semisolid yang transparan.


transparan. fase terdipersinya berupa
cairan, sedangkan medium pendispersinya berupa zat padat. fase terdispersinya
mempunyai kemampuan yang sangat kuat untuk menarik medium pendispersinya
sehingga dihasilkan koagulan yang bentuknya antara pada dan cair (kental, beku dan
setangah kaku). Contoh gel adalah gel untuk styling rambut, pembersih wajah gels,
dan gel hand sanitizer Berdasarkan sifat alamiah agen penghantarnya (vehicle) gel
terbagi dua :

Water-based formulations, misalnya pembersih wajah Hydroalcoholic formulations,


seperti gel untuk styling rambut dan hand sanitizer.

Gel mengandung lebih banyak air dibandingkan dengan bentuk semisolid lainnya,
sehingga memberikan efek yang dingin dan refresh saat diaplikasian ( cooling and
refreshing effect).

d) Pasta

Pasta adalah formulasi semisolid yang sangat tebal, susah diaplikasikan dan diratakan
dipermukaan kulit karena tingkat kepadatannya yang lumayan tinggi. Kandungannya
mirip salep namun lebih solid dan lebih kaku. Proporsi kandungan solid nya sekitar
(20-50%) yang di dispersikan
dispersikan dalam agen pembawa yang berupa asam lemak. bentuk
sediaan ini biasanya digunakan pada kulit atau membran mukosa. contoh pasta,
adalah pasta yang digunakan untuk mengatasi ruam popok dan pasta gigi.

22
3. Bentuk Solid

A. Bedak (Powder)

Bedak merupakan bentuk sediaan padat, yang merupakan dari campuran zat-zat kimia
yang kering dan halus. Terbagi dua menjadi Loose Podwer (bedak tabur) dan pressed
powder (bedak padat) atau sering kita sebut dengan compact powder .

a) Loose Powders : adalah campuran berasal dari zat-zat kimia kering padat yang
berbeda-beda dan dapat tumpah jika dituang dari
d ari kontainernya.
kontainern ya. sering digunakan
dalam produk-produk make up seperti ; mineral facial powders, blushes,
blushes, dan
sejumlah eye shadows,
shadows, dan juga bedak bayi serta bath salt.
b) Pressed powder adalah loose powder yang sudah dipadatkan dengan cara
kompresi. sediaan ini populer untuk eyeshadows, facial powders, finishing
powders,,
powders dan perona pipi. Bath bombs juga merupakan contoh dari
pressed powders loh…

B. Stick

Stik adalah bentuk sediaan solid yang terbuat dari waxes (LILIN) dan sedikit
minyak (oils).
(oils). contoh sediaan stick dalam dunia kosmetik adalah, lipstik, lip liners,
eyeshadow stik, eyeliner, blush pensil. dan concealers, dan juga beberapa
produk perawatan tubuh
tub uh seperti stik deodoran/antiperspirant, dan stik sunscreen. Stik
efektif, untuk yang malas
malas menyentuk produk kosmetik dengan jari. Zat aktif yang
ada di dalam stik dihantarkan ke kulit dengan proses rubbing (gesekan ke kulit).

CARA PENGGUNAAN (Menurut Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RS Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia:
2012)

Cara aplikasi sediaan obat topikal pada umumnya disesuaikan dengan lesi pada
permukaan kulit. Beberapa cara aplikasi sediaan topikal yaitu:

23
1. Oles

Pengolesan pada lokasi lesi merupakan cara pakai sediaan topikal yang umum
dilakukan. Cara ini dilakukan untuk hampir semua ben- tuk sediaan. Banyaknya
sediaan yang dioles- kan disesuaikan dengan luas kelainan kulit.

Penambahan cara oles sediaan dengan meng- gosok dan menekan juga dilakukan
pada obat topikal dengan tujuan memperluas daerah aplikasi namun juga
meningkatkan suplai darah pada area lokal, memperbesar absorpsi sistemik.
Penggosokan ini mengakibatkan efek eksfoliatif lokal yang meningkatkan penetrasi
obat.

2. Kompres

Cara kompres digunakan untuk sediaan solusio. Komponen cairan yang


dominan menjadikan kompres efektif untuk lesi basah dan lesi berkrusta. Dua cara
kompres yaitu kompres terbuka dan tertutup. Pada kompres terbuka diharap- kan ada
proses penguapan. Caranya dengan menggunakan kain kasa tidak tebal cukup 3 lapis,
tidak perlu steril, jangan terlampau erat. Pembalut atau kain kasa dicelupkan ke dalam
cairan kompres, sedikit diperas, lalu dibalut- kan pada kulit lebih kurang 30 menit.
Pada kompres tertutup tidak diharapkan terjadi penguapan, namun cara ini jarang
digunakan karena efeknya memperberat nyeri pada lokasi kompres.

3. Penggunaan oklusif pada aplikasi

Cara oklusi ditujukan untuk meningkatkan penetrasi sediaan; namun cara ini
tidak banyak digunakan. Berbagai teknik oklusi meng- gunakan balutan hampa udara
seperti peng gunaan sarung tangan vinyl, membungkus dengan plastik.Teknik oklusi
mampu meningkatkan hantaran obat 10-100 kali dibanding kan tanpa oklusi, namun
lebih cepat menimbulkan efek samping obat, seperti efek atrofi kulit akibat
kortikosteroid.

24
4. Mandi

Mandi atau berendam dianggap lebih disu- kai daripada kompres pada pasien dengan
lesi kulit luas seperti pada penderita lesi vesiko bulosa. Contoh zat aktif yang pernah
digunakan untuk mandi seperti potassium permanganate. Namun cara ini sudah tidak
dianjurkan lagi mengingat efek maserasi yang ditimbulkan.

25
BAB IV
FORMULA KOSMETIK
A. Contoh Formula
1. Vanishing Cream (50 g)

Formula I Formula II
Coconut oil 10% Coconut oil 10%
Asam stearate 14% Asam stearate 20%
Gliserin 10% BHT 0,001%
Borax 0,25% Cetyl alcohol 0,5%
TEA 1% TEA 1,2%
Nipagin 0,1 – 0,2% NaOH 0,01%
Aquades ad 100% Gliserin 8%

Nipagin 0,01%
Aquadest ad 100%

2. Krim Wajah Ekstrak Metanol Biji Kakao


Bahan Krim Wajah A (%) Krim Wajah B (%)
Gliserin 1,95 1,95
Lemak kakao 2,925 2,925
Minyak zaitun 0,585 0,585

Asam stearate 1,95 1,95


Cetil alcohol 0,977 0,977
Propil paraben 0,02 0,02
Aquadest 82,41 82,41
Propilen glikol 4,875 4,875
Metil paraben 0,176 0,176
Madu lebah 1,56 2,34
Ekstrak methanol biji 2,34 1,56
kakao non fermentasi

26
B. Contoh Sediaan Kosmestik Pemeliharaan di Pasaran
1. Citra Natural Glowing White UV®
Water, Stearic acid, Isopropil palmitate, Glyceryl stearate, Ethylhexyl
methoxycinnamate, Niacinamide, Parfum, Mineral oil, Triethanolamin,

Glycerin, Titanium dioxide, Dimethycone, Butyl


methoxydibenzoylmethane, Phenoxyethanol, Carbomer, Pottasium
hydroxide, Cetyl alcohol, Methylparaben, Mica, Glutamic acid, Prophyl
paraben, Disodium EDTA, Sodium hydroxide, Sodium ascorbil
phosphate, Tocopheryl acetate, Sodium carbonate, Butylene glycol,
Propylene glycol, Sodium chloride, Iocopherol, Camelia sirensis leaf
extract, Pachyrrhizus erosus
erosus root extract, Sodium benzoate, Lactic acid,
Pottasium sorbate, BHT.
2. Wardah Lightening Day Cream®
Aqua, Ethylhexyl methoxycinnamate, Niacinamide, 4-methylbenzylidene
camphor, Propylene glycol, Acrylamide/Sodium acryloyldimethyltaurate
copolymer, Isohexadecane, Butyl methoxydibenzoylmethane,
Cyclopentasiloxane, Dimeticone, Phenoxyethanol, Panthenol, Polysorbate
80, Chlorphenesine, Dimethicone crosspolymer, Allantoin, Ascorbyl
tetraisopalmitate, Lactic acid, Tocopheryl acetate, Sorbitan oleate,
Disodium EDTA, Glycerin, Fragrance, Dimethicone/Vinyl dimethicone
crosspolymer, Glycyrrhiza glabra (Licorice) Root extract, Dimethiconol,
Ulva Lactuca extract, Pottassium sorbate, Sodium benzoate.
C. Fungsi Bahan-Bahan Dalam Kosmetik
1) Asam stearate : digunakan lebih luas pada produk makanan dan
kosmetik sebagai agen pengemulsi dan sebagai kosolvent.
2) Gliserin : digunakan pada produk kosmetik sebagai emollient dan
humektan.
3) Borax : digunakan pada produk kosmetik sebagai antimikroba atau
pengawet.

27
4) TEA : digunakan pada produk kosmetik sebagai agen pengemulsi dan
agen pembusa.
5) Nipagin : dalam produk
p roduk kosmetik digunakan sebagai preservatife atau
pengawet.
6) Aquadest/Air/Water : dalam produk kosmetik digunakan sebagai
pelarut.
7) Cethyl alcohol : dalam produk kosmetik digunakan sebagai agen
pengemulsi dan menambah kelarutan bahan yang tidak larut air
dengan membentuk suatu lapisan
8) BHT : dalam produk kosmetik digunakan sebagai antioksidant
9) Propilen glikol : digunakan pada produk kosmetik sebagai pengawet
antimikroba, desinfektan, humektan, agen penstabil, dan sebagai
ksolvent.
10) Isopropil palmitate : digunakan pada produk kosmetik sebagai pelarut,
pembawa minyak dan emolien
11) Mineral oil : dalam produk kosmetik digunakan sebagai lubrikan,
emolien, pembawa minyak, dan pelarut.
12) Dimethicone : digunakan pada produk kosmetik sebagai emolien dan
agen pembusa.
13) Phenoxyetanol : Dalam produk kosmetik digunakan sebagai pengawet
antimikroba.
14) Carbormer : Dalam produk kosmetik digunakan sebagai agen
pengemulsi, agen penstabil, penstabil emulsi, dan sebagai amteri
bioadesif.
15) Disodium EDTA : Dalam produk kosmetik digunakan sebagai gen
penghelat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Avi Shai, dkk. 2009. Handbook Of Cosmetic Skin Care Second Edition. Informa
Health Care : UK.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Kemenkes RI : Jakarta.
Leslie Baumann. 2009. Cosmetic Dermatology Second Edition. Mc Graw Hill
Medical : New York.
Marc Paye, dkk. 2001. Handbook Of Cosmetic Science and Technology Second
Edition. Marcel Dekker : New York.
Raymond, C. Rowe, dkk. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. Pharmaceutical Press : USA.

29

Anda mungkin juga menyukai