Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FORMULASI& TEKNOLOGI KOSMETIKA

“TUGAS II”

DISUSUN OLEH :

NAMA: NOVIKA MEFDY CHAQILA

NPM: 183110013

KELAS : 7A

Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Tulang Bawang

Lampung

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Puji syukur alhamdulilah kepada Allah swt yang


telah memberikan rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan makalah tugas
Antomi Dan Fisiologi Kulit (gambaran umum tentang kulit, struktur , susunan
kimia kulit, fungsi kulit ) dan Morfologi Dalam Kosmetik ( mikroorganisme pada
permukaan kulit, kontaminasi kosmetik oleh mikroorganisme, permasalahan
mikrobiologi pada kulit ) dan Toksikologi Dalam Kosmetik. Tujuan pembuatan
makalah ini selain untuk tugas Formulasi Dan Teknologi Kosmetika. Ini juga
dapat memberikan informasi dan ilmu bagi mahasiswalain agar lebih memahami.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna . mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu tidak
menutup kemungkinan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
terhadap penulisan makalah ini. Akhirnya, saya berharap mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat dan bisa dimanfaatkan , khususnya bagi saya sendiri dan
umunya bagi semua pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandar Lampung, 01januari 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Menurut definisi BPOM, kosmetika adalah bahan atau sediaan yang


dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan membran
mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik.

Kulit merupakan organ tubuh terbesar yang menutupi seluruh


permukaannya. Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari cedera dan patogen.
Kulit juga mengatur suhu tubuh, mengendalikan kehilangan cairan yang tak terasa
(insensible fluid loss), serta menyimpan vitamin D, lemak, dan air. Anatomi kulit
terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan hypodermis.

Karena kulit merupakan lapisan paling luar tubuh, maka kulit yang sering
terpapar berbagai zat asing yang bisa menginfeksi tubuh. Oleh sebab itu, kulit
tidak jarang berisiko untuk mengalami infeksi untuk melindungi organ dalam
manusia. Namun kulit tidak dengan mudah terinfeksi atau terkena berbagai bakteri
dari lingkungan, karena sebenarnya lapisan epidermis merupakan penghalang fisik
yang tangguh dan mampu menolak bakteri serta berbagai racun yang dapat
menginfeksi tubuh.

Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.
Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/ kerusakan cedera pada organisme
( hewan, tumbuhan , manusia ).kulit memiliki luas permukaan besar hingga dua
m2 untuk orang dewasa. Area yang luas ini bersama dengan paparan eksternal
kulit adalah situs umum dari kontak dengan zat yang beracun, terutama di tempat
kerja. Penyakit kulit merupakan sebagian besar dari pekerjaan dan masalah
konsumen dengan bahan kimia industry dan produk konsumen. Masalah kulit
yang paling umum akibat paparan zat –zat beracun dan kondisi kulit yang umum
dari paparan kerja adalah dermatitis kontak, ditandai dengan umumnya gatal,
merah dan permukaan kulit yang umumnya menimbulkan rasa sakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu yang dimaksud dengan kulit

2. Apa saja bagian- bagian kulit

3. Apa saja yang menyebkan permasalahan pada kulit

4. Apa saja yang harus kita hindari agar tidak terjadi toksikologi pada kulit.

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian dari kulit

2. Kita dapat mengetahui bagian – bagian pada kulit.

3. Kita dapat mengetahui apa saja permasalahan yang terjadi pada kulit

4. Kita dapat mengetahui cara agar tidak terjadi toksikologi pada kulit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KULIT

2.1.1 Definisi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kirakira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.
Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki
dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang vital dan
esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.

2.1.2 Anatomi Kulit

Kulit merupakan organ yang tersusun dari 4 jaringan dasar :

1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk. Penbuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh endotel.
Kelenjarkelenjar kulit merupakan kelenjar epitelial.

2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan elastin,
dan sel-sel lemak pada dermis.

3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh, jaringan otot polos, yaitu
otot penegak rambut dan pada dinding pembuluh darah,sedangkan jaringan otot
bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi wajah.

4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit berupa
ujung saraf bebas dan berbagai badan akhir saraf.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu :

a. Lapisan Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan
epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfa, oleh karena itu semua
nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis
gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit.
Selsel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang
secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini
berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam
sitoplasmanya. Mendekati permukaan, selsel ini mati dan secara tetap dilepaskan
(terkelupas).

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai 30


hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel
epidermis. Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel
memungkinkan pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap
permukaan kulit.

Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal,
stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum:

1. Stratum Basal

Merupakan lapisan basal atau lapisan benih. Lapisan ini terletak paling
dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-deret di atas membran
basal dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel-selnya kuboid atau silindris.
Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik. Pada
lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi selnya berfungsi
untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan
untuk memasok sel-sel pada lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini
dipercepat oleh adalah luka, dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat. Sel-
sel ini berfungsi untuk reproduktif dan akan mengadakn mitosis, yang terdiri atas
dua jenis sel-sel yaitu sel pembentuk melanin atau melanosit dan sel-sel berbentuk
kolumnar.

2. Stratum Spinosum (lapis taju)

Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk
poligonal . dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan
pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang
berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah
menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak
desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke
atas bentuk sel semakin gepeng. Lapisan malpighi atau disebut juga prickle cell
layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal.
Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen.

3. Stratum granulosum (lapis berbutir)

Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan mikroskop
electron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi
ribosom. Mikrofilamen melekat pada permukaan granula. Tersusun oleh selsel
keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

4. Stratum lusidum (lapis bening)

Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan
agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini. Walaupun
ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi kurang sehingga pada sajian
seringkali tampak garis celah yang memisahkan stratum korneum dari lapisan lain
di bawahnya.

5. Stratum korneum (lapis tanduk)

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti
serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang paling permukaan
merupakan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.Terdapat
empat jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel
Merkel. Keratinosit merupakan sel terbanyak (85- 95%), berasal dari ektoderm
permukaan. Merupakan sel epitel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan
lapisan kedap air dan perisai pelidung tubuh. Proses keratinisasi berlangsung 2-3
minggu mulai dari proliferasi mitosis, diferensiasi, kematian sel, dan
pengelupasan (deskuamasi). Pada tahap akhir diferensiasi terjadi proses penuaan
sel diikuti penebalan membran sel, kehilangan inti organel lainnya. Keratinosit
merupakan sel induk bagi sel epitel di atasnya dan derivate kulit lain.

b. Lapisan Dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh
membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini
tidak jelas hanya yang bisa dilihat sebagai tanda yaitu mulai terdapat sel lemak
pada bagian tersebut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas,
parspapilaris (stratum papilar) dan bagian bawah pars retikularis (stratum
retikularis). Pada bagian dalam dermis terdapat adneksaadneksa kulit seperti
folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar
sebasea, otot penegak rambut, serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak
bawah (subkutis/hipodermis), juga sebagai ujung pembuluh darah dan ujung saraf.

c. Lapisan Subkutan

Lapisan subkutan merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda
menurut daerah tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunj;ang suplai
darah ke dermis untuk regenerasi.

2.1.3. Bagian-bagian Kulit

Kulit pada manusia mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari:


2.1.3.1.Hipodermis

Merupakan zona tradisional diantara kulit dan jaringan adipose


dibawahnya. Mengandung lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning.
Kumparan dari sejumlah gradual sebasea atau porium tergantung vena dan
limfatika. Baik saraf bermealin maupun tidak bermealin ditemukan dalam kulit
yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini member respon sensasi
panas, dan dingin nyeri.

2.1.3.2 Kelenjar Keringat.

Terdiri dari dua jenis kelenjar, yaitu ekrin dan apokrin, kelenjar keringat
ekrin menghasilkan keringat encer yang keluar melalui duktus kelenjar keringat
ke pori permukaan kulit dan memiliki fngsi sebagai termogulasi. Kelenjar
keringat apokrin terletak di geneitelia eksternal, lipat paha, aksila, dan aerola.
Kelenjar keringat apokrin masih belum aktif hingga pubertas, saat kelenjar aktif
mulai mengeluarkan keringat yang lebih pekat dan jika terkena bakteri akan
menimbulkan bau khas.

2.1.3.3Kelenjar Sebasea

Kalenjar sebasea disebut juga kelenjar holokrin (sel- sel sekretori selama
sekresi sebum). Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke
folikel rambut. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan –
pecahan sel yang berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan
suatu barier terhadap evaporasi serta memiliki aktivitas bakterisida.

2.1.3.4 Appindises ( meliputi rambut dan kuku )

 Rambut

Rambut adalah keratin mengeras yang tumbuh dengan kecepatan


yang berbeda di bagian tubuh yang berlainan. Rambut tumbuh sebagai
suhu folikel disebuah saluran, yang dimulai dibagian dalam lapisan demis.
setiap folikel rambut saling berhubungan dalam saluran tersebut dengan
sebuah kelenjar sebase dan serabut otot polos, yang disebut erector pili.
Apabila sel otot erector pili terangsang oleh syaraf simpatis, maka rambut
akan berdiri tegak.

 Kuku
Kuku merupakan bentuk kulit khusus yang dibentuk oleh bagian kulit
yaitu akar kuku (nail root) yang letaknya di jari tangan dan kaki. Kuku
utamanya terdiri dari lapisan corneum

2.1.4 Fungsi Kulit

Kulit adalah bagian tubuh yang paling luar yang menutupi permukaan
tubuh sehingga memiliki peranan penting yaitu sebgai pelindung tubuh dengan
lingkungn luar dari berbagai macam rangsangan serta gangguan dari luar. Kulit
juga mempunyai fungsi lain antara lain:

a. Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan
gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar
(Djuanda,2007). Gangguan fisik dan mekanik dapat dikurangi akibat adanya
bantalan lemak. Sel melanosit juga berperan untuk melindungi kulit dari sinar
matahari .

b. Fungsi Absorbsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum.Penyerapan bisa melalui saluran keluarnya rambut, celah antar sel serta
bisa juga melalui saluran kelenjar.

c. Fungsi Presepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis


sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan terhadap rangsangan
panas, dingin, rabaan dan tekanan. Rangsangan panas diperankan oleh badan
ruffini didermis dan subkutis, rangsangan dingin diperankan oleh badan krause
yang terletak di dermis, rangsangan rabaan diperankan oleh badan meissner yang
terletak di papila dermis, dan rangsangan tekanan diperankan oleh badan paccini
di epidermis .

d. Fungsi Ekskresi

Kelenjar pada kulit mengeluarkan zat sisa dari metabolisme tubuh.


Kelenjar lemak memiliki sebum yang digunakan untuk melindungi kulit agar kulit
tidak menjadi kering dengan cara menahan evaporasi air yang berlebihan.

e. Fungsi Keratinasi

Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis


fisiologik.

f. Fungsi Pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan epidermis dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan 17 jumlah serta besarnya butiran
pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu
(Djuanda,2007).

g. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan


mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,
peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu
suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat
dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas

h. Fungsi Pembentukan

Vitamin D Kulit dapat memproduksi vitamin D dari luar tapi tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehingga diperlukan vitamin D dari luar.

2.2 KOSMETIK

Kosmetika merupakan sediaan kimiawi yang sangat diperlukan untuk


menunjang penampilan agar timbul rasa lebih percaya diri pada diri seseorang.
Penggunaan kosmetika juga dapat memperbaiki emosi, mengurangi stress dan
juga dapat mempengaruhi sistem imun manusia. Pada awalnya kosmetik hanya
digunakan untuk membersihkan, kemudian berkembang menjadi sediaan yang
ditujukan untuk merubah penampilan (Pravitasari, 2011) Menurut Tranggono dan
Latifah (2007), Penggolongan menurut kegunaannya bagi kulit:

1) Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics) Kosmetik jenis ini digunakan
untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser) : sabun, cleansing cream,


cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener), toner.

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer cream,


night cream, anti wrinkle cream.

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation,


sun block cream / losion.

d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling), misalnya scrub


cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas.

2) Kosmetik riasan (dekoratif atau make up) Kosmetik jenis ini diperlukan untuk
merias atau menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang
lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri.
Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar. Dalam
kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar.

Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :

a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan


pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eye-shadow, dan lain-
lain.

b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan
lain-lain
Sediaan kosmetik yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada
dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan
penggunaan, yang sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada
saat dibuat. Perubahan yang terjadi pada produk kosmetik dapat berupa perubahan
fisika, kimia dan kandungan mikroorganisme.

Beragam bakteri dapat hidup dalam berbagai kondisi, termasuk dalam


kosmetik. Beberapa diantaranya yang tersering adalah Bacillus subtilis,
Escherichia coli, Bacillus mycoides, Aerobacter aerogenes, Pseudomonas, Sarcina
lutae, Proteus vulgaris, dan Staphylococcus.

2. 2.1 Penyakit Kulit Pada Manusia

Penyakit kulit adalah kelainan kulit akibat adanya jamur, kuman, parasit,
virus maupun infeksi yang dapat menyerang siapa saja dari segala umur. Penyakit
kulit dapat menyerang seluruh maupun sebagian tubuh tertentu dan dapat
memperburuk kondisi kesehatan penderita jika tidak ditangani secara serius.
Gangguan pada kulit sering terjadi karena adanya faktor-faktor penyebabnya
seperti iklim, lingkungan, tempat tinggal, kebiasaan hidap yang kurang sehat,
alergi dan lain-lain.

1. Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis yang


disebabkan oleh faktor eksogen ataupun endogen dengan ditandai gejala obyektif
lesi bersifat polimorf dan gejala subyektif gatal. Gejala utama yang dirasakan
pada penderita penyakit dermatitis adalah gatal, alergi, kulit melepuh, kulit
meradang, perih, keluar nanah, muncul kemerahan pada wajah, lutut, tangan dan
kaki, tetapi tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain, daerah
yang terkena akan terasa sangat kering dan panas pada area tersebut.

2. Abses

Abses merupakan sebuah penimbunan nanah yang terakumulasi di sebuah


kabitas jaringan karena akibat infeksi bakteri atau karena adanya benda asing
seperti serpihan, luka peluru, atau jarum suntik. Gejala yang dirasakan biasanya
gatal pada bagian kulit tertentu, timbul benjolan kecil dengan warna kemerahan,
keluar nanah, nyeri tekan, nyeri kepala, kulit meradang, bengkak dan demam.
Penyebab penyakit abses antara lain infeksi bakteri melalui cara bakteri masuk ke
bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril.

3. Scabies

Scabies merupakan penyakit infeksi kulit menular dengan adanya rasa


gatal pada lesi ketika malam hari yang disebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei
var hominis (Prativi et al.,2013). Gejala yang sering dirasakan adalah gatal
terutama malam hari, bentol/bintik merah seperti jerawat, kulit meradang, panas
pada area tersebut, perih, dan keluar nanah. Faktor berkembangnya penyakit
scabies antara lain penyakit tersebut banyak diderita oleh masyarakat dengan
higiene buruk, sosial ekonomi yang rendah, hubungan seksual dengan bergonta-
ganti pasangan, kesalahan dalam mendiagnosis dan perkembangan demografi
serta ekologi.

4. Herpes

Herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus


dengan ditandai munculnya bintik yang berisi cairan pada bagian kulit tertentu.
World Health Organization (WHO) melaporkan prevalensi herpes di Negara
berkembang seperti Indonesia lebih tinggi dibandingan dengan di negara maju.
Gejala yang dirasakan pada penderita herpes biasanya gatal, demam, nyeri kepala,
nyeri tekan, kulit meradang, kulit melepuh, perih dan muncul gelembung air.

5. Urtikaria

Urtikaria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit


superfisial setempat dengan ukuran yang bervariasi dikelilingi oleh halo eritem
disertai rasa gatal atau panas dan terkadang perut terasa mulas serta demam. Pada
bagian tengah bintul tampak kepucatan yang biasanya kelainan ini bersifat
sementara, gatal, dan dapat terjadi dimanapun di seluruh permukaan kulit. Ruam
urtikaria cepat timbul dan hilang perlahan-lahan sekitar dalam waktu 1-24 jam
(Fitria, 2013). Gejala yang dirasakan pada penderita urtikaria biasanya gatal,
demam, muncul ruam merah, alergi, bengkak, dan panas pada area tersebut.

6. Pioderma

Pioderma merupakan penyakit infeksi bakterial kulit. Penyebab utama


pioderma adalah bakteri staphylococcus aureus maupun streptococcus sp.
Pioderma merupakan infeksi bakteri pada kulit yang sering dijumpai. Penyakit ini
dapat menyerang laki-laki maupun perempuan pada semua kalangan usia. Gejala
pada penyakit pioderma biasanya gatal, terdapat benjolan merah pada kulit,
membesar dan kemudian menjadi nanah, kulit meradang, serta demam. Terjadinya
pioderma dipengaruhi oleh gizi, kondisi imunologis, integritas kuit, serta faktor
lingkungan seperti panas, lembab, kurangnya sanitasi dan higieni.

2.3 Toksikologi Kosmetik

Toksikologi adalah studi mengenai efek yang tidak diinginkan dari zat-zat
kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi meliputi penelitian toksisitas
bahanbahan kimia yang di gunakann misalnya:

(1) Di bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik, pencegahan, dan


terapeutik

(2) Di bidang industri makanan sebagai zat tambahan langsung maupun


tidak langsung

(3) Di bidang pertanian sebagai peptisida, zat pengatur pertumbuhan,


penyerbuk buatan

(4) Di bidang industri kimia sebagai pelarut, reagen dan sebagainya

Menurut BPOM dan Depkes, ada sejumlah bahan berbahaya yang sering
disalah gunakan ditambahkan pada kosmetika sekitar 27 merek kosmetik yang
mengandung bahan yang dilarang digunakan untuk kosmetik , Bahan berbahaya
tersebut yaitu : Merkury (Hg ),Hidroquinon, Zat warna RhodaminB dan Merak
K3. Dari bahan-bahan kimia tersebut tidak bisa digunakan atau dicampur dengan
kosmetik kuteks apabila digunakan dalam jangka waktu lama dapat berakibat fatal
bagi penggunanya.
Komposisi utama dari kosmetik adalah bahan dasar yang berkhasiat, bahan
aktif dan ditambah bahan tambahan lain seperti : bahan pewarna, bahan pewangi,
pada pencampuran bahan-bahan tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan
kosmetik ditinjau dari berbagai segi teknologi pembuatan kosmetik termasuk
farmakologi, farmasi, kimia teknik dan lainnya. Sediaan Kosmetik sendiri
bukanlah racun. Akan tetapi, karena dibuat dari bahan- bahan kimia terutama bagi
kulit orang-orang tertentu, dapat menyebabkan timbul reaksi yang tidak
dikehendaki seperti reaksi alergi, iritasi, dan fotosintetasi, selain yang disebabkan
oleh kesalahan dalam penggunaannya.

2.3.1 TOKSISITAS KOSMETIKA

Toksisitas kosmetika dapat dilihat pada tabel berikut:

TOKSISITAS SEDIAAN KOSMETIK

Tinggi Penetral permanent wave, penghapus


cat kuku, krim wajah dan depilatory

Sedang Cat kuku, zat warna rambut metal,


lotion permanent wave, bath oil,
shaving lotion, tonik rambut yang
mengandung alkohol, cologne, dan
toiletries

Rendah Parfum deodoran, dan bath salt relatif


tidak toksik hand lotion dan krim,
cleansing cream , zat warna rambut dari
tumbuhtumbuhan, pengatur rambut
yang tidak mengandung alkohol, dan
lipstik.

Merkuri merupakan kandungan yang kadang ditambahkan dalam kosmetik


yang berfungsi mempercepat menghasilkan kulit wajah putih dan bersih. Dalam
waktu yang singkat, pengguna akan mendapatkan kulit yang putih, halus, bersih,
dan mulus. Merkuri anorganik (Hg+, Hg2+) merupakan senyawa merkuri dalam
bentuk garam. Contohnya merkuri nitrat (Hg(NO3)2), merkuri klorida (HgCl2)
dan merkuri oksida (HgO). Jenis merkuri ini banyak digunakan pada kosmetika,
obat pencahar, pemutih gigi, obat diuretik dan antiseptik.

Pada kasus krim pemutih, enzim yang dihambat dalam proses


pembentukan kulit wajah sehingga menjadi putih adalah enzim tyrosinase. Enzim
tyrosinase bersama melanosit berperan membentuk pigmen melanin. Dan melanin
berfungsi untuk memberikan warna kulit, serta melindungi kulit dari sinar Ultra
Violet. Melanin di lapisan atas epidermis bertujuan melindungi nukleus dari efek
merusak akibat radiasi ultraviolet. Nukleus yang mengandung DNA di dalamnya
bisa mengalami mutasi apabila terkena radiasi ultraviolet. Dan ini bisa
menyebabkan terjadinya berbagai penyakit kulit hingga kanker kulit.

Efek samping pemakaian krim mengandung merkuri memang tidak


langsung, biasanya akan terlihat dalam 2 hingga 10 tahun. Yang lebih berbahaya,
sekali masuk ke dalam tubuh, merkuri sangat sulit bahkan hampir tidak mungkin
dikeluarkan. Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit,
kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan
mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya Gagal Ginjal. Merkuri
dalam krim pemutih (yang mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat
menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama.

Efek mercury yang biasanya digunakan dalam kosmetik krim pemutih


adalah:

1) Timbulnya bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi

2) Menyebabkan kerusakan permanen pada susunan syaraf, ginjal maupun otak

3) Mengganggu perkembangan janin terutama bila digunakan dalam dosis tinggi


4) Dalam jangka pendek dosis pemakaian mercury yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal bahkan menyebabkan
kanker pada manusia karena merkury merupakan zat karsinogenik.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/ PER/V/1998


melarang penggunaan merkuri, sebab merkuri inorganik dalam krim pemutih
(yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan
keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Walau tidak seburuk efek merkuri
gugusan yang tertelan (yang dari makan ikan tercemar), tetap menimbulkan efek
buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah
diserap masuk kedalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kosmetika merupakan sediaan kimiawi yang sangat diperlukan untuk


menunjang penampilan agar timbul rasa lebih percaya diri pada diri seseorang.
Penggunaan kosmetika juga dapat memperbaiki emosi, mengurangi stress dan
juga dapat mempengaruhi sistem imun manusia. tetapi sebagai konsumenn kita
harus pintar dalam memilih kosmetik apakah kosmetik itu cocok dengan jenis
kulit kita, dan apakah kosmetik tersebut mengandung merkuri, karena merkuri
sendiri sangat membahayakan kulit kita atau sistem organ tubuh manusia walau
tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan (yang dari makan ikan
tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

- https://www.orami.co.id>Mengenal-Anatomi Kulit Manusia Dan


Fungsinya
- https://j-ptiik.ub.ac.id>Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia
- https://id.scribd.com>Makalah-Toksikologi

Anda mungkin juga menyukai