Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TENTANG PENYAKIT KURAP YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

Dosen Pembimbing :

Indah Wasliah., Ners.,M.Kep.,Sp.Kep.An

DISUSUN OLEH :

NAMA : HAEKAL THOLIBI ABDI

KELAS : A1

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SI MATARAM

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat pemilik kesempurnaan, sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup Nabi-nabi dan utusan.
Alhamdulillah, berkat hidayah dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Penyakit Kurap.

Dalam pembuatan makalah ini kami telah banyak dibantu oleh berbagai pihak baik
perorangan atau instansi. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada. Selanjutkan kami hanya berdo’a semoga apa yang telah
diberikan mendapatkan keridhoan Allah SWT dan mendapat balasan yang setimpal.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
namun meskipun demikian kami berharap semoga makalah ini bermamfaat dan berguna bagi
kami selaku penyusun pada khususnya dan bagi kita semua pada umumnya.

Amiin......

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan Makalah................................................................... 2

BAB II : PENYAKIT CACAR AIR

A. Tinjauan Pustaka....................................................................6
B. Pembahasan........................................................................ .6

BAB III : SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-negara
tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah
masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat
mendukung pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih
banyaknya masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sehingga masalah
kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia (Hare, 1993).
Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan
infeksi jamur (Marwali, 2000). Dermatomikosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit
jamur yang menyerang kulit (Djuanda, 2005). Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
kulit antara lain iklim yang panas, tingkat pengetahuan, pendidikan dan personal hygiene
masyarakat yang rendah. Oleh karena itu, infeksi jamur pada umumnya terjadi di negara-
negara tropis dan diperparah oleh mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat
(Havlickova dan Friedrich, 2008).
Kondisi dengan kelembaban tinggi merupakan lingkungan yang baik untuk
pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit (Sarudji, 2010). Jamur penyebab penyakit kulit
bertahan pada temperatur 25-280C dan dapat menginfeksi kulit manusia didukung oleh
kondisi hangat dan lembab (Havlickova dan Friedrich, 2008). Ruangan tertutup yang kurang
ventilasi serta terdapat banyak manusia di dalamnya akan memiliki kelembaban lebih tinggi
dibanding di luar ruangan (Sarudji, 2010).
Penyakit kulit di Indonesia pada umumnya lebih banyak disebabkan karena infeksi
bakteri, jamur, virus, dan karena dasar alergi, berbeda dengan negara Barat yang banyak
dipengaruhi oleh faktor degeneratif. Faktor lain penyakit kulit adalah kebiasaan masyarakat
dan lingkungan yang tidak bersih (Siregar, 2000). Salah satu penyakit kulit yang diakibatkan
oleh jamur adalah kurap, yang memiliki tanda atau gejala ruam merah-merah pada kulit,
kepala, dan bagian tubuh lainnya. Untuk mengetahui mengenai penyakit kurap, maka
makalah ini dibuat untuk mengetahui penyakit kulit khususnya penyakit kurap.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana definisi penyakit kulit ?
2) Apa saja jenis penyakit kulit ?
3) Apa penyebab penyakit kurap ?
4) Apa saja tanda dan gejala penyakit kurap ?
5) Bagaimana upaya pencagahan penularan penyakit kurap ?

1.3 TUJUAN
1) Mengetahui definisi penyakit kulit ?
2) Mengetahui jenis penyakit kulit ?
3) Mengetahui penyebab penyakit kurap ?
4) Mengetahui tanda dan gejala penyakit kurap ?
5) Mengetahui upaya pencagahan penularan penyakit kurap ?

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit
2.1.1 Definisi Kulit
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis dan
dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis.

Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150
μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).

Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:


a) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.
b) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada
sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi
kulit.
c) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d) Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut:
Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin.
Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat
gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom.
1. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula
lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai
penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek
pelindung pada kulit.
2. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat
dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel

6
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan
seperti telapak kaki.
3. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas mitosis,
sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel
epidermis secara berkesinambungan.
Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi
bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis
terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum
reticular.
a) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang
keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
b) Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)
2.1.2 Fungsi Kulit
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
a) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan
kulit.
b) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga
mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. Sebum yang berminyak dari
kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid
yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan
ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba

2.2 Jamur
2.2.1 Definisi Jamur
Jamur berbentuk sel atau benang bercabang, mempunyai dinding dari selulosa atau
kitin atau keduanya, mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak
mempunyai klorofil, dan berkembang biak secara aseksual, seksual, atau keduanya
(Gandahusada et al.,1992). Beberapa jamur meskipun saprofit, dapat juga menyerang inang
yang hidup lalu tumbuh dengan subur sebagai parasit dan jamur menimbulkan penyakit pada

7
tumbuhan, hewan, termasuk manusia, tidak kurang dari 100 spesies yang patogen terhadap
manusia (Pelczar dan Chan, 1988).

2.2.2. Morfologi Jamur


Jamur terdiri dari kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen dan
multiseluler, khamir berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan (Pratiwi,
2008). Jamur berkembang biak dengan cara aseksual (membelah diri, bertunas) atau
seksual (spora) (Entjang, 2003).
Candida albicans adalah suatu jamur lonjong, bertunas, yang menghasilkan
pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Candida adalah
flora normal selaput lendir saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genital wanita
(Jawetz et al., 1986).
Jamur golongan Candida yang patogen dan merupakan penyebab kandidiasis adalah
Candida albicans. Penyakit kandidiasis banyak dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti
keadaan kulit yang terus lembab, pemakaian obat-obat antibiotik, steroid dan sitostatika,
perubahan fisiologis tubuh pada kehamilan, penyakit-penyakit menahun dan kelemahan
umum, gangguan endokrin, dan obesitas serta keadaan malnutrisi (Harahap, 2000).
Candida albicans ditemukan dalam jumlah besar pada saluran pencernaan setelah
pemberian antibiotik oral, misal tetrasiklin, tetapi hal ini biasanya tidak disertai gejala-gejala.
Candida albicans dapat menimbulkan serangkaian penyakit pada beberapa lokasi, antara lain:
1. Mulut
Pada infeksi mulut (sariawan) terdapat selaput lendir di pipi dan tampak sebagai bercak-
bercak putih yang sebagian besar terdiri dari pseudomiselium dan epitel terkelupas dari
selaput lendir, hal ini terutama terjadi pada bayi.
2. Genitalia wanita
Vulvovaginitis menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan
pengeluaran sekret.
3. Kulit
Infeksi kulit terutama pada bagian-bagian yang basah, hangat seperti ketiak, lipatan paha,
skrotum atau lipatan-lipatan di bawah payudara. Infeksi paling sering terjadi pada orang
gemuk dan penderita diabetes.
4. Kuku

8
Penebalan dan alur transversal pada kuku yang ditandai dengan rasa sakit, bengkak
kemerahan pada lipatan kuku, menyerupai peronikhia progenils, dapat mengakibatkan
kuku tanggal.

5. Paru-paru dan organ lain


Infeksi Candida dapat menyerupai invasi sekunder paru-paru, ginjal, dan organ-organ lain
dimana terdapat penyakit sebelumnya. Pada penderita leukemia yang tidak terkendali dan
penderita yang mengalami penekanan imun atau pembedahan, lesi-lesi yang disebabkan
oleh Candida dapat terjadi pada banyak organ.
2.2.3. Reproduksi Jamur
Jamur berkembang biak dengan cara aseksual (membelah diri, bertunas) atau seksual
(spora) (Entjang, 2003).
2.2.4. Penanaman Jamur
Jamur dapat ditanam pada medium padat atau cair dalam tabung atau petri.
Pertumbuhan jamur pada umumnya lambat dibanding pertumbuhan bakteri, sehingga jika
dalam penanaman terdapat bakteri dan jamur maka bakteri akan menutupi permukaan media
sebelum jamur sempat tumbuh. Pada dasarnya jamur
2.2.5. Media
Media adalah kumpulan zat-zat anorganik maupun organik yang digunakan untuk
menumbuhkan bakteri dengan cara tertentu dalam pemeriksaan laboratorium mikrobiologi.
Penggunaan media ini sangat penting yaitu untuk isolasi, identifikasi maupun diferensiasi
(Anonim, 1987).

2.3 Penyakit Kulit


2.3.1 Definisi Penyakit Kulit
Penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur, kuman-
kuman, parasit, virus maupun infeksi. Penyakit jamur dapat hidup dan berkembang biak
ditempat pembuangan sampah dan pada petugas pengangkut sampah. Penyakit kulit dapat
menyerang keseluruh atau sebagian tubuh tertentu. Bahan-bahan yang mengandung nitrit
yang terdapat dalam sampah secara kontak langsung dapat menimbulkan alergi dan iritasi.
Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja terutama mereka yang berhubungan dengan
sampah. Kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah merupakan suatu hal yang

9
harus dihindari atau dicegah oleh pengangkut sampah agar tidak mengganggu aktifitas dan
produktifitas kerja.
2.3.2 Jenis-Jenis Penyakit Kulit
1. Eksim (ekzema)
Eksim ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, merasa gatal
terlebih pada malam hari, timbul gelembung kecil yang diisi air atau nanah, bengkak,
melepuh, berwarna merah, amat gatal dan merasa panas. Penyebabnya alergi terhadap
rangsangan zat kimia spesifik, atau kepekaan terhadap makanan spesifik layaknya udang,
ikan laut, alkohol, vetsin. Pencegahan: menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang bisa
manimbulkan alergi.
2. Kudis (skabies)
Gejala: timbul gatal hebat di malam hari, terlebih di sela-sela jari tangan, dibawah ketiak,
aerole (sekeliling puting payudara), dan permukaan depan pergelangan. Kudis gampang
menular keorang lain baik dengan langsung ataupun tidak langsung (handuk dan baju).
Pencegahan : kudis seringkali terjadi di tempat yang buruk, jadi memelihara kebersihan
tubuh adalah sesuatu yang harus bila ingin terhindar dari penyakit kulit.
3. Kurap
Penyebab penyakit kurap : jamur. Gejala : kulit jadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran,
bersisik, lembab, berair, dan merasa gatal. Setelah itu timbul bercak keputihan .
Pencegahan : menjaga kebersihan kulit terlebih di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.
4. Bisul (furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri stafilokokus aureus pada kulit lewat folikel
rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang sesudaah itu menyebabkan infeksi lokal.
Faktor yang menambah risiko terkena bisul diantaranya kebersihan yang buruk, luka yang
terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan pemakaian bahan
kimia.
5. Ketombe (seboroid)
Penyebab penyakit ini diduga erat kaitannya dengan kegiatan kelenjar sebasea dikulit.
Seboroid yang terjadi pada kulit kepala kerap di sebut juga dengan nama ketombe. Gejala :
merah, bersisik, berminyak, bau.
6. Lepra
Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah mycobacterium
leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit
dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali

10
susunan saraf pusat. Gejala: umumnya gejala awalnya kulit tampak mengkerut apalagi bila
penyakit tersebut telah akut kumannya perlahan-lahan akan mengonsumsi kulit dan
daging, bila sudah terkena penyakit kulit tipe ini segera berobat ke dokter.
7. Panu atau Panau
Panau atau panu adalah salah satu penyakit kulit yang dikarenakan oleh jamur, penyakit
panu ditandai dengan bercak yang ada pada kulit dibarengi rasa gatal pada waktu
berkeringat. Bercak-bercak ini dapat berwarna putih, coklat atau merah bergantung warna
kulit si penderita. Panau sangat banyak didapati pada remaja usia belasan. Walau demikian
panau juga dapat ditemukan pada penderita berusia tua. Cara pencegahan penyakit kulit
panau bisa dilakukan dengan melindungi kebersihan kulit, dan bisa diobati dengan obat-
obatan tradisional layaknya daun sirih yang digabung dengan kapur sirih dan dioles pada
kulit yang terserang panu.
8. Infeksi jamur kulit
Jamur dapat tumbuh dipermukaan kulit kita, dan mengakibatkan kerusakan tekstur kulit
hingga tampak buruk. Belum lagi, rasa gatal yang kerap menyerang menyertai infeksi
jamur tersebut. Bila tidak selekasnya diatasi, jamur kulit dengan cepat menyebar
kejaringan kulit yang lebih luas.

2.4 Kurap
2.4.1 Definisi Penyakit Kurap
Kurap atau yang juga disebut dengan kadas adalah penyakit kulit akibat infeksi jamur
yang menyerang permukaan teratas kulit. Kadas yang punya nama lain tinea corporis adalah
penyakit yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Biasanya ruam kurap membentuk pola
seperti cincin yang dikelilingi dengan pinggiran bersisik yang sedikit terangkat.
2.4.2 Gejala Dan Tanda Kurap
Tanda dan gejala kadas biasanya sedikit berbeda pada tiap area yang terinfeksi. Berikut ciri-
ciri kurapa sesuai dengan area yang terkena:
1. Kulit atau tubuh
● Ruam yang membentuk seperti cincin
● Kulit merah dan meradang di bagian luar cincin tetapi terlihat normal di bagian
tengahnya
● Ruam yang berkumpul
● Area cincin yang sedikit terangkat
● Rasa gatal pada ruam

11
● Bercak tumbuh perlahan, bertambah besar, dan menyebar ke area lain di tubuh
2. Kaki
● Rasa gatal, terbakar, dan menyengat di antara sela jari kaki
● Kulit kering dan bersisik di antara jari kaki dan menyebar ke telapak hingga samping
kaki
● Kulit mengelupas
● Lepuhan kulit yang pecah hingga berdarah
● Bercak merah tebal pada kulit yang bersisik
● Area yang terinfeksi berbau tidak sedap
3. Telapak tangan
● Kulit mengering dan menebal di telapak tangan
● Retakan yang cukup dalam di telapak tangan
● Bercak berbentuk cincin di bagian belakang tangan
● Biasanya muncul akibat sering menyentuh kaki yang telah terinfeksi kutu air.
4. Kulit kepala
● Terdapat area botak di kepala yang bersisik
● Kebotakan semakin meluas disertai dengan bercak tebal dan kerak di kulit kepala
● Munculnya titik-titik hitam di area kepala yang botak
● Luka terbuka yang mengeluarkan nanah
● Terdapat area kepala yang lunak, kenyal, dan meradang
● Pembengkakan kelenjar getah bening
● Rasa gatal yang tak tertahankan
5. Selangkangan
● Ruam merah disertai dengan pembengkakan yang gatal di lipatan area selangkangan
● Ruam menyebar ke pangkal paha hingga ke paha bagian dalam, pinggang, dan bokong
● Kulit yang terinfeksi cenderung bersisik dan memiliki batas luar yang sedikit terangkat
● Kulit mengelupas dan retak
● Kadang terasa sangat gatal dan sakit
● Biasanya gejala akan semakin memburuk saat berjalan, berlari, atau berolahraga.
6. Kuku
● Biasa menyerang satu kuku saja atau lebih dari itu
● Dimulai dengan penebalan jaringan di bawah kuku
● Kuku menghitam dan menebal
● Kuku yang menebal biasanya mulai telihat seperti terangkat dari kulit di bawahnya

12
● Kuku hancur
● Kuku terkadang lepas dari kulit
● Dibandingkan dengan kuku di jari tangan, infeksi ini lebih sering menyerang kuku di
jari-jari kaki. Selain itu, kondisi ini juga biasanya sering berkembang pada orang yang
sudah lama terinfeksi kutu air.
7. Jenggot
● Kemerahan, bengkak, dan benjolan berisi nanah pada area sekitar jenggot
● Kelenjar getah bening membengkak
● Rambut jenggot perlahan rontok
● Kulit yang kering dan terlihat seperti terbuka
● Ada bagian kulit yang menonjol, lembut, dan mengeluarkan cairan
● Mengalami kelelahan lebih dari biasanya
2.4.3 Penyebab Kurap
Penyebab kurap adalah jamur yang hidup di lapisan terluar kulit. Trichophyton,
microsporum, dan epidermophyton adalah tiga jenis jamur berbeda yang dapat menyebabkan
infeksi ini. Jamur ini juga bisa hidup dalam waktu yang lama sebagai spora di tanah.
Kurap dapat menyebar dengan cara:
1. Dari manusia ke manusia, saat bersentuhan langsung dengan orang yang terinfeksi
2. Dari hewan ke manusia, saat menyentuh atau mengelus hewan yang terinfeksi
3. Dari benda ke manusia, saat menyentuh permukaan benda yang disentuh oleh hewan atau
orang yang terinfeksi
4. Dari tanah ke manusia, saat kulit menempel pada tanah yang terinfeksi baik dari hewan
atau manusia
2.4.4 Diagnosis Kurap

Untuk memastikan seseorang benar-benar terkena penyakit kurap, dokter akan


melakukan beberapa pemeriksaan kulit seperti:

13
1) Pemeriksaan wood’s lamp
Dokter akan melakukan pemeriksaan kulit menyeluruh secara visual untuk menentukan
daerah kulit mana saja yang terkena. Pada daerah kulit yang dicurigai terkena infeksi
jamur, akan dilakukan pemeriksaan dengan Wood’s lamp.
Pemeriksaan Wood’s lamp dilakukan pada ruangan yang gelap dan daerah yang dicurigai
terkena infeksi jamur akan disinari dengan Wood’s lamp. Adanya spesies jamur pada
daerah tersebut akan menimbulkan warna floresensi kuning kehijauan saat disinari
dengan Wood’s lamp.

2) Pemeriksaan KOH

Untuk mengonfirmasi diagnosis infeksi jamur, dokter akan melakukan pemeriksaan


KOH, yaitu daerah kulit yang dicurigai terinfeksi jamur akan dikikis dan hasil kulit yang
terkikis ini akan ditetesi cairan KOH, yang selanjutnya dilihat di bawah mikroskop.

3) Kultur jamur

Kultur biasanya dilakukan pada Tinea ungium atau jamur yang mengenai kuku untuk
mengonfirmasi diagnosis. Fungsi dilakukannya kultur adalah untuk mengetahui jenis
spesies jamur spesifik yang menyebabkan infeksi jamur sehingga pengobatan dapat lebih
spesifik

2.4.5 Pengobatan Kurap


Kurap wajib diobati dengan segera. Tanpa perawatan, ruam bisa tumbuh dan menyebar
ke area kulit lainnya. Perawatan yang tepat membantu mencegah penyebaran dan
menghentikan rasa gatal yang mengganggu. Selain itu, mengobati kurap juga menjadi salah
satu cara mencegah penyakit ini menular ke orang lain. Biasanya perawatan tergantung pada

14
lokasinya di tubuh dan seberapa parah infeksi yang ditimbulkan. Namun secara umum, obat-
obatan nonresep yang bisa digunakan yaitu: clotrimazole, miconazole, terbinafine,
ketoconazole.
Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai perawatan untuk kurap berdasar lokasi tubuh
yang terinfeksi:

1) Kulit

Salep atau krim antijamur biasanya sudah bisa membasmi kurap pada kulit. Sebagian
besar obat-obatannya perlu dioleskan dua kali sehari selama 2 hingga 4 minggu. Namun,
jika penyakit kulit ini sudah menginfeksi area kulit lain di tubuh yang lebih luas, obat
oles saja tidak cukup. Dokter biasanya meresepkan obat antijamur minum.

2) Kaki

Krim atau semprotan antijamur tanpa resep bisa membantu menghilangkan jamur di
kaki. Untuk kasus yang ringan, infeksi akan hilang dalam waktu 2 minggu. Namun,
untuk kondisi yang lebih parah atau tidak hilang dalam 2 minggu setelah diobati, dokter
akan meresepkan obat yang lebih kuat.

3) Telapak tangan

Kurap di telapak tangan biasanya cenderung ringan. Oleh sebab itu, kondisi ini bisa
diobati dengan krim antijamur. Namun, tak menutup kemungkinan Anda butuh obat
antijamur yang lebih kuat seperti terbinafine atau itraconazole.

4) Kulit kepala

15
Kadas di kulit kepala biasanya perlu diobati dengan obat yang diresepkan dokter.
Pasalnya krim, lotion, atau bubuk antijamur tidak bekerja efektif di kulit kepala. Obat
yang diberikan umumnya perlu diminum selama 1 hingga 3 bulan. Obat antijamur yang
digunakan untuk mengobati kurap pada kulit kepala meliputi: Griseofulvin, Terbinafine,
Itraconazole , Fluconazole.

2.4.6 Pencegahan Kurap


Sulit untuk mencegah Kurap. Jamur yang menyebabkan kurap adalah umum dan
menular bahkan sebelum gejala muncul. Namun, Anda dapat membantu mengurangi risiko
penyakit kurap dengan mengambil langkah-langkah ini:
1) Didiklah diri Anda dan orang lain. Sadar akan risiko terinfeksi kurap dari orang atau
binatang peliharaan. Beritahu anak-anak Anda tentang kurap, apa yang harus
diperhatikan dan bagaimana untuk menghindari infeksi.
2) Tetaplah bersih. Cuci tangan Anda sesering mungkin untuk menghindari penyebaran
infeksi. Menjaga daerah umum atau berbagi tetap bersih, khususnya di sekolah-sekolah,
pusat penitipan anak, pusat kebugaran dan kamar ganti.
3) Tetap sejuk dan kering. Jangan memakai pakaian tebal untuk jangka waktu yang lama
dalam keadaan hangat dan lembab. Hindari keringat berlebihan.
4) Hindari hewan yang terinfeksi. Infeksi sering terlihat seperti sepotong kulit di mana bulu
yang hilang. Dalam beberapa kasus, meskipun, Anda mungkin tidak akan melihat adanya
tanda-tanda penyakit. Tanyakan kepada dokter hewan untuk memeriksa hewan
peliharaan dan hewan peliharaan untuk kurap.
5) Jangan berbagi barang pribadi. Jangan biarkan orang lain menggunakan pakaian, handuk,
sisir atau barang pribadi lainnya. Menahan diri dari meminjam barang-barang dari orang
lain juga.

16
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1) Penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur, kuman-
kuman, parasit, virus maupun infeksi.
2) Jenis – jenis penyakit kulit diantaranya eksim (ekzema), kudis (skabies), kurap,
ketombe (seboroid) , bisul (furunkel), lepra, dan panu.
3) Penyebab kurap adalah jamur yang hidup di lapisan terluar kulit, yaitu trichophyton,
microsporum, dan epidermophyton.
4) Tanda dan gajala pada penyakit ruam kulit diantaranya timbul ruam di bagian tubuh
seperti kulit atau tubuh, ruam yang terbentuk seperti cincin, kaki terasa gatal, terbakar,
dan menyengat di antara sela jari kaki, kulit mengering dan menebal di telapak
tangan, terdapat area botak di kepala yang bersisik.
5) Pencegahan penyakit kurap dapat dilakukan dengan pengetahuan dini tentang
penyakit kurap, kebersihan tubuh dan lingkungan, menghindari hewan yang terinfeksi
penyakit kurap, tidak memakai bergantian barang orang lain.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Achmadi, U. F., 2013. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali


Pers.
2. Adiguna, MS., 2004. Epidemiologi Dermatomikosis di Indonesia. Dalam :
Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta; Balai Penerbit FKUI
3. Agusni, I., Kasansengari, US., 1992. Gambaran Klinis Penyakit-Penyakit Jamur
Superfisialis pada Kulit. Dalam : Kumpulan Naskah Dermato-Mikologi. Surabaya : FK
UNAIR.
4. Budimulja, U., 2005. Mikosis. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta :
FKUI.
5. Cholis, M., 2004. Imunologi Dermatomikosis Superfisialis. Dalam : Dermatofitosis
Superfisialis. Jakarta ; Balai Penerbit FKUI.
6. Djuanda, Adhi., 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,. Ed.4. Jakarta ; FKUI.
7. Kumala, W., 2006. Mikologi Dasar Kedokteran. Jakarta: Universitas Trisakti.
8. Sukmasari, R. N., 2015. Cara Tepat Mencuci Pakaian Bekas agar Tak Tertular Penyakit
Infeksi.http://m.detik.com/health/read/2015/02/04/161713/2823601/763/cara-tepat-
mencuci-pakaian-bekas-agar-tak-tertular-penyakit-infeksi.

18

Anda mungkin juga menyukai