Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan semua
rahmat dan karunia kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Penyakit Kulit   sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Makalah ini berisi tentang pengertian, macam-macam penyakit kulit, etiologi,
patofisiologi, tanda dan gejala, pencegahan serta pengobatan penyakit kulit.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi
pembaca. Akan tetapi, sebagai manusia kami menyadari makalah  ini belum
sempurna. Kami  berharap pembaca memberikan kritik ataupun saran untuk memperbaiki
makalah berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Penyakit kulit pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan yang rendah
cenderung meningkat dan endemis. Tingkat kejadian tinggi biasanya terjadi pada daerah yang
sedang mengalami musim kemarau yang panjang sehingga sulit untuk mendapat pasokan air
bersih. Selain itu juga lingkungan yang kotor dan memiliki sumber air bersih yang sangat
minim contohnya seperti pada daerah pemukiman kumuh dapat memicu tingginya tingkatan
penyakit kulit.
Sumber penularan penyakit kulit adalah berupa sentuhan langsung dengan penderita melalui
perantara seperti melalui pakaian, selimut, sabun mandi yang dipakai oleh penderita.
Penyakit kulit adalah penyakit yang menyerang kulit permukaan tubuh yang disebabkan oleh
berbagai macam penyebab. Penyakit kulit juga mempunyai karakteristik gatal-gatal pada saat
pagi, siang, sore atau sepanjang hari, timbul pula bintik-bintik, bentol-bentol, ataupun timbul
bula-bula yang berisi cairan bening atau nanah pada kulit permukaan tubuh.
Penyakit kulit secara umum disebabkan oleh kebersihan yang kurang dijaga, bakteri, virus,
reaksi alergi dan daya tahan tubuh rendah. Jika penyebab hanya berupa masalah kebersihan
yang kurang dijaga maka masih bisa dilakukan pencegahan dengan merubah gaya hidup
menjadi gaya hidup yang lebih bersih dan sehat.
Penyakit kulit masih menjadi masalah di Indonesia dikarenakan perubahan cuaca yang tidak
menentu dan gaya hidup bersih penduduk yang masih belum terjaga dengan baik
menyebabkan penerita penyakit kulit di Indonesia meningkat setiap tahunnya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Definisi
Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang kulit permukaan tubuh, dan
disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyakit kulit umumnya adalah penyakit infeksi
yang terjadi pada orang-orang segala umur. Sebagian pengobatan penyakit kulit memerlukan
waktu yang lama.
 STRUKTUR KULIT

Struktur Kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan
sub kutis, berikut penjelasannya :

1. EpidermisEpidermis merupakan lapisan terluar kulit. Epidermis terdiri dari epitel gepeng
(squamosa) berlapis dengan beberapa lapisan yang terlihat jelas tampak yaitu selapis lapisan
tanduk dan selapis lagi zona germinalis dengan sel utama disebut keratinosit. Keratinosit
menghasilkan keratin dan sitokin sebagai respon terhadap luka. Lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah maupun pembuluh limfe.

a. Lapisan Basal (Stratum Basale)Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling dalam
dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit yang merupakan sel
dendritik yang membentuk melanin. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar
matahari

b. Lapisan Malpighi (Stratum spinosum)Lapisan Malpighi atau disebut juga prickle cell
layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal. Terdiri dari
beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal yang besarnya berbeda-beda akibat adanya
mitosis serta sel ini makin dekay ke permukaan, makin gepeng bentuknya. Pada lapisan ini
banyak mengandung glikogen.

c. Lapisan Granular (Stratum granulosum)


Lapisan ini terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul) keratohialin yang
basofilik, lapisan ini tampak jelas di telapak tangan dan kaki. Keratinosit pada lapisan
granular mengandung butiran intraseluler keratohyalin. Sitoplasma juga mengandung
granular lamellar (Odland Bodies). Sel-sel melepas komponen lipid mereka ke dalam ruang
interseluler yang memainkan peran penting dalam fungsi pelindung dan kohesi interseluler
dalam stratum korneum.

d. Lapisan Lusidum (Stratum lusidum)


Lapisan lusidum terletak tepat di bawah lapisan korneum. Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa
inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

2. Dermis
Lapisan ini tepat berada di bawah epidermis. Lapisan dermis jauh lebih tebal dari lapisan
epidermis. Terdiri dari lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting
pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris yaitu ujung peraba, terletak di dalam
dermis.  
Dermis tersusun dari jaringan ikat yang mengandung sel, substansi dasar dan serat. Substansi
dasar terdiri dari polisakarida dan protein yang berinteraksi untuk menghasilkan
makromolekul proteoglikan dan elastin. Sifat-sifat kolagen mengubah baik secara kualitatif
dan kuantitatif terhadap penuaan. Serat elastin juga hadir dalam dermis dan memberikan
tingkat elastisitas pada kulit.
Secara garis besar dibagi dua bagian yaitu :
 Stratum papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.

 Stratum retikulare, yaitu bagian dibawah pars papilare yang menonjol kea rah
subkutan. Bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin
dan retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea.

3. Subkutis
Lapisan ini merupakan lanjutan dari lapisan dermis, diamana tidak memiliki garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti yang terdesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah
dan limfe, kantung rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat.
Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma atau benturan-
benturan fisik dan tempat penumpukan energi. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat
jika makan berlebihan.jika tubuh memerlukan energy ekstra maka lapisan ini memberikan
energy dengan cara memecah simpanan lemaknya.

a. Rambut
Rambut tumbuh dari folikel rambut yang merupakan lekukan jeluk di dalam epidermis.
Folikel rambut dibatasi oleh sel epidermis dan diatas dasarnya terdapat papil tempat awal
rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat, setiap rambut yang rontok maka akan tumbuh rambut
lain di papil yang sama. Akar rambut berada di dalam folikel. Pada ujung paling dalam,
rambut sedikit lebih tebal dan ujungnya bulat. Bagian pangkal yang bulat ini menjepit sebuah
papil pembuluh darah dan pertumbuhan rambut berasal dari sel lunak yang terdapat di daerah
ini. Bagian yang keluar dari permukaan ialah batang rambut. Warna rambut dipengaruhi oleh
jumlah pigmen di dalam epidermis. Berhubungan dengan folikel rambut terdapat otot polos
kecil yaitu erector pilorium atau “penegak rambut”, terdapat juga kelenjar sebaseus yang
mengeluarkan secret yang disebut sebum. Sebum ini memelihara kulit agar empuk dan halus
sertarambutmengkilat. 
pigmen dan terdapat pada bayi. Dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan
banyak pigmen, mempunyai medulla dan terdapat pada orang dewasa. Pada org dewasa
selain rambut dikepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut pubis, kumis dan
janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen. Rambut halus di dahi dan
badan lain disebut rambut velus.

b. Kelenjar Sebasea (Minyak)


Kelenjar ini merupakan kelenjar kantong dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara
di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak terdapat diatas kepala dan muka, sekitar
hidung mulut dan telinga, tetapi sama sekali tidak ada dalam kulit telapak tangan dan telapak
kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan dalam sel ini berakibat sekresi
berlemak yang disebut sebum.

c. Kelenjar Sudorivera (Keringat)


Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh. Berbagai jumlah air
dapat dilepaskan kira-kira setengah lier per hari pada iklim sedang, kurang pada iklim dingin
dan lebih pada iklim panas.
 FUNGSI KULIT
Sebagai Pelindung tubuh dari berbagai ancaman
Dengan adanya kulit yang menjadi bagian terluar tubuh, maka tubuh kita dapat terlindung
dari berbagai macam ancaman seperti mikroorganisme yang berbahaya, sinar matahari,
mengurangi kerusakan akibat terbentur, serta melindungi kontak langsung dengan zat
kimia.
Sebagai Indra Peraba
Pada kulit terdapat banyak ujung – ujung persarafan tubuh, oleh karena itu ketika
mendapat rangsangan, kita dapat merasakaanya melalui tubuh. Contohnya seperti
rangsangan sentuhan, panas, dingin, nyeri, dll.

Sebagai Alat Eksresi


Kulit merupakan tempat keluarnya keringat, keringat ini merupakan sisa metabolisme
yang terdiri atas berbagai unsur yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Kulit
mengeluarkan sekitar 1 liter keringat dalam sehari, keringat tersebut dikeluarkan dari pori
– pori (rongga kecil pada permukaan kulit).

Sebagai Pengatur Suhu Tubuh


Kulit akan terus menjaga agar suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan, artinya
tetap diusahakan suhu tubuh tidak berubah meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan.
Proses ini dilakukan dengan menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukkan panas
tubuh oleh kulit. Normalnya suhu tubuh manusia 36,6 – 37,2 derajat celcius, dan suhu
kulit lebih rendah sedikit dari suhu tubuh.

Sebagai Penyimpan Lemak


Bagian bawah lapisan dermis kulit berperan sebagai tempat penyimpanan lemak. Lemak
disimpan dalam bentuk tetes-tetes lemak, dan lemak itu akan digunakan apabila
diperlukan, contohnya ketika dibutuhkan energi lebih, lemak akan dijadikan energi
karena juga berfungsi sebagai cadangan energi.
Sebagai Tempat Pembuatan Vitamin D
Pada Kulit terdapat provitamin D yang berasal dari makanan, dengan bantuan sinar
ultraviolet dari matahari, vitamin D tersebut akan diubah menjadi vitamin 

 PERUBAHAN KULIT MENURUT USIA


Sebelum usia 20 tahun
Sebelum usia 20 tahun, mulai terjadi transisi antara kulit anak-anak dan dewasa. Hormon
pubertas mulai muncul, ditandai dengan produksi sebum yang meningkat. Jerawat merupakan
problem kulit yang paling utama karena produksi sebum yang meningkat dan
ketidakseimbangan hormonal. Elastisitas kulit masih cukup baik. Pergantian sel-sel kulit baru
terjadi setiap 21-28 hari sekali. Untuk mencegah timbulnya jerawat agar tidak semakin parah,
lakukan perawatan kulit secara teratur dengan produk khusus untuk kulit berminyak dan
cenderung berjerawat. Pilihlah perawatan kosmetik yang non komedo genik. 

20 tahun keatas
Hormon estrogen meningkat dan puncaknya terjadi pada usia 20-an, menyebabkan kolagen
berada pada jumlah yang optimal. Kulit terlihat paling baik di usia ini, kencang, warna kulit
merata, bercahaya dan bersinar. Perubahan kadar hormon pada masa menjelang menstruasi
dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Hormon estrogen menyamarkan efek testosteron
dalam memproduksi sebum. Namun ketika hormon estrogen turun menjelang menstruasi,
hormon testosteron yang dominan menyebabkan kulit lebih rentan untuk timbul jerawat.
Perawatan kulit padausia ini sangat kritikal, karena ikut menentukan kerusakan kulit yang
dapat terjadi pada usia 30-an dan 40-an tahun. Penggunaan sunscreen sepanjang hari sangat
penting untuk mencegah hal ini. Di akhir usia 20 tahun, produksi hormone menurun, ditandai
dengan menurunnya produksi sebum, kolagen berkurang sehingga tanda awal penuaan
berupa kerutan halus mulai terlihat. Perawatan rutin menggunakan pelembab dengan
antioksidan sangat penting untuk mencegah kerutan halus menjadi keriput. Makanan tinggi
antioksidan diperlukan juga untuk menjaga kesehatan kulit.

30 tahun keatas
Pada usia ini, kadar hormon estrogen mulai menurun, menyebabkan menurunnya kadar
kolagen dan elastin. Pergantian sel-sel kulit juga mulai melambat. Kulit mulai terlihat kering,
menipis, garis ekspresi wajah di dahi dan sekitar mata mulainya terlihat, warna kulit mulai
tidak merata, pembuluh darah mulai terlihat di wajah dan flek hitam mulai muncul. Pada usia
ini, kebiasaan dan gaya hidup yang lampau mulai terlihat pada wajah. Flek berupa bercak
kecoklatan dapat muncul di dahi, pipi dan dagu. Flek umumnya muncul karena pancaran
sinar matahari, namun dapat terjadi pula pada wanita hamil atau yang menggunakan KB
karena perubahan hormonal. Mendekati usia 40 tahun, tanda-tanda penuaan tampak lebih
jelas, elastisitas kulit mulai berkurang, kulit terlihat mulai turun dan tidak kencang.
Perawatan anti-aging sebaiknya dimulai pada masa ini, terutama perawatan pada malam hari
dimana perbaikan kulit terjadi. Perawatan untuk meningkatkan produksi kolagen sangat
diperlukan, untuk mencegah kerutan yang lebih dalam dan keriput. Perawatan yang tepat
pada usia ini, akan membuat kulit tetap sehat dan awet muda di atas usia 40 tahun. Kebiasaan
dan gaya hidup yang baik harus tetap dipertahankan. Perhatikan makanan yang dikonsumsi
setiap hari, minum air putih yang cukup, perbanyak sayur dan buah yang kaya akan
antioksidan, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup dan hindari stress.

40 tahun keatas
Pada usia ini, kulit terlihat lebih kering lagi, kelembaban dan elastisitas kulit semakin
berkurang sehingga garis kerutan dan keriput lebih jelas terlihat. Pembuluh darah tipis di
wajah, flek kecoklatan semakin jelas terlihat. Wajah terlihat kusam, karena sel-sel kulit mati
menumpuk dan pergantian kulit melambat. Wajah mulai kehilangan jaringan lemak bawah
kulit, terutama di area tengah wajah dan bagian depan telinga. Diikuti dengan hilang nya
jaringan lemak di sekitar mulut dan dagu. Elastisitas kulit juga jauh berkurang, menyebabkan
kulit menurun. Gaya hidup yang baik seperti mencegah dehidrasi, diet seimbang yang rendah
gula, olahraga teratur, tidur yang cukup dapat memperbaiki kondisi kulit. Perawatan yang
tepat sangat diperlukan. Serum dan pelembab di perlukan untuk mencegah kekeringan pada
kulit. Perawatan tambahan untuk mengangkat sel-sel kulit mati juga diperlukan.

Di atas 50 tahun
Masa ini merupakan suatu masa dimana wanitamengalami menopause. Estrogen mulai
menurun tajam hingga berhenti produksi. Sepertiga kolagen akan hilang dalam 5 tahun
pertama masa menopause. Kulit menjadi lebih rapuh, lebih rentan terhadap kerusakan akibat
sinar matahari, dan polusi udara. Kulit menjadi tipis, kering, dan tidak kencang lagi. Kerutan
tambah dalam dan jelas terlihat, sagging skin di sekitar rahang mulai tampak jelas, flek dan
pembuluh darah tipis tampak lebih jelas lagi. Benjolan di kulit dan lemak berlebih (skin tag)
mulai banyak bermunculan. Perawatan yang paling penting adalah pelembab (moisturizer)
untuk menjaga kelembaban dan hidrasi kulit. Gunakan perawatan yang memiliki kadar
minyak yang cukup agar kulit tidak mudah kering. Perawatan yang mengandung kolagen
dalam kadar tinggi juga diperlukan untuk menjaga elastisitas kulit. Perawatan khusus
diperlukan untuk mengatasi problem kulit yang ada seperti laser untuk menghilangkan flek,
filler untuk mengatasi kulit
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari
berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit
terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan
mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang
beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan
karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan
yang terlihat melalui epitel.Adapun struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :  kulit ari
(epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,  kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan 
jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkatis) 

B.Saran
Kulit merupakan bagian yang sangat penting untuk melindungi bagian organ dalamnya
sehingga diperlukan perhatian yang cukup untuk menjaga kulit dengan melakukan perawatan
serta mempertahankan kesehatannya.

 
DAFTAR PUSTAKA

Davenport, Joan. Patient Assessment:Integumentary System Chapter 51.


      http://connectiondev.lww.com/Products/morton/documents/pdfs/morton_ch51.pdf

      Physical Assessment - Chapter 2 Integumentary System.

       http://nursinglink.monster.com/training/articles/297-physical-assessment---chapter-2-

integumentary-system
     http://smartanddelicious.blogspot.com/2010/11/pemeriksaan-fisik-sistem-integumen.html
Tugas individu

SISTEM INTEGUMEN

DI SUSUN OLEH :

IWAN PRAITNO

P201501050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2018
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................. 
Kata Pengantar..............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
.Latar Belakang ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
definisi ..........................................................................................................
struktur kulit .................................................................................................
funsi kulit......................................................................................................
perubahan kulit sesuai dengan usia……………………………………………
BAB III PENUTUP......................................................................................
Kesimpulan .................................................................................................
Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................

Anda mungkin juga menyukai